Bab 12

Udara pagi di kota B masih terbilang sejuk dibandingkan dengan ibukota. Kedua kakak beradik itu nampak senang, tawa keduanya menular pada bibi dan juga Surya yang ditugaskan untuk menjaganya. Tanpa ada yang tahu jika di beberapa sudut tempat itu sudah ada orang-orang yang memiliki tugas yang sama namun dari bos yang berbeda.

"Bagaimana kamu senang, dek?" Dee duduk dihadapan Adit dengan mensejajarkan tinggi nya dengan kursi roda.

"Seneng, seneng banget kak. Adit pengen cepet bisa berjalan lagi, biar bisa bantu kakak cari uang yang banyak."

Deviana tersenyum namun dalam hati gadis itu menangis. Melihat sang adik yang sangat antusias berlatih berjalan membuat hatinya sakit. Kecelakaan bulan lalu semakin membuat tulang kakinya melemah. Bukan tak bisa kembali normal, tapi sangat membutuhkan waktu yang lama untuk proses kesembuhannya. Tak semudah harapan Adit selama ini. Mungkin bagi anak seusianya segalanya akan mudah. Dee tak ingin merusak semangat sang adik untuk itu dirinya akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan nya.

"Iya, makanya Adek harus terus semangat ya berlatih nya."

"Heum." Anggukan kepala dan senyum Adit berikan pada sang kakak.

Keduanya kembali masuk ke dalam rumah dengan Dee yang kembali mendorong kursi roda Adit. Keduanya masih terlihat bahagia dengan terus bercanda dan tertawa. Pembawaan Adit yang memang ceria membuat orang-orang di sekitarnya ikut terbawa arus bahagia yang bocah itu ciptakan.

*************

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang saat Deviana menginjakkan kakinya di lobi kantor Cottages yang tertera dalam kartu nama yang di sodorkan oleh Rico kemarin.

Kedua mata gadis itu nampak berbinar menyaksikan beberapa ornamen dan juga tata ruang yang nampak di lobi.

Seorang security nampak menghampiri nya dan tersenyum ramah sebelum menyapa dan menanyakan kepentingan gadis itu datang.

"Selamat siang, nona. Ada yang bisa saya bantu??" Sapanya membuat Dee berbalik dan ikut mengulas senyum.

"Saya kesini untuk bertemu dengan Kak Roy."

"Kak Roy, apa yang anda maksud tuan Roy asisten tuan Rico?"

"Ehm benar pak."

"Apa nona sudah mempunyai janji dengan beliau?"

"Iya." Deviana menunduk dan mengambil kartu nama yang diberikan Rico padanya dimana dalam kartu nama tersebut tercantum nama R Aditama Putra.

"Dia memberiku kartu nama ini dan memintaku datang menemui kak Roy." Dee menyerahkan kartu nama tersebut yang langsung diterima dengan baik oleh sang security yang jelas mengenali kartu nama tersebut apalagi nama yang tertera disana.

"Mari nona ikut saya."

Dee menganggukkan kepala nya dan mengikuti security tersebut sampai ke meja resepsionis. Dimana ada 3 orang berada disana. 2 orang wanita dan satu orang laki-laki.

"Maaf mbak Nindi, ada tamu yang ingin bertemu dengan tuan Roy."

"Oh Iya Pak, apa sudah ada janji sebelumnya?"

"Sudah mbak ini." Security tersebut memberikan kartu nama yang diterimanya dari Dee pada resepsionis yang bernama Nindi.

Ketiga orang itu menatap Dee dengan seksama hingga membuat Dee salah tingkah. Gadis itu bingung dengan kelakuan orang-orang itu setelah menerima kartu nama darinya.

"Nona ingin menemui tuan Roy apa tuan Rico?" Tanya Nindi beralih pada Dee yang masih berdiri disamping security.

"Kak Roy, Kak Rico hanya menyuruhku datang ke alamat yang tertera di kartu nama itu dan menemui kak Roy." Dee menjawab sesuai yang Rico pesankan kemarin padanya.

"Kak?" Ke empat orang tersebut melongo dengan jawaban yang Dee berikan. Tepatnya pada panggilan yang disematkan gadis itu pada dua orang petinggi disana.

"Anggia."

Belum sempat ke empatnya berucap terdengar suara sapaan yang seketika membuat mereka menoleh. Security yang tadi mengantarkan Dee memberi hormat dengan menundukkan kepala sebelum berlalu pergi. Sementara tiga orang resepsionis tersebut gelagapan melihat kedatangan Roy dan sedang berjalan menuju ke arah mereka tepatnya ke arah gadis yang berpakaian casual namun masih terlihat rapih yang berdiri dihadapkan mereka.

"Tuan." Sapa tiga orang tersebut sambil membungkukkan sedikit badannya. Roy hanya menganggukkan kepalanya sedikit sebelum pandangannya kembali beralih ke arah Dee.

"Kenapa berdiri disini, ayo aku sudah menunggumu sejak tadi."

"Aku baru bisa datang jam segini, kak. Tadi masih ada yang harus ku selesaikan. Lagipula aku sudah mengirim pesan sama kak Rico."

"Pantesan. Lain kali kirim padaku saja, kalau sama dia bisa nunggu lebaran monyet dulu baru dibuka."

Hehehe

Deviana hanya nyengir mendengar apa yang Roy katakan. Pantas saja pesannya selama ini nggak pernah ada yang dibalas sama hantu itu. Roy melangkah menuju lift dengan Dee yang mengikutinya dari belakang. Gadis itu juga melempar senyum dan sedikit menundukkan tubuhnya pada ke tiga resepsionis yang masih berdiri ditempatnya tanpa melakukan apapun.

"Itu tadi tuan Roy kan?"

"Iya lah, emang kau kira siapa?" Anton menggeplak pelan kepada Asih.

"Sumpah manis banget senyumnya." Seru Asih uang masih menatap lift dimana tubuh Roy dan Dee menghilang didalamnya.

"Ye, dia mulai lagi sawannya." Seru Anton sambil kembali duduk diikuti gelak tawa Nindi. Sedangkan Asih mengerucutkan bibirnya sebal, temannya ini memang nggak suka kalau melihatnya bahagia.

"Resek." Serunya yang mana semakin mengundang tawa kedua temannya.

Sementara itu Roy membawa masuk Dee ke dalam ruangannya. Dan mempersilahkan gadis itu untuk duduk.

"Wah ruangan kakak bagus sekali." Seru gadis itu sambil mengedarkan pandangannya.

Roy hanya tersenyum menanggapi ocehan Dee dan membiarkan nya seolah memberi waktu untuk gadis itu agar rileks sebelum mereka memulai pembicaraan sesuai dengan pesan Rico sebelumnya.

Dee benar-benar dibuat kagum dengan penataan ruang kerja Roy. Sirkulasi udara juga cukup terjaga dengan baik. Ada sebuah rak buku yang berdiri di pojok ruangan dengan banyak buku bagus tertata disana, kedua mata Dee berbinar. Ada beberapa buku tentang bisnis yang memang dulu sempat dibacanya saat masih berada di rumah orang tuanya. Dalam buku tersebut banyak ilmu bisnis yang tertuang serta ide ide cemerlang yang bisa di tiru andai seseorang ingin memulai sebuah bisnis. Namun sayang, tragedi terjadi pada keluarganya sebelum dirinya menyelesaikan membaca buku buku tersebut.

Dee menghela nafasnya dalam. Gadis itu tak sadar jika apa yang dilakukannya tak lepas dari pengamatan seorang Roy. Gadis yang masih konsisten dengan penyamarannya itu mulai tersadar dan melemparkan senyum manisnya pada Roy.

"Hehe, maaf kak. Ruangannya bagus aku suka dengan cara penataan dan juga disini udaranya sangat bagus meski tak harus menghidupkan AC." Cengirnya yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ini masih biasa saja, belum juga masuk ruangan Rico." Batin Roy yang kemudian mempersilahkan Dee untuk duduk kembali.

"Rico sudah mengatakan semuanya padaku, dia juga menceritakan tentang dirimu yang sedang mencari pekerjaan. Untuk itu dia secara khusus memintaku mencarikanmu posisi yang cocok disini. Bagaimana, apa kamu berminat?"

"Mau mau. Tapi.."

"Tapi apa?" Roy mengernyitkan keningnya.

"Aku nggak punya ijazah kak, aku juga belum punya pengalaman sedikitpun." Sendunya pelan.

"Untuk itu kami sudah tahu."

Ha

"Oh maaf, maksudku kami bisa pertimbangkan nanti. Yang terpenting kamu bersedia atau tidak?" Roy segera mengalihkan pembicaraan karena dirinya tak sadar sudah sedikit keceplosan.

"Aku bersedia kak."

"Kalau boleh tahu, aku bekerja dibagian apa kak?"

"Sekertaris."

Ha

Dee mengernyapkan matanya, menatap Roy dengan kebingungan. Namun yang ditatap malah tersenyum melihat ekspresi Dee.

"Kenapa kaget begitu, kamu tidak mau?"

"Bu.. bukan begitu kak. Yang benar saja, masa sekertaris sih kak. Kan aku sudah bilang tadi kalau aku ini.."

"Nggak punya ijazah, nggak punya pengalaman kerja. Begitu kan yang ingin kamu katakan?" potong Roy membuat Dee menganggukkan kepalanya cepat.

"Ada waktu satu minggu untukmu beradaptasi dan mengerti dasarnya. Setelah itu ada waktu selama satu bulan untukmu mulai mempraktekkan nya dan selama ini aku sendiri yang akan membantu dan mengajarimu. Baru setelahnya kau bisa bekerja sendiri."

"Masa percobaan?" Tanya Dee yang diangguki oleh Roy.

"Tapi jangan khawatir karena meski hanya masa percobaan kau masih akan mendapatkan gaji. Pikir pikir lah dulu, setelahnya kau hubungi aku untuk mengatakan keputusan mu."

"Ini kartu namaku, kau bisa menghubungiku di nomer ini." Roy memberikan kartu namanya.

"Lo, ini kartu nama kakak? kok beda?" Dee melihat kartu nama yang Roy sodorkan.

"Maksudnya?"

"Ini kan kartu nama kakak juga?" Dee mengeluarkan kartu nama yang kemarin Rico berikan padanya.

"Ckck, itu punya Rico. Bukannya namanya berbeda?" Roy kembali tersenyum geli.

"R. Aditama Putra yang ini Roy Rahardi." Dee nyengir kuda. Roy menggelengkan kepalanya.

Dee pada akhirnya keluar ruangan, gadis itu mengembangkan senyumnya. Membuang nafas lega seolah beban dalam hatinya sedikit terangkat.

"Gadis yang unik, pantas saja Rico tertarik." Lirih Roy sambil kembali meraih berkas yang harus di ceknya sebelum dibawah ke hadapan Rico.

Terpopuler

Comments

@☠⏤͟͟͞R Atin 🦋𝐙⃝🦜

@☠⏤͟͟͞R Atin 🦋𝐙⃝🦜

Ijazahnya kan masih dirumah ortu nangis semua yg skrg dikuasai pamanya

2024-05-10

0

Yhanie Shalue

Yhanie Shalue

wah ga nyesel hbs baca rayyan lgsg mampir kesini thor,, ceritanya bagus bgt,, lanjut kak😍

2024-03-17

3

⏤͟͟͞R ve

⏤͟͟͞R ve

Sekretaris Rico kah ☺

#Selamat Dee

2024-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog.
2 Bab 1 . Gadis aneh
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8.
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77.
79 Bab 78
80 Bab 79.
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bonchap 1
88 Bab 88. Bonchap bag 2.
89 Bab 89. Bonchap bag 3
90 Promosi Novel Baru.
91 Bab 91.Bonchap bag 4
92 Bab 92.Bonchap bag 5.
93 Bab 93.Bonchap bag 6
94 Bab 94.Bonchap bag 7
95 Bab 95.Bonchap bag 8
96 Bab 96.Bonchap bag 9
97 Bab 97.Bonchap bag 10.
98 Bab 98. Bonchap bag 11
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Prolog.
2
Bab 1 . Gadis aneh
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8.
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77.
79
Bab 78
80
Bab 79.
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bonchap 1
88
Bab 88. Bonchap bag 2.
89
Bab 89. Bonchap bag 3
90
Promosi Novel Baru.
91
Bab 91.Bonchap bag 4
92
Bab 92.Bonchap bag 5.
93
Bab 93.Bonchap bag 6
94
Bab 94.Bonchap bag 7
95
Bab 95.Bonchap bag 8
96
Bab 96.Bonchap bag 9
97
Bab 97.Bonchap bag 10.
98
Bab 98. Bonchap bag 11

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!