[ 17 ]

"Saya harus ke rumah sakit." ucapan Aland setelah menerima panggilan telepon yang sejak tadi sudah di dengar kan oleh Ino kalau ada pasien baru masuk ke rumah sakit karena kecelakaan harus segera di operasi.

"Iya, sana berangkat dan juga jangan lupa selamat kan pasien kamu." ucap Ino yang langsung berdiri ke arah kamar mereka lalu setelah balik di depan Aland dia sudah membawa kan tas yang biasa di bawa sang suami untuk ke rumah sakit dan juga jas putih di sampir kan ke tangan nya.

Menarik tangan Aland yang malah merangkul pinggang Ino dan seperti tidak ingin pergi meninggalkan sang istri sendiri.

"Kamu ikut saya." ucapan berbada perintah itu membuat Ino terkejut karena diri nya saja belum bersiap apa pun tetapi sudah di tarik ke arah mobil milik mereka.

Ingin protes ke Aland tetapi tidak jadi saat melihat raut wajah dari sang suami membuat nya tersenyum kecil, memilih untuk menurut saja yang sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di samping pengemudi. Melaju kan dengan kecepatan sedang sambil menggenggam sebelah tangan Ino yang hanya geleng - geleng kepala saja dengan tingkah ajaib dari Antagonis pria yang terkenal kejam.

Sudah di depan rumah sakit lalu mengarah ke lorong parkir khusus tenaga medis dan keluar dari mobil sambil tangan kekar Aland memeluk pinggang ramping Ino yang sudah sangat malu karena banyak pasang mata yang melihat mereka dengan pandangan berbeda. Ino merasa tidak percaya diri karena perempuan itu belum bersiap seperti memakai make up tipis pun.

Saat akan berjalan ke ruangan Aland, kedua mata Ino melihat kalau ada seorang perempuan yang sangat dia kenali sedang berada di ruangan darurat untuk di operasi. Sebelum berjalan ke arah perempuan itu, Ino meminta izin agar diri nya menghampiri dan di angguk ki Aland yang sudah di panggil oleh senior nya.

Ino berjalan menghampiri perempuan itu lalu menepuk nya pelan dan mereka saling menatap terkejut karena Ino melihat ada luka di wajah sahabat nya. Iya, perempuan yang di hampiri Ino adalah Dewi sang sahabat sedang menangis.

"Lo kenapa?" tanya Ino dengan nada tercekat tidak percaya melihat sang sahabat.

Dewi yang di tanya langsung memeluk tubuh Ino dengan erat sambil metumpah kan semua tangisan nya sehingga mereka menjadi pusat perhatian. Ino mengelus punggung Dewi dengan tatapan bingung.

"Mario... Mario... dia—"

"Kenapa sama Mario? Mana dia? Sudah pulang dari Jepang? Gue kangen banget sama dia." potong Ino dengan nada berbinar dan melihat Dewi yang sudah menangis menunduk tidak kuat melihat raut wajah senang dari sang sahabat.

"Mario kecelakaan sama gue, dia sekarang di dalam." jawab Dewi dengan nada pelan sambil memegang bahu Ino yang tegang kaku.

"APA?" teriak Ino dengan nada tinggi sehingga semua orang menatap mereka dan tak lupa juga para medis yang akan masuk ke ruang operasi langsung menatap dua perempuan itu, Aland yang bersama para medis itu langsung menghampiri sang istri karena takut kalau Ino kenapa - kenapa.

"Sayang?" ucapan Aland sambil menepuk bahu Ino langsung saja sang istri menoleh ke arah nya dengan wajah yang sudah ber air mengalir di pipi chubby nya.

"Tolong, selamat kan pasien yang ada di dalam. Tolong banget, jangan sampai gagal. Operasi nya harus lancar, jangan sampai kamu gagal menolong pasien kamu yang ada di dalam. Cepat operasi dia!" ujar Ino sebelum nya bernada lirih tetapi saat ucapan terakhir perempuan itu berteriak kencang di depan wajah Aland yang mengkerut bingung dan mengepal kan kedua tangan di bawah.

Aland terdiam tidak bereaksi apa pun.

"Cepat!" sentak Ino yang langsung menarik sebelah tangan Aland untuk masuk ke ruang operasi.

Ino langsung duduk di kursi tunggu sambil meremas kan kedua tangan sambil raut wajah khawatir yang membuat Aland menatap nya dengan dalam tidak mengerti, saat sang senior untuk menuju masuk ke ruangan tersebut dan menutup pintu Aland masih melihat sang istri yang sudah menunduk dan bahu nya bergetar.

"Siapa nama pasien operasi hari ini?" tanya Aland sambil menatap ke arah dokter yang membawa catatan buku pasien seperti biasa.

"Mario Sambora Wira." jawab Dokter yang membawa catatan membuat Aland langsung menatap ke arah pria yang terbaring menutup mata dengan banyak luka di area wajah nya.

"Dia..." batin Aland langsung melaksana kan operasi di tubuh pasien nya dengan telaten dan Aland sangat percaya diri sekali kalau operasi nya akan lancar seperti biasa, di pasti kan harus lancar karena Aland mengetahui betapa berharga nya pria yang bernama Mario ini untuk sang istri dan sahabat istri nya.

Aland tidak mau kalau perempuan di cintai nya kecewa pada diri nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!