Bab 5

Erwin sudah hampir putus asa ketika dia menerima telpon dari Rosa.

"ini hanya kemungkinan, tapi siapa tau bisa memberi petunjuk dimana Alisa berada."

"Ya, tolong katakan."

"Om tau Adit, kan? dia teman dekat Alisa. Tapi semenjak kejadian itu, mereka putus. tapi Adit selalu berusaha menemui Alisa."

"Om tidak tau yang namanya Adit. Tapi cepat kau kirimkan alamatnya."

"Baik, Om, segera aku kirim. Tolong temukan Alisa secepatnya."

"Kau tidak usah khawatir, apapun yang terjadi, dia harus kembali. Ada urusan yang belum kami selesaikan." jawab Erwin lalu

telpon terputus.

Berbekal alamat dari Rosa, Erwin menuju suatu tempat.

"Mudah-mudahan kali ini aku menemukan Alisa." gumamnya penuh harap.

"Kau tidak bisa pergi begitu saja, Alisa. ada bagian dari diriku yang kau bawa serta."

Erwin menghentikan mobilnya di halaman sebuah halaman rumah sederhana.

Setelah mengetuk pintu, seorang wanita paro baya keluar

"Cari siapa, ya?"

"Adit ada, Bu?"

"Adit? Sudah dua hari dia tidak pulang. Anda siapa ya?" wanita itu balik bertanya.

"Saya orang tua dari temannya., anak saya tidak pulang dari kemarin. Siapa tau Adit mengetahui keberadaannya karena mereka bersahabat." jawab Erwin berbohong. Wanita itu mengangguk.

"Adit jarang pulang, seminggu yang lalu polisi juga datang mencarinya, entah apa kesalahannya." keluh wanita itu.

"Kira-kira dimana ya dia sekarang?" tanya Erwin. Ia merasa kecewa karena Alisa tidak ada di sana.

Erwin mohon diri. Tapi sebelum mobilnya bergerak pergi. Wanita itu menghampirinya.

"Adit sering ketempat ini. siapa tau dia ada disini sekarang, semoga anak bapak segera ditemukan." dia memberikan secarik kertas yang berisi sebuah alamat.

Alamat itu membawa Erwin sampai di sebuah Bar.

Dengan ragu dia masuk ketempat itu.

Seumur-umur dia baru pertama kali yang namanya masuk tempat hiburan seperti itu.

Seorang satpam menghampirinya.

"Cari siapa, pak? Kayaknya bapak baru dan sedang bingung."

"Saya mencari Adit, bapak tau Adit?" tanya Erwin.

"Itu dia.." Satpam itu menunjuk seorang pemuda jangkung yang berambut gondrong.

"I-itu Adit?" tanya Erwin ragu. Setau dia, Adit tidak berambut gondrong.

"Iya, setau saya hanya dia yang bernama Adit di sini." jelasnya.

Pak satpam membisikkan sesuatu ke telinga Adit yang sedang duduk bareng teman-teman nya.

Adit terlihat kaget saat melihat kehadiran Erwin disana.

"Dimana Alisa?" Erwin langsung pada inti masalahnya.

"Aku tidak tau.." jawab Adit tenang.

Erwin menarik kerah baju pemuda itu.

"Baiklah, sepertinya kau tidak mau di ajak kerjasama."

Erwin mengeluarkan ponselnya. Lalu menunjukkan sesuatu pada Adit.

Seketika wajah Adit berubah khawatir.

Sekarang putuskan sendiri. Serahkan Alisa atau masuk penjara."

"Kau mengancam ku?"

"Ini bukan ancaman, tapi pilihan." jawab Erwin santai.

"Okey, aku akui Alisa ada bersamaku."

Erwin memutar tubuhnya dan menghadap pemuda itu.

"Tapi Alisa sendiri yang datang padaku. Dia tidak mau hidup denganmu." ucap Adit sengit.

"Kita bahas nanti saja. Sekarang tunjukkan dimana dia."

Adit keluar dengan kesal di ikuti Erwin.

Mereka menuju suatu tempat.

"Mendengar suara motor berhenti di depan rumah. Alisa langsung membuka pintu.

"Dit, kau yang datang?" tapi wajahnya seketika pucat saat mendapati Adit dan Erwin disana.

"Om Erwin..?" gumamnya setengah tak percaya.

"Apa maksudmu lari dari rumah? Bukankah kita sudah mengadakan perjanjian, dan jelas waktu itu kau sudah setuju."

"Maaf, Om. Aku bosan di rumah itu. Semula aku hanya ingin jalan-jalan. Tapi saat ketemu Adit, aku berubah pikiran " jawab Alisa polos.

"Begini saja, kau boleh tinggal di manapun dan dengan siapa pun. Tapi Om mau anak itu tetap aman dan berada di dekat Om."

"Jangan egois, bagaimana caranya dekat dengan anak ini padahal dia masih dalam perutku." tolak Alisa.

"Kau tidak bisa memaksa Alisa. Dia ingin denganku. Kenapa kau tidak berusaha mengerti juga?" Adit angkat bicara

"Boleh saja seperti yang ku katakan tadi. Kau ambil Alisa, aku mau anaknya. Dan aku mau anak itu tetap aman."

Setelah melewati negosiasi yang alot. Alisa ikut bersama Erwin pulang kerumah besarnya

***

"Om tidak bisa menghalangiku bersama Adit. Kami saling mencintai."

"Om, tidak perduli dengan cinta kalian, yang Om tau, anak dalam perut mu itu harus tetap aman."

"Om Erwin egois..! Om hanya mau anak ini tanpa perduli penderitaan ku." omel Alisa.

Mobil berhenti mendadak membuat Alisa terguncang.

"Kau bilang apa barusan? Om tidak perduli? kau salah. Om perduli pada kalian. Kau dan anakmu. Om ingin kalian berdua aman. Karena itu Om membawamu tinggal dirumah."

Alisa terdiam.

"Sudahlah, Om lelah sekali dengan kenyataan ini. sekarang begini saja. Kau boleh membatalkan perjanjian kita tentang menikah pura -pura itu. Tapi bersabarlah sampai anak itu lahir, kau akan bebas berbuat apa saja, mau bersama Adit atau siapapun terserah.. Tapi Om mohon dengan sangat. Ijinkan Om menitipkan benih itu di rahim mu."

Erwin berkata dengan wajah kecewa.

Alisa yang hendak marah jadi iba melihatnya.

Pria itu memang terlihat lelah, matanya merah karena mengantuk. Beberapa kali ia terlihat menguap.

"Aku mau menikah dengan Om..." ucap Alisa tiba-tiba.

Erwin menatapnya ragu.

"Tidak usah memutuskan sesuatu terburu-buru. Nanti kabur lagi dengan Adit." sindir Erwin.

"kali ini tidak, aku juga ingin semuanya cepat selesai. Anak ini lahir, setelah itu aku baru bisa bebas dengan Adit."

"Baguslah kalau kau menyadari itu. Om sih tidak memaksa."

"Aku sadar, hamil tanpa status sangat sulit di terima di masyarakat. Karena itu aku harus menciptakan status palsu sementara ini."

Malam selanjutnya, Di rumah Erwin terlihat kesibukan.karena besoknya mereka akan menikah sesuai dengan perjanjian.

"Ayo cepat, Lisa.. kau sudah di tunggu." Rosa yang menemani Alisa berdandan merasa cemas. Beberapa kali dia melirik jam di tangannya.

"Iya, bentar lagi. Ribet tau ngga. kau jangan terlalu serius. Ini hanya pernikahan pura-pura." jawab Alisa cuek.

"Apapun pendapatmu, kenapa aku merasa pernikahan ini adalah pernikahan yang sakral. kau akan terikat selamanya dalam ikatan ini." ujar Rosa.

"Jangan ngelantur, aku hanya perlu melahirkan anak si duda kaya itu. Lalu dia memberiku imbalannya, selesai.. Aku bisa melanjutkan hidupku dengan Adit"

Adit lagi Adit lagi.

Rosa tidak tau harus bagaimana memberi pengertian pada Alisa, bahwa Erwin adalah pria yang baik. dia tidak sekedar menginginkan anaknya saja. tapi perhatian pada Alisa juga.

Semua mata memandang kagum pada sosok Alisa. tak terkecuali Erwin. Dia tidak menyangka kalau gadis belia yang sedang mengandung benihnya itu terlihat anggun dalam balutan gaun pengantin merah muda nya.

Berbagai pendapat terdengar di belakangnya tentang mempelai wanita yang masih muda belia. Tapi Erwin tidak perduli.

Erwin menarik tubuh Alisa pelan ke dekatnya saat gadis itu menjaga jarak darinya.

"Kau mau mereka curiga kalau ini hanya pernikahan pura-pura?" bisik Erwin pelan di telinganya.

Alisa terpaksa menebar senyum kepada para tamu di sekelilingnya.

Prosesi itu akhirnya selesai juga.

Alisa langsung menyambar minuman dari nampan pelayan.

"Lumayan, bibir ku sudah kering karena terpaksa tersenyum terus." gumamnya sendiri.

Belum juga sampai di mulutnya, gelas itu sudah di ambil seseorang.

"Om, aku haus.. Balikin minuman itu." pintanya dengan memelas.

Erwin memanggil pelayannya.

"Kau boleh minum, tapi yang ini." Erwin menukar minuman bersoda itu dengan air putih.

Alisa merasa kesal. Ia kesal pada anak di perutnya.

"Gara-gara kau aku tidak bisa minum sesuai keinginanku. Makan dan minum ku harus dengan persetujuan ayahmu. kapan sih kau lahir?" Alisa mengomel pada bayi dalam perutnya.

Erwin yang mendengarnya tersenyum geli.

"

Terpopuler

Comments

Dlaaa FM

Dlaaa FM

Lanjutannnnnnn

2024-02-25

0

Nunung

Nunung

Sabar ya Alissa itu demi kebaikan kamu dan anaknya om Erwin ...om Erwin yang sabar juga ya moga Alissa di bukakan pintu hatinya Aamiin dan bisa berubah suasana hatinya bisa mencintaimu .❤️❤️❤️ Thor tetap 💪💪💪

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!