Bab 15

Valery semakin bertingkah setelah mendapat dukungan dari Erwin.

Hal itu membuat Alisa keki.

"Kenapa, Mas? Seperti nya bingung sekali?" tanya Valery.

"Tidak ada apa-apa.." jawab Erwin berkelit.

Alisa yang ada disitu juga hanya diam sambil memangku anaknya.

"Aku tau betul kamu, Mas. kalau sudah bingung begitu, pasti ada sesuatu." tebak Valeri tersenyum bijak.

"Aku hanya berpikir, besok ada acara penting . Semua rekan dan kolegaku akan datang membawa pasangannya masing-masing." jelas Erwin.

Alisa pura-pura acuh padahal dia sedang menyimak.

"Kenapa harus bingung? Kan ada Alisa.."

Alisa terkejut. Ia tidak menyangka kalau Valery mengusulkan dirinya.

"A-aku ?"

"Iya, kau..!"

"Aku belum pernah ke acara seperti itu." jawabnya gugup.

"Itu tidak masalah, ada mas Erwin bersamamu. Iya, kan Mas!"

Valery menatap Erwin seolah minta persetujuan.

Erwin mengangkat bahu.

"Kalau Alisa tidak keberatan,, tidak masalah." jawabnya datar. Sebenarnya dari awal dia ingin mengajak gadis itu. tapi ia merasa ragu kalau Alisa akan menolaknya. Ia berterima kasih pada Valery karena wanita sudah berinisiatif.

"Kalau kalian memaksa, baik lah..." jawab Alisa pelan.

Dalam hati Alisa sangat senang karena ada kesempatan menjauhkan Erwin dari Valery.

Tapi ia juga tidak habis pikir, kenapa Valery justru mengusulkan dirinya? Ia curiga ada niat lain dari wanita itu.

Pagi harinya.. Dengan semangat Alisa bersiap-siap.

Bahkan Valery ikut membantunya. Sejenak ia melupakan tentang kecurigaannya pada Valery.

"Sus, titip Langit, ya!"

"Iya, Non." jawab Suster patuh.

"Kau tidak usah memikirkan Langit, masih ada aku disini, nikmati pestanya.. Kapan lagi ada kesempatan seperti ini." bisik Valery menggodanya.

"Terima kasih.." jawab Alisa datar. Walaupun menyadari kebaikan Valery, di tetap tidak bisa percaya seratus persen.

"Non, ini minumnya..." Parmi memberikan segelas minuman. kebiasaan Alisa setiap pagi selalu minta air jeruk hangat.

"Makasih, Bik."

"Oh,nya.. Jangan sungkan bertanya kalau ada sesuatu yang belum kau pahami." ucap Valery bernada ledekan.

"Terima kasih, aku memang belum berpengalaman Tante, tapi tenang saja.. aku juga tidak akan membuat Om Erwin malu." balas Alisa.

Alisa meneguk habis minumannya.

Setelah itu Erwin datang menghampiri mereka.

Mata Erwin terpesona melihat kecantikan Alisa. Dalam balutan gaun warna putihnya, dia terlihat anggun dan terkesan lebih dewasa.

"Bagaimana, Mas? Aku Lho yang mendandani Alisa." ucap Valery banga. Ia merasa kesal juga saat mata Erwin tak mau lepas dari gadis itu.

"Lumayan..." jawab Erwin datar, namun sebenarnya dalam hati dia kagum akan kecantikan Alisa.

 Alisa sendiri mengomel dalam hatinya,

"Dia hanya bilang lumayan? Memangnya dia gimana? Dasar pria tua..!"

Erwin menuju kamar Langit untuk menyapa putranya itu di ikuti Alisa.

"Papa pergi dulu, baik-baik dirumah, ya jagoan." bayi kecil itu mengoceh di sapa orang tuanya.

Alisa mengusap-usap kepalanya.

"Kalian tidak usah khawatir, ada aku yang akan mengawasinya." ujar Valery.

"Terima kasih, aku tidak tau lagi harus mengucapkan apa?" ucap Erwin.

Mereka menuju mobil yang sudah terparkir.

Tapi mendadak Alisa meringis. Ia memegangi perutnya yang melilit.

"Kenapa?" tanya Erwin heran.

"Perutku tiba-tiba sakit sekali, Om."

Tanpa menunggu reaksi Erwin, Alisa melepas sepatu Lalau berlari ke toilet sambil menjinjing gaun nya.

"Semenit kemudian gadis itu keluar lagi dengan wajah lega,

"Sudah? Ayo kita pergi." ajak Erwin sambil melihat jam tangannya.

Dengan semangat Alisa hendak naik ke mobil. Tapi perutnya kembali bertingkah.

"Kita sudah hampir terlambat.." seru Erwin

"Kenapa, Mas?"

Erwin menceritakan keadaan Alisa.

"Sayang sekali acara sepenting ini harus gagal kau hadiri..." sesalnya.

"Begini, saja. Kau yang temani aku, biar Alisa istirahat di rumah."

Semula Valery pura-pura menolak. Tapi Erwin memaksa.

Ia kembali terbayang saat Parmi sedang membuatkan air jeruk buat Alisa. Dia sengaja memanggil Parmi agar pelayan itu menyingkir sejenak dari minuman yang di buatnya.

Saat Parmi tergopoh keluar, ia masuk kedapur dan mencampur obat pencahar ke gelas minuman yang belum jadi.

Valery tersenyum bangga.

Alisa yang baru keluar dari kamar kecil tercengang mendapati Valery sudah siap menemani Erwin.

"Lisa, dengan keadaan mu seperti ini, tidak mungkin untuk pergi. Om sudah menghubungi dokter untuk datang. Kau istirahat, ya.." ucap Erwin tanpa dosa.

Sebelum pergi, Valery masih sempat berbisik di telinganya.

" Baik-baik di rumah, ya..!" ledeknya sambil melangkah ke mobil Erwin.

Alisa mengikuti mobil itu dengan pandangan geram.

***

Alisa mengadukan perbuatan Valery itu pada Erwin. Tapi Erwin tidak percaya.

"Apa kubilang, dia punya niat yang tidak baik dengan masuk e rumah ini." ucap Alisa sengit.

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Selama ini dia menunjuk kan perilaku yang baik, kok." bela Erwin.

"Om, bela saja dia terus. kalau Langit kenapa-kenapa baru tau rasa..!"

"Alisa... Langit juga putramu, kan? Jangan asal bicara. Ucapan itu adalah dia." nasehat Erwin

"Habisnya... Om, gak percayaan banget."

"Sudah, ya..! Berusaha lah menerima keadaan orang. Memang benar dia jahat, tapi itu dulu. Beri kesempatan dia untuk berubah."

Alisa mendengus kesal.

"Om mulai suka lagi padanya, ya?" ucap Alisa keceplosan.

Erwin menatapnya aneh.

"Ya, tentu saja. siapapun yang melihat keadaan kalian saat ini bilang begitu." ucap Alisa lagi sambil tertunduk.

"Benarkah? Om rasa tidak. Karena memang di antara kami sudah tidak ada perasaan apa-apa. Hanya murni persahabatan."

"Sudahlah, jangan di bahas lagi. Aku tidak perduli tentang kalian. Aku masih disini karena Langit. Kalau tidak..."

"Kalau tidak, apa? kau mau kembali pada pemuda brengsek kekasihmu itu?" suara Erwin meninggi.

"Kenapa Om marah? Terserah aku mau balik sama dia atau tidak. Seperti aku tidak perduli Om mau balik apa tidak dengan Tante Valery." ucap Alisa tegas dan meninggalkan Erwin sendiri

"Kenapa sih, dia tidak mau dan berusaha mengerti apa yang ku maksud? Pakai mau balikan lagi sama Adit?" Erwin memegangi dahinya karena pusing.

Valery terdiam saat Erwin menceritakan yang terjadi pada Alisa.

"Sepertinya hubunganku dengannya semakin memburuk, keluhnya pada Valery.

"Masa dia menuduh kita mau balikan. Gila, kan?" seri Erwin

Valery salah tingkah.

"Justru itu bagus. kita manfaatkan anggapannya itu. Kita akan bersandiwara seolah-olah kita mau balikan." ucapnya tenang.

Mata Erwin membulat, dia tidak mengerti ucapan Valery.

"Iya, Mas. Buat dia cemburu."

Erwin mulai bisa mencerna maksud wanita itu.

"Baiklah, kita coba.' jawabnya bersemangat.

Sedangkan Valery juga sibuk dengan pikirannya sendiri.

Dari pura-pura kita akan kembali seperti semula, Mas." ucapnya dalam hati.

Sore itu, saat Erwin tidak ada di rumah.

Alisa memergoki Valery sedang menelpon seseorang.

"Iya, jam dua siang. saatnya orang-orang sedang beristirahat. Dan saat Erwin sudah kembali ke kantornya. Kau masuk saja ke kamar bayi itu. Aku akan meletakkan tangga di bawah jendela."

Dada Alisa berdetak kencang.

Dia tak percaya kalau wanita itu berencana menculik Langit. untuk apa?

Alisa begitu gelisah menunggu kepulangan Erwin.

"Om, aku bicara sesuatu yang penting..!" ucap Alisa pelan.

"Tentang Valery lagi, kenapa sih kau tidak bosan-bosan mencurigainya?"

Alisa menghembuskan nafas kasar.

Bagaimana mau bilang kalau belum-belum sudah di ultimatum kayak begitu?

"Tapi ini serius, aku berani bersumpah. Ini yang terakhir. Kali ini aku akan membuktikan ucapanku. Ini menyangkut keselamatan Langit."

"Alisa, Om bosan mendengarnya. Apalagi kau bawa bawa Langit serta, kau mau bilang kalau Valery akan mencelakainya? Menculiknya?"

"Tepat, Om. Dia akan menculik Langit." ucap Alisa gugup.

Erwin tertawa.

"Dia? Valery akan menculiknya? Apa mungkin, lihatlah itu." Erwin menunjuk keluar jendela. Disana terlihat wanita sedang menimang Langit dengan penuh kasih sayang.

"Tapi.."

"Sudah, ya.. Om sibuk. Mendingan kau habiskan waktu lebih banyak dengan Langit, daripada mengurusi Valery. Okey..?"

Alisa menggigit bibirnya.

"Dasar wanita licik..! awas saja kalau berani menyentuh atau menyakiti anak ku..!"

Terpopuler

Comments

Nunung

Nunung

Ya om Erwin tidak percaya sama Alissa...😡😡 mudah mudahan apa yang terjadi pada langit baru tersadar ya om 😭😭 semoga kamu bersabar hati ya Alissa biarkan Erwin dan Valery bersenang senang dulu setelah terjadi baru menyesal dia . see you ❤️❤️ tetap semangat ya Thor.

2024-03-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!