You Are Mine

"Bu Kamilia!" Kamilia yang sedang berjalan menuju ruang guru menghentikan langkahnya, seketika berbalik melihat siapa yang memanggil namanya.

"Tunggu" dengan nafas sedikit terengah karena berlari laki-laki yang beberapa hari ini terus mendekatinya berhenti tepat di hadapan Kamilia.

"Ya Pak, ada yang bisa dibantu?" tanya Kamilia sopan, dalam hati setengah enggan, seperti yang sudah-sudah apa yang dikatakan Syahril ketika menemuinya selalu tidak penting.

"Iya, saya ada perlu sama Ibu" jawabnya masih berusaha mengatur nafas, sebenarnya Kamilia mendengar jika dari tadi ada yang memanggil-manggil namanya tetapi dia coba abaikan, feelingnya kuat ternyata memang benar yang memanggilnya adalah Syahril. Guru PJOK yang terus mendekatinya, padahal Kamilia sudah menjaga jarak. Bukan Kamilia tidak faham maksud laki-laki itu, tetapi selama masih bersikap profesional Kamilia berusaha menerima dengan baik.

"Iya Pak, ada apa?" tanya Kamilia sedikit mundur karena jarak keduanya terlalu dekat menurut Kamilia,

"Saya ingin mengajak Bu Kamilia makan malam, bisa ya? Nanti malam saya jemput ke kontrakannya" ucap Pak Syahril dengan tatapan penuh harap, Kamilia sempat tertegun memikirkan bagaimana cara menolak ajakan dari rekan sejawatnya itu.

"Maaf Pak, saya tidak bisa" setelah menarik nafas dalam akhirnya itulah jawaban Kamilia,

"Kenapa?"

"Saya sungkan untuk pergi dengan Bapak, selain itu ada alasan pribadi yang tidak bisa saya jelaskan, saya harap bapa mengerti. Mungkin bapak bisa mengajak yang lain untuk menemani Bapak makan malam, saya ucapkan terima kasih atas ajakannya. Sekali lagi, maafkan saya. Saya permisi." pungkas Kamilia dengan senyum ramahnya, setelah mengatakan itu dia berbalik untuk melanjutkan langkahnya menuju ruang guru.

Syahril tertegun mendengar jawaban panjang dari Kamilia, dia kehabisan kata untuk berbicara menangkis semua alasan Kamilia.

"Eh ...tunggu Bu!" seru Syahril yang pantang menyerah, dia mensejajarkan langkahnya dengan Kamilia karena gadis itu tak kunjung berhenti atas seruannya.

"Ibu mau ke ruang guru kan? Kita bareng" ucap Syahril tanpa menoleh, begitu pun dengan Kamilia yang memilih meluruskan pandangannya.

Tiba di ruang ruang semua mata memandang ke arah mereka, saat ini memang jam istirahat, semua guru sudah kembali dari kelas dan tengah menikmati waktu istirahatnya di ruang guru.

"Ciee ...pepet terussss" teriak salah satu guru laki-laki, sepertinya dia sangat tahu kalau Pak Syahril sedang gencar mendekati Kamilia.

"Duuh ...bentar lagi ke kondangan nih" sahutan guru wanita yang lebih senior usia dan pengabdiannya dari mereka berdua.

Sontak yang lain pun ikut menyoraki, jika Syahril tampak tersipu senang karena merasa mendapat dukungan, namun berbeda dengan Kamilia yang hanya tersenyum simpul itu pun terpaksa. Kentara sekali jika dirinya tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.

"Ciee ...ibu udah berdua aja" Bu Sarah yang tempat duduknya dekat dengan tempat duduk Kamilia, setengah berbisik turut menggoda Kamilia.

"Husst ...apaan sih, malah ikut-ikutan juga" sentak Kamilia yang memang sudah sangat akrab sekali dengan Sarah.

"Gapapa Bu Lia, aku dukung deng, tapi bersiap saja disinisin sama sono" Sarah tisak berani menunjuk langsung, dia memberi kode pada Kamilia dengan lirikan matanya.

Sejak melihat kedatangan Kamilia dan Syahril bersamaan ke ruang guru, guru yang bernama Wanda sudah memberikan tatapan tidak bersahabatnya.

Kamilia pun ingat, sejak dirinya digosipkan dekat dengan Pak Syahril sikap Bu Winda kepadanya berubah, hanya merespon jika disapa duluan membuat Kamilia sempat tak enak hati, namun kini dia tahu jawaban dari perubahan sikap rekan kerjanya itu.

"Sepertinya beliau ada hati sama Pak Syahril" bisik Bu Sarah memberi kesimpulan yang sama seperti dalam pikiran Kamilia, dia pun menjawab dengan anggukan.

"Ayo semangat, bersaing secara sportif" Sarah kembali menggoda Kamilia, dia mengacungkan dua lengan terkepal memberi semangat pada rekan mengajarnya itu.

"Oh tidak" Kamilia menggelengkan kepalanya,

"Tidak apanya?" Bu Sarah pun penasaran,

"Jadi kapan nih undangannya?" belum juga Sarah yang mendekatkan kursinya ke meja Kamilia mendapat jawaban, teriakan guru olah raga yang tadi pertama menyoraki Kamilia dan Syahril kembali terdengar,

"Do'akan yang terbaik saja" Syahril yang menjawab dengan bijaknya, sementara Kamilia hanya menunduk tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

Kamilia mulai geram, ini sudah bisa dibiarkan pikirnya. Apalagi mengingat statusnya saat ini sudah ada yang meminang. Kamilia harus bertindak cepat, dia tidak ingin sikap diamnya disalah artikan oleh Syahril maupun rekan-rekan guru yang lainnya, apalagi mengetahui jika ada salah satu guru yang diketahuinya menyukai Pak Syahril. Ini tidak bisa didiamkan, tapi dia pun tidak bisa bertindak seenaknya, harus mencari waktu yang tepat.

Kamilia beranjak dari duduknya, bel masuk telah berbunyi. Ini kesempatan untuknya lari dari situasi ini.

"Pak Syahril sepertinya harus berjuang lebih keras" ucap salah satu guru wanita yang masih duduk di sana berdekatan dengan Ibu Wanda, guru yang disinyalir menyukai Pak Syahril.

"Ya?" Syahril menautkan kedua alisnya.

"Bu Kamilia sepertinya acuh-acuh saja ..." terang guru tersebut,

"Aah Bu Mila kayak yang gak tahu saja, perempuan kan emang kayak gitu kalau awal-awal, sok jual mahal gitu, padahal dalam hati menunggu segera ditembak, benar gak Pak?" guru olah raga yang pertama menggoda Syahril dan Kamilia kembali memprovokasi diakhiri gelak tawa, Syahril hanya mengedikkan bahunya acuh, sementara Wanda semakin menunjukan wajah tidak sukanya.

"Gak semua perempuan gitu lho Pa Boby, apalagi tipe Bu Kamilia, dia pasti penuh perhitungan dan pertimbangan dalam memutuskan sesuatu. Walau pun saya baru sebentar mengenalnya, tapi dari sikapnya selama ini saya rasa saya tahu wanita seperti apa Bu Kamilia itu." jelas Bu Mila dengan serius, walau pun tidak terlalu akrab dengan Kamilia tapi diam-diam dia mengamati sikap Kamilia selama ini.

"Ah Ibu bisa aja, dalem banget analisanya" canda Pak Boby yang menganggap Bu Mila berlebihan, namun tidak demikian dengan Pak Syahril. Dia mulai berpikir jika apa yang dikatakan Bu Mila benar juga, bahkan kebenarannya mencapai sembilan puluh persen.

Selama beberapa minggu ini dia begitu gencar mendekati Kamilia, jika gadis lain pasti sudah luluh namun ternyata tidak dengan gadis itu. Kamilia justru semakin menjaga jarak, sepertinya memang tidak ada ketertarikan sama sekali dari gadis itu terhadapnya. Syahril mulai merenung, memikirkan langkah selanjutnya yang harus dia tempuh untuk mendapatkan perhatian dan cinta Kamilia. Syahril akui, saat ini Kamilia menjadi satu-satunya wanita yang berhasil membuatnya jatuh hati bahkan tanpa disadarinya, dia telah jatuh hati sejak pertemuan pertama.

Jam mengajar pun usai, Kamilia tengah membereskan barang-barangnya. Dia bermaksud langsung pulang dari kelas menuju gerbang sekolah, tidak seperti biasanya mampir dulu ke ruang guru dan bercerita beberapa hal dengan rekan-rekan kerjanya.

Ting ...

Notifikasi pesan masuk menghentikan gerakannya yang akan menutup tas setelah memasukkan barang terakhir berupa tempat pensil miliknya. Kamilia memilih membuka dulu pesan itu karena ponsel tepat di hadapannya sebelum menuntaskan pekerjaannya berberes.

"Assalamu'alaikum. Aku sudah di depan gerbang"

Kamilia pun mengukir senyum membaca pesan yang baru saja masuk ke ponselnya itu. Nomor yang awalnya tak bernama kini berubah nama kontaknya menjadi calon imam.

"Wa'alaikumsalam, iya. Saya ke depan." balas Kamilia singkat.

"Hay ..." laki-laki yang tak lain adalah Cakra tengah bersandar di pintu mobilnya, stelan jas formal masih membalut tubuh atletisnya. Dia bersedekap menunggu Kamilia yang kini telah terlihat berjalan ke arahnya. Senyum manis khasnya dia sajikan bersamaan dengan sapaan hay yang terucap dari lisan laki-laki yang sudah menjadi pusat perhatian para siswi yang berangsur pulang.

"Assalamu'alaikum Mas" sapa Kamilia mengabaikan sapaan Cakra sebelumnya,

"Wa'alaikumsalam, Bu Guru" balas Cakra masih dengan senyum manis yang menghiasi wajah tampannya.

Sejak obrolan pribadi yang mereka lakukan, keduanya sepakat untuk saling mengenal lebih jauh sebelum janur kuning melengkung.

"Ada apa?" tanya Cakra sekilas melirik Kamilia yang duduk disampingnya yang wajahnya sedikit ditekuk karena masih menyisakan kesal atas kejadian saat jam istirahat di ruang guru tadi.

"Apa?" Kamilia terperanjat,

"Kamu kenapa? Kelihatannya bete gitu"ulang Cakra memperjelas pertanyaannya,

"Kelihatan ya?" tegas Kamilia,

"Jelas sekali, ada apa memangnya? Boleh aku tahu?" tanya Cakra hati-hati, walau pun mereka sudah resmi bertunangan, tapi Cakra masih tahu batasan mereka berdua belum sedekat itu.

"Di sekolah ada guru yang rese" Kamilia memulai ceritanya, entah karena kesal atau sudah merasa dekat dengan Cakra dia tak sungkan mengutarakan kekesalannya.

"Oya? Siapa dia? Berani sekali membuat calon Nyonya Cakra Mahardika Wira kesal begitu" ucap Cakra dengan wajah seriusnya,

"Guru Fisika" jawab Kamilia singkat,

"Apa yang dia lakukan memangnya?" tingkat penasaran Cakra bertambah,

"Entahlah, sepertinya dia ada maksud padaku, tapi aku tidak mau ge er, hanya dari semua sikapnya sepertinya dia menyukaiku" jelas Kamilia tanpa menoleh, dengan santai dia berbicara, seperti saat dirinya ngobrol bersama Elisha, namun ternyata tidak demikian respon Cakra.

Mendengar jawaban Kamilia sontak dia menepikan mobilnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Kamilia polos,

"Jadi guru yang mendekati kamu itu cowok?" tanya Cakra dengan nada tertahan, dan dijawab anggukan oleh Kamilia.

"Shiitt ..." Cakra memukul kemudi,

"Eh ...kenapa?" kaget Kamilia,

"Kenapa apanya? Berani-beraninya dia mendekati kamu, dia tidak tahu siapa kamu? Memangnya kamu tidak kasih tahu mereka kalau kamu calon istri Cakra Mahardika Wira?" Cakra tidak dapat lagi mengontrol emosinya, dia melepas sabuk pengaman yang melilit tubuhnya.

"Dengar, mulai sekarang kamu harus mau aku antar jemput, kamu tidak boleh menolak kalau aku mengunjungi kamu ke sekolah, aku ingin mereka tahu kalau kamu sudah mempunyai calon suami, dan itu aku. Ingat, you are mine!" tegas Cakra tanpa jeda, membuat Kamilia hanya melongo dibuatnya.

Terpopuler

Comments

Arkan Nuril

Arkan Nuril

cie cie mau donk jadi kamilia

2024-10-27

1

Sungoesdown

Sungoesdown

Udah you are mine aja ihiy

2024-10-01

1

Chu Shoyanie

Chu Shoyanie

Dahsyatnya pesona Kamilia smp bisa membuat Cakra cpt move on,good 3x👍👍👍😍

2024-05-30

2

lihat semua
Episodes
1 Lima Tahun Lagi
2 Menjadi Guru Privat
3 Bertemu Lagi
4 Kehilangan
5 Dia Kembali
6 Ada Yang Klik
7 Tiba-Tiba Dilamar
8 Pupus Sudah
9 Direktur El-Malik Hospital
10 Resmi Dilamar
11 Dijemput
12 Berdamai Dengan Takdir
13 Kehangatan Keluarga
14 Enam Bulan Lagi
15 Terlambat
16 You Are Mine
17 Pertemuan
18 Kisah Kita Selesai
19 Posesif
20 Salah Faham
21 Harapan Sahabat
22 Foto
23 Saling Mengenal
24 Tamu Tak Diduga
25 Ikhlaskan
26 Menuju Sah
27 Kebahagiaan VS Kesedihan
28 Sedikit Lega
29 Merasa Sangat Beruntung
30 Dia Belum Selesai
31 Kedatangan Tamu
32 Bertemu Mantan
33 Menandai Kepemilikkan
34 Bersama Feli
35 Tujuan Hidup Baru
36 Bertemu
37 Bertatap Muka
38 Yang Disesali ...
39 Kekhawatiran Cakra
40 Bersamamu Aku Tenang
41 Cemburu
42 Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43 Ketegasan Cakra
44 Penyesalan
45 Pingsan
46 Kehadiran Orang Baru
47 Rasa yang Salah
48 Syukuran Empat Bulanan
49 Tujuh Bulanan
50 Tujuh Bulanan (2)
51 Hari yang Indah
52 Rahasia Kamilia
53 Teror
54 Peringatan
55 Sumber Bahagia yang Sederhana
56 Selangkah Lebih Maju
57 Ada yang Belum Move On Juga
58 Menghadiri Undangan
59 Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60 Aku Merindukan Panggilan Itu
61 Pertunangan
62 Melebur Rasa
63 Kecemasan Kamilia
64 Diagnosa Dokter
65 Cakra Sadar
66 Positif
67 Vonis
68 PoV Cakra
69 Nasihat Sahabat
70 Menenangkan Diri
71 Penyesalan Kamilia
72 Melewati Masa Kritis
73 Telah Kembali
74 Teman Curhat
75 Kita Bikin Romantis
76 Welcome Baby Boy
77 Rahasia
78 Menjenguk Baby Boy
79 Aqiqah Baby Rayyan
80 Hati Oh Hati
81 Kambuh
82 Vonis Akhir
83 Buku Harian
84 Curahan Hati
85 Datang dan Pergi
86 Tak Lagi Sakit (1)
87 Tak Lagi Sakit (2)
88 Tak Lagi Sakit (3)
89 Pulang
90 Kabar Jerman
91 Hidup Baru
92 Keraguan
93 Penyambutan Calon CEO
94 Dilema
95 Tamu
96 Menghindar
97 Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98 Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99 Kekhawatiran Para Sahabat
100 Keputusan (1)
101 Support Keluarga
102 Kuliah 1 SKS
103 Misi Pertama
104 Bagian Dari Proses
105 Penjajakan
106 Step By Step
107 Support Calon Adik Ipar
108 Omm Baik Datang Lagi
109 Pernyataan Calon Mertua
110 Beri Aku Kesempatan
111 Tiba-Tiba Dilamar
112 Siapa Dia?
113 Dia Datang
114 Tidak Menerima Penolakan
115 Rinduku Untukmu
116 Bersama Tapi Tak Bersua
117 Surat Biru Muda
118 Aku Datang
119 Mengejar Cinta
120 Jawaban
121 Menuju Halal
122 Mengunjungi Makam Cakra
123 H-1
124 Akad
125 Kita Bikin Romantis
126 Resepsi
127 Gasskeun ...!
128 Hidup Baru, Lembaran Baru.
129 Proyek Baru
130 Video Call
131 Begadang sampai Pagi
132 Keharuan di Resepsi
133 Long Distance Marriage
134 Telat Dua Minggu
135 Diary oh Diary ...
136 Harus Pergi
137 Kedatangan Tamu
138 Berita Online
139 Musibah
140 Tindakan
141 Aa Pulang
142 Dalang Kejahatan
143 Resign
144 Pasca Resign
145 Menuju Keluarga Besar
146 Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147 Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148 Novel Baru
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Lima Tahun Lagi
2
Menjadi Guru Privat
3
Bertemu Lagi
4
Kehilangan
5
Dia Kembali
6
Ada Yang Klik
7
Tiba-Tiba Dilamar
8
Pupus Sudah
9
Direktur El-Malik Hospital
10
Resmi Dilamar
11
Dijemput
12
Berdamai Dengan Takdir
13
Kehangatan Keluarga
14
Enam Bulan Lagi
15
Terlambat
16
You Are Mine
17
Pertemuan
18
Kisah Kita Selesai
19
Posesif
20
Salah Faham
21
Harapan Sahabat
22
Foto
23
Saling Mengenal
24
Tamu Tak Diduga
25
Ikhlaskan
26
Menuju Sah
27
Kebahagiaan VS Kesedihan
28
Sedikit Lega
29
Merasa Sangat Beruntung
30
Dia Belum Selesai
31
Kedatangan Tamu
32
Bertemu Mantan
33
Menandai Kepemilikkan
34
Bersama Feli
35
Tujuan Hidup Baru
36
Bertemu
37
Bertatap Muka
38
Yang Disesali ...
39
Kekhawatiran Cakra
40
Bersamamu Aku Tenang
41
Cemburu
42
Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43
Ketegasan Cakra
44
Penyesalan
45
Pingsan
46
Kehadiran Orang Baru
47
Rasa yang Salah
48
Syukuran Empat Bulanan
49
Tujuh Bulanan
50
Tujuh Bulanan (2)
51
Hari yang Indah
52
Rahasia Kamilia
53
Teror
54
Peringatan
55
Sumber Bahagia yang Sederhana
56
Selangkah Lebih Maju
57
Ada yang Belum Move On Juga
58
Menghadiri Undangan
59
Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60
Aku Merindukan Panggilan Itu
61
Pertunangan
62
Melebur Rasa
63
Kecemasan Kamilia
64
Diagnosa Dokter
65
Cakra Sadar
66
Positif
67
Vonis
68
PoV Cakra
69
Nasihat Sahabat
70
Menenangkan Diri
71
Penyesalan Kamilia
72
Melewati Masa Kritis
73
Telah Kembali
74
Teman Curhat
75
Kita Bikin Romantis
76
Welcome Baby Boy
77
Rahasia
78
Menjenguk Baby Boy
79
Aqiqah Baby Rayyan
80
Hati Oh Hati
81
Kambuh
82
Vonis Akhir
83
Buku Harian
84
Curahan Hati
85
Datang dan Pergi
86
Tak Lagi Sakit (1)
87
Tak Lagi Sakit (2)
88
Tak Lagi Sakit (3)
89
Pulang
90
Kabar Jerman
91
Hidup Baru
92
Keraguan
93
Penyambutan Calon CEO
94
Dilema
95
Tamu
96
Menghindar
97
Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98
Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99
Kekhawatiran Para Sahabat
100
Keputusan (1)
101
Support Keluarga
102
Kuliah 1 SKS
103
Misi Pertama
104
Bagian Dari Proses
105
Penjajakan
106
Step By Step
107
Support Calon Adik Ipar
108
Omm Baik Datang Lagi
109
Pernyataan Calon Mertua
110
Beri Aku Kesempatan
111
Tiba-Tiba Dilamar
112
Siapa Dia?
113
Dia Datang
114
Tidak Menerima Penolakan
115
Rinduku Untukmu
116
Bersama Tapi Tak Bersua
117
Surat Biru Muda
118
Aku Datang
119
Mengejar Cinta
120
Jawaban
121
Menuju Halal
122
Mengunjungi Makam Cakra
123
H-1
124
Akad
125
Kita Bikin Romantis
126
Resepsi
127
Gasskeun ...!
128
Hidup Baru, Lembaran Baru.
129
Proyek Baru
130
Video Call
131
Begadang sampai Pagi
132
Keharuan di Resepsi
133
Long Distance Marriage
134
Telat Dua Minggu
135
Diary oh Diary ...
136
Harus Pergi
137
Kedatangan Tamu
138
Berita Online
139
Musibah
140
Tindakan
141
Aa Pulang
142
Dalang Kejahatan
143
Resign
144
Pasca Resign
145
Menuju Keluarga Besar
146
Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147
Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!