Bab 15

Rico memarkirkan mobilnya di tempat khusus yang memang tersedia disana. Pemuda tampan dengan kemeja yang dipadukan dengan jas navi serta kacamata hitam yang membingkai mata nya itu nampak turun dan menganggukkan sedikit kepalanya pada security yang berada tak jauh darinya sebagai sapaan.

Meski tak pernah menunjukkan sikap aslinya yang jahil dan juga selalu tak bisa diam. Rico tetap menunjukkan sikap ramahnya meski hanya lewat anggukan kepala saja.

Ckckck

Decakan keras meluncur dari bibir tipisnya manakala melihat sosok Bella yang sudah duduk manis di bangku tunggu dalam lobi. Gadis itu seolah memiliki banyak topeng yang membuatnya tak mengenal kata malu meski sudah berkali-kali diabaikan bahkan ditolak secara terang-terangan.

Terlanjur basah pada akhirnya Rico tetap melangkahkan kakinya masuk. Bella yang melihat kedatangan Rico segera berdiri dan menampilkan senyum segera matahari di hadapan pemuda yang menatap lurus ke depan tanpa sedikitpun melirik kearahnya. Meski begitu tak membuat Bella menyurutkan langkahnya untuk menarik simpati pemilik Cottages dan juga beberapa restoran serta butik itu.

Siapa yang tak tergiur untuk masuk ke dalam keluarga Aditama yang terkenal kaya raya dengan berbagai bisnis yang digeluti oleh ketiga anaknya secara turun temurun. Berhasil menjalin hubungan apalagi sampai ke jenjang yang serius adalah satu keberuntungan yang langkah apalagi diantara ketiga anak Aditama hanya Rico lah yang masih melajang hingga saat ini.

Wajah tampan, kaya raya dengan segudang bisnis juga properti membuat banyak gadis berlomba untuk menarik perhatian tuan muda itu. Walau hingga saat ini tak ada satupun yang mampu membuatnya tertarik. Jangankan memberi kesempatan menjalin hubungan, bahkan berdekatan pun jika seandainya Rico sudah merasa tak nyaman maka pemuda itu akan segera menjauh.

"Hai Ric.." Sapaan Bella mengambang diudara manakala orang yang disapanya memutar langkah menuju kursi tunggu. Mengabaikan Bella yang bahkan berjalan menghampiri nya.

"Kenapa disini?" Suara seksi Rico terdengar membuat Deviana yang memang sedang menunggu kedatangan Roy menoleh seketika.

"Sedang menunggu kak Roy." Cicitnya pelan seraya melempar senyum.

"Dia datang agak siang, ada urusan yang masih harus dikerjakannya. Kau ikut aku saja!!"

Dee mengernyapkan kedua matanya namun sejurus kemudian gadis itu mengangguk dan beranjak dari duduknya. Rico menghela nafas dalam memindai penampilan Dee.

"Ayo." Rico melangkahkan kakinya diikuti oleh Dee yang mengekor dibelakangnya.

Melihat hal itu membuat Bella tak tinggal diam. Gadis cantik dengan baju seksi berwarna merah itu berjalan cepat dan menghadang kedua orang itu.

"Apa apaan ini? Ric aku bahkan sudah menunggumu sejak satu jam yang lalu, tapi kau malah mengacuhkanku. Sedangkan dia siapa??" Tunjuknya pada Dee dengan tatapan sinisnya.

"Siapa yang menyuruhmu untuk menungguku? aku bahkan merasa tak mempunyai janji denganmu hari ini."

"Meski begitu kau tak harus mengabaikanku, Ric. Bagaimanapun aku sudah berusaha datang dan menemuimu jadi tak ada salahnya bukan jika kau menghargai usahaku bukan malah mengabaikanku dan malah mengajak wanita jelek ini." Sungutnya sambil kembali melempar tatapan mengintimidasi ke arah Dee yang hanya melihatnya sekilas tanpa ingin menanggapi membuat Bella semakin tersulut emosi.

"Itu urusanmu dan bukan urusanku. Tolong jangan membuat keributan, sebaiknya kau kembali karena aku cukup sibuk hari ini." Rico masih berucap pelan.

"Kau mengacuhkanku tapi malah mengutamakan wanita jelek ini?" Berang Bella.

Ckck

Rico kembali berdecak, dia sudah muak dengan prilaku wanita dihadapannya itu. Berulang kali Bella berulah dan membuat dirinya kesal namun sejauh ini Rico tak pernah menimpalinya berharap Bella bisa sadar dan mengerti akan batasannya. Akan tetapi ternyata sikap dan penolakan yang Rico lakukan tak pernah berpengaruh padanya dan malah membuatnya semakin menjadi.

"Cukup!! kau sudah melewati batasanmu." Ucapnya penuh penekanan, bahkan sorot mata Rico semakin menajam di balik lensa kacamata hitamnya yang seolah tak mampu menutupi kilatan amarah yang terpancar dari sana.

"Kau pikir dirimu siapa hingga berani beraninya mengurusi apa yang kulakukan dan tidak kulakukan. Aku membiarkanmu selama ini karena menghormati kerjasama dengan ayahmu. Tapi bukan berarti kau bisa bertindak seenakmu disini. Kau bahkan paham dan tahu jika tak ada hak sedikitpun bagimu untuk ikut campur dengan segala urusanku baik tentang pekerjaan maupun urusan pribadi. Jangan pernah menempatkan dirimu di tempat yang bukan tempatmu." Rico mengucapkan kata demi kata dengan tenang namun penuh penekanan hingga membuat orang-orang yang tak sengaja mendengarnya menjadi merinding.

"Heih, hantu ganteng ini ternyata kalau marah memang menyeramkan. Kasihan juga sih cewek itu, tapi salahnya juga main nyinyir nggak liat tempat. Apalagi ini di lobi, haduh mana banyak orang yang liat lagi. Aku aja malu apalagi dia, astaga hantu ganteng memang kejam dan tak berperasaan. Mau bagaimanapun dia kan wanita harusnya bisa lebih lembut. Ahh mana mungkin dia berlaku lembut kan emang dia itu nyebelin begitu. Aish sudahlah bukan urusanku juga, lagipula Aku datang kesini kan niatnya kerja bukan untuk melihatnya mengoceh. Anggap saja ini bonus, hihi." Dee bergumam lirih tentu saja hanya dalam hatinya, mana mungkin dia berani mengutarakan secara langsung bisa perang dunia nanti.

Bella mematung dengan tatapan tak percaya, Rico memang tak membentak ataupun berteriak padanya. Namun kata demi kata yang keluar dari bibir pemuda tampan dengan sejuta pesona itu membuatnya sakit. Apalagi saat tatapannya mengedar dan bersitatap dengan tatapan beberapa orang yang menatapnya ibah.

Roy yang baru saja masuk ke dalam lobi memelankan langkahnya. Keadaan yang hening tak seperti biasanya membuatnya sedikit curiga. Pandangannya tertumbuk pada sosok Rico yang berdiri menjulang tak jauh dari ruang tunggu membuatnya mengerti dengan situasi yang terjadi disana.

Huuuft

"Bikin ulah apalagi dia." Lirihnya sambil mengusap wajahnya pelan.

"Ric.." Sapanya pada sang sahabat yang tak mau dipanggilnya boss itu.

"Aku nggak ingin hal seperti ini terulang lagi." Rico melangkah, baru tiga langkah dia kembali berhenti dan menoleh ke arah Deviana yang menatapnya. Gadis itu kemudian segera bergerak dan kembali mengekor dibelakang Rico yang kembali melangkah dengan cepat.

"Pulangnya!! Aku nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi tapi melihat dia marah begitu pasti terjadi hal yang tak dia inginkan." Roy berujar pelan, menatap Bella yang kini sedang berlinangan air mata. Gadis itu bahkan mulai terisak pelan.

"Silakan memulai pekerjaan kalian." Ucapnya tegas pada beberapa staff yang masih terlihat disana.

Beberapa waktu kemudian pemuda itu mulai melangkahkan kakinya menyusul Rico setelah memastikan jika Bella benar-benar telah meninggalkan Cottages tersebut.

"Huuft, entahlah aku bingung harus bagaimana. Rico yang terlalu menutup diri atau Bella yang memang terlalu agresif. Tapi aneh kenapa dia bisa berinteraksi lebih lama sama Anggia sedang yang lain tidak??" Roy menggelengkan kepalanya sebelum melanjutkan langkah masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai dimana ruangannya juga ruangan Rico berada.

Terpopuler

Comments

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

Rico udh simpati ke Dee ka Roy jadi ini adalah kabar baik, semoga kedepan semakin baik lagi

2024-05-11

0

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜

Beda itu ka Roy kalo Dee dia kan rada2 gimana gitu

2024-05-11

0

⏤͟͟͞R ve

⏤͟͟͞R ve

Sembarangan aja bilang Dee jelek, belum tau dia kalau tompel Dee di lepas...😳

#Pulang sono Bell 😂

2024-03-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!