Kedua mata Dee terbelalak dengan mulut mengaga. Gadis itu menatap setiap sudut ruangan Rico yang ternyata lebih mewah dari ruangan kerja Roy yang dikunjunginya kemarin. Dahi gadis itu mengkerut dalam saat melihat sebuah foto besar yang terpajang di salah satu dinding ruangan tersebut.
"Di foto kok ganteng nya semakin kebangetan ya, senyumnya juga. Tapi aslinya kenapa benar-benar mengerikan, apalagi kalau marah seperti tadi. Nggak teriak sih tapi tetap saja meski begitu membuat bulu kuduk berdiri. Kagak salah kalau aku juluki dia hantu ganteng. Hihihihi." Gadis itu membatin sambil tersenyum kecil.
Kembali diedarkannya pandangan menatap beberapa bingkai foto yang lebih kecil dari foto sebelumnya. Diantara banyaknya foto fokus Dee pada satu foto dimana ada mama Yenni didalamnya.
"Apa dia mengenal mama Yenni? ah mungkin mereka adalah rekan kerja dan sedang menjalin kerjasama, bukankah mama Yenni pernah bercerita kalau dia memiliki usaha." Monolognya sambil terus mengamati foto dimana seluruh anggota keluarga Aditama dalam formasi lengkap sebelum meninggalnya tuan Aditama.
Ruangan dengan nuansa abu dan coklat mendominasi, benar-benar menampilkan kesan maskulin. Sama seperti diruangan Roy, terdapat rak buku disudut ruangan dengan beberapa buku yang berjajar rapih. Dee dapat menyimpulkan jika kedua pria itu mempunyai hobi yang sama yakni membaca. Beberapa buku bisnis juga mendominasi rak buku milik Rico dan sepertinya lebih tebal dari yang berada di ruangan Roy.
"Kau sudah selesai?" Suara Rico membuatnya terlonjak kaget. Gadis itu menampilkan cengirannya saat melihat Rico menatapnya.
"Duh, bagaimana bisa aku melupakan keberadaannya." Dee merutuki dirinya sendiri saat menyadari dirinya sedang berada dimana saat ini.
Hehehe
"Maaf aku terlalu asyik melihat lihat."
Rico tak menanggapi, lelaki itu membuka kacamata hitamnya dan memijit pelipisnya pelan. Hari masih pagi namun kepalanya terasa sangat pening. Setelah selesai sarapan tadi lebih tepatnya sesaat sebelum dirinya masuk ke dalam mobil dan berangkat bekerja, sang mama kembali mengingatkannya untuk mencari pendamping. Ditambah lagi kehadiran Bella yang membuat emosinya naik.
Andai bisa, Rico ingin menghilang beberapa waktu untuk menghindari semua itu. Namun dirinya masih mengingat pesan kakak ipar serta adiknya. Kedua wanita yang menjadi kesayangan seluruh keluarga Aditama setelah mama Yenni itu selalu berpesan agar dirinya mampu keluar dari trauma masa lalu dan berusaha untuk membuka diri. Tak harus lari dari kenyataan karena sembunyi tak akan mampu menyelesaikan masalah.
"Kau kenapa? apa kau sakit? aku panggilkan kak Roy ya." Celetuk Dee yang entah sejak kapan sudah berada tak jauh dari sofa tempatnya mendudukkan diri.
"Ehm, nggak perlu. Dia akan kemari nanti, kalau boleh kau buatkan aku coklat, disana sudah ada kau hanya tinggal menyeduhnya." Rico menunjukkan salah satu sudut ruangannya dimana terdapat pantry mini.
Dee menolehkan kepalanya kearah yang ditunjuk oleh Rico. Terdapat alat pemanas air, deretan beberapa gelas dan cangkir yang tertata rapih disamping sebuah kulkas kecil.
"Tunggu sebentar, aku akan membuatnya."
Gadis itu berjalan cepat dan segera meraih cangkir, mencari keberadaan coklat sachet yang dimaksud Rico dengan membuka sebuah laci yang diyakininya sebagai tempat penyimpanan bahan yang dia cari. Dan benar saja, terdapat beberapa sachet coklat, kopi dan juga susu disana. Ada teh, gula dan juga sari jeruk di dalamnya. Dengan cekatan gadis itu membuat apa yang Rico inginkan.
Melihat sekilas Rico merebahkan tubuhnya di sofa panjang membuat Dee semakin khawatir. Dia berpikir jika apa yang terjadi pagi tadi di lobi membuat mood laki-laki itu rusak dan membuatnya pusing.
Roy yang baru saja masuk ke dalam ruangan Rico menelisik sesaat. Pandangannya tertuju pada tubuh tuan muda Aditama yang berada di atas sofa dengan salah satu lengan yang digunakan sebagai penutup ke dua matanya. Sedangkan di salah satu sudut ruangan dilihatnya Dee sedang mengaduk sesuatu dalam cangkir yang dapat dia tebak apa isinya setelah baunya menyeruak memenuhi ruangan.
Roy mengulum senyum, aneh bukan?. Mendapati Rico hanya berdiam tanpa suara maupun gerakan padahal ada seorang wanita berada dalam ruangannya saat ini. Tak seperti sebelumnya yang langsung naik pitam meski wanita itu hanya masuk dan sebentar berada dalam ruangannya.
Rico bahkan membatasi pertemuan dengan klien yang sekiranya melihat wanita didalamnya. Dia lebih memilih melimpahkan semua urusannya pada Roy atau bahkan tak segan untuk memutuskan kerjasama manakala dirasa semua tak lagi kondusif. Tapi kini, lihatlah. Rico bahkan membiarkan Dee bergerak bebas dalam pantry mininya.
"Eh kak Roy, sudah datang." Dee mengukir senyum menatap kedatangan Roy yang memang masih berada tak jauh diambang pintu.
"Kau sedang buat apa?" Basa basi, tentu saja itu yang Roy lakukan padahal tanpa bertanya pun dirinya bisa menebak apa yang sedang berada dalam cangkir yang di pegang oleh gadis itu.
"Coklat panas, tadi kak Rico pesan ini. Tapi kayaknya dia terlelap, sepertinya dia pusing karena aku sempat melihatnya memijit pelipisnya sebelum tiduran." Jelas Dee sambil meletakkan cangkir berisi coklat panas itu pelan takut menimbulkan suara yang bisa menganggu tidur Rico yang nampak tenang.
"Biarkan saja disitu, dia akan meminumnya nanti saat sudah terbangun. Oh ya, kita membicarakan pekerjaan mu terlebih dahulu gimana? selagi diamasih tertidur."
"Baiklah, tapi tunggu sebentar aku akan mengambil tutup agar tak ada hewan yang masuk dalam cangkir." Dee bergegas ke pantry dan membawa tutup cangkir saat dirinya kembali.
"Sudah kak, ayo kita bicara." Ucapnya dengan bersemangat, membuat Roy mengulum senyum sambil menganggukkan kepala.
"Disana saja, kalau kita keluar aku takut dia akan marah nanti saat tak mendapati kita ketika terbangun."
"Terserah kakak saja."
Dee mengekor dibelakang Roy yang membawanya di sebuah meja yang memang terdapat tak jauh dari pantry mini. Meja itu memang diperuntukkan bagi dirinya dan Rico saat tak ingin keluar makan siang atau ketika keduanya sedang disibukkan dalam pekerjaan dan tak lagi sempat untuk keluar sekedar untuk minum kopi.
"Bagaimana menurutmu tempat ini? maksudku bagaimana perasaan mu saat berada disini? apa kau betah?"
"Ehm, jujur saja aku senang kak. Kak Roy tahu sendiri kan kalau aku ini tak memiliki pengalaman apapun dalam bidang pekerjaan. Jadi saat aku berada disini tentu saja rasanya bangga dan juga senang." Ungkap polos Dee yang diangguki oleh Roy.
"Seperti yang telah aku katakan kemarin, jika kau akan menempati posisi sebagai sekertaris. Apa kau siap?"
"Tapi benarkan aku akan diberi waktu untuk mempelajari dan beradaptasi terlebih dahulu?"
"Tentu saja. Tugasmu sebenarnya tak begitu sulit, hanya membuat list agenda pertemuan dan juga mengatur semua jadwal yang akan Rico kerjakan sepanjang hari nya setiap hari. Terkadang menemaninya untuk bertemu klien seandainya aku juga ada pekerjaan yang tak bisa ku tinggal. Lebih tepatnya begini, kau dan aku akan bekerja sama nantinya dalam membantu Rico bekerja setiap hari sepanjang waktu."
"Kak Rico apa pemilik tempat ini?" Celetuk Dee dengan rasa penasarannya. Sungguh dirinya tak mengetahui siapa pemilik tempat wisata yang besar dan nampak ramai terlihat dari banyaknya orang hilir mudik sejak dirinya duduk menunggu dilobi tadi.
"Ya, dia pemiliknya." Roy menatap lekat gadis dihadapannya itu.
Wajah polos dengan rambut ikat cenderung keriting yang dikuncir rapih serta tompel yang berada disalah satu pipinya benar-benar tak menunjukkan jati diri gadis itu.
Dee benar-benar mendalami perannya hingga tak seorangpun yang menyadari siapa dirinya. Bukan tak mungkin jika kemampuannya pun berada diatas rata-rata. Seperti yang Rico katakan, jika gadis yang kini masih duduk di hadapannya dan membaca surat kontrak kerja secara teliti itu memiliki jenjang pendidikan yang tinggi. Keluguan dan kepolosan yang ditampilkan selama ini hanya sebuah kamuflase belaka.
"Aku rasa ada sesuatu dalam diri gadis itu hingga membuat seorang Rico tertarik padanya, bahkan merekomendasikannya untuk bekerja di posisi yang selama ini tak pernah ada." Gumam Roy sambil kembali melirik ke arah sofa dimana Rico nampak masih tenang dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Dee kan emang pandai
2024-05-11
0
⏤͟͟͞R ve
Hmmm..Dee gadis cerdas rupanya, cocoklah pendamping hantu ganteng 😂🤣
2024-03-20
1
⏤͟͟͞R ve
Dee...mama Yeni, mamanya hantu ganteng mu ☺
2024-03-20
1