Bab 20

Bel rumah Bulan berbunyi, dia buru-buru membuka pagar untuk sepupunya itu.

"Tumben sekali ayahmu memanggil orang untuk menemanimu di rumah," ucap sepupunya saat memasukkan mobil yang digunakan.

"Gak tau juga, Bulan aja heran biasnya juga ninggalin Bulan sendirian bahkan pergi tanpa pamit," Bulan juga keheranan dengan tingkah ayahnya.

"Oh iya kakak sudah punya SIM mobil apa?" Tanyanya saat sadar kakak sepupunya itu membawa mobil.

"Sudah dong, tadi siang kakak tes ternyata lulus," ucap sepupunya pamer menunjukkan SIM yang didapatkan tadi siang.

"Berarti tadi siang kakak bolos sekolah lagi ya?" 

"Apa maksudnya lagi? Sesekali doang bolosnya mah gak apa-apa dek. Lagi pun tadi kakak izin, soalnya ke kantor polisi pake seragam sekolah harus bawa surat izin dari sekolah." 

"Sesekali doang lagi, sesekali setiap hari gitu?" Ucap Bulan.

"Iyaa lah hahahaha," tawa kakaknya membenarkan ucapan Bulan.

"Tapi ko kakak bisa pinter sih mana juara kelas lagi," ucapnya.

"Belajar itu jangan di paksain dek, yang ada malah yang kamu pelajari gak akan masuk di otakmu," ucap kak Heru sambil menunjuk kepala Bulan.

"Bener juga sih ya,"

"Mau kemana?" Tanya kak Heru saat melihat Bulan berjalan ke arah pintu belakang.

"Ambil buku kak, tadi Bulan ngerjain tugas di belakang tapi lupa bawa masuk," ucapnya.

Saat Bulan berjalan masuk setelah mengambil bukunya, Bulan melihat sosok makhluk merah itu lagi tapi makhluk itu hanya berdiri dekat pohon di belakang rumah Bulan.

Bulan langsung berlari masuk karena ketakutan.

"Dek tadi kamu pulang dianterin siapa?" Tanyanya penasaran.

"Sama senior aku kak, dia menawarkan diri ya aku terima lah niat baiknya daripada nunggu jemputan yang tak tau kapan datang," ucap Bulan menyindir kakak sepupunya itu.

"Itu beneran kakak ada tugas jadi telat pulang," ucap kak Heru, "Senior mu laki-laki?" Tanyanya.

"Iya," jawab Bulan santai.

"Dia baik kan?"

"Harusnya sih ya kak, soalnya selama Bulan sakit dia perhatian sama Bulan, bawain Vitamin bahkan jengukin Bulan pas di rumah sakit."

"Dia itu suka kamu," 

"Masa sih, tapi boleh lah dia ganteng soalnya," ucap Bulan yang membuatnya berhasil mendapatkan pukulan di kepalanya.

"Sekolah dulu yang bener baru pacaran," ucap kakak sepupunya.

Bulan mengiyakan perkataan kakak sepupunya, sambil mengusap-usap kepalanya.

Bulan mengerjakan tugas sekolahnya dibantu oleh kak Heru.

Sekitar jam 8 Bulan merasa lapar, dia merapikan buku-bukunya dan bergegas ke dapur, membuka makanan yang dibelikan ayahnya tadi.

"Kak makan yo, tadi ayah beliin aku makanan," ajak Bulan sambil berjalan ke dapur.

"Ayah belikan apa dek," tanya kak Heru.

"Gak tau juga kak, tadi Bulan gak buka,"

Saat membuka bungkusannya tercium bau busuk, dia melihat ternyata nasi goreng. 

"Ko bau dek, udah basi itu," ucapnya saat melihat nasi goreng dalam bungkusan.

"Tapi ko bau banget ya padahal, harusnya gak sebau ini kalau emang baru buat tadi sore." Ucap kak Heru.

"Nah iya bener kak, mungkin nasinya kurang bagus kali ya jadi cepet basi," ucap Bulan.

"Buang aja itu dek, kakak mau muntah cium baunya," ucap kak Heru, "Cari makan di luar aja yok," sambungnya.

"Kakak terakhir ya?" Tanya Bulan.

"Oke kali ini kakak terakhir lain kali kamu ya," ucap kak Heru dan Bulan mengiyakan.

Mereka keluar mencari nasi goreng, menggunakan mobil, karena Bulan baru saja sembuh kak Heru tidak ingin adiknya jatuh sakit lagi.

Tidak jauh dari rumah Bulan ada penjual nasi goreng, itu ramai dan cukup terkenal karena enaknya.

"Mampir disitu aja yok dek, enak keknya banyak orang yang makan juga tuh," ajak kak Heru.

"Boleh kak," ucapnya, "Stop sini aja, Bulan pesan kakak parkir mobil aja," Bulan keluar mobil saat kak Heru berhenti, ia melangkahkan kakinya menuju meja kasir untuk memesan.

Tapi karena ramai, dia harus mengantri dengan pembeli lainnya. Bulan memperhatikan orang-orang yang tengah lahap memakan makanannya.

Saat memperhatikan, Bulan melihat sosok anak kecil sedang berjongkok di atas meja, anak kecil itu mengeluarkan air liur yang mana langsung menetes di piring pelanggan.

Bulan yang melihat itu merasa ingin muntah dah memilih untuk tidak jadi membeli, saat berjalan keluar dari antrian ia melihat ke arah sang penjual nasi goreng, ia melihat sosok hitam berdiri tepat di belakang penjual yang sedang menatap para pembeli.

Bulan buru-buru berlari meninggalkan tempat itu dan mencari keberadaan kak Heru.

"Loh dek kenapa?" Tanya kak Heru melihat Bulan berlari ke arahnya.

"Cari tempat yang lain aja kak," ucapnya.

Kak Raffi yang tau bahwa adik sepupunya itu bisa melihat makhluk tak kasat mata, langsung menuruti kemauannya karena ia tau adiknya melihat sesuatu di sana.

Saat sudah jauh dari tempat tadi, baru lah dia bercerita kalau dia melihat hantu disana ya g meneteskan air liurnya di piring pelanggan.

"Kalau aku gak liat anak kecil itu, gak masalah kak, aku masih bisa makan tapi liat tuh aku merinding," ucapnya sambil mengelus-elus lengannya.

"Ya sudah cari tempat lain, dekat sekolah ada juga tuh yang enak, kesana yok," Bulan mengiyakan kakak sepupunya.

Setelah makan mereka pulang ke rumah, saat sampai orang tua Bulan ternyata belum pulang.

Bulan menelpon orang tuanya menanyakan jam berapa mereka pulang, sebentar lagi katanya tapi tetap menyuruh kak Heru untuk menginap di rumah agar Bulan tidak sendirian sampai mereka pulang.

"Ayah buka toko sampai jam berapa sih dek?" Tanya kak Heru.

"Pagi itu bukanya jam 7an kak malam tutup jam 10 itupun kalau tidak ada pelanggan," jawabnya.

"Tutup jam 10 pun mereka belum tentu langsung pulang soalnya harus cek barang," sambung Bulan.

"Bukannya ada karyawan?" Tanyanya.

"Ada kak tapi ntahlah, ayah sama ibu yang ingin mengerjakan semuanya," ucap Bulan yang juga heran dengan orang tua.

"Ya sudah sana istirahat, kakak juga udah ngantuk ini," ucap kak Heru yang menyuruh Bulan untuk istirahat.

Mereka berdua mengobrol sambil memakan cemilan yang merek beli tadi.

"Tumben banget kakak ngantuk jam segini padahal baru jam 10," ucap kak Heru sambil menguap.

"Sudah sana kakak mau tidur," ucap kak Heru berjalan ke kamar tamu.

Bulan pun berjalan ke kamarnya saat melihat kakak sepupunya sudah masuk ke kamar tamu.

Sebelum tidur Bulan melihat ponselnya yang penuh dengan pesan, dari banyaknya pesan itu ada satu nomor yang belum Bulan simpan.

"Hai ini saya," isi pesan dari nomor baru itu.

Setelah membaca pesannya Bulan langsung menyimpan nomor itu dengan nama kak Raffi, karena Bulan tau ini nomor kak Raffi.

"Hai kak," balas Bulan.

Tak lama ada balasan, "Besok kamu berangkat sama siapa ke sekolah?"

"Sepertinya masih sama sepupu saya kak," 

"Pulangnya bareng saya," balas kak Raffi.

"Terima kasih kak, tapi kalau sepupu saya balik sekolah cepat saya pulang sama dia saja," balas Bulan.

"Baiklah," pesan kak Raffi, Bulan hanya membacanya.

Bulan membaca pesan di grup kelasnya tapi tidak ada informasi penting, teman-temannya hanya mengobrol biasa, ia pun memilih untuk tidur.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒂𝒑𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊 𝒓𝒂𝒉𝒂𝒔𝒊𝒂 𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑩𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂 🤔🤔🤔

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!