[ 2 ]

"Kamu sedang apa?"

Pertanyaan ber nada datar yang membuat perempuan yang sedang memasak Nasi Goreng seketika terkejut lalu membalik kan badan nya ke arah sang suami yang menatap nya tajam, mengingat kalau Aland memberi kan peraturan salah satu nya yaitu dilarang memasak sendiri membuat Ino menghela nafas kesal dan mengerti akan pemikiran sang pemilik tubuh jika dia sangat tidak suka di kekang.

Mematikan kompor setelah masakan nya terlihat sudah siap saji langsung meninggal kan tempat dan berjalan ke arah sang suami yang masih terdiam berdiri di tempat sambil menatap nya datar, menampil kan senyuman lebar nya yang membuat Aland mengepal kan kedua tangan di bawah menahan untuk tidak menerkam sang istri.

"Aku membuat sarapan untuk kita." ucap Ino yang sudah berada di depan Aland beberapa langkah sangat dekat.

"Kenapa memasak? Ada bi Minah." ujar Aland yang melangkah mendekat.

Ino tersenyum lalu mengangkat satu tangan di tempel kan ke pipi sebelah kiri dari Aland yang membuat pria itu terdiam seketika yang mula nya menatap datar sekarang tatapan itu sendu, begitu terlihat sekali dari tatapan kedua mata nya yang terpampang untuk sang istri.

Mengelus lembut pipi tersebut lalu menggandeng lengan Aland dan membawa nya ke meja makan menyuruh nya untuk duduk, setelah menduduk kan sang suami Ino langsung mengambil Nasi Goreng yang sudah ada di mangkok besar dan mengambil susu hangat putih dua gelas untuk mereka.

Aland hanya melihat saja tanpa bicara, mengamati sang istri yang bolak balik untuk mengambil berbagai macam. Bukan nya marah, Aland merasa senang di layani selayak nya suami istri yang harmonis.

Ini yang dia ingin kan dan di impikan.

"Kamu segini nasi nya? Atau kurang?" ucap Ino menuang kan nasi goreng ke piring milik Aland dan mununjukkan berapa porsi yang di ingin kan suami nya.

Aland berdehem untuk menjawab dan piring yanh sudah ada isi nasi goreng berserta telur mata sapi berada di depan pandangan nya.

Saat akan menyuap kan satu sendok makanan di piring ke mulut nya, merasa di lihatin sangat intens membuat nya menoleh ke arah sang istri yang raut wajah nya khawatir melihat sesendok makanan yang mengambang di udara.

"Kenapa?" tanya bingung Aland.

"Harus bilang jujur makanan nya enak atau tidak? Dan apa yang kurang?" ucap Ino mulai resah saat Aland mengangguk dan mulai masuk kan makanan yang mengambang itu ke mulutnya.

Mengunyah pelan dan menatap raut wajah Ino yang sangat lucu bagi dirinya, merasa terhibur dengan tatapan dari sang istri.

"Hem, lumayan." gumam Aland yang masih terdengar oleh telinga Ino dan setelah selesai mengunyah makanan nya.

Ino tersenyum senang saat melihat Aland memakan masakan nya dengan cukup lahap, dia juga ikut makan yang ada di atas piring nya lalu bagi nya makanan nya juga lumayan bagi seorang pemula. Menatap Aland dan tersenyum ke arah suami nya yang jujur membuat ia makin senang.

"Besok saya ke luar kota ke daerah Yogyakarta, kamu ikut atau di rumah saja?" tanya Aland yang memberitahu dan memberi kan pilihan kepada istri nya, sebenar nya dia tidak ingin pergi jauh dari sang istri karena takut kalau kejadian dulu terulang yang mana Ino bertemu dengan pria yang di benci dan sayang nya ia pacar nya.

"Berapa hari Mas?" tanya Ino setelah selesai meminum susu hangat dan menatap sang suami menunggu jawabannya.

"Empat hari." jawab Aland.

"Em—"

Sebelum selesai berbicara, suara dering ponsel dari sang suami dan langsung di angkat telepon tersebut.

"Tuan, tiba-tiba investor dari semarang datar ke kantor dan sekarang sudah berada di ruang meeting. Dia men—"

"Hem, saya kesana sekarang. Bilang untuk menunggu ku Lima Belas menit lagi."

"Baik, Tuan."

Telepon langsung di mati kan oleh Aland dan menatap Ino dengan raut datar seperti biasa.

"Kalau tidak mau ikut tidak apa - apa, yang penting jangan bertemu dengan pria itu. Kalau kamu bertemu dengan nya lagi, jangan salah kan aku kalau dia hilang dari dunia." ucap Aland dengan nada penuh penekanan dan berdiri menghampiri Ino yang langsung berdiri juga.

Ino menyalami Aland dan mencium punggung tangan milik suami nya lalu pria yang berstatus itu pergi dari nya, sebelum itu Aland berhenti dari langkah nya tanpa menoleh ke belakang berucap.

"Ingat itu, Sayang." setelah berucap Aland pergi keluar rumah memninggal kan Ino yang masih terdiam berdiri di tempat.

"Benar - benar sangat mengeri kan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!