Ada dua posisi yang Rico sarankan pada Roy untuk diberikan pada Dee. Sekertaris dan sebagai ekslusif manager. Kedua posisi tersebut tak pernah ada selama ini, selain Rico sebagai ceo ada Roy yang menjabat sebagai asisten pribadi Rico sebagai pimpinan tertinggi disana.
Rico tak pernah suka dengan adanya sekertaris apalagi perempuan untuk itu posisi tersebut tak pernah ada. Namun lagi dan lagi Rico membuat kebijakan yang keluar dari jalur yang telah dirinya buat sendiri.
"Kak, bagaimana jika aku tak mampu menguasai ini sesuai dengan batas waktu yang telah diberikan? apa aku akan langsung dipecat?"
Dee sadar, meski dirinya yakin akan mampu melakukan tugasnya akan tetapi dirinya harus tetap melakukan antisipasi mengingat dirinya tak memiliki penguat apapun. Hanya keberuntungan yang kini melekat dalam dirinya.
"Aku rasa kau akan mampu melalui nya." Roy berujar pelan. "Seharusnya kau optimistis sekarang dan mulai mempercayai kemampuan yang ada pada dirimu sendiri. Yakinlah jika kau memang memiliki potensi untuk menjadi orang yang maju, jadi bekerja keras lah untuk meraih semua itu."
"Ehm kalau boleh tahu sekertaris yang lama kemana?"
"Tidak ada."
Ha
"Posisi itu tak pernah ada karena dia tak pernah menyukai adanya posisi yang kebanyakan diisi oleh para perempuan. Dan dia adalah salah satu dari spesies langkah yang tak begitu menyukai adanya perempuan dekat dengannya. Kau adalah yang pertama mengisi posisi itu." Jelas Roy tanpa ingin menutupi apapun
"Tidak suka perempuan?"
"Sudahlah, fokus pada pekerjaan yang harus kau lakukan. Aku akan mengajarimu jadi jika ada sesuatu yang tak kau mengerti carilah aku. Atau kau boleh bertanya padanya."
"Tapi kak Roy bilang tadi dia anti sama perempuan, masa iya aku bertanya padanya?"
"Sepertinya kamu adalah suatu pengecualian." Roy tersenyum kecil.
Entahlah, dirinya juga merasa aneh dengan sikap sahabatnya beberapa waktu terakhir. Banyak hal yang Rico lakukan padahal hal itu adalah salah satu yang sering dihindarinya. Contohnya membiarkan seorang wanita berkeliaran dalam ruangannya sampai menyentuh pantry nya.
*************
Tepat jam 10 siang semua karyawan diminta untuk berkumpul di hall. Hanya menyisahkan beberapa orang di posisi penting yang memang tak boleh dibiarkan kosong agar pelayanan para para tamu tetap berjalan lancar.
Hall yang semula sedikit riuh karena para karyawan sibuk menduga duga kenapa mereka diminta berkumpul pagi menjelang siang itu langsung senyap. Mereka menutup mulutnya rapat rapat saat Roy telah menampakkan diri disana.
"Selamat pagi menjelang siang semua, terimakasih karena sudah berkenan untuk berkumpul disini. Saya mewakili pak Rico untuk menyampaikan satu pengumuman. Mulai besok akan ada pegawai baru yang akan menempati posisi sekertaris. Mungkin kalian bertanya-tanya karena posisi tersebut selama ini tak pernah ada. Karena ini merupakan kebijakan terbaru dan saya harap kalian semua bisa saling bekerja sama untuk itu." Roy menatap mereka dan mengembangkan senyum manisnya.
"Ada yang mau ditanyakan?"
"Baiklah kalau memang tidak ada saya akhiri ini dan silakan kembali ke tempat tugasnya masing-masing. Terimakasih." Roy mengangguk dan sedikit membungkukkan badannya sebelum meninggalkan Hall.
"Wah sekertaris? siapa ya kira kira?"
"Cewek atau cowok ya?"
Roy hanya tersenyum kecil mendengar kasak-kusuk dari para karyawan. Dia memilih untuk acuh dan kembali melangkah masuk ke dalam ruangan Rico dimana Dee masih berada disana.
**********
Mang Diman mengemudikan mobilnya perlahan meninggalkan panti asuhan dimana mama Yenni tadi pagi singgah. Mobil itu melaju pelan menuju kediaman Sanjaya dimana Rayyan dan sang istri sedang berada disana.
Sama seperti pasangan Radit dan Rena, Rayyan dan Jennie juga memilih untuk tinggal bergiliran antara kediaman sang ayah dan juga daddy nya. Belum lagi ketika berada di ibukota maka pasangan tersebut juga harus bergantian tinggal antara kediaman Daguan juga kediaman Arlan. Meski begitu semua menikmati semua perannya.
"Mang Diman, nanti kita mampir ke toko buah dulu ya, yang ada di persimpangan sebelum lampu merah terakhir itu Mang."
"Baik nyah."
Ada rasa bahagia tergambar diwajah wanita dengan hati mulia itu. Bagaimanapun Rayyan telah diangap sebagai putranya sendiri. Mantan asisten putra pertamanya itu telah banyak membantu keluarganya.
Masih tak menyangka jika pemuda pendiam dan memiliki tanggung jawab besar merupakan seorang tuan muda dan merupakan putra tinggal dari seorang pembisnis dan layar belakang yang begitu kuat.
"Rayyan dan Radit memiliki kehidupan yang sulit tapi siapa yang menduga jika mereka memiliki keluarga dengan nama besar. Masih teringat saat mereka tertawa dan bercanda bersama diruang tengah ya Mang. Saat itu mereka masih terlihat sangat polos."
"Takdir seseorang tak ada yang tahu nyonya."
"Benar Mang. Heeeh setidaknya mereka telah bahagia saat ini. Saya harap Rico juga segera menyusul kebahagiaan mereka, hanya tinggal dia yang saya khawatir kan Mang. Sampai saat ini anak itu selalu menghindar jika saya ajak bicara soal pernikahan. Saya sangat mengkhawatirkan nya, apalagi saat mendengar desas-desus yang mengatakan anak saya nggak normal, sakit sekali rasanya Mang." Mama Yenni terisak.
"Sabar nyah, mungkin Den Rico masih belum bertemu dengan jodohnya. Kita berdoa saja semoga Den Rico segera menemukan seseorang yang bisa mengerti dan menyayangi juga bisa membahagiakan nya, Aamiin." Lelaki paru baya yang merupakan sopir pribadi mama Yenni tersebut mengucap doa sambil terus fokus dalam kendali setirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Aamiin semoga segera dipertemukan dengan jodohnya
2024-05-12
0