Mengorbankan Diri

Mona mendekati mobil yang membawa ayahnya. "Ayah ini semua tidak benar kan?" tanya Nya sambil memukul kaca mobi polisi. "Ayah ku mohon jelaskan pada mereka, bahwa Ayah tidak melakukannya?" Mona berusaha berbicara pada Herman, namun tak ada respon dari ayahnya itu.

Mobil itu mulai melaju, dan Ana berlari mengejarnya. Namun Mona terjatuh tak mampu mengejar mobil polisi yang membawa ayahnya. "Ayah!" teriak Mona.

Wiuwiuwiuw....

Suara sirine mobil dengan cahaya lampu biru menyilaukan. Melaju menjauh dari tempat kejadian perkara. Mona hanya terduduk di tanah menyaksikan mobil yang membawa ayahnya, dengan air mata bercucuran.

Ujang menyaksikan kejadian itu, lalu mendekati wanita malang itu. "Mbak Mona, tenangkan dirimu, Mbak" ucap Ujang mencoba menenangkan.

Mona menatap sendu ke arah Ujang. "Kang Ujang, sebenarnya apa yang terjadi?" Mona yang masih tak mengerti apa yang menimpa keluarganya.

"I-itu, Kang Ujang juga tidak tahu, tapi sepertinya terjadi pembunuhan" jawab Ujang yang juga kebingungan, karena dia pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Mona yang mendengar penjelasan singkat tetangganya itu, menggeleng tak percaya. "Tidak mungkin."

Tak berapa lama, keluar lah beberapa petugas polisi yang membawa sekantong jenazah menuju ambulans. Mona membekap mulutnya menyaksikan itu. Dia kebingungan, pikiranya benar-benar kalut saat ini.

"La-lalu dimana Adikku Kang?" tanya Mona pada Ujang, dengan suara bergetar.

"Adi di bawa ke rumah sakit, Mbak."

Tidak ingin membuang waktu, Mona langsung menuju rumah sakit dimana adiknya di rawat.

Sesampainya di sana, dengan langkah cepat dia menuju ruangan perawatan adiknya. Terlihat di sana beberapa anggota polisi yang berjaga.

"Pak saya ingin menemui adik saya."

"Anda anggota keluarganya?" tanya polisi itu.

"Iya pak."

"Baik, silakan masuk. Tapi tolong, jangan memberi pertanyaan yang berat pada saksi, kondisi psikisnya saat ini tidak baik." jelas polisi tersebut.

Mona hanya menganggukkan kepalanya.

Lekas dia membuka pintu itu. Terlihat sosok anak laki-laki yang sedang duduk bersandar di atas tempat tidur rumah sakit dengan tatapan kosong, serta jarum infus yang menancap di punggung tangannya.

Bahkan kedatangannya tidak di sadari Adi. Sungguh tak tega Mona menyaksikan keadaan adiknya saat ini.

Perlahan Mona mendekati adiknya. "Adi" suara Mona membuyarkan lamunan Adi.

"Ka-kakak" suara Adi yang serak. Kemudian di peluknya kakaknya. "Kak, Adi takut, jangan tinggalkan Adi" adiknya yang menangis histeris karena ketakutan.

"Tenanglah dek, Kakak disini?" Mona mengelus punggung adiknya, mencoba menenangkan. "Adi apa kamu tahu sesuatu yang terjadi di rumah?"

Tubuh bocah itu langsung gemetar dengan terus menggigit bibirnya, mendengar pertanyaan kakaknya itu. Mona yang dapat merasakan tubuh gemetar adiknya, mencoba menenangkannya kembali. "Baiklah, kamu tidak perlu menjawabnya." ucap Mona.

"Adi, kamu istirahatlah, Kakak harus pergi dulu."

"Kakak mau kemana?" tanya Adi. Kejadian berdarah di rumahnya membuat bocah itu ketakutan jika di tinggal sendirian.

"Kakak mau menemui Ayah, kamu kakak tinggal dulu ya? Ada bapak polisi di depan."

Lalu mencium kening adiknya berpamitan. Ketika ia ingin melangkah, tangannya di tahan oleh Adi. "Kak?" Adi menatap dalam kakaknya, seolah dia ingin berkata sesuatu.

"Ada apa?" jawab Mona sambil mengernyitkan dahinya.

Sedang Adi masih tetap menatap Kakaknya dalam kediaman, lalu berkata. "Tidak" sambil menggelengkan kepalanya. Adi tidak berani mengatakan kejadian yang sebenarnya pada Mona. Karena dia sudah berjanji pada ayahnya. Terlebih rasa takut bocah polos itu yang terancam masuk penjara jika bercerita yang sebenarnya.

Mona menghela nafas, "Baiklah Kakak pergi dulu."

Lekas Mona meninggalkan rumah sakit menuju kantor polisi dimana ayahnya di tahan.

"Pak, dimana Ayah saya di tahan?" Mona bertanya pada salah seorang polisi yang berjaga.

"Ikuti saya" Polisi beranjak dari duduknya dan menuju sel penjara sementara, dimana Herman di tahan, diikuti Mona.

Sampailah mereka di sel penjara yang hanya berukuran 3x3 meter itu. Nampak sosok pria yang terduduk lesu dengan kondisi kacau. Mona tak mengira bahwa keluarganya akan terlibat dengan hukum.

"Ayah" suara Mona yang tak asing bagi Herman. Pria itu langsung mengarahkan pandangannya ke arah suara itu. "Mona?"

"Ayah, apa yang sebenarnya terjadi, Yah?"

"Ma-maafkan Ayah nak? Ayah tidak sengaja membunuh Ratna."

"Apa?!" Begitu terkejut dirinya, mendengar bahwa orang yang tewas itu adalah Ratna.

"Ba-bagaimana bisa Ayah lakukan itu? Itu bohong kan?! Katakan kalau semua itu bohong!" Ana tak terima dengan kenyataan yang dia terima.

Herman hanya diam, tak mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh putrinya itu. Dalam hati dia pun tak ingin berakhir seperti ini. Namun yang di pikirkan saat ini adalah kebebasan putranya yang lebih penting.

Entah itu pikiran pendek dari seorang Herman atau dia memang buta hukum. Dia berfikir dengan mengorbankan dirinya sendiri, masalah cepat teratasi. Namun tanpa dia sadari, inilah awal dari kerumitan hidup dan konflik baru yang akan terus membayangi keluarga Nya.

"Kenapa Ayah hanya diam? Jawab pertanyaan Mona, Ayah?!" ucap Mona terus mendesak Herman agar di berikan penjelasan yang sebenarnya. Namun bukan kebenaran yang dia dapatkan, karena sudah pasti Herman menutupi fakta terbunuhnya Ratna dengan kebohongannya.

"Itu benar, Ayah yang membunuh wanita itu."

"Tidak mungkin, "sambil menggelengkan kepalanya. "Tapi kenapa?" tanya Mona.

"Sudahlah Mona, kamu jangan banyak bertanya. "Herman memalingkan wajahnya dari putrinya. "Biarkan Ayah menerima hukuman ini."

"Tidak bisa! Ayah orang baik, tidak mungkin Ayah tega melakukan perbuatan keji itu." ucap Mona, berusaha tak percaya dengan pengakuan ayahnya.

"Ayah, apa Ayah tak kasihan pada kami?" Mona dengan tangisannya yang luruh. "Jujurlah Ayah, Mona yakin bukan Ayah pelakunya."

"Ayah pelakunya! Ayah yang sudah mendorong dan membunuh wanita itu! Ayah yang membunuhnya!" ucap Herman dengan tegas.

"Ayah." ucap Mona sambil menggenggam tangan Herman yang berada di balik jeruji besi.

"Cukup nak? Jangan pikirkan Ayah" sambil menangkup wajah Mona dengan kedua tangannya. "Kamu jaga dan rawat adikmu selama Ayah tidak ada."

Mona menggelengkan kepalanya airmata yang terus bercucuran.

"Pergilah!" perintah ayahnya yang kemudian menjauhi jeruji besi itu, duduk di sudut ruang tahanan.

Air mata tak hentinya keluar dari mata Mona. Dia berusaha tegar dengan pengakuan ayahnya. Kedatangannya di kantor polisi tak lantas membuat Herman jujur. Dia benar-benar ingin mengorbankan dirinya demi putra semata wayangnya itu.

Dengan tubuh tergontai dia meninggalkan kantor polisi, dengan perasaan hancur.

Episodes
1 Mona Ayunda
2 Abraham Reno Winata
3 Perpisahan Yang di Syukuri
4 Isu Pernikahan
5 Pertemuan
6 Membencimu
7 Hangat-Menyesakkan
8 Obsesi Alice
9 Hancurnya Karir Alice
10 Pertemuan Yang Tak Diharapakan
11 Kehangatan keluarga
12 Kebencian dari Reno
13 Bibit Kebencian
14 Kehormatan Yang Terenggut
15 Meminta Pertanggung Jawaban
16 Peristiwa Berdarah Part 1
17 Peristiwa Berdarah Part2
18 Mengorbankan Diri
19 Menjadi Kuat dan Tegar
20 Situasi Memburuk
21 8 Tahun Penjara
22 Ingin Tetap Hidup
23 Di Selamatkan
24 Pengakuan
25 Siasat
26 Menolak
27 Menemukan Titik Terang Part 1
28 Menemukan Titik Terang Part 2
29 Bimbang
30 Hitam Di Atas Putih
31 Cinta Tak Terbalas
32 Mencari Bukti
33 Hukuman Yang Adil
34 Bersiap Menemui
35 Bertemu Calon Mertua
36 Menjalani Hariku Seperti Biasa
37 Hubungan Yang di Sembunyikan
38 Mengharap Lebih
39 Tersulut Amarah
40 Kembali Bertemu
41 Cinta Sepihak
42 Pernikahan Yang Terasa Hampa
43 Malam Pertama Tapi Bukan Yang Pertama
44 Pertemuan Yang Tak sengaja
45 Hubungan Persahabatan Yang Tak Wajar
46 Menutupi
47 Menuntut Kepatuhan
48 Tatapan Hina
49 Keadaan Rumah tangga Yang Di sembunyikan
50 Kesepakatan Baru
51 Tak Terkendali
52 Bebasnya Herman
53 Di Balik Hubungan Pernikahan
54 Ketahuan
55 Berakhirnya Hubungan Tak Sehat
56 Rencana Zenia
57 Jebakan
58 Hubungan Yang Di Akhiri
59 Pertemuan Yang Tak Di Duga
60 Jatuh Cinta
61 Tak Bisa Membohongi Hati
62 Mempertahankan
63 Rasa Bersalah
64 Bertemu Dengan Masa Lalu
65 Bertemu Sang Mantan
66 Jesslyn
67 Ketahuan
68 Hubungan Yang Semakin Dalam
69 Rahasia Yang Terbongkar
70 Amarah Wilma dan Rencana Keluarga Murder
71 Kebenaran Masa Lalu
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Mona Ayunda
2
Abraham Reno Winata
3
Perpisahan Yang di Syukuri
4
Isu Pernikahan
5
Pertemuan
6
Membencimu
7
Hangat-Menyesakkan
8
Obsesi Alice
9
Hancurnya Karir Alice
10
Pertemuan Yang Tak Diharapakan
11
Kehangatan keluarga
12
Kebencian dari Reno
13
Bibit Kebencian
14
Kehormatan Yang Terenggut
15
Meminta Pertanggung Jawaban
16
Peristiwa Berdarah Part 1
17
Peristiwa Berdarah Part2
18
Mengorbankan Diri
19
Menjadi Kuat dan Tegar
20
Situasi Memburuk
21
8 Tahun Penjara
22
Ingin Tetap Hidup
23
Di Selamatkan
24
Pengakuan
25
Siasat
26
Menolak
27
Menemukan Titik Terang Part 1
28
Menemukan Titik Terang Part 2
29
Bimbang
30
Hitam Di Atas Putih
31
Cinta Tak Terbalas
32
Mencari Bukti
33
Hukuman Yang Adil
34
Bersiap Menemui
35
Bertemu Calon Mertua
36
Menjalani Hariku Seperti Biasa
37
Hubungan Yang di Sembunyikan
38
Mengharap Lebih
39
Tersulut Amarah
40
Kembali Bertemu
41
Cinta Sepihak
42
Pernikahan Yang Terasa Hampa
43
Malam Pertama Tapi Bukan Yang Pertama
44
Pertemuan Yang Tak sengaja
45
Hubungan Persahabatan Yang Tak Wajar
46
Menutupi
47
Menuntut Kepatuhan
48
Tatapan Hina
49
Keadaan Rumah tangga Yang Di sembunyikan
50
Kesepakatan Baru
51
Tak Terkendali
52
Bebasnya Herman
53
Di Balik Hubungan Pernikahan
54
Ketahuan
55
Berakhirnya Hubungan Tak Sehat
56
Rencana Zenia
57
Jebakan
58
Hubungan Yang Di Akhiri
59
Pertemuan Yang Tak Di Duga
60
Jatuh Cinta
61
Tak Bisa Membohongi Hati
62
Mempertahankan
63
Rasa Bersalah
64
Bertemu Dengan Masa Lalu
65
Bertemu Sang Mantan
66
Jesslyn
67
Ketahuan
68
Hubungan Yang Semakin Dalam
69
Rahasia Yang Terbongkar
70
Amarah Wilma dan Rencana Keluarga Murder
71
Kebenaran Masa Lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!