"Ya, Sudah aku berangkat dulu.." Ucap Abimana kepada sang istri yang telah mengantarkannya sampai di depan pintu utama.
"Iya mas, Kamu hati-hati ya... "Salma meraih tangan sang suami dan mencium punggung tangan kekar itu. Sama seperti hari-hari biasanya Abimana mencium kening tersebut membuat wajah Salma lag-lagi memerah. Wanita itupun juga terlihat salah tingkah.
"Kamu juga hati-hati di rumah jangan nakal.." Pesan itu tentu saja langsung di Sanggupi oleh Salma sebagai seorang istri. Salma melambaikan tangannya ketika mobil mewah itu melaju meninggalkan kediaman rumah itu. Salma menarik nafas, Istri dari Abimana Cristiano itupun memilih kembali masuk ke dalam rumah.
Baru saja satu langkah, Wanita cantik nan mungil itu menghentikan langkahnya ketika Salma melihat Uncle Charles mendekat. Salma langsung menunduk, Karena jujur sampai sekarang Salma belum berani berhadap-hadapan dengan pria paruh baya berjambang tebal itu.
"Abi sudah berangkat?" Tanya Charles kepada Salma yang masih dengan posisinya menunduk.
"Su..sudah Uncle.."Jawab Salma dengan gugup dan terbata-bata.
"Kau ini kenapa? Semenjak kau tinggal dirumah ini mau sangat terlihat takut kepadaku, Apa aku semenakutkan itu?" Salma langsung mengangkat kepalanya, Tentu saja ia menggeleng. Bukan itu Alasan Salma takut kepada Charles, Alasan yang sebenarnya adalah karena Wanita itu merasa curiga. Kecurigaan tentang Charles adalah pembunuh ayahnya masih melekat di diri Salma.
"Bu..bukan begitu Uncle..A.. aku hanya.. "Ucapan itu terhenti saat sebuah ponsel miliknya Charles berdering. Tentu saja Charles mengalihkan perhatiannya kepada si penelpon yang sekarang tengah menghubunginya.
"Ya, Halo...
Tidak ada cara lain selain melarikan diri. Dengan cepat Salma melangkahkan kakinya menaiki tangga satu persatu menuju ke arah kamar pribadinya. Semua itu tak lepas dari mata tajam Uncle Charles yang memperhatikan Salma sejak tadi.
Sementara itu, Salma menutup pintu Kamarnya. Bukan hanya sekedar menutup tapi mengunci pintu itu juga. Entah kenapa Salma semakin ketakutan sekarang. Nafas Wanita itu tampak ngos-ngosan seperti habis lagi di maraton.
Istri dari Abimana itu lebih memilih merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur miliknya bersama sang suami. Salma menatap langit-langit kamarnya sembari menerbitkan senyum manisnya.
Lima bulan sudah ia menjadi istri dari Abimana. Seorang pria kaya yang tentunya ketampanan nya melebihi apapun. Selama lima bulan ini, Salma begitu sangat merasakan kebahagiaan. Sebagai seorang pasangan, Abimana selalu memperlakukannya dengan baik.
Abimana juga sangat meratukan dirinya. Pria itu tidak pernah marah barang sedetik pun. Dan tentu saja Salma merasa sangat-sangat bahagia hidup dan menjadi istri dari pria itu.
Hanya saja, ketakutan Salma ada Uncle Charles. Walaupun tidak mempunyai bukti apapun tentang pria itu, Tapi Salma sangat merasa ketakutan. Seperti sejak awal, Salma memang merasa curiga akan tetapi ia akan mencoba berpikir positif mulai sekarang.
"Gak.. Gak mungkin Uncle Charles pelakunya.. Ya, siapa tau aja aku salah orang.."Gumam Salma pada diri sendiri. Ya, Mulai sekarang ia harus meyakinkan pada diri bahwa pria itu bukan Uncle Charles.
Seperti kata suaminya waktu itu, Uncle Charles tidak pria keluar rumah, Tugasnya hanya berdiam diri dan menghabiskan waktunya di ruang lukis, Itu saja.
Terlalu lama berpikir sembari rebahan membuat mata itu mengantuk dan mengecil juga akhirnya. Perlahan Salma pun tertidur.
.
.
.
Salma mengerjab pelan tatkala ia mulai terbangun dari tidurnya. Wanita itu bangkit dan duduk. Salma melihat ke arah jam dinding yang kini sudah menunggu pukul satu siang. Seketika mata Salma melotot, Itu artinya tidur dengan waktu yang sangat lama.
"Astagaa.. Bisa-bisanya aku tidur dari pagi dan baru bangun.. "Gumam Salma, Wanita itu juga terdiam saat telinganya mendengar sesuatu.
"Hujan kah?" Salma berjalan ke arah balkon, Dan ternyata benar di luar sedang hujan turun dengan derasnya.
"Mandi ujan enak kali ya...Udah lama gak main hujan gini.."Ya, melihat hujan yang turun dengan deras membuat jiwa perairan Salma meronta-ronta.
Dengan senyum yang mengembang istri dari Abimana tersebut keluar dari kamarnya dan berlari ke arah belakang.
Taman belakang menjadi tempat Salma bermain hujan saat ini. Di bawah guyuran air hujan yang sangat deras itu, Salma sangat menikmati nya. Jujur sudah sangat lama ia tidak bermain hujan.
Semenjak ia pulang ke rumah mewah inipun baru sekarang hujan turun. Layaknya anak kecil, Salma begitu girang bermain disana. Salma merentangkan kedua tangannya seraya memejamkan mata dan menghadap ke atas.
Seketika beban yang sejak tadi pagi ada dalam pikirannya hilang begitu saja bergantikan dengan rasa sejuk yang seakan menembus di otak.
"Andai Ayah masih ada, Aku pasti sangat bahagia bisa bermain hujan bersama..." Batin Salma ketika ia mengingat senyum ayahnya saat pria itu selalu menemani nya bermain hujan.
Lain dengan salma yang sangat bahagia dengan turunnya hujan, Berbeda dengan Abimana yang menghentikan mobilnya di depan gerbang rumahnya.
Tiiin....Tiin....
Mendengar bunyi klakson dari sang tua, Satpam pun segera membuka gerbang tersebut.
"Kemana saja.. kenapa lama sekali kau membukanya.."Tanya Abimana pada Aris yang bertugas dalam hal ini.
"Maaf Tuan..."Hanya itu yang Aris ucapkan. Abimana sudah tak peduli lagi. Di tengah hujan yang masih turun dengan deras, Abimana keluar dari mobilnya sembari memegang payung disana.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Abimana masuk melalui pintu utama dan menaiki tangga satu persatu. Tujuan utamanya tentu saja bertemu dengan sang istri.
Ceklek
Pintu berbuka, Pria tampan berjambang tipis itu masuk ke dalam kamar pribadinya bersama sang istri. Namun Begitu sampai di dalam, Kamarnya sepi tidak ada tanda-tanda istrinya Ada disana.
"Sayang.."Abimana berjalan ke arah kamar mandi dan melihat di dalamnya. Sepi, Tak ada siapapun.
"Kemana Salma.." Gumam Abimana. Abi kembali keluar dari kamarnya dan pergi ke belakang. Tepat di pertengahan jalan ia bertemu dengan salah satu pelayan disana.
"Apa kau melihat istriku?
"Nona sedang berada di taman belakang Tuan.."Jawab pelayan itu sembari menunduk sopan.
"Di taman belakang? Sedang apa? " Tanya Abimana mengernyit heran. Untuk apa Istrinya di taman belakang di saat hujan deras seperti ini?
"Nona sedang bermain hujan Tuan..."Mendengar itu, Abimana langsung meraih payung dan memilih menyusul sang istri di taman belakang.
Dengan payung hitam di tangan Abimana melihat sang istri yang tampak asyik bermain hujan disana. Perlahan Kaki itu melangkah mendekati Salma yang masih memejamkan matanya.
Hingga Salma merasa aneh saat tak merasakan tetesan air hujan di wajah cantiknya. Perlahan mata itu terbuka, Betapa terkejutnya Salma ketika melihat sang suami yang ternyata sudah pulang .
"Mas..Kamu sudah pulang..?
"Masuk..Air hujan tidak baik.."Salma mengerjap pelan mendengar perintah sang suami. Nada Bicaranya juga amat berbeda, Apakah suaminya ini marah?
"Aku tidak akan mengatakan yang kedua kalinya Sayang.."Tak ada pilihan lain selain menurut. Akhirnya Salma pun ikut Sang suami masuk ke dalam.
Apa yang akan terjadi setelah ini? Entahlah Salma sendiri pun tak tau...
.
.
.
TBC
..... Masih sepi.. Ayo para penduduk Alvaro..bantu Ramailan juga....🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Evi Alvian
Liat sikap Abi begini serasa menakutkan jangan marahin Salma donk cuma maen air ujan doank
2024-03-02
0
Erlangga❤
apa abi marah karena salma ujan2 ujanan.. jngan marahin kasian...
2024-03-02
0
Viena Alfiatur Rohman
Abi jngan marahin Salma ya.. masa perkara Salma main ujan kamu marah
2024-03-02
0