Kisah Kita Selesai

Pertemuan itu akhirnya terjadi setelah melebihi batas waktu yang sudah ditentukan. Kamilia dan Ariq duduk lesehan berhadapan, terhalang meja kecil yang menjadi tempat dua cangkir teh manis terhidang. Hanya bersisa dua, karena yang dua lagi sudah dibawa oleh Mirza dan Elisha ke teras, tidak lupa dua toples camilan pun tak lupa mereka bawa.

Keheningan tercipta, Kamilia memilih menunggu, menunggu apa yang akan Ariq katakan, dia tidak cukup percaya diri jika kedatangan laki-laki itu untuk memenuhi janjinya. Fakta jika Ariq sudah memiliki tunangan masih melekat dalam ingatan Kamilia.

"Maaf ..." hening kembali menyapa,

"Maaf aku baru menemuimu sekarang" lanjut Ariq, diiringi hembusan nafas pelan yang terdengar jelas di telinga Kamilia.

"Dan ...terima kasih karena sudah menunggu" Ariq kembali melanjutkan bicaranya,

"Aku percaya kamu akan setia menantiku. Kamu tidak banyak berubah ya, tetap cantik dan sederhana" entah darimana Ariq mendapat kalimat itu, meluncur begitu saja dari lisannya,

"Dan aku suka ..." ucapnya lagi, membuat Kamilia yang memilih masih diam tersipu karena ucapan terakhir Ariq.

"Aku akan menunaikan janjiku, tapi ..." Kamilia mendongak, bukan karena Ariq yang menjeda ucapannya dengan helaan nafas namun karena kalimat pertama yang diucapkan Ariq sudah pasti tak.akan mampu dia penuhi.

"Tapi ...aku mohon agar kamu bersedia bersabar sedikit lagi, beri aku waktu enam bulan lagi untuk menyelesaikan semuanya?" pinta Ariq, dia menatap Kamilia yang memilih menundukkan pandangan dengan penuh harapan.

"Sudah selesai?" Kamilia memulai bicaranya dengan pertanyaan dan dijawab Ariq dengan anggukan kepala yang terlihat ragu. Dari cara dan nada bicara Kamilia Ariq sudah merasakan sesuatu yang tidak nyaman di hatinya.

"Terima kasih kamu telah menyempatkan waktu untuk menemuiku setelah hari itu. Terima kasih kamu masih ingat dengan kalimat yang pernah kamu ucapakan padaku, lima tahun satu bulan yang lalu." Kamilia menjeda ucapannya, menghela nafas yang tiba-tiba terasa sesak,

"Dan aku harap kamu masih ingat dengan jawaban yang aku katakan saat itu"

"Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.”

Seketika jawaban Kamilia saat itu seolah rekaman yang diputar ulang di benak Ariq.

Deg ...

Sesuatu terasa menghantam dadanya, Ariq kembali mengulang kalimat terakhir yang diucapkan Kamilia dalam hatinya.

"Lima tahun sudah aku menunggumu, hingga hari itu aku menerima kabar kalau kamu sudah pulang. Tapi sampai beberapa hari berlalu kamu tak kunjung datang mencariku. Sejujurnya aku sangat berharap kamu datang padaku walau sekedar untuk menyapa, namun nyatanya ekspektasiku terlalu tinggi"

"Sampai pada akhirnya aku menerima kabar jika kamu sudah memiliki tunangan"

Deg ...

"Tidak Milia, itu tidak benar" sanggah Ariq seketika,

"Sekarang bagian aku yang bicara, aku harap kamu mau menghargai dan mendengarkannya" pinta Kamilia sopan dan Ariq pun langsung mengangguk dengan wajah khawatir.

"Kalau kamu bertanya seperti apa hari-hariku selama lima tahun itu, tolong ajari aku menghilang tanpa kabar, nanti akan aku ajari caranya menunggu dengan sabar." nyesss ...hati Ariq mencelos, kata-kata Kamilia benar-benar berhasil menusuk hingga ke ulu hati.

"Ingin sekali aku percaya jika kamu tidak mungkin mengabaikan permintaanmu padaku di masa lalu, tapi setiap kali aku melihat foto-fotomu dengan wanita itu aku rasa aku harus cukup sadar diri."

"Milia, dia hanya sepupuku, aku tidak ada hubungan sespesial itu dengannya" Ariq tidak tahan lagi untuk tidak bicara, dengan cepat dia menyanggah prasangka Kamilia.

"Baiklah, aku percaya, terima kasih sudah mengatakan yang sebenarnya padaku. Tapi maaf, semuanya sudah terlambat."

"Waktu lima tahunku untuk menunggumu telah habis terkikis keadaan salah satunya tuntutan dari keluargaku untuk segera menikah, beberapa kali ada laki-laki yang datang untuk meminangku, berkali-kali itu pula aku mencari cara untuk menolaknya."

"Sampai pada akhirnya kedatangan seseorang dengan keluarganya di saat aku tak mampu membuktikan penantianku mengubah segalanya"

"Maaf, Ariq, sepertinya kita memang tidak berjodoh. Aku sudah ada yang meminang, aku berpikir mungkin kamu memang belum siap dan kita memang hanya ditakdirkan sekedar singgah yang tak berakhir indah, kenal yang tak berakhir kekal dan takdir yang sekedar mampir"

"Maafkan aku Ariq, kali ini aku tidak bisa memenuhi permintaanmu"

Jeddeerrr ...dunia Ariq seolah berhenti berputar, bayangan masa putih abu-abu kembali melintas. Rencana hang sudah disusunnya dengan matang waktu itu kini menguap begitu saja, terbantahkan dengan kenyataan dirinya sendiri yang tak mampu komitmen atas apa yang sudah direncanakannya itu. Kini pemuda yang dengan lantangnya berjanji itu telah mengingkari janjinya sendiri.

"Milia ...benarkah itu?" tanya Ariq kembali memastikan kesimpulan yang ada dalam pikirannya,

"Iya" diiringi anggukan Kamilia tak ragu mengungkap kebenaran situasinya saat ini. Ariq memejamkan matanya, tanpa terasa bulir bening lolos begitu saja dari kedua sudut matanya.

"Aku sudah berusaha semampuku, jika pada akhirnya harus berakhir seperti ini itu sungguh di luar kendaliku" ucap Ariq dengan kepala menunduk.

"Maafkan aku, selama ini, menjagamu dalam do'a, merindukanmu dalam diam dan menunggumu tanpa bertemu sesuai dengan waktu yang kau pinta sudah aku lakukan. Dan akhirnya penantianku harus berakhir dengan kepastian. Tak ada lagi pilihan untukku."

"Jadi sudah tidak ada lagi kesempatan untukku?" tanya Ariq dengan mata memerah usai tangis yang tak mampu dia cegah.

"Maaf ..." jawab Kamilia sendu,

"Mulai sekarang kamu bisa fokus dengan apa yang harus kamu selesaikan, enam bulan, satu tahun, dua tahun, kamu bebas menentukan, tidak lagi terbebani lagi oleh penantianku."

"Aku percaya setiap orang ada masanya, dna setiap masa ada orangnya. Pada waktunya nanti kamu akan dibersamakan dengan wanita yang tepat untuk menjadi pasanganmu, dan itu tentunya bukan aku." pungkas Kamilia, dia menyodorkan tisu ke hadapan Ariq yang langsung diterimanya untuk mengusap pipinya yang basah.

"Maafkan aku Kamilia, aku yang salah karena tidak bisa menepati janjiku"

"Jangan salahkan dirimu, qadarullah, semua terjadi atas kehendak-Nya"

"Tapi kita masih bisa berteman kan?" tanya Ariq dengan senyum yang dipaksakan dan suara yang melemah.

"Aku tidak bisa menjamin, ketika jiwa dan ragaku telah terikat secara halal oleh seseorang saat itu pula ridhonya yang harus aku raih, hatinya yang harus selalu aku jaga" jawab Kamilia yang lagi-lagi hanya mampu membuat Ariq kembali sejenak memejamkan matanya.

"Aku do'akan, semoga kamu bahagia" ucap Ariq tulus, pada akhirnya hanya kalimat itu yang dia ucapkan sebagai penutup semua harapan dan cita-citanya bersama Kamilia tanpa ada keinginan untuk bertanya dengan siapa gadis pujaan hatinya itu akan mengarungi bahtera rumah tangga, dalam hati menyisakan tanya namun rasa sakit jauh lebih mendominasi.

"Do'a yang sama juga untukmu, dari pertemuan kita hari ini, dua kabar yang kita dapatkan. Kabar buruknya, aku maupun kamu tidak bisa kembali dan mengubah masa lalu dan kabar baiknya mulai hari ini kamu bisa mengubah masa depanmu."

Tak ada kata yang bisa Ariq ucapkan untuk membalas ucapan Kamilia, dia memilih diam dan mencerna sendiri apa yang diucapkan gadis itu.

"Aku pamit"

"Terima kasih, Ariq" balas Kamilia singkat.

"Ayo, Mir, kita balik!" seru Ariq,

Dengan langkah gontai Ariq menuju mobilnya, tanpa menoleh lagi dia memasuki mobil itu dan menunggu Mirza mendatanginya.

"Aku balik ya, Elisha kamu bisa pulang sendiri kan?" Mirza memastikan keamanan Elisha sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.

"Kamil, aku pergi ya. Assalamu'alaikum" ucap Mirza lalu setengah berlari ke arah mobilnya, tak ingin suasana semakin runyam jika Ariq harus menunggu lebih lama.

Mobil yang dikendarai Mirza pun perlahan melaju meninggalkan halaman rumah kontrakan Kamilia dengan segala kesunyian malamnya.

"Selamat atas tercapainya cita-citamu, aku turut berbangga dan bahagia. Kisah kita sudah selesai, Ariq" batin Kamilia sembari menatap mobil itu hingga tak terlihat.

Terpopuler

Comments

Arkan Nuril

Arkan Nuril

kata2 Thor SE indah itu 🥲🥲🥲

2024-10-27

1

Rina Rizkyana

Rina Rizkyana

ya ampun nyesek y

2024-10-15

1

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

alamaaaakkkkkkkkk
mewek deh

2024-05-01

1

lihat semua
Episodes
1 Lima Tahun Lagi
2 Menjadi Guru Privat
3 Bertemu Lagi
4 Kehilangan
5 Dia Kembali
6 Ada Yang Klik
7 Tiba-Tiba Dilamar
8 Pupus Sudah
9 Direktur El-Malik Hospital
10 Resmi Dilamar
11 Dijemput
12 Berdamai Dengan Takdir
13 Kehangatan Keluarga
14 Enam Bulan Lagi
15 Terlambat
16 You Are Mine
17 Pertemuan
18 Kisah Kita Selesai
19 Posesif
20 Salah Faham
21 Harapan Sahabat
22 Foto
23 Saling Mengenal
24 Tamu Tak Diduga
25 Ikhlaskan
26 Menuju Sah
27 Kebahagiaan VS Kesedihan
28 Sedikit Lega
29 Merasa Sangat Beruntung
30 Dia Belum Selesai
31 Kedatangan Tamu
32 Bertemu Mantan
33 Menandai Kepemilikkan
34 Bersama Feli
35 Tujuan Hidup Baru
36 Bertemu
37 Bertatap Muka
38 Yang Disesali ...
39 Kekhawatiran Cakra
40 Bersamamu Aku Tenang
41 Cemburu
42 Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43 Ketegasan Cakra
44 Penyesalan
45 Pingsan
46 Kehadiran Orang Baru
47 Rasa yang Salah
48 Syukuran Empat Bulanan
49 Tujuh Bulanan
50 Tujuh Bulanan (2)
51 Hari yang Indah
52 Rahasia Kamilia
53 Teror
54 Peringatan
55 Sumber Bahagia yang Sederhana
56 Selangkah Lebih Maju
57 Ada yang Belum Move On Juga
58 Menghadiri Undangan
59 Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60 Aku Merindukan Panggilan Itu
61 Pertunangan
62 Melebur Rasa
63 Kecemasan Kamilia
64 Diagnosa Dokter
65 Cakra Sadar
66 Positif
67 Vonis
68 PoV Cakra
69 Nasihat Sahabat
70 Menenangkan Diri
71 Penyesalan Kamilia
72 Melewati Masa Kritis
73 Telah Kembali
74 Teman Curhat
75 Kita Bikin Romantis
76 Welcome Baby Boy
77 Rahasia
78 Menjenguk Baby Boy
79 Aqiqah Baby Rayyan
80 Hati Oh Hati
81 Kambuh
82 Vonis Akhir
83 Buku Harian
84 Curahan Hati
85 Datang dan Pergi
86 Tak Lagi Sakit (1)
87 Tak Lagi Sakit (2)
88 Tak Lagi Sakit (3)
89 Pulang
90 Kabar Jerman
91 Hidup Baru
92 Keraguan
93 Penyambutan Calon CEO
94 Dilema
95 Tamu
96 Menghindar
97 Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98 Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99 Kekhawatiran Para Sahabat
100 Keputusan (1)
101 Support Keluarga
102 Kuliah 1 SKS
103 Misi Pertama
104 Bagian Dari Proses
105 Penjajakan
106 Step By Step
107 Support Calon Adik Ipar
108 Omm Baik Datang Lagi
109 Pernyataan Calon Mertua
110 Beri Aku Kesempatan
111 Tiba-Tiba Dilamar
112 Siapa Dia?
113 Dia Datang
114 Tidak Menerima Penolakan
115 Rinduku Untukmu
116 Bersama Tapi Tak Bersua
117 Surat Biru Muda
118 Aku Datang
119 Mengejar Cinta
120 Jawaban
121 Menuju Halal
122 Mengunjungi Makam Cakra
123 H-1
124 Akad
125 Kita Bikin Romantis
126 Resepsi
127 Gasskeun ...!
128 Hidup Baru, Lembaran Baru.
129 Proyek Baru
130 Video Call
131 Begadang sampai Pagi
132 Keharuan di Resepsi
133 Long Distance Marriage
134 Telat Dua Minggu
135 Diary oh Diary ...
136 Harus Pergi
137 Kedatangan Tamu
138 Berita Online
139 Musibah
140 Tindakan
141 Aa Pulang
142 Dalang Kejahatan
143 Resign
144 Pasca Resign
145 Menuju Keluarga Besar
146 Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147 Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148 Novel Baru
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Lima Tahun Lagi
2
Menjadi Guru Privat
3
Bertemu Lagi
4
Kehilangan
5
Dia Kembali
6
Ada Yang Klik
7
Tiba-Tiba Dilamar
8
Pupus Sudah
9
Direktur El-Malik Hospital
10
Resmi Dilamar
11
Dijemput
12
Berdamai Dengan Takdir
13
Kehangatan Keluarga
14
Enam Bulan Lagi
15
Terlambat
16
You Are Mine
17
Pertemuan
18
Kisah Kita Selesai
19
Posesif
20
Salah Faham
21
Harapan Sahabat
22
Foto
23
Saling Mengenal
24
Tamu Tak Diduga
25
Ikhlaskan
26
Menuju Sah
27
Kebahagiaan VS Kesedihan
28
Sedikit Lega
29
Merasa Sangat Beruntung
30
Dia Belum Selesai
31
Kedatangan Tamu
32
Bertemu Mantan
33
Menandai Kepemilikkan
34
Bersama Feli
35
Tujuan Hidup Baru
36
Bertemu
37
Bertatap Muka
38
Yang Disesali ...
39
Kekhawatiran Cakra
40
Bersamamu Aku Tenang
41
Cemburu
42
Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43
Ketegasan Cakra
44
Penyesalan
45
Pingsan
46
Kehadiran Orang Baru
47
Rasa yang Salah
48
Syukuran Empat Bulanan
49
Tujuh Bulanan
50
Tujuh Bulanan (2)
51
Hari yang Indah
52
Rahasia Kamilia
53
Teror
54
Peringatan
55
Sumber Bahagia yang Sederhana
56
Selangkah Lebih Maju
57
Ada yang Belum Move On Juga
58
Menghadiri Undangan
59
Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60
Aku Merindukan Panggilan Itu
61
Pertunangan
62
Melebur Rasa
63
Kecemasan Kamilia
64
Diagnosa Dokter
65
Cakra Sadar
66
Positif
67
Vonis
68
PoV Cakra
69
Nasihat Sahabat
70
Menenangkan Diri
71
Penyesalan Kamilia
72
Melewati Masa Kritis
73
Telah Kembali
74
Teman Curhat
75
Kita Bikin Romantis
76
Welcome Baby Boy
77
Rahasia
78
Menjenguk Baby Boy
79
Aqiqah Baby Rayyan
80
Hati Oh Hati
81
Kambuh
82
Vonis Akhir
83
Buku Harian
84
Curahan Hati
85
Datang dan Pergi
86
Tak Lagi Sakit (1)
87
Tak Lagi Sakit (2)
88
Tak Lagi Sakit (3)
89
Pulang
90
Kabar Jerman
91
Hidup Baru
92
Keraguan
93
Penyambutan Calon CEO
94
Dilema
95
Tamu
96
Menghindar
97
Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98
Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99
Kekhawatiran Para Sahabat
100
Keputusan (1)
101
Support Keluarga
102
Kuliah 1 SKS
103
Misi Pertama
104
Bagian Dari Proses
105
Penjajakan
106
Step By Step
107
Support Calon Adik Ipar
108
Omm Baik Datang Lagi
109
Pernyataan Calon Mertua
110
Beri Aku Kesempatan
111
Tiba-Tiba Dilamar
112
Siapa Dia?
113
Dia Datang
114
Tidak Menerima Penolakan
115
Rinduku Untukmu
116
Bersama Tapi Tak Bersua
117
Surat Biru Muda
118
Aku Datang
119
Mengejar Cinta
120
Jawaban
121
Menuju Halal
122
Mengunjungi Makam Cakra
123
H-1
124
Akad
125
Kita Bikin Romantis
126
Resepsi
127
Gasskeun ...!
128
Hidup Baru, Lembaran Baru.
129
Proyek Baru
130
Video Call
131
Begadang sampai Pagi
132
Keharuan di Resepsi
133
Long Distance Marriage
134
Telat Dua Minggu
135
Diary oh Diary ...
136
Harus Pergi
137
Kedatangan Tamu
138
Berita Online
139
Musibah
140
Tindakan
141
Aa Pulang
142
Dalang Kejahatan
143
Resign
144
Pasca Resign
145
Menuju Keluarga Besar
146
Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147
Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!