[ 5 ]

"Mas, yang di bawa jas warna biru tua atau hitam?" suara teriakan dari arah belakang nya padahal mereka sedang berada di satu ruangan yaitu ruang kamar nya.

Aland menggeleng kepala pelan tanpa di ketahui sang istri, lalu menoleh ke belakang yang sudah terlihat Ino menatap diri nya kesal sambil membawa jas warna yang di sebutkan tadi di kedua tangan nya menunggu jawaban dari sang suami tetapi malah diam menatap nya.

Mengangkat satu persatu dari dua jas di tangan nya sambil mengarah kan ke arah aland.

"Hitam." jawab Aland yang langsung ber pindah tempat untuk berada di samping Ino agar bisa membantu sang istri.

Saat akan membantu untuk menata barang - barang yang masih berserakan langsung suara cegah dari mulut Ino untuk meng instrupsi kan agar diri nya tidak ikut - ikut membersih kan yang mesti nya harus Ino saja karena sebagai sang istri.

"Saya bantu." ujar Aland yang masih mencoba untuk membantu nya tapi tangan yang akan memegang barang lagi langsung di cegah dengan tangan mungil yang sudah berada di pergelangan tangan.

"Jangan, biar aku saja yang memberes kan ini semua. Kamu istirahat saja, nanti malam kita pergi ke bandara terus kamu jam 1 siang ada tugas untuk memeriksa pasien. Jangan sampai ke capek an, oke?" ujar Ino yang kedua tangan nya sambil mengemasi barang ke dalam koper milik mereka.

Tidak mendapat kan jawaban atau pun deheman seperti biasa membuat Ino menghenti kan kegiatan nya lalu menoleh ke arah Aland yang tatapan sangat aneh menurut nya krena dia tidak pernah melihat tatapan dari Aland sekarang ini, biasa nya Aland akan menatap datar seperti biasa tetapi sekarang ini tatapan aneh dan menakut kan untuk nya.

"Tatapan kamu aneh tidak seperti biasa nya dan juga bagi ku sangat menakut kan" celetuk Ino yang membuat Aland tersadar dan tatap datar seperti biasa langsung muncul.

Ino tiba - tiba merasa was was dengan tatapan aneh tersebut.

"Maaf, jangan di fikir kan." ucap Ino yang langsung menggendong tubuh mungil sang istri di bawa nya ke kasur empuk milik tidur mereka.

Di perjalanan dari arah ruang ganti yang di isi baju - baju mereka, Aland terus saja meminta maaf padahal sudah di maaf kan oleh Ino tetapi pria yang berstatus suami nya terus saja meminta maaf.

Ino yang merasa gemas dan mengenyah kan pemikiran negatif tentang sang suami karena tatapan dan raut wajah yang berbeda. Ino mengelus rambut Aland yang makin membuat pria menegang.

Ino mencoba untuk penenang kan Aland agar rilex lalu saat sudah biasa, Ino tertawa sambil menatap Aland karena sang suami yang datar dan pendiam ternyata mempunya sifat yang lucu dari wajah sangar nya.

"Kalau bercanda terus seperti ini, kita nanti telat. Ayo di beresi bersama, mau?" ujar Ino menawar kan kerja saa ke Aland yang langsung mengangguk sambil berdehem untuk menjawab dari tawaran sang istri.

Mereka langsung mulai memberes kan barang persatu - satu dengan sedikit candaan dan saling bertanya satu sama lain.

"Mas, kalau kita kesana sambil berbulan madu apa boleh?" tanya Ino membuat gerakan Aland berhenti lalu menatap ke arah nya dengan pandangan tidak percaya dengan ucapan yang dia dengar.

Sangat mustahil dan yang di ingin kan Aland sejak dulu.

"Apa yang kamu bicara kan?" tanya Aland kepada Ino dengan nada sangat datar seperti ingin meminta jawaban dengan paksa.

Ino yang tau nada mengeri kan dari mulut sang suami membuat dia tidak berani melanjut kan pertanyaan seblum nya, padahal Ino ingin memperbaiki hubungan mereka tanpa ada ke raguan di antara mereka masing -masing. Tetapi seperti nya Aland tidak menyukai pembahasan ke arah yang baik untuk mereka membuat Ino di dalah hati nya merasa sakit akan ucapan pria itu tetapi dia mencoba untuk memaklumi karena sifat nya dulu malah makin kejam.

Ino mengingat adegan di dalam Novel yang bab terakhir kalau Aland sangat menyesal kepada Ino istri nya dan juga Aland akan berada di dalam rumah sakit jiwa karena Protagonis laki - laki yang memasuk kan, agar Aland tidak mengganggu rumah tangga mereka.

Usapan lembut di terima Ino membuat lamunan nya buyar seketika dan mereka saling menatap satu sama lain tidak ada yang mengalih kan pandangan mereka.

"Maaf kalau ucapan ku tadi sangat tidak bisa kamu terima. Ayo makan, sudah waktu nya." ajak Ino mengalih kan pembicaraan mereka karena tiba - tiba suasana menjadi canggung.

Menggandeng sebelah tangan Aland dan dia hanya menurut diam saja mengikuti langkah Ino membawa nya ke arah ruang makan di tempat meja duduk makan yang sudah tersiap kan.

Tiba - tiba suara lembut terdengar yang sangat mengkaget kan dengan kata - kata yang di ucap kan.

"Saya mencintai mu!"

Terpopuler

Comments

Fitri Winaza

Fitri Winaza

semoga gak Hiatus ya Thor novelnya

2024-03-26

0

sayyida mita

sayyida mita

semangat thor

2024-03-08

0

Evi Zuliatin

Evi Zuliatin

makin seru

2024-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!