Bab 15

Bulan memilih tidak ikut upacara penutupan karena teman-temannya melarang, repot lagi jadinya kalau dia ikut dan pingsan.

Bulan melanjutkan beres-beres yang di tinggalkan temannya tadi di dalam tenda, saat beberes dia kaget saat ada panitia yang lewat di belakang tendanya.

"Loh kenapa kamu gak ikut upacara penutupan?" Tanyanya.

"Saya lagi gak enak badan kak, daripada nantinya pingsan kasian teman-teman saya," jawab Bulan.

"Oh yasudah," ucap sang panitia, tiba-tiba saja dia teriak memanggil panitia lain.

"Woy sini bawain vitamin," teriaknya, Bulan hanya diam saja.

Tak lama ada panitia lain yang terdengar berlari ke arah tenda Bulan, "Nih, buat siapa?" Tanyanya ternyata itu kak Raffi.

"Buat tuh," tunjuknya, "Lagi sakit dia katanya," sambungnya.

"Banyak banget lu bawa vitaminnya Fi?" Tanya panitia yang melihat berbagai jenis vitamin yang bawa kak Raffi.

"Kamu gak bilang vitamin apa, daripada bolak balik ya bawa sekalian aja,"

Kak Raffi tiba-tiba berjongkok dan membuat tutup botol vitamin C dan menyodorkan ke Bulan, ia mengambil dan langsung meminumnya.

Bulan mengembalikan botol vitamin yang kosong ke kak Raffi, ia menerima lalu menutup botol itu kembali.

"Pulang kami sama siapa?" Tanyanya

Bulan heran tapi masih menjawab, "Dijemput Ayah," jawabnya.

"Oke," ucapnya, "Nih satu lagi minum nanti," kak Raffi memberikan satu botol vitamin lagi ke Bulan, ia menerima dan mengucapkan terima kasih.

"Woooh Raffi," ucap temannya sambil tersenyum, "Ternyata dia orangnya," sambungnya.

Kak Raffi tidak menjawab justru pergi meninggalkan temannya itu, "Si goblok malah di tinggal," ucapnya saat kak Raffi pergi.

"Istirahat ya dek," ucapnya lalu beranjak pergi untuk mengecek tenda lain.

Bulan kembali melanjutkan beres-beres, sampai teman-temannya kembali melihat di dalam tenda sudah beres tinggal diangkat.

"Vitamin siapa nih?" Tanya Ika saat melihat Vitamin tergeletak begitu saja di depan panci.

"Minum aja kalau mau," ucap Bulan.

Ika langsung meminumnya dan membagi setengah ke Zia, "Dari siapa?" Tanya Ika setelah meminumnya.

"Dari kak Raffi," ucapnya.

Zia yang mendengar itu sontak kaget dan tersedak, "Kak Raffi?" Bulan mengangguk.

"Gak apa-apa tadi aku udah minum satu, itu itu suruh simpan," ucap Bulan, Zia dan Ika merasa lega.

Barang yang sudah di rapikan tadi di keluarkan lalu mereka mulai membongkar tenda, "Kalian aman gak untuk pulangnya?" Tanya Delis ke teman-temannya.

"Aku sama Shinta paling naik angkot sih Lis pulangnya," kata Tara.

"Rumah kalian di mana?" 

"Di jalan anggrek dekat sd yang gak jauh dari SPBU itu Lis, rumahku dekat sama Shinta,"

"Kita searah bareng aja nanti, aku di jemput pakai mobil," 

"Emang gak apa-apa Lis, aku gak enak," tanya Shinta ke Delis.

"Gak apa-apa, kalian nungguin angkot belum tentu langsung ada kan," ucapnya meyakinkan temannya.

"Makasih ya Lis." Ucapnya.

Setelah membongkar tenda mereka merapikan semuanya, karena Bulan tidak melakukan apa apa merasa bosan akhirnya ia pergi membeli minuman dingin untuk temannya.

Saat menenteng kresek, kak Raffi tiba-tiba mengambil kresek tersebut dan membawakannya.

"Saya bisa sendiri kak," ucapnya sambil mengambil kresek yang ada di tangan kak Raffi tapi tidak berhasil.

Ia pun menendang seniornya tapi tidak kena, sontak mengundang tawa semua yang melihatnya. 

"Siniin kak, saya bisa sendiri, malu tuh diliatin sama yang lain apalagi ada senior yang liat," bujuk Bulan agar seniornya itu memberikan kreseknya.

Benar saja senior yang melihat menggoda kak Raffi, bukan tanpa alasan ini pertama kalinya mereka melihat kak Raffi berinteraksi dengan perempuan.

Bulan yang malu menundukkan kepalanya, dan mengikuti langkah seniornya itu.

Sesampainya di dekat teman-temannya, barulah kak Raffi memberikan kreseknya, lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Untung energiku lagi gak full, awas aja bakalan lu balas," ucap Bulan menggerutu, teman-temannya yang melihat itu hanya terkekeh.

Sambil menunggu jemputan, mereka menyempatkan untuk berfoto bersama. Teman laki-laki sekelasnya pun ikut bergabung, mereka juga berfoto dengan kakak pendampingnya dan panitia yang lain.

Teman-temannya satu persatu pulang saat jemputan mereka datang, dan ada juga yang membawa sepeda motor.

Kak Kirana mendekati Delis dan mengucapkan terima kasih karena kerjasama teamnya yang sangat kompak.

"Delis terima kasih ya, sampaikan juga ke teman-temanmu yang lain, untuk sertifikatnya nanti aku hubungi kamu kalau udah selesai di cetak ya," ucap kak Kirana.

"Iya kak aman aja soal sertifikatnya, terima kasih juga kak sudah jadi pendamping kami," ucap Delis.

"Kalian hati-hati ya pulangnya," kata kak Kirana yang diiyakan oleh Delis dan yang lainnya.

"Bulan aku nebeng mobilmu ya pulangnya," ucap Chika ke Bulan, "Orang rumah gada yang bisa jemputin," sambungnya.

"Oke, rumahmu juga satu arah sama rumahku," ucap Bulan.

Saat asik-asik mengobrol tanpa sengaja dia melihat sosok perempuan yang berdiri di dekat gerbang sekolahnya, segera ia menyenggol lengan Chika yang duduk di sebelahnya untuk melihat ke gerbang sekolah.

Chika yang mengerti mengikuti instruksi Bulan, "Siapa ya? Dia bukan angkatan kita deh, tapi ko pake seragam putih ini kan hari Minggu." Ucapnya.

Tara yang penasaran dengan apa yang di omongin Chika juga ikut melihat ke arah gerbang.

"Kalian liat gak, dia kek berdarah gitu," kata Tara sontak membuat Bulan Chika memperlihatkan lagi.

"Ah iya yah, apa jangan-jangan," ucapnya berbarengan mengingat senior mereka yang meninggal terbarak di hari pertama masuk sekolahnya.

Mereka yang melihat ke arah gerbang lagi sontak kaget, karena melihat sosok perempuan itu sudah melihat ke arah mereka bertiga seperti tau kalau mereka sedang membicarakannya.

Mereka buru buru mengalihkan pandangannya ke berbagai arah tapi Bulan tidak, ia justru tetap melihat kearah sana tapi berpura-pura tidak melihat sosok perempuan itu.

Bulan yang melihat ayahnya datang sontak berdiri, "Ayahku dateng, "ucapnya, Chika dan Adel yang mendengar itu pun ikut berdiri dan menyiapkan barang mereka.

Bulan mengangkat barangnya masuk ke bagasi mobil, diikuti oleh dua temannya itu. "Ayah temanku ikut ya, rumah mereka dekat ko," ucapnya.

"Iya naik aja nanti kasih tau ayah aja dimana rumahnya," Bulan mengangguk mendengar ucapan ayahnya.

"Ayah bentar mau pamit dulu ke teman,"

Saat berjalan mendekati Delis, ia tak sengaja melihat kak Raffi yang duduk di depan seorang perempuan dan terlihat tertawa bersama.

"Bulan," sapa Delis

"Eh Lis, aku balik duluan ya ayah ku sudah datang," pamitnya, "Aku mau sapa ayahmu," mereka berjalan beriringan menuju mobil.

Bulan melihat ke arah kak Raffi, mata mereka bertemu Bulan memalingkan wajahnya.

Setelah berpamitan Bulan pulang, tak lama pun mobil ayah Delis sampai.

Tepat pukul 12 siang mereka semua meninggalkan lokasi perkemahan, Delis sang ketua regu memastikan semua teman sekelasnya pulang duluan baru dia beranjak pulang juga.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒌 𝑹𝒂𝒇𝒊 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒅𝒆𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑩𝒖𝒍𝒂𝒏 🤭🤭🤭

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!