Kehilangan

Prang ...

Pecahan kaca berhamburan kemana-mana, ruangan yang beberapa menit yang lalu tampak rapi dan bersih kini bak kapal pecah.

"Apakah aku harus membawanya kembali?" tanya laki-laki yang sejak tadi tak bergeming, di tempatnya, menjadi saksi marahnya sang atasan karena ditinggal pergi kekasihnya.

"Apa kurangku selama ini, Cip?" tanya Cakra dengan tangan masih terkepal dan wajah memerah pertanda kemarahan masih menguasainya.

"Tidak ada, dianya saja yang tidak tahu diri, bukannya bersyukur memiliki kekasih sesempurna kamu tapi malah memilih pergi karena sesuatu yang belum pasti" jelas Cipta berusaha membeberkan fakta, berharap atasan sekaligus sahabatnya itu berkurang marahnya.

Bugh ...

Bukannya mereda, Cakra kembali meluapkan kemarahannya dengan meninju dinding ruang kerjanya, hingga terlihat punggung tangannya kini terluka karena aksinya itu.

"Kalau kamu tidak ingin kehilangan dia, biarkan aku pergi dan membawanya kembali, Cak." nada bicara Cipta bukan lagi mode bawahan atasan tapi berubah ke mode sahabat, melihat betapa hancurnya sahabatnya saat mengetahui jika kekasihnya pergi meninggalkannya membuat Cipta pun tidak tega.

Jika Cakra mengizinkan dia akan pergi dan membawa kembali Yumna, wanita yang selama dua tahun ini menjadi kekasih dari seorang Cakra Mahardhika Wira.

Cakra bergeming, dia tetap pada posisinya, tidak mengiyakan atau pun melarang. Tatapannya kosong, hingga akhirnya ambruk dengan lutut yang menyentuh lantai.

Kehilangan wanita yang sangat dicintainya benar-benar membuat Cakra kehilangan semangat hidup. Dia yang selama ini belum pernah mengenal cinta dan tiba-tiba jatuh cinta pertama kali pada seorang reporter sebuah majalah bisnis terkenal, berawal dari menyukai tulisan-tulisan keren dari sang reporter dan tidak menyangka jika tentang bisnis yang sering dia baca adalah wanita yang pernah di kenalnya di bangku kuliah.

Alhasil, ibarat pucuk dicinta ulam pun tiba, Yumna yang saat itu ditugaskan kantornya untuk menjadi penulis biografi seorang pengusaha muda berkesempatan untuk mewawancarai langsung sang pengusaha muda yang tak lain adalah Cakra.

Sejak saat itu mereka berdua pun dekat dan mulai menjalin kasih. Cakra yang selalu memastikan apa yang menjadi miliknya aman menurut versinya ternyata dirasakan lain oleh Yumna, bagi Yumna yang merasa dunia ini sangat luas merasa terkekang karena aturan-aturan Cakra yang membatasi geraknya.

Sampai tepat di hari anniversary mereka yang kedua tahun, Yumna memilih pergi tanpa pamit dengan dalih untuk mengejar mimpinya.

"Cakra ..." melihat Cakra seperti iru membuat Cipta sangat khawatir, dia kembali memastikan keadaan sahabatnya itu.

"Biarkan, biarkan dia pergi" ucap Cakra akhirnya, dia berdiri dan berjalan gontai memasuki ruang pribadinya di kantor, ruang hang hanya dimasuki oleh dirinya dan Cipta, tidak ada yang boleh masuk ke ruangan itu.

Meninggalkan Cakra yang tengah terluka, di kediaman keluarga besar Wira Atmaja, persiapan acara syukuran untuk cucu tersayang mereka tengah berlangsung. Acara yang akan dilaksanakan selepas maghrib itu sudah sembilan puluh persen siap. Mulai dari dekorasi tempat, catering dan semua pihak yang akan terlibat sudah siap pada posisinya masing-masing.

Kamilia yang didaulat untuk menjadi pendamping Feli sudah tampak hadir sejak pukul lima sore tadi, sopir suruhan Omanya Feli datang menjemput di waktu yang lebih awal menurut Kamilia.

"Terima kasih ya, Bu Guru. Saya senang sekarang Feli benar-benar berubah. Tadi dia bahkan bilang ingin melanjutkan kuliah sambil terus mendalami ilmu agama. Terim kasih ya," Cantika yang merupakan ibu dari Yumna dengan tulus mengucapkan rasa terima kasihnya pada Kamilia, dia mengusap punggung tangan Kamilia yang berada di atas meja.

"Sama-sama, Emmm ..."

"Panggil saja saya Mbak," sambung Cantika yang melihat Kamilia tampak kebingungan.

"Baik, Mbak, dan Mbak Cantika juga bisa panggil saja saya nama" sahut Kamilia masih dengan rasa sungkannya.

"Tentu, dengan senang hati, sudah lama aku menginginkan punya adik perempuan. Punya adik satu-satunya, cowok dan sampai saat ini bahkan belum juga bertemu entah sesibuk apa anak itu sampai melupakan kedatangan kakaknya" gerutu Cantika yang menunjukkan wajah kesal ketika mengingat adiknya yang tak kunjung pulang untuk menemuinya padahal dirinya sudah sejak dua hari yang lalu pulang ke tanah air.

Kamilia hanya tersenyum, dia yang juga hanya memiliki satu saudara laki-laki bisa merasakan perasaan Cantika saat ini.

"Kalau begitu aku akan memanggilmu Milia saja, ya?! Mulai sekarang Milia jangan sungkan padaku, mana ponselnya, biar aku simpan nomorku di ponselmu" Cantika mengulurkan tangannya meminta ponsel Kamilia, dia benar-benar sudah sangat nyaman dengan Kamilia, tidak salah jika.putri semata wayangnya sangat mudah akrab dan nyaman dengan Kamilia padahal Feli termasuk orang yang sulit sekali bersosialisasi.

Deg ...

Wajah Kamilia seketika terlihat kaget, bukan karena tiba-tiba Cantika yang meminta ponsel untuk memasukan nomornya di ponsel Kamilia, seorang desainer terkenal yang sudah go internasional pasti sangat berbangga bisa mengenalnya secara pribadi. Namun bukan itu yang menjadi fokus Kamilia, gadis itu merasa de javu mendengar nama panggilan yamg diucapkan Cantika untuknya.

"Milia ..." seru Cantika yang melihat Kamilia hanya bengong,

"Eh ..." seketika Kamilia tersadar dari keterkejutannya, dia pun segera merogoh tas selempangnya mencari ponsel dan langsung diserahkan pada Cantika.

"Milia" gumam Kamilia sangat pelan, namun ternyata di dengar oleh Yumna,

"Kenapa? Kamu tidak suka saya memanggil kamu begitu?'' tanya Cantika memastikan,

"Tidak Mbak, tidak apa-apa, saya suka" jawab Kamilia buru-buru dia tidak ingin membuat Cantika salah faham.

Perbincangan keduanya pun kembali berlanjut, hingga akhirnya Cantika pamit untuk menyambut kedatangan keluarga jauhnya yang baru datang.

"Milia ...'' sepeninggal Cantika, Kamilia kembali menggumamkan namanya sendiri, mendengar nama itu dia kembali diingatkan pada seseorang yang selalu memanggilnya dengan nama Milia.

"Ariq ..." batinnya,

Acara syukuran Feli berlangsung dengan khidmat, semua orang yang hadir turut berbagai atas pencapaian cucu kesayangan keluarga itu. Kedua orang tua Feli bahkan sampai menitikkan air mata ketika mendengar putri tercinta mereka melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan begitu merdu dan penuh penghayatan.

Tidak hanya kemampuan membaca Al-Qur'annya yang luar biasa bagus, penampilan dan sikap Feli, ucapan terima kasih pun tak urung terus terucap dari kedua orang tua Feli pada Kamilia, sungguh kehadirannya telah menjadi berkah untuk keluarga mereka, ucap Omanya Feli.

Acara terus berlanjut hingga sesi akhir yaitu semua tamu yang hadir yang hanya terdiri dari keluarga dan rekan yang sangat dekat saja yang diundang tengah berbahagia sembari menikmati hidangan yang tersedia.

Keriuhan di lantai satu rumah mewah itu tidak lantas menular pada setiap sudut rumah itu, nyatanya di sebuah kamar yang berada di lantai dua seseorang tengah bergelut dengan kesedihannya karena sebuah kehilangan.

Terpopuler

Comments

TETI Kasianti

TETI Kasianti

kayak ny seru ni cerita ny,,,, 😄 lanjut toorr

2025-01-08

1

Sungoesdown

Sungoesdown

luvvvvvb

2024-09-29

1

Mbing

Mbing

Ariq kok belum muncul

2024-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 Lima Tahun Lagi
2 Menjadi Guru Privat
3 Bertemu Lagi
4 Kehilangan
5 Dia Kembali
6 Ada Yang Klik
7 Tiba-Tiba Dilamar
8 Pupus Sudah
9 Direktur El-Malik Hospital
10 Resmi Dilamar
11 Dijemput
12 Berdamai Dengan Takdir
13 Kehangatan Keluarga
14 Enam Bulan Lagi
15 Terlambat
16 You Are Mine
17 Pertemuan
18 Kisah Kita Selesai
19 Posesif
20 Salah Faham
21 Harapan Sahabat
22 Foto
23 Saling Mengenal
24 Tamu Tak Diduga
25 Ikhlaskan
26 Menuju Sah
27 Kebahagiaan VS Kesedihan
28 Sedikit Lega
29 Merasa Sangat Beruntung
30 Dia Belum Selesai
31 Kedatangan Tamu
32 Bertemu Mantan
33 Menandai Kepemilikkan
34 Bersama Feli
35 Tujuan Hidup Baru
36 Bertemu
37 Bertatap Muka
38 Yang Disesali ...
39 Kekhawatiran Cakra
40 Bersamamu Aku Tenang
41 Cemburu
42 Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43 Ketegasan Cakra
44 Penyesalan
45 Pingsan
46 Kehadiran Orang Baru
47 Rasa yang Salah
48 Syukuran Empat Bulanan
49 Tujuh Bulanan
50 Tujuh Bulanan (2)
51 Hari yang Indah
52 Rahasia Kamilia
53 Teror
54 Peringatan
55 Sumber Bahagia yang Sederhana
56 Selangkah Lebih Maju
57 Ada yang Belum Move On Juga
58 Menghadiri Undangan
59 Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60 Aku Merindukan Panggilan Itu
61 Pertunangan
62 Melebur Rasa
63 Kecemasan Kamilia
64 Diagnosa Dokter
65 Cakra Sadar
66 Positif
67 Vonis
68 PoV Cakra
69 Nasihat Sahabat
70 Menenangkan Diri
71 Penyesalan Kamilia
72 Melewati Masa Kritis
73 Telah Kembali
74 Teman Curhat
75 Kita Bikin Romantis
76 Welcome Baby Boy
77 Rahasia
78 Menjenguk Baby Boy
79 Aqiqah Baby Rayyan
80 Hati Oh Hati
81 Kambuh
82 Vonis Akhir
83 Buku Harian
84 Curahan Hati
85 Datang dan Pergi
86 Tak Lagi Sakit (1)
87 Tak Lagi Sakit (2)
88 Tak Lagi Sakit (3)
89 Pulang
90 Kabar Jerman
91 Hidup Baru
92 Keraguan
93 Penyambutan Calon CEO
94 Dilema
95 Tamu
96 Menghindar
97 Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98 Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99 Kekhawatiran Para Sahabat
100 Keputusan (1)
101 Support Keluarga
102 Kuliah 1 SKS
103 Misi Pertama
104 Bagian Dari Proses
105 Penjajakan
106 Step By Step
107 Support Calon Adik Ipar
108 Omm Baik Datang Lagi
109 Pernyataan Calon Mertua
110 Beri Aku Kesempatan
111 Tiba-Tiba Dilamar
112 Siapa Dia?
113 Dia Datang
114 Tidak Menerima Penolakan
115 Rinduku Untukmu
116 Bersama Tapi Tak Bersua
117 Surat Biru Muda
118 Aku Datang
119 Mengejar Cinta
120 Jawaban
121 Menuju Halal
122 Mengunjungi Makam Cakra
123 H-1
124 Akad
125 Kita Bikin Romantis
126 Resepsi
127 Gasskeun ...!
128 Hidup Baru, Lembaran Baru.
129 Proyek Baru
130 Video Call
131 Begadang sampai Pagi
132 Keharuan di Resepsi
133 Long Distance Marriage
134 Telat Dua Minggu
135 Diary oh Diary ...
136 Harus Pergi
137 Kedatangan Tamu
138 Berita Online
139 Musibah
140 Tindakan
141 Aa Pulang
142 Dalang Kejahatan
143 Resign
144 Pasca Resign
145 Menuju Keluarga Besar
146 Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147 Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148 Novel Baru
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Lima Tahun Lagi
2
Menjadi Guru Privat
3
Bertemu Lagi
4
Kehilangan
5
Dia Kembali
6
Ada Yang Klik
7
Tiba-Tiba Dilamar
8
Pupus Sudah
9
Direktur El-Malik Hospital
10
Resmi Dilamar
11
Dijemput
12
Berdamai Dengan Takdir
13
Kehangatan Keluarga
14
Enam Bulan Lagi
15
Terlambat
16
You Are Mine
17
Pertemuan
18
Kisah Kita Selesai
19
Posesif
20
Salah Faham
21
Harapan Sahabat
22
Foto
23
Saling Mengenal
24
Tamu Tak Diduga
25
Ikhlaskan
26
Menuju Sah
27
Kebahagiaan VS Kesedihan
28
Sedikit Lega
29
Merasa Sangat Beruntung
30
Dia Belum Selesai
31
Kedatangan Tamu
32
Bertemu Mantan
33
Menandai Kepemilikkan
34
Bersama Feli
35
Tujuan Hidup Baru
36
Bertemu
37
Bertatap Muka
38
Yang Disesali ...
39
Kekhawatiran Cakra
40
Bersamamu Aku Tenang
41
Cemburu
42
Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43
Ketegasan Cakra
44
Penyesalan
45
Pingsan
46
Kehadiran Orang Baru
47
Rasa yang Salah
48
Syukuran Empat Bulanan
49
Tujuh Bulanan
50
Tujuh Bulanan (2)
51
Hari yang Indah
52
Rahasia Kamilia
53
Teror
54
Peringatan
55
Sumber Bahagia yang Sederhana
56
Selangkah Lebih Maju
57
Ada yang Belum Move On Juga
58
Menghadiri Undangan
59
Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60
Aku Merindukan Panggilan Itu
61
Pertunangan
62
Melebur Rasa
63
Kecemasan Kamilia
64
Diagnosa Dokter
65
Cakra Sadar
66
Positif
67
Vonis
68
PoV Cakra
69
Nasihat Sahabat
70
Menenangkan Diri
71
Penyesalan Kamilia
72
Melewati Masa Kritis
73
Telah Kembali
74
Teman Curhat
75
Kita Bikin Romantis
76
Welcome Baby Boy
77
Rahasia
78
Menjenguk Baby Boy
79
Aqiqah Baby Rayyan
80
Hati Oh Hati
81
Kambuh
82
Vonis Akhir
83
Buku Harian
84
Curahan Hati
85
Datang dan Pergi
86
Tak Lagi Sakit (1)
87
Tak Lagi Sakit (2)
88
Tak Lagi Sakit (3)
89
Pulang
90
Kabar Jerman
91
Hidup Baru
92
Keraguan
93
Penyambutan Calon CEO
94
Dilema
95
Tamu
96
Menghindar
97
Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98
Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99
Kekhawatiran Para Sahabat
100
Keputusan (1)
101
Support Keluarga
102
Kuliah 1 SKS
103
Misi Pertama
104
Bagian Dari Proses
105
Penjajakan
106
Step By Step
107
Support Calon Adik Ipar
108
Omm Baik Datang Lagi
109
Pernyataan Calon Mertua
110
Beri Aku Kesempatan
111
Tiba-Tiba Dilamar
112
Siapa Dia?
113
Dia Datang
114
Tidak Menerima Penolakan
115
Rinduku Untukmu
116
Bersama Tapi Tak Bersua
117
Surat Biru Muda
118
Aku Datang
119
Mengejar Cinta
120
Jawaban
121
Menuju Halal
122
Mengunjungi Makam Cakra
123
H-1
124
Akad
125
Kita Bikin Romantis
126
Resepsi
127
Gasskeun ...!
128
Hidup Baru, Lembaran Baru.
129
Proyek Baru
130
Video Call
131
Begadang sampai Pagi
132
Keharuan di Resepsi
133
Long Distance Marriage
134
Telat Dua Minggu
135
Diary oh Diary ...
136
Harus Pergi
137
Kedatangan Tamu
138
Berita Online
139
Musibah
140
Tindakan
141
Aa Pulang
142
Dalang Kejahatan
143
Resign
144
Pasca Resign
145
Menuju Keluarga Besar
146
Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147
Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!