Bab 9

Setelah selesai makan, mereka bergegas untuk  mandi tapi ternyata yang antri untuk mandi itu sangat banyak.

Panitia pun ada yang menjaga di dekat wc, setiap anak yang masuk untuk mandi itu di beri waktu maksimal 10 menit saja, agar yang lain juga sempat mandi sebelum adzan isya berkumandang.

Selesai mandi dan mencuci piring, mereka kembali ke tenda untuk siap-siap sholat dan materi selanjutnya.

Tepat selesai sholat, dari shaf perempuan paling belakang terdengar suara perempuan yang tertawa nyaring.

Sontak semua kaget dan berbalik melihat ke sumber suara, ternyata ada yang kesurupan. Banyak perempuan berlari keluar musholla sambil berteriak, membuat para panitia marah karena mereka berteriak.

Siswa yang kesurupan segera diobati oleh guru mereka, dan ditemani panitia, semua siswa diarahkan masuk ke aula untuk menerima materi, namun juga mereka mendapat teguran karena tadi banyak yang berteriak teriak.

Tepat saat panitia memperingati agar tidak teriak-teriak lagi ada siswa yang kesurupan.

Siswa tersebut tertawa lalu menangis. Sontak panitia sigap mengangkat siswa yang kesurupan.

"Waduh bakalan banyak ini," kata salah satu panitia.

"Ayo ayo angkat bawa ke musholla," titah kak Tomi.

"Ada yang kesurupan lagi kak," ucap beberapa siswa perempuan.

"Bantu bantu angkat ke musholla," 

Total ada 15 siswa perempuan yang kesurupan, dan yang kesurupan adalah siswa yang berhalangan.

Setelah semua tenang, mereka tetap melanjutkan materi di aula. Tepat jam 10 malam, mereka semua selesai dan kembali ke tenda masing-masing.

Mereka di beri waktu bebas sama panitia, karena tepat pukul 11 malam, mereka semua kembali ke tenda untuk istirahat.

Ada yang mengunjungi tenda satu kelas bahkan ada yang berkenalan dengan tenda lain. Tapi regu P 2B memutuskan tetap berada di tenda, dan bercerita perihal kejadian kesurupan tadi.

"Heh tadi aku ada denger dari panitia, katanya ada yang buang sampah di sungai ya," Chika memulai pembicaraan.

"Iya iya mungkin itu kali ya yang buat ada kesurupan, padahal udah diingetin tapi masih aja ngeyel," ucap Ika.

"Heran banget, padahal di sana juga ada poster peringatan terus di kasih pagar biar gak ada yang bisa kesana," ucap Tara

"Aku juga gak tau," ucap Chika.

"Chika, Adel, Delis, kalian ada liat sesuatu gak tadi, mereka kesurupan kenapa?" Tanya Bulan.

"Loh ko tanya mereka sih?" Tanya Shinta.

"Mereka bertiga nih bisa liat yang gak bisa dilihat orang lain alias hantu," jawab Bulan.

"Wooooo serius," Shinta penasaran, "tadi ada hantu gak sih?" Sambungnya.

Teman-teman yang lain pun diam menatap ke tiga temannya itu.

"Mulut lu lemes betul, bisa gak sih diem diem aja gak usah ngasih tau yang lain," ucap Adel sambil memikul pelan kepala Bulan.

"Yaaa sorry, aku penasaran soalnya nunggu mereka gada keburu lupa aku," ucap Bulan sambil mengelus kepalanya.

"Jadi bener kamu bisa liat, wooooh, ada yang ganteng gak?" Tanya Mora semangat.

"Kagak ada," ucap Delis. "Aku tadi gak liat apa-apa sih, gak berani juga aku noleh ke belakang," sambungnya.

"Perempuan pake baju sekolah gitu sih yang ganggu," ucap Adel yang membuat Chika mengangguk.

"Stop, jangan di lanjut kalau kalian gak mau terjadi lagi kek tadi di tenda kita, dia gak suka," potong Delis saat ada yang mau bicara lagi.

Mereka pun memutuskan untuk mencari topik lain karena takut.

Tepat jam 11, sirine panitia berbunyi lagi, pertanda mereka harus siap-siap untuk tidur.

Panitia keamanan berkeliling di sekitar tenda untuk melihat dan memantau apakah mereka sudah tertidur atau belum, panitia pendamping pun mulai masuk ke tenda siswa dampingannya.

Belum sepat mereka terlelap, terdengar dari luar tenda, banyak orang yang berlari ke arah tenda ujung debat WC.

Delis yang penasaran ingin membuka tenda dan mengintip ada hal apa yang terjadi di luar, belum sempat dia duduk dari tidurnya,

"Delis jangan," kak Kirana melarang. "Kalian akan tau besok apa yang terjadi, sekarang tidur, sebelum ketahuan panitia keamanan," sambungnya.

Benar saja terdengar bentakan dari tenda sebelah, panitia keamanan marah karena mereka keluar dari tenda dan melihat ke luar.

"KALIAN KENAPA KELUAR, SIAPA YANG SURUH KELUAR? PENDAMPING KALIAN MANA?" Bentak panitia. Delis dkk mendengar itu sontak kaget dan menutup mulutnya rapat-rapat agar tak mengeluarkan suara.

"MASUK SEBELUM SAYA SURUH KALIAN TIDUR DI LUAR,"

"SURUH PENDAMPING KALIAN MENGHADAP SAYA," ucap panitia itu lalu bergegas pergi.

Mereka yang mendengar itu ketakutan juga, "Dengar kan, kalian harus nurut kalau gak mau di hukum, pendamping kalian juga kena hukum soalnya padahal mereka gak tau apa-apa." ucap kak Kirana, "sudah-sudah tidur kembali."

Mereka semua berusaha tertidur setelah kejadian tersebut.

Tepat pukul 4.30 mereka dibangunkan untuk melaksanakan sholat subuh, pagi hari pun mereka melaksanakan senam.

"Yang halangan kalian senam aja kita gantian masak," ucap Delis, "aku, Bulan, sama Adel yang akan masak, selebihnya senam."

"Loh ko aku, aku mau senam Lis," ucap Bulan yang berhasil mendapatkan pelototan dari Delis.

"Hari ini pokoknya kamu gak boleh santai, siapa suruh ngomong ke anak-anak kita bisa mahkluk," ucap Delis.

"Nah bener, lu bisa gak sih diem diem aja aelah," Adel menimpali.

"Kan aku udah minta maaf semalam," ucapnya, "gak lagi dah," sambungannya mencoba meyakinkan temannya itu.

"Oke." Delis dan Adel kompak.

Ternyata ada panitia juga yang berkeliling melihat siapa saja yang tinggal di tenda,

"Kak semalam ada apa?" Tanya Bulan tiba-tiba ke kakak panitia yang lewat,

"Kepo sekali kamu, masak aja tuh temenmu bentar lagi selesai senam itu." Ucap panitia,

"Bocoran aja dikit kak," bujuk Bulan

"Bocoran bocoran kamu pikir ini kertas ujian apa,"

"Kalau saya ceritakan terus terjadi apa-apa, kamu mau tanggung jawab,"

"Gak sih kak, aku gak tau hal-hal kek gituan, jadi kakak gak mau ngasih informasi gitu?" Bulan lagi-lagi berusaha membujuk.

"Yah," Bulan melempar ranting kecil ke arah panitia yang benama kak Raffi.

"Astaghfirullah," ucapnya karena kaget, "Udah kepo, keras kepala, jahil lagi, awas ya kamu ketemu saya di pos nanti. Lanjutkan tuh ntar gosong kasian temanmu gak makan." Ucap kak Raffi lalu beranjak.

"Baik kak," ucap Bulan Lesu, yang membuat Delis dan Adel tertawa.

Mereka selesai senam dan kembali ke tenda, makanan mereka pun sudah matang.

Adel menceritakan hal yang terjadi saat mereka masak kepada temannya, mereka semua menertawakan Bulan karena dikatain kepo dan keras kepala.

Bulan merasa khawatir akan dijahili nantinya sama Kak Raffi karena ulahnya tadi.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒋𝒅 𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!