keesokan pagi Mentari terbangun dari pembaringan nya,dia melihat jam sudah hampir pukul 5 pagi."Ya Allah sudah pagi," gumamnya,Mentari segera bangkit dan bergegas ke kamar mandi,setelah membasuh muka dan ber wudhu Mentari lekas melakukan kewajiban nya sebagai seorang muslim.
Awan yang sudah membuka matanya tidak beralih menatap gadis yang memakai mukena itu."Benar kata Mama,dia gadis yang baik dan kuat Agama,"gumam Awan di atas tempat pembaringan nya.
Selesai sholat,Mentari menengadahkan kedua tangan nya,Mentari memohon ampunan kepada kedua orang tuanya dan juga untuk dirinya,tidak lupa dia juga menyelipkan nama suaminya di dalam do'a nya,"Ya Allah hamba memohon kepada Mu,berilah kesembuhan untuk suami hamba,kuat 'kan lah dia dalam menghadapi cobaan yang Engkau berikan,"Mentari terus memohon kebaikan untuk suaminya.
Awan yang mendengar begitu terharu,matanya mulai berkaca-kaca,Mentari yang baru kemarin dia nikahi sudah mendo'akan dirinya,sudah mendo'akan untuk kesembuhan nya."aku tidak perlu ragu lagi gadis pilihan Mama yang terbaik,walaupun dia terpaksa dengan pernikahan ini namun dia sangat tulus menerima ku sebagai suaminya,"gumam Awan lagi dalam hatinya.
Setelah selesai merapikan mukena dan melipat sajadah nya,Mentari segera mendekati ranjang Awan,saat melihat Awan sudah membuka matanya,dan masih ada sisa air mata di sana,Mentari mengernyit kening bingung mengapa ada air mata."Tuan,apakah anda menangis?"tanya Mentari polos.
Awan memejamkan matanya sekilas."Iya Mentari,"jawab Awan dengan suara serak nya khas orang bangun tidur.
"Kenapa Tuan menangis,apa ada yang sakit?"tanya Mentari lagi,dia merasa khawatir dan takut,siapa tau Awan sakit lagi di tubuh atau dimana gitu.
"Iya,sangat sakit di hati ku,"jawab Awan menatap wajah Mentari yang terlihat cemas.
"Sebentar saya panggilkan doktor dulu,"ujar Mentari ingin melangkah pergi.
"Tidak perlu,Doktor tidak akan bisa mengobati sakit ku ini!"ujar Awan membuat Mentari semakin bingung.
"Mentari,mendekat lah padaku genggam tangan ku!"ujar Awan.Mentari tidak mengerti dan semakin dibuat bingung,namun walaupun bingung Mentari tetap Mendekat dan menggenggam tangan Awan seperti yang di pinta oleh nya.
Setelah mentari mendekat dan menggenggam tangan nya.
"Mentari terimakasih kamu sudah mendo'akan kesembuhan ku,sekarang aku ingin bertanya pada mu,tolong kamu jawab dengan jujur,tidak perlu merasa tidak enak atau sungkan,kamu jawab aja sesuai apa yang ada di hati kamu,!ujar Awan,dia ingin tau apa yang ada di dalam hati Mentari.
Mendengar Awan berkata seperti itu Mentari terdiam,dia tidak tau harus menjawab bagai mana."memang nya Tuan ingin bertanya apa pada saya?"tanya Mentari dengan sopan.
"Apa kamu tertekan dengan pernikahan ini,apa kamu sangat terpaksa menikah dengan ku?aku tau kamu terpaksa karena Mama mengancam mu.Tapi jika kamu merasa pernikahan ini adalah beban,aku bisa melepas mu kamu bisa bebas,aku tidak mau mengikat mu dengan pernikahan ini,kamu gadis baik,kamu pantas mendapat kebahagian mu.,"ujar Awan,dia tidak sanggup melihat gadis sebaik Mentari tersiksa dengan beban pernikahan yang tidak dia inginkan.
Sejujurnya Awan sudah memiliki rasa pada Mentari, bukan hanya karena paras cantik yang di miliki Mentari,tapi juga karena ketulusan dan kesabaran yang membuat Awan mulai menaruh hati pada gadis yang sudah sah menjadi istrinya sekarang ini.Awan bukan lelaki yang mudah menaruh hati pada siapapun,tapi ini beda,kehadiran Mentari membuat Awan begitu mudah melupakan Adelia apa lagi Adelia telah menggores luka yang begitu dalam di hati nya.
Mentari masih diam,dia benar -benar tidak tau harus menjawab apa,di satu sisi Mentari memang terpaksa menikah dengan Awan,karena dia harus bertanggung jawab pada kecelakaan Awan.walau pun terpaksa tapi sekarangkan mentari sudah menjadi istri sah nya Awan,dan pernikahan ini bukanlah nikah siri tetapi tercatat di Negara,itu artinya pernikahan ini sah secara Negara dan Agama.
Di lain sisi Mentari sudah ikhlas menerima pernikahan nya,dia juga sudah punya rasa pada Awan,wanita mana yang tidak terpesona dengan ketampanan pemuda yang sedang berbaring di ranjang pasien ini.
Mentari juga sudah merasa nyaman dengan statusnya sekarang,apa lagi mengingat Mama Laras mengatakan kalau Fajar akan di masukkan ke sekolah Asrama,itu akan menjamin masa depan Fajar dan Mentari tidak perlu bingung-bingung memikirkan biayanya.
"kenapa kamu diam,"tanya Awan.membuat Mentari sadar dari lamunan nya.
"Eh...Iya Tuan,kalau boleh jujur,awalnya saya memang terpaksa harus menikah dengan anda Tuan,tapi setelah Tuan mengucap ijab kabul,itu artinya Tuan sudah mengucap janji pada Allah untuk menjaga saya,dan aku sudah bisa menerima pernikahan ini dengan setulus hati saya,mungkin ini garis takdir hidup saya harus berjodoh dengan Tuan,saya akan mencoba menjadi istri yang baik untuk Tuan jika Tuan masih menginginkan saya,dan saya tidak merasa terbebani,saya tidak pernah berniat ingin pergi karena bagi saya pernikahan hanya sekali dalam hidup saya,saya juga akan merawat Tuan sampai Tuan sembuh seperti sebelum nya."
Jawaban Mentari sukses membuat Awan lega dan senang,kini Awan tidak perlu ragu lagi karena Awan sudah mendengar semuanya dari mulut Mentari sendiri.
"Terima kasih Ya Allah Engkau telah mengirimkan ku seorang bidadari yang begitu baik dan sabar,"gumam Awan dalam hatinya.Awan sangat bahagia,dia tidak pernah menyangka Mentari akan menjadi istrinya.Kadang Awan juga berpikir kenapa tidak dari dulu dia bertemu Mentari, kenapa baru sekarang dalam keadaan begini pula.
"Terimakasih ya sudah mau menjadi istri ku dan sudah merawat ku dengan tulus," ucap Awan."Iya Tuan sama-sama,terimakasih juga karena sudah mau menerima ku menjadi istri Tuan,"jawab mentari lagi.
Hati Awan yang mendung kini sudah berlalu
Mentari sudah bersinar terang menyapa pepohonan,di luar sudah terdengar suara riuh orang yang datang dan juga orang yang pergi,kedua anak manusia yang sudah sah menjadi suami istri masih saling memandang dengan tangan yang masih menggenggam.
"Apa Tuan haus,mau saya ambilkan minum,"tanya Mentari,tapi Awan Tidak menjawab dia menatap Mentari dengan raut wajah kesal.Mentari yang melihat wajah Awan yang tadi nya ceria kini berubah menjadi kesal.
"Kenapa Tuan apa saya salah bicara,"tanya Mentari lagi.Dia bingung kenapa raut wajah suaminya berubah kesal."Iya,sangat salah,"jawab Awan ketus.Mentari terdiam lagi,dia bingung dimana salah nya.
"Sekarang jangan panggil aku Tuan lagi,aku ini suami mu bukan majikan mu,"ujar Awan melihat ke wajah Mentari.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Amelia
hehehe bener tuh🤣🤣
2024-05-05
1
Amelia
❤️❤️❤️❤️❤️❤️😊😊
2024-04-28
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
wkwkwk merajuk, pengen nya nuhun di panggil ayank ya
2024-03-15
1