Roy melajukan mobil ke arah barat daya dimana bukit yang menjadi saksi bisu perkumpulan anak anak jalanan sebelum mereka disatukan dalam satu organisasi yang dipimpin Javier saat itu.
Mobil berhenti di basecamp mereka yang dulunya adalah sebuah gubuk reot namun saat ini telah di rombak menjadi tempat yang bisa digunakan untuk nongkrong menikmati keindahan hutan dan tebing yang berada disekitar sana.
"Ke.. kenapa kita kesini?" Ada rasa takut menyelinap dalam diri seorang Deviana.
Bagaimanapun, Rico dan Roy adalah orang yang baru dikenalnya. Hubungan yang terjalin diantara mereka tak lebih dari tanggungjawab dan juga hutang. Siapa mereka dan ada hubungan apa dengan sang paman justru Dee tak mengetahui apapun itu.
"Kau perlu menenangkan diri, dan disini adalah tempat yang aman untuk itu. Keluarkan segala sesak yang mungkin kau simpan dalam dadamu. Berteriaklah!! tak akan ada yang terganggu disini." Rico berujar pelan seraya mulai beranjak keluar dari mobil diikuti oleh Roy yang hanya melemparkan senyum tipisnya pada gadis yang menatap mereka dengan bingung.
Dengan ragu, Deviana mengikuti langkah keduanya. Gadis itu memilih berdiri di sebuah tebing yang berada tak jauh dari tempat mereka berada.
Roy memilih untuk bersandar di badan mobil yang memang sengaja diparkir kan di bawah sebuah pohon rindang. Disana juga terdapat bangku bangku kayu dan juga tumpukan batu yang sengaja disusun agar bisa menjadi tempat duduk yang nyaman. Pemuda dengan IQ diatas rata-rata itu mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi seseorang yang beberapa bulan ini telah menjadi satu satunya orang yang menghuni hatinya selain sosok pahlawan yang menjadi idola dan juga panutannya selama ini Javier. Seorang gadis yang memang menjadi target Roy semenjak dirinya terjun langsung mengatasi masalah Jennie kala itu. Gadis yang berjuang keras untuk keluar dari kecanduannya dengan rokok dan juga minuman keras.
Sayangnya, hubungan keduanya terpaksa harus LDR mengingat Roy yang mendapatkan mandat untuk membantu usaha Rico dalam mengembangkan bisnisnya.
Meninggalkan Roy yang sedang asyik dengan dunianya sendiri. Nampak disisi lain, Rico menatap jauh ke depan. Menikmati hamparan hujan yang menghijau dikejauhan juga beberapa tebing yang terjal yang langsung terhubung dengan laut lepas.
Bayangan demi bayangan mimpi dimasa lalu membuat Rico menghela nafas panjang. Hidupnya yang telah tertata rapih dalam beberapa tahun terdepan hancur dalam sekejap mata. Mimpinya untuk meraih kebahagiaan tak lama setelah sang adik mala membuatnya harus terpuruk dalam trauma yang tak juga mampu dirinya taklukkan.
Rico sadar jika apa yang dilakukannya selama ini akan sangat mengecewakan keluarga nya dan mamanya lah yang akan merasakan dampak paling parahnya. Berulang kali mama Yenni bahkan memintanya untuk membuka hati dan melupakan masa lalunya. Namun hati Rico terlanjur membeku.
Bukan karena cintanya pada Citra yang masih bercokol dalam dada. Akan tetapi trauma yang membuat hatinya sakit hingga mengeras bagai batu.
Jujur dirinya akui jika sudah tak ada lagi sosok Citra dalam hatinya semenjak dirinya memutuskan untuk bangkit dan pergi ke kota B untuk membantu Rayyan demi bisa membuatnya move on.
4 tahun dirinya habiskan dengan sia sia hanya demi menggapai gadis itu. Sudah cukup rasanya dirinya berkorban dan memang sudah saatnya dirinya benar-benar bisa bangkit.
Bukan tak berusaha membuka hati namun lagi dan lagi hampa dan juga rasa tak nyaman itu membuatnya mundur sebelum memulai. Rico tak ingin dicap sebagai seorang Casanova dimana dirinya menggantungkan harapan banyak wanita yang berusaha mendekat padanya namun ditengah jalan rasa enggan dan juga tak nyaman itu kembali datang dan membuat tembok yang sangat kokoh bahkan dirinya sendiri susah untuk menembusnya.
Suara teriakan tertahan nampak terdengar, Rico menoleh mendapati sosok Deviana yang nampak berdiri dengan tubuh yang bergetar.
"Berteriak lah sekencang yang kamu bisa. Itu akan lebih baik untuk hatimu." Rico berujar seraya menepi dan memilih untuk bergabung dengan Roy yang nampak semakin tenggelam dengan dunianya sendiri.
*************
Waktu bergulir kian cepat, hingga senja mulai menampakan keindahannya.
"Sudah lebih baik?"
"Sudah, terimakasih atas sarannya."
Rico tak lagi menjawab, pandangannya sudah kembali lurus kedepan dengan wajah kakunya. Tak ada lagi senyum seperti yang tadi sempat dilihat oleh Deviana meski hanya sekilas.
"Datanglah ke alamat ini besok. Selanjutnya biar Roy yang akan menjelaskan sisanya." Ucapnya saat tiba waktunya bagi Dee untuk turun.
Kebingungan masih melanda Deviana, mulai dari sikap kedua yang ditunjukkan baik oleh Rico maupun Roy yang nampak misterius. Hingga semua kejadian yang dialaminya sepanjang hari ini. Tak sampai disitu aja, karena pada akhirnya bahkan dirinya diantarkan pulang ke rumah yang ditempati adiknya bukan ke bengkel dimana mereka bertemu pada awalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
@☠⏤͟͟͞R Atin 🦋𝐙⃝🦜
Luka yang ditoreh citra ternyata sangat membekas ya Ric
2024-05-10
0
⏤͟͟͞R ve
Terlalu perihkah luka yang diberikan Citra pada waktu itu 🤔 sehingga hati Rico sampai membeku, terutama pada ciwik2 yang naksir padanya ☺
2024-03-14
2