Dia Kembali

Kamilia memasuki rumah kontrakannya dengan wajah lelah, seharian ini kegiatannya sangat menyita energi. Mulai dari tugas sekolah bersambung ke acara di rumah Feli yang ternyata di luar ekspektasinya yang mengira hanya acara syukuran biasa, nyatanya jika di kampung halamannya itu sama saja seperti hajatan yang mewah.

Karena sudah melaksanakan shalat Isya, Kamilia memilih membersihkan muka dan menggosok gigi, tidak lupa dia pun menyempatkan diri mengoleskan krim malam ke wajahnya sebelum menuju tempat ternyaman untuknya saat ini yaitu kasur.

Ting ...

Notifikasi pesan kembali membuatnya ingat jika selama acara tadi dia mendapat banyak sekali pesan masuk dari Elisha, jangankan untuk membalasnya, Kamilia bahkan belum sempat membacanya,

"Pasti marah nih bestie ..." gumam Kamilia sembari memulai berselancar di aplikasi hijau yang ada di ponselnya.

Dari deretan pesan masuk Kamilia memilih membuka terlebih dahulu pesan dari sahabatnya itu. Terlihat ada sepuluh chat yang dikirim Elisha dan tentu emot kesal menjadi pamungkas pesan yang dikirimnya. Kamilia hanya tersenyum, pasti sahabatnya itu sangat kesal karena pesannya belum dibalas, pikir Kamilia.

Kamilia pun mulai fokus pada isi pesan Elisha, setiap kata dia eja agar tidak salah memahami.

Berulang kali Kamilia mengejanya, untuk memastikan jika pesan yang dibacanya benar.

'Kamil, dia kembali'

'cie cie pasti senang ya yang bentar lagi bakalan di halalin'

'Kamil kenapa pesan aku gak dibaca? Lagi ngapain sih kamu, ini kan udah bukan jamnya di sekolah'

'Kamil, kamu harus bersiap ya, jangan sampe jantungan karena doi tiba-tiba bawa rombongan dan penghulu, xixixi ...'

'Kamil ...'

'Kamil ...'

'Kamiiil ....'

'Kamiiiiiiiiilia ........'

'Kamilia Izzatunnisa 😠😠😠😠😠😠'

Deg deg deg ....

Bukannya membalas pesan Elisha, Kamilia justru fokus pada isi pesan sahabatnya itu. Dia bahkan mengulang kembali membaca pesan Elisha.

"Dia sudah kembali?" gumamnya sembari mendekap ponsel seolah menahan dadanya yang tiba-tiba bertalu sangat kencang.

Entah mendapat kabar darimana, selama ini Kamilia tidak berhubungan dengan banyak temannya semasa SMA, setelah hari perpisahan dia benar-benar fokus pada aktifitas barunya, kuliah dan mengajar membantu sang ayah yang juga seorang guru di sekolah dasar, sore hari Kamilia pun membatu sang ibu yang juga seorang guru ngaji di madrasah.

Itulah aktifitas Kamilia selama empat tahun ini, dia benar-benar fokus belajar dan belajar. Grup alumni yang katanya selalu rame hanya dia dengar dari Elisha, nomor ponsel yang digunakannya saat ini adalah nomor baru yang tidak masuk grup alumni itu, dulu Kamilia sempat terkena musibah hilang ponselnya sepulang kuliah.

Sampai saat ini Kamilia hanya menjadi pendengar setiap keramaian di grup angkatannya. Tentu saja Elisha yang menjadi sumber informasi. Begitu pun saat ini, Kamilia yakin sepertinya Elisha mendapat informasi kembalinya seseorang yang selama ini dia tunggu pasti dari grup alumni.

Ting ...

Belum juga Kamilia membalas pesan karena masih larut dalam pikiran kosongnya, Elisha sudah kembali mengirimkan pesan di room chat mereka.

'Akhirnya dibaca juga pesan aku,'

'Ya udah, karena aku tuh sahabat yang baik banget, aku gak akan marah seharian ini kamu nyuekin aku, malahan aku kasih bonus deh buat obat kangen sementara sebelum ketemu orangnya langsung dan saling melepas rindu, wkwkwk'

Beberapa pesan kembali Elisha kirimkan, dan selanjutnya sebuah foto pun mendarat di room chat mereka.

Dilihat dari keterangannya foto yang dikirim Elisa diteruskan, sepertinya dia dapatkan juga dari orang lain atau dari grup SMA angkatan mereka. Kamilia yang menyetting ponselnya harus mengunduh gambar terlebih dahulu ragu untuk men-tap gambar itu.

Jujur, debaran hatinya semakin tak terkendali، dia ingin tahu gambar apa yang dikirim Elisha, tapi sepertinya hati dan pikirannya belum benar-benar siap.

"Bismillah" gumamnya, jarinya akhirnya bergerak untuk men tap gambar yang dikirim sahabatnya itu.

Deg ...deg ...deg ...

Tampillah wajah seseorang yang selama lima tahun ini hanya ada dalam bayangannya. Kebersamaan tiga tahun mereka lima tahun silam hanya menyisakan setumpuk surat dan foto yang diambil secara tidak sengaja oleh sahabat mereka saat pertemuan terakhir di perpustakaan sekolah.

Sampai hari ini, Kamilia masih menyimpannya dengan baik. Rupanya gadis itu memegang janji yang pernah terucap sang pemuda lima tahun yang lalu.

'Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku'

Kalimat itu kembali terngiang di telinga Kamilia dengan suara yang sama, remaja berseragam putih abu itu mengucapkannya dengan lantang.

Secara sadar dan penuh harapan Kamilia menunggunya, menunggu lima tahun waktu yang sang kekasih minta untuk membuktikan kesungguhannya.

Sekarang kabar kembalinya sang kekasih telah sampai di telinganya. Hatinya berbunga, benarkah penantiannya akan segera berakhir. Inikah jawaban setiap do'a yang dilangitkannya.

Seulas senyum terlukis di wajah cantiknya, hatinya menghangat tatkala kembali ditatapnya foto yang masih memenuhi layar ponselnya.

"Kamu sudah berubah, semakin terlihat dewasa dan sangat tampan. Sesuai permintaanmu, aku sudah berhasil melewati waktu lima tahun ini dengan menunggumu." monolog Kamilia, tatapannya tidak lepas dari foto sang pemuda yang tersenyum menawan dengan mengerek koper di tangan kanannya dan tangan kirinya menenteng jaket. Tidak lupa kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya menambah pesona seorang Ariq Rafandra Malik.

☘️☘️☘️

Kabar kembalinya Ariq benar-benar menjadi perbincangan panas di grup SMA angkatan mereka. Elisha sampai harus menon aktifkan notifikasi dari grup yang satu itu.

Mirza, menjadi orang yang paling heboh menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan teman-teman mereka perihal Ariq. Selama ini Mirza lah yang paling tahu kabar tentang teman mereka yang satu itu.

Selama ini Ariq memang tidak masuk grup angkatannya karena ingin fokus dengan pendidikannya. Ariq yang mengambil spesialis di luar negeri selama dua tahun ini sengaja memutus akses dengan teman-temannya. Dia benar-benar ingin fokus menyelesaikan pendidikan dokter spesialisnya dalam waktu yang cepat.

Berhasil, sejak dulu putra satu-satunya Arzan Ravindra Malik, pemilik El-Malik Grup itu selalu menjadi kebanggaan dengan prestasi-prestasinya.

Tuuuttt ...tuuuuut ...tuuut ...!

"Kamiiiiiiiiil ..." pekik Elisha setelah beberapa menit menunggu akhirnya tersambung juga panggilannya.

"Assalamu'alaikum, Elisha" tegur Kamilia sembari kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Eh lupa, wa'alaikumsalam, sorry!" diakhiri kekehan Elisha menyadari kesalahannya.

"Ada apa El, tumben jam segini bu dokter nelpon, emang gak ada pasien?" tanya Kamilia yang sedang bersantai dengan novel di tangannya.

"Selalu ada waktu buat sahabat tercintaku ini dong, apalagi ini tentang kisah cintanya yang sebentar lagi akan berbunga hahaha ..." tawa Elisha memenuhi telinga Kamilia, dia kembali menjauhkan ponsel dari telinganya dan memilih meload speakerkannya.

"Aku tuh kesel banget tahu sama kamu, dari kemarin orang-orang udah pada heboh, eh ini malah diem-diem bae atau jangan-jangan dia sudah menghubungi kamu ya?" todong Elisha menggebu-gebu, dia tidak sabar ingin tahu kelanjutan kisah asmara sahabatnya itu.

"Enggak ada, aku belum tahu apa-apa" jawab Kamilia apa adanya,

"Tapi kata si Mirza dia udah hampir seminggu lho balik, beneran kamu belum dihubungi dia sama sekali? Jangan boong deh, ayo dong ngomong" desak Elisha yang tidak menyangka jika Ariq ternyata belum menghubungi sahabatnya itu.

"Kamu pasti sedih ya ..." suara Elisha berubah sendu membuat Kamilia terkekeh, terbayang bagaimana ekspresi wajah sahabatnya jika sedang dalam mode pura-pura sedih seperti saat ini.

"Aku biasa aja, jangan khawatir. Jika waktunya tiba kami pun akan dipertemukan" sahut Kamilia bijak, walau dalam hati ada tanya, namun dia tak ingin membuat sahabatnya semakin khawatir.

"Oke, kita tunggu aja, nanti juga aku tanya langsung ke Si Mirza"

"Gak usah El, biarkan saja" cegah Kamilia,

"Kenapa?"

"Gak apa-apa"

"Cuman nagih janjinya doang kok"

"Gak perlu El, jika dia masih ingat pun akan datang, kecuali ..."

"Kecuali apa? Jangan bilang kalau dia lupa sama kamu, awas saja kalau itu sampai terjadi, dia gak tahu gimana lu sabar menunggu" balas Elisha berapi-api, dia gak bisa bayangin sakitnya jadi Kamilia kalau sampai ternyata Ariq melupakan janjinya.

Terpopuler

Comments

Yhanie Shalue

Yhanie Shalue

akankah Ariq akan plg untuk kamilia, smg saja cinta mereka akan segera dipertemukan dg cara yg halal

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Lima Tahun Lagi
2 Menjadi Guru Privat
3 Bertemu Lagi
4 Kehilangan
5 Dia Kembali
6 Ada Yang Klik
7 Tiba-Tiba Dilamar
8 Pupus Sudah
9 Direktur El-Malik Hospital
10 Resmi Dilamar
11 Dijemput
12 Berdamai Dengan Takdir
13 Kehangatan Keluarga
14 Enam Bulan Lagi
15 Terlambat
16 You Are Mine
17 Pertemuan
18 Kisah Kita Selesai
19 Posesif
20 Salah Faham
21 Harapan Sahabat
22 Foto
23 Saling Mengenal
24 Tamu Tak Diduga
25 Ikhlaskan
26 Menuju Sah
27 Kebahagiaan VS Kesedihan
28 Sedikit Lega
29 Merasa Sangat Beruntung
30 Dia Belum Selesai
31 Kedatangan Tamu
32 Bertemu Mantan
33 Menandai Kepemilikkan
34 Bersama Feli
35 Tujuan Hidup Baru
36 Bertemu
37 Bertatap Muka
38 Yang Disesali ...
39 Kekhawatiran Cakra
40 Bersamamu Aku Tenang
41 Cemburu
42 Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43 Ketegasan Cakra
44 Penyesalan
45 Pingsan
46 Kehadiran Orang Baru
47 Rasa yang Salah
48 Syukuran Empat Bulanan
49 Tujuh Bulanan
50 Tujuh Bulanan (2)
51 Hari yang Indah
52 Rahasia Kamilia
53 Teror
54 Peringatan
55 Sumber Bahagia yang Sederhana
56 Selangkah Lebih Maju
57 Ada yang Belum Move On Juga
58 Menghadiri Undangan
59 Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60 Aku Merindukan Panggilan Itu
61 Pertunangan
62 Melebur Rasa
63 Kecemasan Kamilia
64 Diagnosa Dokter
65 Cakra Sadar
66 Positif
67 Vonis
68 PoV Cakra
69 Nasihat Sahabat
70 Menenangkan Diri
71 Penyesalan Kamilia
72 Melewati Masa Kritis
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Lima Tahun Lagi
2
Menjadi Guru Privat
3
Bertemu Lagi
4
Kehilangan
5
Dia Kembali
6
Ada Yang Klik
7
Tiba-Tiba Dilamar
8
Pupus Sudah
9
Direktur El-Malik Hospital
10
Resmi Dilamar
11
Dijemput
12
Berdamai Dengan Takdir
13
Kehangatan Keluarga
14
Enam Bulan Lagi
15
Terlambat
16
You Are Mine
17
Pertemuan
18
Kisah Kita Selesai
19
Posesif
20
Salah Faham
21
Harapan Sahabat
22
Foto
23
Saling Mengenal
24
Tamu Tak Diduga
25
Ikhlaskan
26
Menuju Sah
27
Kebahagiaan VS Kesedihan
28
Sedikit Lega
29
Merasa Sangat Beruntung
30
Dia Belum Selesai
31
Kedatangan Tamu
32
Bertemu Mantan
33
Menandai Kepemilikkan
34
Bersama Feli
35
Tujuan Hidup Baru
36
Bertemu
37
Bertatap Muka
38
Yang Disesali ...
39
Kekhawatiran Cakra
40
Bersamamu Aku Tenang
41
Cemburu
42
Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43
Ketegasan Cakra
44
Penyesalan
45
Pingsan
46
Kehadiran Orang Baru
47
Rasa yang Salah
48
Syukuran Empat Bulanan
49
Tujuh Bulanan
50
Tujuh Bulanan (2)
51
Hari yang Indah
52
Rahasia Kamilia
53
Teror
54
Peringatan
55
Sumber Bahagia yang Sederhana
56
Selangkah Lebih Maju
57
Ada yang Belum Move On Juga
58
Menghadiri Undangan
59
Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60
Aku Merindukan Panggilan Itu
61
Pertunangan
62
Melebur Rasa
63
Kecemasan Kamilia
64
Diagnosa Dokter
65
Cakra Sadar
66
Positif
67
Vonis
68
PoV Cakra
69
Nasihat Sahabat
70
Menenangkan Diri
71
Penyesalan Kamilia
72
Melewati Masa Kritis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!