Cara bicaranya pun sedikit berbeda dan semua itu jelas membuat Salma takut sebenarnya. Entahlah, Abimana yang biasa ia kenal selalu bersikap baik dan penuh perhatian, Tuturnya pun begitu sangat lembut. Namun jika sudah bicara datar begitu Salma menjadi merinding.
Bagaimana tidak? Selama menjalin hubungan dengan pria itu bahkan hingga menjadi istrinya, Yang selalu Salma takuti adalah kemarahan sang suami itu saja.
Tidak ada pembicaraan sama sekali diantara sepasang suami dan istri itu. Hingga keduanya sampai di kamar pribadi mereka Abimana tetap diam, Pria tampan berjambang itu justru membuka pintu kamar mandi.
"Masuklah.. "Begitulah kira-kira Abimana meminta Sang istri agar segera masuk. Salma yang memang pada dasarnya penurut pun iya iya saja dan tidak menolak.
Begitu sampai di dalam, Hal yang tak terduga terjadi. Dimana Abimana melucuti pakaian salma hingga tubuh wanita itu polos bak bayi baru lahir.
Abimana juga mengguyur tubuh itu dengan gerakan yang sangat pelan dan hati-hati.
Abimana juga meraih sabun dan shampo untuk membersihkan tubuh sang istri yang sempat terkena air hujan.
"Lain kali jangan bermain hujan lagi ya.. Nanti kalau kamu sakit gimana?" Ucap pria itu dengan mata tak lepas dari tubuh polos istrinya.
"Maaf mas..Aku cuma seneng aja tadi tiba-tiba hujan.. Lagi pun dari kecil aku memang suka hujan.." Balas Salma pada sang suami. Memang tidak bisa di pungkiri bahwa sejak kecil ia memang sangat menyukai bermain air, Apalagi jika hujan turun deras seperti tadi sudah pasti Salma akan suka. Karena bagi wanita itu Dengan bermain ia dapat melupakan masalah hidupnya walaupun sejenak.
"Iya.. Untuk saat ini tidak apa-apa..Asal jangan di ulangi lagi ya.."Hanya anggukan yang Salma lalukan. "Tunggu disini dulu, Mas ingin mandi sebentar.." Salma lagi-lagi diam tak menjawab, Wanita itu berdiam diri seraya menunggu sang suami menyelesaikan ritual mandinya.
Sepasang suami dan istri itu akhirnya selesai. Keduanya keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sama-sama segar. Abimana meminta Sang istri agar duduk di tepi ranjang. Sementara dirinya pergi mengenakan pakaian.
Salma kira usai di mandikan, Abimana akan diam. Nyatanya ia salah, Abimana justru mengambilkan pakaian untuk dirinya. Tidak itu saja, Pria itu juga mengeringkan rambut Salma hingga benar-benar kering.
Tok..tok..
"Mas itu siapa? Biar aku yang buka..
"Jangan biar aku saja.."Sepertinya Abimana memang tidak mengizinkan sang istri melakukan apapun kali ini. Apa-apa pria itu yang bekerja.
Tak lama kemudian, Sang suami kembali dengan dua cangkir teh hangat disana. Tidak lupa satu piring biskuit yang sepertinya memang enak di makan saat hujan seperti ini.
"Ayo..Kita duduk berdua.."Ucap pria itu dengan menggenggam tangan putih sang istri agar duduk di sofa berdampingan dengannya.
"Ayo di minum, Ini teh jahe... sangat cocok dengan cuaca seperti sekarang ini.." Abimana menyeruput teh hangat itu sembari menikmati kue biskuit yang sudah di siapkan.
Merasa tidak ada pergerakan dari sang Istri, Abimana menoleh ke samping ",Kenapa tidak di makan? Tidak suka atau tidak enak..?
"Mas, Kamu udah gak marah lagi kan?" Tanya Salma begitu hati-hati. Karena jika di perhatikan sikap sang suami kembali seperti sedia kala, tidak seperti tadi yang terlihat sangat menakutkan.
Abimana tersenyum, Ia. menatap lekat sang istri dan mencium pipi wanita cantik yang berstatus istrinya itu. "Memangnya kapan aku marah? " Tanya Pria itu.
"Tadi, Pas aku lagi hujan-hujanan kamu kayak beda gitu. Aku kan takut Mas.. "Abimana terkekeh, Pria itu mencubit pipi sang istri yang yang terlihat begitu menggemaskan di matanya.
"Tadi mas memang marah, Tapi sekarang sudah gak lagi.."Ya, Jujur Abimana memang sempat marah terhadap Sang istri yang tiba-tiba bermain air hujan. Namun setelahnya, Hati pria itu melunak tatkala melihat Ekspresi sang istri yang tampak sang bersedih.
"Mas Marah karena aku main hujan ya? Mas gak suka hujan?" Abimana menggeleng, Tidak suka hujan bukan alasan yang utama sebenarnya.
"Lalu apa?
"Kamu mau denger?
"Iyalah..Aku itu istri kamu loh mas.. Dan kita menikah udah lima bulan lamanya. Tapi perasaan kamu masih tertutup ke aku.."Ucap Salma seakan mengambil kesempatan agar wanita itu tau sedikit demi sedikit tentang suaminya ini.
"Memangnya apa yang ingin kamu tau Sayang..
"Ya, masa kecil kamu..
"Masa kecilku sangat menyakitkan sayang..
"Ya, Tapi aku ingin tau..
"Beneran ingin tau?"Salma mengangguk, Karena memang itu yang dia harapkan.
.
.
.
Sesuai permintaan sang istri. Abimana menceritakan semua tentang masa lalunya. Saat ia di tinggal kedua orang tuanya ketika Abimana masih berusia delapan tahun. Dan satu-satunya orang yang merawatnya adalah Uncle Charles.
Abimana juga menceritakan alasan ia tidak suka Salma bermain hujan. Jika di tanya apakah Abi suka atau tidak hujan, Tentu saja ia suka. Hanya saja semua itu mengingatkan nya kepada sang mommy. Dimana dulu sang mommy lah yang selalu memandikan dirinya sesaat setelah Abimana bermain hujan.
Melihat Salma yang asyik bermain di bawah guyuran air hujan. Tentu saja Abi mengingat tentang kedua orangtua nya. Semua Abi ceritakan, Hanya saja pria itu tidak mengatakan bahwa orang tuanya meninggal karena di bunuh. Karena Abimana tidak akan sanggup untuk itu.
"Maaf ya, mas.. Aku udah buat kamu sedih ya..?" Iris hitam itu menatap lekat mata sang suami yang sejak tadi menatapnya.
"Enggak kok.. Justru mas bahagia sekarang, Dan semua itu berkat kamu juga.. Tapi lain kali jangan di ulangi ya..",Salma mengangguk cepat. Tentu saja ia tidak akan melakukannya lagi.
"Bagus.. Mas sayang sama kamu..
"Aku juga sayang sama mas.."Wanita itu tersenyum manis dan memeluk tubuh tegap Abimana. Salma memejamkan matanya menghirup dalam-dalam aroma maskulin sang suami yang selalu membuatnya tenang.
"Mas janji akan selalu jagain kamu sampai nanti. Mas juga akan buat hidup kamu bahagia, Bukan hanya kita saja.. Tapi kita akan bahagia bersama anak dan cucu kita kelak.. Dan tidak akan ada yang bisa memisahkan kita selain maut menjemput...
"Janji mas..
"Janji.. Mas janji untuk itu..
"Tapi...
"Tapi Kenapa?
"Sampai sekarang aku belum hamil loh mas.. "Ya, Sebagai seorang wanita yang sudah bersuami tentu saja Salma sangat menginginkan seorang anak. Ia ingin menambah kebahagiaan sang suami dengan memberikan pria itu keturunan.
Sebelah tangan Abimana terangkat. Pria itu mengusap perut rata Salma dan mengusapnya lembut.
"Mas gak akan maksa kamu buat cepet hamil..Kalau memang belum saatnya mau gimana.. Mas sabar kok.."Salma tersenyum, Ia semakin memeluk pria itu erat. Sungguh, Salma sangat menyayangi pria ini.
"Aku sangat menyayanginya Tuhan.. Mohon kabulkan doa kami agar terus bersama sampai nanti..
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Evi Alvian
Janji jangan janji manis doank harus di tepati...awas kalo Salma Ampe tersakiti
2024-03-03
1
Viena Alfiatur Rohman
Jngan hnya jnji jnji trus Abi.. tepati dan jngan sampek salma tersakiti
2024-03-03
1
Erlangga❤
Tapi bner ya Abi.. jnji dan harus di tepati...
2024-03-03
1