Kehangatan Keluarga

Ariq menatap koper besar yang sudah dikemasnya sejak kemarin dengan wajah tersenyum, setelah hampir dua tahun berada di negeri orang kini dia akan kembali ke tanah air.

Wajah gadis cantik berseragam putih abu terbingkai di atas meja yang selama dua tahun ini menjadi saksi bisu betapa kerasnya dia belajar. Kantuk dan lelah dia abaikan demi mewujudkan cita-cita yang membanggakan.

Kini semua perjuangannya sudah terbayar dengan hasil yang memuaskan. Tiba waktunya untuk dia menunaikan janjinya, sering bertemu dan banyak berinteraksi dengan banyak orang bahkan kaum Hawa tidak lantas membuat hatinya goyah. Tempat tertinggi di hatinya masih ditempati oleh gadis sederhana yang menjadi cinta pertamanya di masa putih abu-abu yaitu Kamilia Izzatunnisa.

"Kakak" seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang terurai membuat kesan cantik, elegan semakin kentara, belum lagi semua yang digunakannya dari atas sampai bawah adalah brand terkenal dengan harga yang fantastis membuat penampilannya semakin terlihat berkelas.

"Sudah siap?" Ariq menyambutnya dengan senyum, bawaan gadis bernama Yumna Nahla yang selalu ceria membuatnya tertular.

Dua tahun berada di negeri orang Ariq tidak hanya fokus belajar, dia juga memiliki tanggung jawab lain, adik sepupu jauhnya yang bernama Yumna dititipkan sang Tante padanya. Kedua orang tuanya pun tak kalah mewanti-wanti agar Ariq benar-benar menjaga Yumna selama mereka bersekolah di negeri orang.

"Aku sudah siap, Kak. Ayo!" tanpa canggung Yumna menggandeng lengan Ariq, keduanya telah selesai menempuh pendidikan di negara itu dan kini tiba waktunya untuk pulang, kembali ke tanah air dan siap menjadi penerus El-Malik Grup.

Awalnya kedua orang tua Ariq mengharapkan dia berkuliah jurusan bisnis agar bisa meneruskan memimpin kantor pusat El-Malik Grup, namun pilihan Ariq jatuh pada dunia kesehatan, sejak kecil dia sudah sangat menyukainya. Tentu saja sebagai orang tua, mereka tetap mendukung apapun yang menjadi pilihan putranya.

"Dek, kamu itu sudah besar sekarang, harusnya sudah memakai jilbab" Ariq perlahan melepas tangan Yumna yang membelit di lengannya, tak lupa dia mengusap-usap puncak kepala Yumna hingga membuat rambutnya sedikit acak-acakan.

"Kakak ih, nanti kusut tau!" seru Yumna dengan wajah cemberut, dia tahu Ariq kembali menghindar setiap kali tangannya bergelayut di lengan sepupunya itu.

"Makanya pake jilbab" ulang Ariq, dia meneruskan langkahnya, menggerek koper tanpa peduli Yumna yang kesal karena ulahnya.

Keduanya sudah duduk berdampingan dalam pesawat yang siap membawa mereka kembali ke tanah air.

Ariq yang memang seorang kutu buku, tak lupa menyiapkan satu buku untuk dibacanya selama perjalanan. Earphone yang terpasang di telinga pun menjadi pelengkap, alunan murottal tentu saja menjadi pilihan Ariq untuk diperdengarkan selama perjalanan ini.

Yumna melirik sepupu jauhnya itu dengan wajah kesal, duduk berdampingan dengan Ariq selalu menjadi hal yang membahagiakan untuk Yumna, dia merasa punya kesempatan untuk lebih dekat dengan laki-laki itu. Namun setiap kali berkesempatan duduk berdekatan seperti ini Ariq malah selalu asik dengan dunianya sendiri.

Selama berada di luar negeri, Yumna memang berada dalam pengawasan Ariq, sang Ibu menitipkan dirinya pada Ariq, mewanti-wanti agar menjaga dirinya agar tidak terjerumus pada pergaulan yang negatif. Tentu saja Ariq melaksanakannya dengan baik, dia bahkan tahu setiap tempat yang dikunjungi Yumna setiap harinya. Perhatian Ariq membuat Yumna merasa sangat berharga hingga tanpa Ariq sadari di hari Yumna kini ada rasa yang berbeda terhadapnya.

Yumna sadar perasaannya telah berubah pada saudara sepupunya itu, bukan hanya sebagai keluarga tapi ada rasa lain yang tumbuh di hatinya, rasa yang dimiliki perempuan dewasa terhadap laki-laki dewasa.

Sejak saat itu, Yumna selalu berusaha untuk mencari perhatian Ariq, sikap Ariq benar-benar disalah artikan oleh Yumna, sikap Ariq yang menjalankan tanggung jawabnya untuk menjaga Yumna justru dirasakan Yumna sebagai sikap posesif yang bermakna jika Ariq tidak ingin Yumna berbagi dengan orang lain.

Tanpa bisa dicegah, rasa yang dimiliki Yumna terhadap Ariq semakin tumbuh dan membuatnya semakin jatuh hati pada pemuda itu.

"Kak" Yumna memanggil Ariq setengah berbisik, setelah satu jam perjalanan ditempuhnya dia mulai bosan.

"Kak" karena tak ada respon dari Ariq dia pun menarik baju Ariq pelan hingga Ariq pun menolah dan melepas sebelah earphone nya.

"Ada apa?"

"Kakak aku mau tanya sesuatu"

"Katakanlah" dengan suara lembut, kesan dingin dan seperlunya memang melekat pada diri Ariq, tapi dia akan bersikap hangat pada orang-orang terdekatnya termasuk pada Yumna yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

"Kakak ingin aku berjilbab?" tanya Yumna, dia sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa melihat Ariq dengan jelas,

"Tentu saja, bukankan itu memang sudah menjadi kewajiban perempuan" jawab Ariq,

"Baiklah kalau kakak yang menginginkannya aku akan melakukannya"

"Maksud kami?" Ariq mengerutkan keningnya,

"Aku akan berjilbab jika kakak menginginkan aku berjilbab"

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?" Yumna balik bertanya,

"Kenapa karena aku menginginkannya?"

"Yaa ...karena ...karena apapun yang kakak inginkan aku akan berusaha lakukan" jawab Yumna sedikit gugup, pertanyaan Ariq membuatnya salah tingkah. Tidak mungkin dia mengakui perasaannya saat ini, bukan waktu yang tepat menurut Yumna, dia ingin mengakui perasaannya di waktu dan tempat yang spesial.

"Haaha ..." Ariq tergelak,

"Yumna, kalau kamu berjilbab karena aku yang minta lebih baik jangan, kamu harus melakukannya karena Allah, karena itu syariat yang diajarkan dalam agama kita, dalam al-Qur'an juga jelas perintahnya dan jelas jika itu akan menjadi kebaikan untukmu juga karena bernilai ibadah, jadi bukan karena aku, aku tidak bisa memberi imbalan atas apa yang kamu lakukan, tapi Allah pasti akan membalas berkali lipat setiap kebaikan yang kita lakukan sebagai nilai ibadah." panjang lebar Ariq berbicara, Yumna sampai mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar Ariq yang terkenal irit bicara kini tengah menceramahinya.

"Jadi ...luruskan kembali niat kamu, niati dengan Bismillah, jalani dengan ikhlas lillahi ta'ala dan syukuri dengan Alhamdulillah, karena hidayah itu mahal, tidak semua orang berkesempatan mendapatkannya. Jika kamu mendapatkannya berarti kamu adalah orang pilihan" lanjut Ariq yang memungkas nasihatnya dengan senyum khas miliknya.

"I ...iy ...iya Kak" Yumna hanya mengangguk patuh.

Perjalanan mereka pun berakhir, di bandara dua keluarga sudah menunggu kedatangan Ariq dan Yumna. Suasana haru penuh bahagia menjadi pemandangan indah keluarga besar bertemu dengan putra kesayangan.

"Bro, apa kabar?" Mirza mengulurkan tangannya untuk menyalami Ariq, selama ini dia bekerja di salah satu rumah sakit milik keluarga Ariq dan kepulangan sahabatnya tentu menjadi angin segar untuk Mirza, dia tidak hanya menjadi dokter biasa di rumah sakit itu tapi juga membantu sang direktur utama dalam menjalankan tugasnya.

Sekarang Ariq telah kembali dan akan menjadi direktur utama, artinya kesibukan Mirza akan semakin bertambah tentu sebagai asisten pribadi sahabatnya itu.

Ariq merentangkan kedua tangannya, dia menyambut Mirza dengan pelukan, keduanya pun berpelukan dan saling beradu tinju seperti kebiasaan mereka ketika masa putih abu-abu.

"Gue baik, gimana kabar lu?" Ariq melerai pelukannya,

"Seperti yang lu lihat gue baik-baik saja dan sekarang gue seneng banget karena lu udah kembali" ucap Mirza sesuai dengan apa yang dirasakannya.

Tiga mobil melaju beriringan, Ariq yang awalnya akan semobil dengan Mirza urung karena sang Bunda yang meminta agar dirinya memasuki mobil yang ditumpangi sang bunda, alasan rindu pada sang putra tentu membuat Ariq tak kuasa menolak permintaan sang bunda.

Hanya berselang satu hari, Ariq tak sempat beristirahat karena harus menghadiri acara peresmian peralihan kepemimpinan rumah sakit dari sahabat sang papa sekaligus sepupu, karena dia menikah dengan sepupu papanya Ariq yang tidak lain orang tua Yumna.

Ariq sudah tampan dengan balutan jas yang semakin terlihat gagah dan berwibawa.

"Putra El-Malik memang selalu mempesona" puji sang Mommy pada Ariq,

"Tentu saja sayang, lihatlah sumber bibit unggulnya" seloroh Daddy Ariq yang langsung mendapat cebikan dari mommy nya Ariq.

"Terima kasih Mommy, Daddy sudah mendidikku sampai hari ini. Menjadi putra kalian adalah anugerah terindah yang aku miliki. Aku menyayangi kalian berdua"

"Kami juga sayang, kami sangat menyayangimu" balas sang bunda dengan mata yanng mulai berkaca, suatu kebanggaan untuknya melihat pencapaian sang putra.

"Kami juga sayang kakak ..." serempak, kelima adik Ariq keluar dari kamar masing-masing, si kembar pun sudah tak kalah ganteng, balutan jas yang sama seperti yang dikenakan Ariq hanya dasi yang membedakan membuat si kembar yang sangat sulit untuk membedakannya itu terlihat tak kalah tampan.

Ariq yang awalnya menjadi putra satu-satunya di keluarga Arzan Ravindra Malik urung karena kehadiran si kembar yang berjenis kelamin laki-laki. Selama ini walau pun Ariq tidak tinggal bersama keluarganya karena melanjutkan pendidikan di boarding school tapi kedekatan dengan saudara-saudaranya tetap terjaga.

Pemandangan indah kembali membuat hari sang mommy, Tiara yang sangat mudah tersentuh kembali tak kuasa menahan air matanya.

"Jangan menangis sayang" Arzan merangkul sang istri penuh kelembutan,

"Aku bahagia Mas"

"Mommy ..." Ariq yang sedang dikerubungi adik-adiknya, berusaha melepaskan diri. Dia berjalan mendekati sang bunda yang terlihat mengusap air matanya.

"Mommy ..." adik-adiknya pun mengikuti langkah Ariq.

"Mommy bahagia melihat kalian sekarang bersamaan, selalu akur ya kalian" ucap sang bunda dengan air mata yang kembali membasahi pipinya,

"Mommy ..." kompak semua anak-anaknya merangkul sang bunda bahkan sampai membuat sang daddy tersingkir.

"Kalian ini ... Daddy sampai dilupakan" gerutu Arzan, namun kemudian senyum bahagia kembali menghiasi wajah yang masih kentara menyisakan ketampanan di masa muda.

Inilah kehangatan keluarga yang selalu dirindukannya.

"Terima kasih ya Allah ..." ucap Arzan penuh rasa syukur.

Terpopuler

Comments

Yunita Sri wahyuni

Yunita Sri wahyuni

da salah awk dibueknya 😁

2024-11-01

1

Sungoesdown

Sungoesdown

owalaaa

2024-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 Lima Tahun Lagi
2 Menjadi Guru Privat
3 Bertemu Lagi
4 Kehilangan
5 Dia Kembali
6 Ada Yang Klik
7 Tiba-Tiba Dilamar
8 Pupus Sudah
9 Direktur El-Malik Hospital
10 Resmi Dilamar
11 Dijemput
12 Berdamai Dengan Takdir
13 Kehangatan Keluarga
14 Enam Bulan Lagi
15 Terlambat
16 You Are Mine
17 Pertemuan
18 Kisah Kita Selesai
19 Posesif
20 Salah Faham
21 Harapan Sahabat
22 Foto
23 Saling Mengenal
24 Tamu Tak Diduga
25 Ikhlaskan
26 Menuju Sah
27 Kebahagiaan VS Kesedihan
28 Sedikit Lega
29 Merasa Sangat Beruntung
30 Dia Belum Selesai
31 Kedatangan Tamu
32 Bertemu Mantan
33 Menandai Kepemilikkan
34 Bersama Feli
35 Tujuan Hidup Baru
36 Bertemu
37 Bertatap Muka
38 Yang Disesali ...
39 Kekhawatiran Cakra
40 Bersamamu Aku Tenang
41 Cemburu
42 Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43 Ketegasan Cakra
44 Penyesalan
45 Pingsan
46 Kehadiran Orang Baru
47 Rasa yang Salah
48 Syukuran Empat Bulanan
49 Tujuh Bulanan
50 Tujuh Bulanan (2)
51 Hari yang Indah
52 Rahasia Kamilia
53 Teror
54 Peringatan
55 Sumber Bahagia yang Sederhana
56 Selangkah Lebih Maju
57 Ada yang Belum Move On Juga
58 Menghadiri Undangan
59 Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60 Aku Merindukan Panggilan Itu
61 Pertunangan
62 Melebur Rasa
63 Kecemasan Kamilia
64 Diagnosa Dokter
65 Cakra Sadar
66 Positif
67 Vonis
68 PoV Cakra
69 Nasihat Sahabat
70 Menenangkan Diri
71 Penyesalan Kamilia
72 Melewati Masa Kritis
73 Telah Kembali
74 Teman Curhat
75 Kita Bikin Romantis
76 Welcome Baby Boy
77 Rahasia
78 Menjenguk Baby Boy
79 Aqiqah Baby Rayyan
80 Hati Oh Hati
81 Kambuh
82 Vonis Akhir
83 Buku Harian
84 Curahan Hati
85 Datang dan Pergi
86 Tak Lagi Sakit (1)
87 Tak Lagi Sakit (2)
88 Tak Lagi Sakit (3)
89 Pulang
90 Kabar Jerman
91 Hidup Baru
92 Keraguan
93 Penyambutan Calon CEO
94 Dilema
95 Tamu
96 Menghindar
97 Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98 Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99 Kekhawatiran Para Sahabat
100 Keputusan (1)
101 Support Keluarga
102 Kuliah 1 SKS
103 Misi Pertama
104 Bagian Dari Proses
105 Penjajakan
106 Step By Step
107 Support Calon Adik Ipar
108 Omm Baik Datang Lagi
109 Pernyataan Calon Mertua
110 Beri Aku Kesempatan
111 Tiba-Tiba Dilamar
112 Siapa Dia?
113 Dia Datang
114 Tidak Menerima Penolakan
115 Rinduku Untukmu
116 Bersama Tapi Tak Bersua
117 Surat Biru Muda
118 Aku Datang
119 Mengejar Cinta
120 Jawaban
121 Menuju Halal
122 Mengunjungi Makam Cakra
123 H-1
124 Akad
125 Kita Bikin Romantis
126 Resepsi
127 Gasskeun ...!
128 Hidup Baru, Lembaran Baru.
129 Proyek Baru
130 Video Call
131 Begadang sampai Pagi
132 Keharuan di Resepsi
133 Long Distance Marriage
134 Telat Dua Minggu
135 Diary oh Diary ...
136 Harus Pergi
137 Kedatangan Tamu
138 Berita Online
139 Musibah
140 Tindakan
141 Aa Pulang
142 Dalang Kejahatan
143 Resign
144 Pasca Resign
145 Menuju Keluarga Besar
146 Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147 Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148 Novel Baru
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Lima Tahun Lagi
2
Menjadi Guru Privat
3
Bertemu Lagi
4
Kehilangan
5
Dia Kembali
6
Ada Yang Klik
7
Tiba-Tiba Dilamar
8
Pupus Sudah
9
Direktur El-Malik Hospital
10
Resmi Dilamar
11
Dijemput
12
Berdamai Dengan Takdir
13
Kehangatan Keluarga
14
Enam Bulan Lagi
15
Terlambat
16
You Are Mine
17
Pertemuan
18
Kisah Kita Selesai
19
Posesif
20
Salah Faham
21
Harapan Sahabat
22
Foto
23
Saling Mengenal
24
Tamu Tak Diduga
25
Ikhlaskan
26
Menuju Sah
27
Kebahagiaan VS Kesedihan
28
Sedikit Lega
29
Merasa Sangat Beruntung
30
Dia Belum Selesai
31
Kedatangan Tamu
32
Bertemu Mantan
33
Menandai Kepemilikkan
34
Bersama Feli
35
Tujuan Hidup Baru
36
Bertemu
37
Bertatap Muka
38
Yang Disesali ...
39
Kekhawatiran Cakra
40
Bersamamu Aku Tenang
41
Cemburu
42
Kesalahfahaman yang Selalu Dibenarkan
43
Ketegasan Cakra
44
Penyesalan
45
Pingsan
46
Kehadiran Orang Baru
47
Rasa yang Salah
48
Syukuran Empat Bulanan
49
Tujuh Bulanan
50
Tujuh Bulanan (2)
51
Hari yang Indah
52
Rahasia Kamilia
53
Teror
54
Peringatan
55
Sumber Bahagia yang Sederhana
56
Selangkah Lebih Maju
57
Ada yang Belum Move On Juga
58
Menghadiri Undangan
59
Seikhlas Awan Mencintai Hujan
60
Aku Merindukan Panggilan Itu
61
Pertunangan
62
Melebur Rasa
63
Kecemasan Kamilia
64
Diagnosa Dokter
65
Cakra Sadar
66
Positif
67
Vonis
68
PoV Cakra
69
Nasihat Sahabat
70
Menenangkan Diri
71
Penyesalan Kamilia
72
Melewati Masa Kritis
73
Telah Kembali
74
Teman Curhat
75
Kita Bikin Romantis
76
Welcome Baby Boy
77
Rahasia
78
Menjenguk Baby Boy
79
Aqiqah Baby Rayyan
80
Hati Oh Hati
81
Kambuh
82
Vonis Akhir
83
Buku Harian
84
Curahan Hati
85
Datang dan Pergi
86
Tak Lagi Sakit (1)
87
Tak Lagi Sakit (2)
88
Tak Lagi Sakit (3)
89
Pulang
90
Kabar Jerman
91
Hidup Baru
92
Keraguan
93
Penyambutan Calon CEO
94
Dilema
95
Tamu
96
Menghindar
97
Kebersamaan dengan Sahabat (1)
98
Kebersamaan dengan Sahabat (2)
99
Kekhawatiran Para Sahabat
100
Keputusan (1)
101
Support Keluarga
102
Kuliah 1 SKS
103
Misi Pertama
104
Bagian Dari Proses
105
Penjajakan
106
Step By Step
107
Support Calon Adik Ipar
108
Omm Baik Datang Lagi
109
Pernyataan Calon Mertua
110
Beri Aku Kesempatan
111
Tiba-Tiba Dilamar
112
Siapa Dia?
113
Dia Datang
114
Tidak Menerima Penolakan
115
Rinduku Untukmu
116
Bersama Tapi Tak Bersua
117
Surat Biru Muda
118
Aku Datang
119
Mengejar Cinta
120
Jawaban
121
Menuju Halal
122
Mengunjungi Makam Cakra
123
H-1
124
Akad
125
Kita Bikin Romantis
126
Resepsi
127
Gasskeun ...!
128
Hidup Baru, Lembaran Baru.
129
Proyek Baru
130
Video Call
131
Begadang sampai Pagi
132
Keharuan di Resepsi
133
Long Distance Marriage
134
Telat Dua Minggu
135
Diary oh Diary ...
136
Harus Pergi
137
Kedatangan Tamu
138
Berita Online
139
Musibah
140
Tindakan
141
Aa Pulang
142
Dalang Kejahatan
143
Resign
144
Pasca Resign
145
Menuju Keluarga Besar
146
Terima Kasih dan Sampai Jumpa
147
Kisah Mommy Tiara dan Daddy Arzan
148
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!