Bab 14

Diam-diam Alisa mengawasi mereka dari atas.

Erwin terlihat tertawa lepas. entah apa yang mereka perbincangkan.

Hati Alisa menjadi panas menyaksikannya.

"Bilangnya saja, 'aku tidak terlalu bodoh untuk menukar kalian dengan wanita itu' tali nyatanya? Memang mulut lelaki tak bisa di percaya." ucapnya geram.

"Tapi.. kenapa aku yang kepanasan melihat mereka?" omelnya lagi.

" Sadar Alisa.. Kau ini siapa, Om Erwin perhatian padamu hanya karena kau ibu dari anaknya. Tidak lebih..!" dia mengibaskan tangannya. Parmi yang berada di depannya tak sengaja terkena oleh tangannya.

"Aduh, maaf, Bik.. lagian ngapain Bibik datang diam-diam.?" tanyanya dengan tertahan.

"Bibik mengawasi Non Alisa dari tadi."

"Sudahlah.. ayo kita pergi dari sini. " Alisa menarik tangan wanita itu.

"Bibik merasa, nyonya punya maksud yang kurang baik. Nona hati-hati saja." ucap Parmi lagi.

"Maksud bik Parmi?"

"Kami para pelayan sudah tau betul sifat nyonya Valery. Dia egois, angkuh dan mau menang sendiri. Terkadang saya kasihan melihat tuan, dia selalu mengalah dalam segala hal. Tuan sangat mencintainya, tapi nyonya tega meninggalkannya hanya karena alasan sepele. Dan sekarang dia datang ke kehidupan Tuan, untuk apa kalau tidak ada maksud tersembunyi."

Parmi nyengir saat menyadari sudah terlalu banyak bicara.

"Maaf, Non. Saya sudah lancang."

"Tidak apa-apa, Bik. justru aku senang Bibik mau terbuka."

Saat Parmi kembali pada pekerjaannya

Alisa bermaksud melihat keadaan Langit di kamarnya.

"Jangan biarkan bajunya sampai basah begini, Sus. Dia bisa tidak nyaman." Alisa terkejut melihat Valery berada di kamar itu sedang menegur Suster.

Dia masih tertegun di pintu.

"Eh, Alisa.. Kenapa berdiri saja, ayo masuk. Aku sedang memberi tahu Suster." ucap Valery tersenyum ramah.

"Kayaknya Langit sudah tidur, sebaiknya aku juga tidur." jawab Alisa dan langsung berbalik. Tak di sangka saat itu Erwin juga hendak masuk hingga mereka bertabrakan.

"Hati-hati, kenapa kau tergesa begitu?" tanya Erwin.

Tanpa menjawab apapun, gadis itu meninggalkan Erwin dengan jengkel.

"Ini,Mas. Aku sedang menegur Suster agar jangan membiarkan baju Lahir basah lama-lama. kasian anaknya gak nyaman."

Erwin menatap Suster.

"Maaf, Tuan. Saya tinggal ke toilet sebentar.." jawabnya membela diri.

"Apapun alasannya, kau sudah teledor. kau tau, kan kalau Langit adalah putra mahkota? jadi jangan samakan dengan anak-anak yang lainnya." ucap Valery lagi

Suster tertunduk.

"Maaf, Nyonya...!"

"Sudahlah, jangan di perbesar. Ini hanya kesalahan kecil. Biasanya juga dia disiplin." Erwin menengahi.

"Mas bilang ini hal kecil?" tanya wanita itu heran.

"Langit adalah putramu, kehadirannya sudah kau tunggu sangat lama." Valery menegaskan.

"Aku tau kau sayang pada Langit. Tapi tidak usah di perpanjang, ya? Percayalah.. Dia akan baik-baik. Saja."

Valery tersenyum.

"Maaf, Mas. Aku terlalu protektif. Tidak tau kenapa, aku begitu sayang padanya seperti putraku sendiri."

"Terima kasih, Alisa juga pasti senang mendengarnya." sambut Erwin.

Valery hanya mengangguk tersenyum.

***

Di kamarnya, Alisa begitu geram.

"Dia boleh kembali pada mantan suaminya, dia juga boleh kembali kerumah ini. Tapi apa haknya untuk ikut mengatur Langit? Dia putraku, aku yang mengandung dan melahirkan nya. Enak saja mau merampas Langit dariku. Pakai sok ngatur segala..."

"Alisa, buka pintunya sebentar. Om mau bicara!" suara Erwin mengetuk pintu.

Dengan wajah tertekuk dia membuka pintu.

Erwin duduk di kursi empuk di kamar itu.

"Om, mau bilang kemarin itu..."

"Om membawa kabur Langit, lalu bermaksud mengasuhnya dengan wanita itu. Itu, kan yang mau Om bilang?" potong Alisa cepat.

Erwin tertegun.

"Kenapa kau berpikiran sejauh itu?"

"Tentu saja, Om menghilang tanpa pesan. Lalu datang bersama wanita itu, terus tanpa basa-basi dia menginap dan ikut mengatur-atur Langit.. Apa aku salah kalau berpikir sesuatu tentang kalian?" suara Alisa berapi-api.

"Ooh, itu. Sebenarnya itu yang ingin Om ceritakan. Om pergi karena ingin menenangkan diri. Kau ingat malam itu, kau mengigau ingin balas dendam pada, Om rasa kecewa dan putus asa memaksaku melakukan itu. Aku pikir kau sudah bisa memaafkan, Om setelah kehadiran Langit. Tapi nyatanya tidak."

"Lalu kenapa bisa bersama Tante Valery?" sergah Alisa.

"Kebetulan kami hendak menginap di resort yang sama. Kami duduk bersama dan saling menceritakan masalah masing-masing .Tak di sangka dia mengusulkan padaku untuk pulang dan menyelesaikan masalah baik-baik .Dari situ aku percaya dia sudah mulai berubah."

"Tapi tidak berarti harus ikut mengurus Langit juga. Terserah kalian mau balikan atau apa, satu yang ku minta, jangan libatkan Langit. Atau kalau Om sudah tidak mau merawatnya, biar aku bawa pergi dari sini." ucap Alisa tegas.

Erwin meradang mendengar Alisa hendak membawa Langit.

"Tidak ada yang bisa membawa Langit pergi dariku..!"

"Ya, itu terpaksa kalau wanita itu masih ikut campur." jawab Alisa pelan. Nyalinya ciut juga saat melihat kemarahan di mata pria itu.

"Apa salahnya dia memberi perhatian kalau untuk kebaikan Langit? Om, sudah banyak bersabar selama ini. Sekarang Om menyerah. Om kembalikan semua keputusan padamu. Mau pergi, mau tetap tinggal silahkan. Tapi jangan pernah bermimpi akan membawa Langit serta" Erwin berdiri dan meninggalkan kamar Alisa.

"Dasar pria egois..! Ternyata dia baik padaku hanya karena Langit? Setelah mendapatkan apa yang di inginkannya, sifat aslinya langsung keluar." omel Alisa. Dia sangat sakit hati karena Erwin membela mantan istrinya itu.

"Awas saja, kalau berani mendekati Langit lagi. Aku pastikan akan mengusirku dari rumah ini."

Alisa pikir setelah malam itu Valery tidak akan datang lagi. Tapi dia salah, selang dua hari dia kembali datang bahkan dengan membawa sebuah koper saat itu Erwin sedang berada di kantor.

"Kau pasti bertanya-tanya melihatku datang membawa koper, iya, kan?" tanya Valery seolah meledeknya.

"Tante tidak bisa main masuk rumah ini. kalian sudah berpisah.."

"Lalu apa salahnya?" Jawa Valery acuh seakan ingin memancing emosi Alisa.

Dengan wajah jengkel dia mengeluarkan ponselnya.

"Tunggu saja, Om Erwin pasti tidak setuju dan menyuruhnya pulang..!" omel Alisa.

Valery begitu tenang menerima ancaman Alisa.

"Memang kenapa? Dia sudah bilang, kok. Dia ingin bantu-bantu mengurus Langit. Bukankah itu bagus? Semakin banyak orang yang membantu merawatnya akan semakin baik."

Jawaban Erwin sungguh membuat Alisa dongkol. Dia langsung memutuskan telponnya.

"Bagaimana? Spa kata Mas Erwin? Dia setuju, kan?" timpal Valery.

Alisa meninggalkan wanita itu dengan kesal.

Bukan itu saja, Wanita itu menaruh kopernya di kamar Erwin. Tapi Alisa tidak menggubrisnya.

Saat Erwin datang ia merasa kaget karena koper Valery di kamarnya.

"Bik Parmi..! Kenapa koper Valery ada disini? kalian tau, kan kamu sudah berpisah."

"Maaf, Tuan..!" Parmi tertunduk.

Alisa mengawasinya dengan tersenyum.

Ia berharap Erwin akan marah dan mengusir wanita itu segera.

"Tenang, Mas. Ini bukan salah Parmi. Aku tang salah. Aku pikir tidak apa-apa menitipkan di kamar mu dulu, soalnya kamar yang lain belum di rapikan." ucap Valery hati -hati.

"Sekali lagi aku minta maaf..." pinta Valery lagi.

Sedangkan Alisa bersorak pelan.

"Aku tidak suka ada masuk ke kamarku tanpa ijin. Kau sudah menyalah gunakan kepercayaan ku. Di kasi hati malah minta jantung. Sekarang kau keluar, keluar..!" hardik Erwin.

"Rasain lu. Sok pintar, sih.." ucapnya tersenyum simpul.

"Alisa, kenapa senyum-senyum sendiri?" suara Valery mengagetkannya.

Ternyata barusan hanya khayalan nya saja. Kenyataan nya wanita itu masih berdiri di depannya.

Alisa melihat sekelilingnya.

Erwin sudah tidak ada, hanya Parmi yang sedang menyeret koper ke kamar yang lainnya.

"Kau pasti berharap mas Erwin marah dan mengusir ku. Iya, kan? Itu tidak akan terjadi. Dia mantan suamiku, jadi aku tau dia luar dan dalamnya."

Valery berlalu sambil menepuk tangan Alisa.

"Kok bisa terbalik begini, sih? Dia meledek ku. Awas kau.."

.

Terpopuler

Comments

Nunung

Nunung

Sabar Alissa itu hanya untuk sementara sabar ya.....makasih dah mau up Thor see you ❤️❤️ tetap semangat ya Thor.

2024-03-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!