Enam Bulan Lagi

Kamar bernuansa putih abu menjadi tempat ternyamannya saat ini. Perhelatan akbar penobatan dirinya menjadi direktur utama El-Malik Hospital telah usai.

Matanya terpejam dalam keheningan malam yang merangkak menuju hari baru, namun tidak dengan pikiran yang terus berisik semenjak bertemu dengan teman lama semasa putih abu-abu yang bertemu di pesta penyambutan dirinya.

Entah kebetulan atau apa, dia menjadi dokter di rumah sakit yang dipimpinnya. Bibirnya tersenyum, Ariq tidak sabar menunggu hari esok. Dia akan menemui Elisha, informasi sementara tentang seseorang yang dirindukannya sudah dia dapatkan.

Dari sang sahabat, Mirza, Ariq mendapat kabar jika Elisha masih berhubungan baik dengan Kamilia. Saat acara sedang berlangsung ingin sekali Ariq melipir dari kerumunan untuk menemui Elisha namun keadaan membuatnya sangat sulit untuk melakukannya.

Hingga akhir acara Ariq kehilangan Elisha, dari Mirza dia mendapat kabar jika Elisha lebih dulu meninggalkan tempat acara setelah tadi sempat beradu sapa dengan dirinya.

Ting ...

Notifikasi pesan masuk membuat Ariq kembali membuka matanya, dia memang sedang menunggu kabar lanjutan dari Mirza.

"Bro, Kamilia menjadi seorang guru, awalnya dia mengajar di Garut, namun menurut teman kita yang ada di sana katanya beberapa bulan yang lalu Kamilia lolos menjadi aparatur sipil negara dan bertugas di kota. Aku belum tahu pasti dimana dia bertugas, hanya itu sementara info yang aku dapatkan dari Harun. Sampai saat ini Elisha masih belum bisa dihubungi"

Cukup panjang informasi yang disampaikan Mirza, setelah acara di rumah sakit selesai dia memang langsung melaksanakan titah sahabat sekaligus atasannya untuk mencari tahu tentang Kamilia melalui Elisha atau teman yang lainya. Elisha yang dia tahu tergabung di grup angkatan SMA nya, berusaha dihubungi namun belum tersambung. Dia tahu Elisha sering aktif di grup alumni, tapi sampai malam hari pesan yang dikirimnya masih bercentang satu.

Selama ini Ariq bukannya tidak bermaksud memberi kabar tentang dirinya pada Kamilia, atau mencari tahu tentang kabar Kamilia. Sesuai janjinya pada gadis itu, jika lima tahun waktu yang akan digunakan Ariq untuk melayakkan diri agar saat tiba waktunya dia benar-benar pantas dan siap mempersunting gadis pujaannya itu.

Tanpa niat membalas pesan yang dikirim Mirza Arik menarik napas lega, setidaknya untuk malam ini dia sudah tahu apa yang akan dilakukannya esok hari. Matanya pun mulai terlelap, menjemput impian agar dipertemukan dengan yang pujaan hati. Ariq berharap walau pun dalam mimpi setidaknya kerinduannya dapat sedikit terobati.

Hari esok akan menjadi hari baru untuk Ariq, semangat untuk menemui Kamilia sudah mantap, sudah saatnya dia memperjuangkan cintanya, dan langkah pertamanya dia akan mencari tahu dulu tentang Kamilia dari sahabatnya.

Malam pun semakin merangkak, hari baru telah dimulai. Kumandang azan subuh menjadi alarm yang sudah disetting untuk membuatnya terbangun, Ariq mengerjapkan mata, walau semalam tidur sangat larut tapi tidak membuatnya kesiangan melaksanakan salat Subuh.

"Dad ..." sapa Ariq saat mendapati sang ayah sudah lebih dulu berada di Mushala yang sengaja di bangun di salah satu sudut rumahnya.

"Alhamdulillah, ternyata kamu sudah bangun, mommy bilang gak tega buat bangunin kamu, katanya semalam kelihatan sekali kamu sangat lelah" Arzan meminta sang putra untuk duduk di depan,

"Alhamdulillah tidur aku cukup, Dad"

"Kakak ..." serempak kedua adik kembarnya berlari ke arahnya, disusul di belakang mereka mommy dan tiga adik perempuannya.

Keluarga besar El-Malik pun melaksanakan salat subuh berjama'ah dengan diimami oleh Ariq.

"Hari ini mau langsung ke rumah sakit, Kak?'' tanya Tiara, mommy Ariq.

Suasana meja makan berangsur sepi, setelah si kembar berangkat sekolah, adik-adiknya yang lain juga kuliah dan memulai aktifitasnya masing-masing tinggallah Ariq dan kedua orang tuanya masih betah di meja makan sembari menikmati makanan penutup, puding coklat kesukaan Ariq yang sudah tersaji sejak pagi buta karena Tiara memang sengaja membuatnya sebelum subuh.

"Iya Mom, tapi sebelumnya Ariq ada urusan dulu dengan teman"

"Kamu tidak berminat mampir dulu ke perusahaan, Son" Arzan , daddy nya Ariq menimpali,

''Papa bakalan seneng banget kalau kamu juga mau mengurus langsung perusahaan kita" lagi-lagi Arzan mengutarakan harapannya. Inginnya Arzan, Ariq menjadi penerus kerajaan bisnis yang dibangunnya, namun apalah daya dia pun tidak mau dikatakan orang tua egois karena memaksakan kehendaknya. Dengan kerelaan yang setipis ari, berkat bujukan sang istri juga akhirnya dia merelakan Ariq mengejar apa yang menjadi cita- citanya, namun Arzan tetaplah Arzan.

"Mas ..." Tiara yang faham arah pembicaraan sang suami tidak tahan untuk menegurnya. Dia tidak ingin sang putra yang baru saja kembali ke tengah-tengah mereka merasa tidak nyaman.

"Mom, Dad ... ada yang ingin aku sampaikan" Ariq sangat tahu kemana arah pembicaraan sang ayah,

"Sayang, sekarang kita sedang di meja makan, lebih baik nanti saja kita bicaranya ya" Tiada yang mulai melihat gelagat tidak nyaman di wajah sang putra berusaha melerai, suasana hangat yang tercipta tiba-tiba terasa dingin dan dia tidak mau itu terjadi.

"Makanlah ...nanti kita bicara" sahut Arzan yang kemudian diangguki oleh Ariq.

Sarapan pagi yang menyisakan tiga orang di meja makan itu pun kembali berlangsung. Ariq yang tadi terlihat lahap menikmati nasi goreng buatan sang mommy yang sudah sangat dia rindukan sedikit berubah sendu saat menikmati puding coklat.

"Bicaralah" dua laki-laki beda generasi itu sekarang sudah duduk di teras belakang, pemandangan taman milik sang mommy menjadi objek pandangan keduanya.

"Ini teh nya Mas" Tiara datang menghampiri keduanya sambil membawa dua cangkir teh,

"Mommy, duduklah, aku juga ingin mommy mendengar apa yang akan aku sampaikan" Ariq menarik lengan sang bunda pelan dan mengarahkannya untuk duduk di kursi yang masih kosong.

"Dad, Mom ..." Ariq menatap kedua mata orang tuanya bergantian, apa yang akan dibicarakannya saat ini adalah bagian dari rencana hidup yang akan dilakukannya, dari hasil pembicaraan ini berharap tidak mengubah apapun rencana yang sudah disusunnya.

"Aku mau menikah" ucap Ariq mantap, kedua orang tuanya sontak saling menatap.

"Kamu serius sayang? Siapakan wanita beruntung yang sudah membuat hati putra mommy jatuh padanya?" tanya Tiara dengan binar bahagia,

"Ada mom, aku sudah mencintainya sejak lama ..." jelas Ariq yang mengundang kesimpulan lain di pikiran kedua orang tuanya terutama mommy nya.

"Mommy tahu ..." Tiara tersenyum menanggapi ucapan sang putra,

"Begitulah cinta Kak, bisa hadir kapan saja dan terhadap siapa saja tanpa bisa kita kendalikan, apalagi kalian terbiasa bersama dan selalu ada satu sama lain" ucap Tiara membuat Ariq menautkan kedua alisnya,

"Mom ..."

"Son ..." maksud Ariq untuk mengklarifikasi ucapan mommy nya terjeda saat Arzan tiba-tiba bicara.

"Tidakkah usia mu terlalu muda untuk menikah saat ini?" Arzan memicingkan matanya, meneliti reaksi sang putra,

"Aku sudah mantap Dad, aku sudah menyiapkan semuanya sejak lama, terutama mental dan kesiapan hati untuk melangkah mengarungi bahtera rumah tangga" jawab Ariq mantap, lagi-lagi membuat Tiara tersenyum bangga dengan sang putra yang sudah terlihat dewasa dan mampu mempertahankan apa yang sudah menjadi keputusannya.

"Baiklah ..."

"Daddy akan mengizinkan, tapi dengan satu syarat"

Mendengar apa yang dikatakan sang daddy Ariq mulai bereaksi, jika sejak tadi dia mampu membuat raut wajahnya tetap tenang, kini tidak mampu lagi.

"Mas ..." Tiara yang tidak tahu apa yang direncanakan suaminya pun menatapnya penuh tanya.

"Daddy akan mengizinkanmu menikah muda dengan syarat kamu mau terjun ke perusahaan" jelas Arzan membuat ibu dan anak itu kemudian saling beradu tatap.

Ariq menghela nafas sebelum bicara.

"Mas, Ariq kan sudah memegang rumah sakit, bukankah itu sudah cukup akan membuatnya repot?" protes Tiara yang kurang terima dengan keputusan suaminya,

"Daddy tidak menyuruhmu untuk memimpin perusahaan dan rumah sakit secara bersamaan. Untuk sekarang silakan kamu lanjutkan memimpin rumah sakit, tapi di waktu bersamaan kami juga harus mempelajari semua tentang perusahaan kita"

"Daddy, spesialisasi aku kedokteran"

"Itulah sebabnya daddy memintamu untuk mempelajari semua hal tentang perusahaan lebih dulu, bukan untuk menjadi presdir." tukas Arzan cepat,

"Mas ..." Tiara yang melihat kebimbangan di mata sang putra jadi khawatir,

"Daddy yakin, walau pun latar belakang pendidikanmu dari kedokteran tapi kamu cukup cerdas untuk mempelajari semuanya secara langsung. Minimal kamu tahu dan faham tentang data-data penting perusahaan kita" lanjut Arzan, tanpa menerima protes.

"Daddy beri waktu kamu untuk mempelajarinya selama enam bulan, jika dalam kurun waktu itu kamu berhasil dengan tantangan yang daddy berikan maka daddy akan mengizinkanmu menikah secepatnya" jelas Arzan tegas tanpa bisa ditawar lagi,

"Baiklah dad, enam bulan, aku bersedia" ucap Ariq pada akhirnya, dia tidak punya pilihan, dia sangat tahu keinginan sang ayah sejak dulu, selama ini kedua orang tuanya sudah cukup mengerti dan menerima setiap keputusannya, mulai dari belajar sambil mondok, melanjutkan kuliah sesuai keinginannya dan kini waktunya Ariq untuk menuruti keinginan orang tuanya terutama sang ayah.

Kesepakatan tidak tertulis sudah terjadi ayah dan anak itu, dengan disaksikan mommy nya Ariq menerima uluran tangan sang daddy sebagai tanda kesepakatan mereka dimulai.

Kini Ariq tengah berdiri di lantai paling atas gedung rumah sakit tempatnya bekerja. Setelah perbincangan dengan sang ayah dia langsung meluncur ke rumah sakit untuk memulai tugasnya.

Satu tangannya di masukkan ke dalam saku, sementara satu tangan lainnya menggenggam erat pas foto berukuran tiga kali empat, foto seorang gadis berjilbab putih tengah tersenyum manis menunjukkan dua lesung pipinya yang membuatnya semakin menawan. Belum lagi binar mata dengan bulu mata yang lentik membuat siapapun terpesona dengan kecantikan alaminya.

"Milia, tunggu sebentar lagi. Aku akan datang, bersabarlah" monolognya,

Terpopuler

Comments

Nurhartiningsih

Nurhartiningsih

yah....Tiara salah paham kayanya.dikira ariq mau nikah sm yumna

2024-03-15

1

Yhanie Shalue

Yhanie Shalue

iya Riq milia udah sabar menunggumu selama 5tahun tapi milia tahunya kamu sudah punya calon dan milia sudah terlanjur menerima lamaran krang lain gimana dong😌Lanjut Kak🥰

2024-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 Lima Tahun Lagi
2 Menjadi Guru Privat
3 Bertemu Lagi
4 Kehilangan
5 Dia Kembali
6 Ada Yang Klik
7 Tiba-Tiba Dilamar
8 Pupus Sudah
9 Direktur El-Malik Hospital
10 Resmi Dilamar
11 Dijemput
12 Berdamai Dengan Takdir
13 Kehangatan Keluarga
14 Enam Bulan Lagi
15 Terlambat
16 You Are Mine
17 Pertemuan
18 Kisah Kita Selesai
19 Posesif
20 Salah Faham
21 Harapan Sahabat
22 Foto
23 Saling Mengenal
24 Tamu Tak Diduga
25 Ikhlaskan
26 Menuju Sah
27 Kebahagiaan VS Kesedihan
28 Sedikit Lega
29 Merasa Sangat Beruntung
30 Dia Belum Selesai
31 Kedatangan Tamu
32 Bertemu Mantan
33 Menandai Kepemilikkan
34 Bersama Feli
35 Tujuan Hidup Baru
36 Bertemu
37 Bertatap Muka
38 Yang Disesali ...
39 Kekhawatiran Cakra
40 Bersamamu Aku Tenang
41 Cemburu
42 Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43 Ketegasan Cakra
44 Penyesalan
45 Pingsan
46 Kehadiran Orang Baru
47 Rasa yang Salah
48 Syukuran Empat Bulanan
49 Tujuh Bulanan
50 Tujuh Bulanan (2)
51 Hari yang Indah
52 Rahasia Kamilia
53 Teror
54 Peringatan
55 Sumber Bahagia yang Sederhana
56 Selangkah Lebih Maju
57 Ada yang Belum Move On Juga
58 Menghadiri Undangan
59 Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60 Aku Merindukan Panggilan Itu
61 Pertunangan
62 Melebur Rasa
63 Kecemasan Kamilia
64 Diagnosa Dokter
65 Cakra Sadar
66 Positif
67 Vonis
68 PoV Cakra
69 Nasihat Sahabat
70 Menenangkan Diri
71 Penyesalan Kamilia
72 Melewati Masa Kritis
73 Telah Kembali
74 Teman Curhat
75 Kita Bikin Romantis
76 Welcome Baby Boy
77 Rahasia
78 Menjenguk Baby Boy
79 Aqiqah Baby Rayyan
80 Hati Oh Hati
81 Kambuh
82 Vonis Akhir
83 Buku Harian
84 Curahan Hati
85 Datang dan Pergi
86 Tak Lagi Sakit (1)
87 Tak Lagi Sakit (2)
88 Tak Lagi Sakit (3)
89 Pulang
90 Kabar Jerman
91 Hidup Baru
92 Keraguan
93 Penyambutan Calon CEO
94 Dilema
95 Tamu
96 Menghindar
97 Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98 Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99 Kekhawatiran Para Sahabat
100 Keputusan (1)
101 Support Keluarga
102 Kuliah 1 SKS
103 Misi Pertama
104 Bagian Dari Proses
105 Penjajakan
106 Step By Step
107 Support Calon Adik Ipar
108 Omm Baik Datang Lagi
109 Pernyataan Calon Mertua
110 Beri Aku Kesempatan
111 Tiba-Tiba Dilamar
112 Siapa Dia?
113 Dia Datang
114 Tidak Menerima Penolakan
115 Rinduku Untukmu
116 Bersama Tapi Tak Bersua
117 Surat Biru Muda
118 Aku Datang
119 Mengejar Cinta
120 Jawaban
121 Menuju Halal
122 Mengunjungi Makam Cakra
123 H-1
124 Akad
125 Kita Bikin Romantis
126 Resepsi
127 Gasskeun ...!
128 Hidup Baru, Lembaran Baru.
129 Proyek Baru
130 Video Call
131 Begadang sampai Pagi
132 Keharuan di Resepsi
133 Long Distance Marriage
134 Telat Dua Minggu
135 Diary oh Diary ...
136 Harus Pergi
137 Kedatangan Tamu
138 Berita Online
139 Musibah
140 Tindakan
141 Aa Pulang
142 Dalang Kejahatan
143 Resign
144 Pasca Resign
145 Menuju Keluarga Besar
146 Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147 Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148 Novel Baru
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Lima Tahun Lagi
2
Menjadi Guru Privat
3
Bertemu Lagi
4
Kehilangan
5
Dia Kembali
6
Ada Yang Klik
7
Tiba-Tiba Dilamar
8
Pupus Sudah
9
Direktur El-Malik Hospital
10
Resmi Dilamar
11
Dijemput
12
Berdamai Dengan Takdir
13
Kehangatan Keluarga
14
Enam Bulan Lagi
15
Terlambat
16
You Are Mine
17
Pertemuan
18
Kisah Kita Selesai
19
Posesif
20
Salah Faham
21
Harapan Sahabat
22
Foto
23
Saling Mengenal
24
Tamu Tak Diduga
25
Ikhlaskan
26
Menuju Sah
27
Kebahagiaan VS Kesedihan
28
Sedikit Lega
29
Merasa Sangat Beruntung
30
Dia Belum Selesai
31
Kedatangan Tamu
32
Bertemu Mantan
33
Menandai Kepemilikkan
34
Bersama Feli
35
Tujuan Hidup Baru
36
Bertemu
37
Bertatap Muka
38
Yang Disesali ...
39
Kekhawatiran Cakra
40
Bersamamu Aku Tenang
41
Cemburu
42
Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43
Ketegasan Cakra
44
Penyesalan
45
Pingsan
46
Kehadiran Orang Baru
47
Rasa yang Salah
48
Syukuran Empat Bulanan
49
Tujuh Bulanan
50
Tujuh Bulanan (2)
51
Hari yang Indah
52
Rahasia Kamilia
53
Teror
54
Peringatan
55
Sumber Bahagia yang Sederhana
56
Selangkah Lebih Maju
57
Ada yang Belum Move On Juga
58
Menghadiri Undangan
59
Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60
Aku Merindukan Panggilan Itu
61
Pertunangan
62
Melebur Rasa
63
Kecemasan Kamilia
64
Diagnosa Dokter
65
Cakra Sadar
66
Positif
67
Vonis
68
PoV Cakra
69
Nasihat Sahabat
70
Menenangkan Diri
71
Penyesalan Kamilia
72
Melewati Masa Kritis
73
Telah Kembali
74
Teman Curhat
75
Kita Bikin Romantis
76
Welcome Baby Boy
77
Rahasia
78
Menjenguk Baby Boy
79
Aqiqah Baby Rayyan
80
Hati Oh Hati
81
Kambuh
82
Vonis Akhir
83
Buku Harian
84
Curahan Hati
85
Datang dan Pergi
86
Tak Lagi Sakit (1)
87
Tak Lagi Sakit (2)
88
Tak Lagi Sakit (3)
89
Pulang
90
Kabar Jerman
91
Hidup Baru
92
Keraguan
93
Penyambutan Calon CEO
94
Dilema
95
Tamu
96
Menghindar
97
Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98
Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99
Kekhawatiran Para Sahabat
100
Keputusan (1)
101
Support Keluarga
102
Kuliah 1 SKS
103
Misi Pertama
104
Bagian Dari Proses
105
Penjajakan
106
Step By Step
107
Support Calon Adik Ipar
108
Omm Baik Datang Lagi
109
Pernyataan Calon Mertua
110
Beri Aku Kesempatan
111
Tiba-Tiba Dilamar
112
Siapa Dia?
113
Dia Datang
114
Tidak Menerima Penolakan
115
Rinduku Untukmu
116
Bersama Tapi Tak Bersua
117
Surat Biru Muda
118
Aku Datang
119
Mengejar Cinta
120
Jawaban
121
Menuju Halal
122
Mengunjungi Makam Cakra
123
H-1
124
Akad
125
Kita Bikin Romantis
126
Resepsi
127
Gasskeun ...!
128
Hidup Baru, Lembaran Baru.
129
Proyek Baru
130
Video Call
131
Begadang sampai Pagi
132
Keharuan di Resepsi
133
Long Distance Marriage
134
Telat Dua Minggu
135
Diary oh Diary ...
136
Harus Pergi
137
Kedatangan Tamu
138
Berita Online
139
Musibah
140
Tindakan
141
Aa Pulang
142
Dalang Kejahatan
143
Resign
144
Pasca Resign
145
Menuju Keluarga Besar
146
Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147
Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!