Bab 4

"Terima kasih teman-teman, terima kasih kakak senior, dan pak," Bulan kaget melihat gurunya, ia langsung menunduk berterima kasih sekaligus menyapa gurunya yang melihat keramaian yang telah di buat itu.

"Sumpah malu banget aku, nyesel aku nebeng sama kamu Lan," ucap Delis dengan penekanan.

"Sorry gak maksud, tapi seru eh besok lagi ya," ucap Bulan yang langsung lari ke kelasnya meninggalkan Delis di belakang.

Adel yang melihat Delis berjalan pincang itu, dengan sigap membantu dia berjalan.

"Makasih ya Del, coba aku nebeng sama kamu keknya aku udah sampe di kelas di tadi," ucap Delis yang sengaja biar Bulan merasa tersindir.

Alih-alih merasa tersindir justru Bulan bodoh amat dengan ucapan Delis.

"Yaelah lu mah, bukannya berterima kasih juga sama Bulan udah di kasih tebengan," ucap Chika tanpa tau perkara apa yang telah di perbuat Bulan di parkiran tadi.

"Eh tau gak, dia tuh tadi teriak di parkiran semangatin aku jalan, bukannya bantuin juga. Mana anak-anak lain juga ikutan terus guru juga liat, malu banget gilaa, terus-terus tuh yaa nih bocah abis minta maaf bukannya bantuin malah lari." Delia menjelaskan situasi di luar tadi.

"Aaaaah ternyata kamu biang keroknya," ucap Chika sambil mentoyor jidat Bulan yang lagi cengengesan.

"Yaa sorry gak lagi deh, cepat sembuh kawan," ucap Bulan sambil tersenyum.

Teman-temannya hanya menggelengkan kepalanya.

Jam pertama berlalu, tepat jam 9 bel berbunyi, mereka semua cukup bingung dan bertanya tanya.

"Loh ko bel bunyi jam 9?" Ucap siswa perempuan.

"Salah kali ya," timpal siswa lain.

Disaat mereka lagi bingung dengan kejadian ini tiba-tiba ada pengumuman dari ruang guru.

"Assalamualaikum dan selamat pagi menjelang siang anak-anak semuanya, mulai hari ini dan seterusnya jam istirahat kita ubah, jam istirahat di sekolah kita ini kan ada 2 kali, jadi jam 9 pagi istirahat pertama selama 30 menit. Jadi masuk jam 9.30 ya, jangan di tambahin. Jam istirahat kedua itu seperti biasanya jam 12 sampai jam 1 siang. Sekian anak-anak selamat beristirahat." Pengumuman selesai para siswa terdengar bersorak dari penjuru kelas.

Pengumuman tersebut, membuat para siswa bersorak senang, karena mengingat jam masuk mereka sekitar jam 7.30 pagi, cukup banyak siswa yang tidak sempat sarapan karena harus berangkat sekolah.

"Kantin yuk, gak sarapan tadi aku," ajak Chika ke teman-temannya.

"Duluan aja, mager diriku, nitip ya," ucap Bulan sambil tersenyum.

"Beli sendiri," ucap Chika yang langsung berjalan keluar kelas bersama Adel.

"Dasar pelit." Teriak Bulan ke Chika.

"Yaa kamu juga sih, ikut sana beli sendiri malah nitip," suruh Delis.

"Males di kantin rame banget soalnya," ucap Bulan.

Bulan dan Delis yang tinggal di kelas sedang baca buku, namun mereka seketika berhenti saat teman-temannya datang dengan ribut.

"Eh eh eh guys ada gosip baru," ucap teman sekelasnya,

"Ada kakak kelas yang kepergok sama guru," sambungnya.

"Kepergok ngapain?" Tanya Delis.

"Katanya sih merokok, di belakang kantin paling ujung, dan yang merokok itu perempuan, mana tuh kakak terkenal alim lagi,"

"Wooooh seru tuh join ah," seru anak laki-laki yang mau beranjak dari kursinya.

"Mereka lagi di bawa ke ruang guru,"

"Ngapain sih mereka merokok di sekolah, kalau mau mah di rumahnya aja jangan pas pake seragam sekolah, kena kan," timpal siswa lain.

Teman lainnya juga berpendapat demikian. Tak lama bel masuk berbunyi, guru pun masuk mengajar.

Seharian ini guru di kelasnya Bulan masuk semua, ini membuat semua siswa kelelahan dan mengantuk terlebih di jam terakhir mata pelajaran sejarah, mereka menganggap itu sebuah dongeng pengantar tidur siang.

Setelah pulang lagi-lagi Bulan heran dengan orang tua nya yang pulang bahkan lebih cepat dari biasanya.

Dengan alasan yang sama, ayahnya di toko merasa pusing tapi setelah sampai di rumah semua baik-baik saja. Lebih anehnya ibunya juga merasakan hal yang sama.

"Assalamualaikum, ayah ibu pulang cepat lagi ya," ucap Bulan sambil mencium tangan ayah dan ibunya yang lagi duduk di rumah tamu.

"Iya nak, di toko rasanya sumpek jadi sakit kepala ibu juga gitu, mana dari pagi buka toko gada pelanggan sama sekali nak," jawab ayahnya.

"Kenapa ya yah, ini udah dua hari loh," tanya ibunya yang heran dengan kerjain tersebut.

"Gak tau juga bu, mungkin lagi gak ada rezekinya hari ini bu," jawab ayah bulan menenangkan.

"Untuk sekarang ayah ibu istirahat aja lah dulu, di toko kan juga ada karyawan yang jagain," 

"Iyaa nak," jawab ayahnya.

Bulan masuk ke kamarnya, dia membuka ponselnya yang sedari tadi bergetar.

"Apa nih ko tumben nih grup rame bener," gumam Bulan.

Ternyata grup kelas Bulan sedang membahas tugas kelompok yang telah diberikan oleh guru tadi pagi.

"Kelompoknya samakan aja ya sama kelompok Seni budaya." Pesan ketua kelas. 

Sang ketua kelas membuat keputusan sendiri karena melihat pesan teman-temannya gak melenceng dari topik pembahasan.

Untungnya teman sekelasnya tidak mempermasalahkan kelompok ini, dan mereka semua setuju dengan keputusan sang ketua kelas.

Grup chat Bulan dkk juga ternyata lagi rame, ntah apa yang di bahas oleh Chika.

"Yaaa tau gak tau gak, kakak tadi yang merokok tuh di kasih hukuman membersihkan lingkungan sekolah dan toilet selama 2 Minggu," pesan Chika

"Tau dari mana?" Tanya Delis.

"Tadi aku kan ke ruang guru, soalnya bantuin guru buat bawain buku paketnya, terus aku denger deh."

"Kasian ya mana lama banget lagi, tapi salahnya juga sih kenapa merokok di lingkungan sekolah padahal mereka harusnya paham peraturan sekolah." Adel muncul dengan pesan yang panjang.

"Iya bener tuh." Chika setuju dengan yang dikatakan Adel. "Yoooooo tumben kali dirimu nongol kawan?" Tanya Chika.

"Gusi ku sudah membaik hahahaha," pesan Adel.

"Syukurlah Del, besok-besok kalau kamu sakit gusi pake bahasa isyarat aja jangan diem aja," pesan Chika.

"Kurang ajar. Mana bisa gue pake bahasa isyarat," balas Adel dengan emot ketawa.

"Belajar sama YouTube hahaha," balas Chika.

Bulan hanya memantau grup chatnya tanpa membalas, karena dia cukup malas. Tanpa terasa ia terlelap.

Saat Magrib tiba, ia dibangunkan oleh ibunya untuk sholat menunaikan sholat. 

Paginya Bulan bangun lebih awal dari biasanya, ia menunaikan sholat subuh tepat waktu tidak seperti biasanya.

Tapi setelah siap-siap ke sekolah, Bulan tidak melihat keberadaan orang tuanya lagi. Mungkin sudah ke toko begitu pikir Bulan.

"Loh ayah disini, Bulan pikir ayah ke toko. Ibu mana yah?" Tanya ke sang ayah yang sedang duduk di teras.

"Ibu mu masih tidur lagi setelah sholat subuh tadi, masih ngantuk katanya." Ucap ayahnya.

"Hmm yasudah ya aku berangkat dulu, Assalamualaikum." Ucap Bukan sambil mencium tangan ayahnya.

Sesampainya di sekolah, ia melihat banyak siswa yang berkumpul di lapangan membawa peralatan untuk berkemah besok.

Tanpa sengaja ia melihat Delis berjalan menuju kelasnya, jalannya juga sudah normal.

"Delis tunggu," teriaknya, sang nama merasa ada yang memanggil seketika berbalik.

"Udah normal jalannya?" Tanyanya

"Hmm kemarin minta di urut sama ibu-ibu tukang urut, Alhamdulillah sudah sembuh." 

"Syukurlah besok kita kemah soalnya," Bulan bersyukur untuk kesembuhan Delis.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒂𝒑𝒂 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑩𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒈𝒖𝒏𝒂" 𝒚𝒂 𝒋𝒅 𝒈𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒌𝒖 🤔🤔🤔

2024-04-23

0

ANDREA SERNA

ANDREA SERNA

Satu kata buat cerita ini: keren abis!

2024-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!