Abi kira kemarahan Salma hanya sebentar dan bertahan di atas pelaminan saja, Nyatanya jauh dari semua yang ada di otak Abimana.
Istrinya masih ngambek dan itu bisa bertahan sangat lama hingga acara telah usai. Tidak pernah mendapati Salma marah, Tentu saja Abi bingung hendak bagaimana. Dia sendiri belum pernah merasakan jatuh cinta dan belum sama sekali merasakan menjalin hubungan dengan seorang wanita. Jadi wajar jika hal semacam ini adalah sesuatu hal yang sangat susah bagi Abi, dan hal yang sangat mudah bagi orang yang sudah berpengalaman.
Bagi Abimana memang terbilang aneh. Istrinya uring-uringan paskah seorang wanita datang mencium pipi kiri dan kanannya. Dan marahnya benar-benar Awet. Hanya begini saja Marahnya lama, Lalu bagaimana jika Salma tau bahwa sebelum itu, Abi sering pergi ke tempat hiburan malam? Kemungkinan istrinya pasti akan mencak-mencak.
"Bagaimana? Bagus kan?" Salma terdiam sesaat setelah wanita itu uring-uringan sejak tadi. Mata itu mengerjab pelan tatkala melihat sebuah pemandangan kamar yang sangat indah di kamarnya.
"Apa masih marah? "Sembari bertanya, Abimana juga menuntun Salma agar wanita nya itu duduk di sisi rajang yang sudah di hias sekian rupa.
Salma menatap sekeliling, memang kamarnya ini sangat indah, Dekorasi yang sangat menawan, Taburan bunga mawar merah, Serta tidak lupa lilin yang wanginya sangat semerbak di Indra penciumannya.
"Sayang.. ini adalah malam pengantin kita.. Masa iya kau masih marah padaku.. "Salma menatap lekat iris hitam itu. Kasian sebenarnya, Sebelah tangan lentik itu mengusap rahang tegas milik Abi membuat sang empu langsung memejamkan mata.
"Tadi marah..Sekarang enggak lagi..
"Beneran?" Salma hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Aku akan pergi ke kamar mandi terlebih dahulu..."Ucapnya sangat lemah dan lembut. Salma kembali bersikap seperti biasa tidak lagi marah dan tidak ada lagi uring-uringan seperti tadi. Maklum, Salma mana mungkin akan terus marah jika sudah berhadapan dengan sikap Abimana yang penuh kasih sayang itu.
Tatapan mata Abi teduh hingga Salma akhirnya hilang di balik pintu kamar mandi. Kini tinggallah Abimana sendiri di kamar yang indah tersebut. Pria dua puluh delapan tahun itu tersenyum, Pikirannya mulai melayang kemana-mana sekarang. Bukankah ini adalah malam pertamanya? Tentu aja Abi akan bekerja dengan sangat baik kali ini.
Bayangan Abi bukan hanya disitu saja, Pria itu juga sudah membayangkan seperti apa dia nanti jika sudah mempunyai anak.
"Anak? Terlihat sangat lucu.. "Bayangan tersebut tentu menari-Nari di otak Abimana. Betapa ia sangat ingin seorang anak, Padahal jangankan hamil, melakukan malam pertamanya saja belum..
Lamunan Abimana buyar saat pintu kamar mandi terbuka. Seorang wanita cantik keluar dengan mengenakan kimono berwarna putih serta handuk kecil yang membungkus rambutnya yang basah. Keduanya sama-sama terdiam, Begitupun dengan salma yang mendadak panas dingin malam ini.
Wanita itu langsung menunduk saat Abimana berjalan mendekat, Sungguh Salma tak bisa berkutik saat ini.
"Sudah selesai?
"Su..Sudah mas..."Abimana tersenyum ia mengusap pipi mulus itu dan melewati Salma begitu saja, Sebuah hal yang tak terduga sama sekali.
"Mas mau kemana?" Abimana menoleh seraya tersenyum manis.
"Sama sepertimu aku juga harus membersihkan diri sayang.. Tunggu aku ya.."Salma hanya bisa mengangguk pasrah saja. Tak ada pilihan lain selain menunggu kedatangan Sang suami menyelesaikan ritual mandinya.
.
.
.
Di dalam sebuah kamar hotel yang sangat terlihat indah di mata itu. Salma duduk di tepi ranjang sembari membuka handuk kecil yang sejak tadi mengbungkus rambut basahnya. Helaan nafas berkali-kali wanita lakukan, Jantungnya sudah tak aman sejak tadi.
"Duh kok deg degan gini ya..."Gumam Salma yang memang merasa sangat gelisah malam ini. Karena tidak bisa di pungkiri, Hari ini ia sudah menikah dan kemungkinan malam ini keduanya akan melakukan ritual malam dimana pengantin baru biasa lakukan.
"Kok jadi takut ya?Kayak belum siap.. Ganti baju aja kali.."Ya, Salma merasa campur aduk sekarang. Untuk itu istri dari Abimana tersebut berniat untuk memakai sesuatu.
Akan tetapi, baru satu langkah Salma mematung ketika seorang pria yang cukup matang keluar dari kamar mandi.
"Ya Tuhan.. Benarkah dia suamiku..." Batin Salma, Matanya bahkan tak berkedip saat mata itu menatap Sang suami yang memang berbeda dari biasanya.
Handuk putih yang melingkar di pinggang rambut basah yang airnya masih menetes tentu membuat para wanita pasti terpana melihatnya. Salah satunya Salma yang kini sudah berstatus sebagai seorang istri.
Klik...
Salma terjingkat saat Abimana menjentikan jarinya tepat di depan wajahnya. Seketika Wanita tersebut langsung tersipu malu, Pipinya pun mulai memerah hingga Abi merasa gemas dengan ekspresi polos Sang istri.
Sebelah tangan kekar itu terangkat meraih dagu Wanita cantik itu. Salma medongak dengan mulut sedikit terbuka serta netra bening yang tak lepas dari mata Abi yang sejak tadi menatap lekat dirinya.
"Sekarang kita sudah menjadi suami dan istri, Apa kau sudah siap sayang.." Tanya Pria itu dengan suara yang mulai berat. Jakunnya pun naik turun saat iris hitam tersebut menatap indahnya bibir merah alami yang kini tersaji didepan matanya.
"A..aku si..siap ma..Eemmmpp....
Ucapan itu terhenti saat sebuah ciuman mendarat secara tiba-tiba di bibir Salma. Abi meraih tubuh mungil tersebut, mengangkatnya kemudian membawanya ke atas ranjang yang di penuhi dengan taburan bunga mawar yang wanginya begitu semerbak.
Salma yang tak pernah melakukan hal sedemikian pun gelagapan di buatnya. Berulang kali Wanita itu memukul dengan keras dada Sang suami agar segera melepas pagutannya. Bagaimana tidak? Abi meraup bibir indah nan manis itu dengan sangat brutal seperti orang yang sedang kelaparan.
"Eeemmppp.... Hah..hah.. hah...
"Kenapa sayang...?" Begitu pagutan itu terlepas, Abi justru bertanya seakan ia tanpa dosa. Apa pria ini tidak melihat Salma hampir kehabisan nafas akibat ulah pria yang telah menjadi suaminya ini..
"Maaf..Aku terlalu brutal ya..."Salma dengan wajahnya yang memerah mengangguk malu. Dan lagi-lagi Wanita itu selalu saja salah tingkah..
"Kali ini tidak lagi.. "Berbeda dari yang tadi, Abimana kembali menyesap bibir merah alami itu dengan penuh kelembutan membuat Salma yang masih terbilang kaku itu perlahan bisa mengimbangi. Apabila tadi hanya fokus di bibir, untuk kali ini Abimana tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan. Sebuah suara lolos dari bibir Salma tatkala tangan kekar milik Abi mulai menggenggam buah kenyal milik Istrinya.
"Mm..aaasshhhh...
Kimono yang di pakai sejak tadi pun kini telah hilang entah kemana, Sejak kapan Abi melakukan nya? tapi yang pasti pria itu sangat lihai bermain di atas tubuh Salma yang sudah polos bak bayi baru lahir itu.
Tanda kepemilikan yang di ciptakan oleh Abi pun mulai bertebaran dimana-mana. Sehingga Salma tak mampu menahan suara merdunya.
"Mas boleh masuk sekarang? "Tanya Abimana dengan nada kelembutan. Salma mengangguk, Tentu saja Salma langsung mengiyakan permintaan suaminya ini. Karena bagaimana pun Abi mampu membawanya terbang ke atas awan tidak mungkin kan di Batalkan begitu saja...
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Evi Alvian
Gak...gak nolak maksudnya kata Salma langsung gaslahhh😁
2024-02-26
0
Erlangga❤
Widih.. malpernya langsung ini ya.. Gak ada tunda2 langsung gas...😁
2024-02-26
0
Viena Alfiatur Rohman
Oke lah ayo lnjut Malam pertamanya biar cpet jadi
2024-02-26
0