TMTK - BAG 17

Hening. Suasana sepi menyelimuti sepasang anak manusia yang saat ini sedang duduk berdampingan. Tidak ada suara, sejak hampir lima belas menit perjalanan meninggalkan area rumah sakit, menuju entah ke mana?

Naira sendiri tidak tahu ke mana deru mobil serta pria dewasa itu akan membawanya. Hanya bisa pasrah, sekaligus percaya. Mengingat pria ini mendapatkan mandat langsung dari sang-Bapak.

Ragam pertanyaan sebenarnya meronta-ronta di benak Naira. Namun tak satupun yang berani gadis muda itu utarakan. Terlebih tentang status mereka sekarang—yang sebenarnya sudah dijelaskan oleh Andi. Tapi tetap belum bisa diterima oleh gadis itu.

Ya, Andi menjelaskan jika sebenarnya perjodohan ini sudah dilakukan sejak lama. Bahkan semenjak Naira masih berusia lima bulan. Sehingga mau tak mau Naira harus menyetujui, mengingat ini merupakan janji antara dua sahabat.

Terbebani? Benak Naira malah memiliki pemikiran lain. Andi yang tadi pagi sempat pamit izin pergi untuk menyelesaikan masalah hutang piutang dengan Eddy malah kembali dengan membawa masalah lain.

Fikirannya mengatakan jika pasti ini semua masih menyangkut dengan hal hutang piutang itu. Alih-alih tidak ingin membiarkan Naira jatuh ke tangan pria tua lintah darat itu—Andi malah menyerahkan Naira kepada pria maskulin yang sudah ia cap hidung belang tersebut sebagai ganti pinjaman uang yang diberikan oleh lelaki itu?!

“S- sebenarnya apa yang anda inginkan dari saya?” lontar Naira pada akhirnya. Terlalu sesak memendam semuanya. Tidak kuat kepala jika terus memikirkan masalah ini yang membuat ia sangat frustasi.

“Hmm?” kening Boy mengerut. “Memangnya apa yang bisa di untungkan dari dirimu?” lontarnya kemudian men-skak pertanyaan Naira sehingga membuat gadis itu terdiam.

“Kau memiliki wajah yang cukup standar. Baru juga mendapatkan gelar tamatan SMK. Kau juga tidak punya apa-apa. Jadi, menurutmu keuntungan apa yang bisa kau berikan untukku gadis yang penuh dengan segudang masalah?” tutur Boy lagi memancing emosi Naira.

Sungguh, rasanya ingin meremas mulut pria dewasa yang ada di depannya ini sekarang jika saja tidak mengingat pesan Ayahnya. Andi mengatakan kepada Naira untuk bersikap sopan di depan Boy—mengingat pria itu bukan orang sembarangan, lebih kuat daripada Eddy.

Dan entah mengapa Andi malah menyuruh Naira menikah dengannya. Bukankah itu sama saja seperti memberi neraka padanya?

Aahh… entahlah… mengingat tentang itu membuat Naira cukup pusing. Ayahnya terlalu berbelit-belit. Perjodohan ini seperti ada yang ditutup-tutupi, dan Naira semakin yakin semua ini karena uang.

Boy menyeringai. Wajah Naira memerah. Ditatapnya iras muda itu lamat-lamat. Seolah memerhatikan, setiap lekuk indah yang sang maha pencipta  lukiskan pada gadisnya.

Sangat cantik. Dusta mulutnya sudah mengatai Naira memiliki wajah standart. Sulit mengakui. Tidak ingin memuji sehingga membuat Naira terbang tinggi. Semakin emosi maka akan semakin bagus. Sehingga bisa menampilkan raut menggemaskan seperti sekarang.

“Kita akan menghadiri sebuah pesta. Dan aku ingin kau mendampingiku layaknya yang dilakukan oleh seorang calon istri kepada calon suaminya,” kata Boy sembari merapikan jasnya. Sesaat mengalihkan pandangan, kembali fokus ke arah depan.

Naira berjengit. Ia tampak kaget. Menghadiri pesta? Apa maksudnya?! Bukankah itu sama sekali tidak ada dalam rules perjalanan mereka, hanya akan pergi saja?!

Andi pun tidak mengatakan tentang itu padanya. Sehingga membuat Naira berpikir mungkin hanya menemani sesaat? Membicarakan tentang perjodohan tiba-tiba ini agar mereka bisa lebih dekat?

Aarrgghhh…! Naira tidak bisa! Gadis itu tidak sama sekali belum pernah menghadiri pesta. Apalagi itu di kalangan para orang kaya yang tentu pembahasannya akan tidak nyambung dengan Naira. Sama saja seperti menggali lubang untuk diri sendiri. Membuat malu. Belum lagi jika orang-orang itu sampai mengetahui latar belakangnya yang merupakan dari kalangan biasa.

“Kenapa? Terkejut? Takut? Ck, kau tidak perlu takut gadis bisboll.  Tugasmu hanya mendampingiku, berdiri disampingku. Kau tidak perlu terlalu banyak bicara, karena aku akan mengendalikan setiap orang yang mendekatimu di sana,” ucap Boy memberikan arahan.

Lega? Tentu saja tidak! Kalimat Boy barusan membuat Naira malah semakin yakin jika ada sesuatu yang ingin dilakukan oleh pria itu. Boy ingin menggunakannya, mungkin sebagai alat? Tapi apa? Mengingat jika itu untuk menunjukkan kepada setiap orang-orang jika ia memiliki pasangan—bukankah itu sangat mudah? Pria dewasa ini sangat tampan. Bahkan bisa dikategorikan luar biasa tampan. Pasti mudah baginya dalam menggaet seorang wanita, yang jauh lebih menarik dari Naira. Tapi kenapa mesti dirinya?

Ragam kecamuk kian menghantui. Ada banyak rahasia dari pria yang ada disampingnya kini. Penuh muslihat. Sulit ditebak. Membuat Naira bingung sendiri.

“Tidak usah banyak berfikir. Meski kita belum terikat dalam ikatan yang sah. Kau milikku sekarang. Aku telah melunasi semua hutang-hutang Andi Mayora, juga mengembalikan sebagian asetnya. Dan sebagai gantinya kau akan menjadi pengantinku yang akan aku perkenalkan kepada semua orang!” tukas Boy mengejutkan Naira. Lagi-lagi membuat gadis itu tergemap dengan pernyataannya yang tak pernah ia duga.

‘J- jadi… benar dugaanku jika ini semua bukan hanya tentang perjodohan?’

Terpopuler

Comments

Aisyatul Munawaroh

Aisyatul Munawaroh

mulutnya si tuan ya Alloh.... minta disunat

2024-03-16

1

Aisyatul Munawaroh

Aisyatul Munawaroh

lanjuuit tooooorrr

2024-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!