Mobil milik Abi terhenti di depan rumah sederhana milik Salma. Pria itu menoleh dan tersenyum ke arah sang calon istri yang kini tengah melepas seatbelt nya.
"Mas makasih ya, Buat hari ini. Aku seneng banget loh.." Abi tak menjawab, Sebelah tangan pria itu terangkat mengusap pipi mulus itu. Senyum manis pria itu tunjukkan untuk gadis kesayangannya ini.
"Masuklah.. Ini sudah petang.. Jangan kemana-mana ya.." Salma mengangguk, Gadis dua puluh tiga tahun itupun akhirnya turun. Salma melambaikan tangannya saat mobil mewah tersebut mulai melaju hingga menghilang dari pandangan matanya.
Salma menghela nafas panjang. Gadis itu berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Salma merogoh tasnya meraih kunci pintu rumahnya yang ia tinggali selama hampir dua tahunan ini.
Ceklek..
Salma masuk, Ia terdiam sejenak ketika bayangan seseorang tersenyum menyambut kedatangan nya.
"Kau sudah pulang nak.. Kenapa sampai jam segini...
"Iya yah.. Salma sibuk banget hari ini...
Gadis itu mendekat hendak meraih tangan sang pria yang ia panggil ayah itu, Namun belum juga di raih tangan itu, Salma di buat terkejut tatkala bayangan itu hilang begitu saja.
"Selalu saja.."Gumam Salma yang selalu seperti ini. Setetes air mata terjatuh, Bayangan Ayahnya ketika menyambutnya pulang selalu saja terlihat di matanya.
Tak ingin terus berlarut-larut, Salma memilih masuk ke dalam kamarnya. Calon istri Abimana Cristiano tersebut duduk di tepi tempat tidur sejenak hanya untuk menghilangkan penat yang seharian pergi bersama sang calon suami.
"Mandi aja kali ya.."Gumam Salma yang kemudian gadis itu bangkit. Salma meraih handuk yang tergantung dikamarnya yang tak terlalu luas itu dan pergi untuk membersihkan diri.
Cukup lama Salma berada di kamar mandi, hingga gadis itupun selesai dengan ritual mandinya. Usai mengganti pakaian, Salma menatap jam dinding yang kini sudah menunjukkan Pukul enam sore.
Salma memerhatikan sekitar kamarnya. Tempat itu sangat sepi, Selalu saja ia merasa sedih apabila tengah berada di saat-saat seperti ini. Jujur ia ingin kembali kota tempat ia di besarkan ayahnya dulu, Ia juga sangat rindu dengan rumah tempat tinggalnya bersama sang ayah. Tidak itu saja,.Salma sebenarnya juga sangat ingin pergi mengunjungi makam pria itu, Tapi salma takut, Ia tak berani.
Gadis itu bangkit, Ia berjalan ke arah lemari dan meraih suatu benda disana, Sebuah kotak kayu berukuran sedang. Sebuah tempat dimana salma selalu menyimpan Barang-barangnya yang menurutnya pribadi.
Di bukanlah kotak tersebut, Mata Salma kembali berkaca-kaca ketika beberapa barang kenangan itu ada di depan matanya.
Satu lembar foto ia ambil, Dimana ia dan sang ayah yang bernama Erfan itu tersenyum bahagia disana.
"Ayah.. Salma kangen.. Kangen banget.." Di ciumlah foto sang ayah. Ia tidak akan pernah melupakan kebaikan pria itu. Seorang pria asing yang dengan sukarela merawatnya dari usia tiga tahun hingga sebesar ini.
Padahal pria itu tidak punya istri dan belum pernah menikah sama sekali. Tapi Evan mampu menjadi ayah sekaligus ibu yang baik untuk Salma. Pria itu menjaga, merawat , memberi kasih sayang yang tulus kepada Salma yang bukan darah dagingnya.
Gadis itu kemudian meraih beberapa perhiasan anak kecil disana. Ada kalung berinisial "S" Ada Gelang rantai serta gelang Bangkok, Dua cincin yang imut tidak lupa anting berbentuk Hello Kitty yang sangat lucu.
"Ini adalah perhiasan kamu saat ayah nemuin kamu dulu.. Waktu itu Ayah sedang pergi ke suatu tempat. Terus ada anak balita usia tiga tahun berjalan sendiri sambil menangis. Saat itu kamu makek gaun warna merah menyala, Ayah celingak celingukan mencoba mencari anak siapa? Tapi sayang tidak ada yang mengakui kamu itu anak siapa...
"Karena merasa kasihan Ayah bawa kamu ke rumah, Ayah ajakin kamu main, makan, dan mandi hari itu. Tidak ingin di sangka penculik keesokan harinya ayah lapor sama polisi tentang kamu yang mungkin hilang dari orang tuanya. Ayah juga memasang gambar kamu di setiap jalan siapa tau ada yang merasa kehilangan seorang anak,Tapi semua percuma. Polisi pun tidak ada kabarnya..
"Tidak punya pilihan lain, Akhirnya Ayah punya inisiatif untuk merawat dan menjadikan mu anak ayah.. Kebetulan ayah tinggal sendiri, mungkin dengan merawat kamu ayah jadi ada temennya. Ayah juga bingung mau panggil kamu siapa, Karena ayah memang tidak tau. Melihat inisial "S" Di kalungmu Ayah jadi punya pemikiran untuk memanggilmu Salma saja.. Salma Rania..
"Makasih yah.. Ayah udah merawat Salma selama ini.. Ayah udah jadi orang tua yang baik buat Salma.." Gadis itu menangis. Sungguh ia sangat beruntung bisa di pertemukan dengan Evan, Walaupun Salma sendiri tidak tau siapa dan dimana orang tua kandungnya berada. Entah dia korban penculikan, Hilang atau sengaja di buang ia pun tak tau. Tapi yang pasti bagi Salma, Evan adalah pria yang baik dan tulus.
"Mau seburuk apapun Ayah dimata orang,Tapi bagi salma, Ayah tetap yang terbaik..." Ucap Salma mengingat kematian ayahnya yang memang sengaja dibunuh oleh beberapa orang di rumahnya.
Sebelum dibunuh ayahnya juga sempat berkata jika sebenarnya dia bukan pria yang baik melainkan orang jahat. Sejahat apa, Salma tidak tau. Entah karena dendam atau bagaimana, Salma juga bingung. Ayahnya juga sempat menyebut nama seseorang, Namun pendengarannya tidak terlalu jelas di karenakan panik.
Sejak kematian Ayahnya, Salma pun berniat pergi dari kota itu Dan lebih memilih pergi ke ibu kota demi menghindar dari orang-orang jahat itu. Karena jika Salma masih berada disana. Takutnya orang-orang itu mengincar Salma sebagai korban berikutnya.
"Tapi Ayah tenang saja, Disini Salma bahagia yah.. Salma dipertemukan dengan seorang pria yang sifatnya sama seperti ayah.. Nama pria itu Abimana. Dia baik, Perhatian, Serta penuh kasih sayang.. Dan sebentar lagi kita akan menikah. Salma sayang sama dia..." Ya, memang tidak bisa di pungkiri, Bahwa Salma memang mulai menyayangi pria itu. Seorang pria yang tak lain adalah bos nya sendiri di kantor. Seorang pria yang sempat Salma ragukan di awal.
Tapi sekarang pria itu menjelma menjadi pria yang mampu Menyayangi Salma dengan sepenuh hatinya.
Cukup lama Salma meratapi kesedihannya hingga gadis itu terperanjat kaget ketika matanya tak sengaja menatap jam dinding yang waktu sudah menunjukkan Pukul delapan malam.
"Astaga.. lama banget ternyata aku sedihnya.."Salma pun akhirnya beranjak dari tempat tidur miliknya. Memasukan kembali barang-barang tersebut ke dalam kotak kayu tersebut. Di letakkanlah Kotak kayu itu ke tempat semula.
Salma meraih ponselnya, Sebuah senyum terbit di bibir gadis itu tatkala sebuah pesan masuk.
"Belum tidur?
"Belum mas.. belum ngantuk...
"Tidurlah.. jangan terlalu malam sayang ..tidak baik..
"Okay..aku bobo dulu.ya...
Salma pun mengakhiri pesan tersebut dan meletakkan benda pipih itu tak jauh dari bantalnya, Perlahan mata itupun terpejam hingga menuju ke Alam mimpi...
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Piyah
lanjut
2024-02-24
1
Evi Alvian
Owh Salma itu korban anak hilang trus dirawat orang lain...lalu apakah Salma tau siapa orang tua kandungnya
2024-02-24
1
Erlangga❤
Klo salma itu angkat berarti dia masih punya kesempatan buat ktemu orang tua kandungnya..
2024-02-24
1