Bab 7

Bulan yang sudah tiba di rumah, tidak melihat tanda-tanda keberadaan orang tuanya.

"Kemana lagi mereka, lagi sakit bukannya istirahat malah keluyuran." Ucap Bukan yang cukup kesal.

Dia mengambil ponselnya, dan langsung menghubungi ayahnya.

"Ayah dimana, ko gada rumah?" Tanya saat panggilan sudah terhubung.

"Ayah ke toko, ada barang yang masuk,"

"Kan ada karyawan yah kenapa harus ayah sih ga turun tangan, ayah sama ibu kan lagi gak enak badan," ucap Bulan yang terdengar kesal di telinga ayahnya.

"Setelah ini juga pulang nak, udah ya ini lagi nerima barang" ucap ayahnya sambil menutup telpon.

Bukan cukup kesal karena itu, dia belum selesai berbicara tapi ayahnya telah menutup telpon.

Tak lama ponselnya berdering, ternyata panggilan dari Delis.

"Assalamualaikum, kenapa Lis," tanya Bulan

"Wa'alaikumussalam, Lan kamu punya tali Pramuka gak? Kita gak di suruh bawa sih tapi bawa aja buat jaga-jaga siapa tau kita butuh," 

"Oh ada Lis, besok aku bawakan aku punya 5, 1 nya ukuran 5 meter," 

"Oke sip bawa ya besok Lan, sampai jumpa besok, byee." Ucap Delis dan langsung memutuskan panggilan.

Bulan menyiapkan seluruh perlengkapan yang akan di bawa besok. Dan sekarang dia bingung besok bawanya gimana.

"Ini bawa motor sambil bawa barang gini gak mungkin, susah pastinya." Ucap Bulan.

"Nanti minta antar ayah aja lah," ucapnya lagi.

Malam harinya sang ayah baru pulang, "Ibu ko baru balik sih?" Tanya Bulan.

"Iya nak sekalian tutup toko," jawab sang ibu.

"Toko udah rame ya bu?"

"Belum nak, bahkan satupun pelanggan gada yang datang." Ucap ibunya seperti sangat frustasi,

"Yang sabar ya bu, mungkin emang lagi gak ada rezeki beberapa hari ini." Ibunya pun hanya diam.

Melihat sang ayah masuk, Bulan langsung mengatakan kepada ayahnya untuk di antar besok pagi ke sekolah, karena barang yang akan dibawa tidak memungkinkan untuk di bawa sendiri menggunakan motor.

Keesokan paginya Bulan kembali mengecek barang yang akan dibawa, takut masih ada yang tertinggal.

"Sudah semua nih," gumamnya.

Dia langsung mengangkat barangnya masuk kedalam mobil ayahnya, jadi pa berangkat sudah siap begitu pikir Bulan.

Bulan kembali mengecek ponselnya, ternyata ada pesan dari sang ketua kelas.

"Assalamualaikum kawan-kawan ku yang budiman, sebaiknya kalian bawa lap, buat jaga-jaga aja. Berangkat lebih cepat lebih baik, jangan telat. Sekian semoga hari kalian penuh keceriaan." Begitulah isi pesan Zaka.

Bulan segera mengambil lap yang akan dia bawa.

"Bulan," panggil ayahnya. "Ayok nak berangkat," ajak ayahnya.

"Ibu ikut juga anter Bulan?" Tanyanya ketika melihat sang ibu di dalam mobil.

"Iya nak abis anter kamu ibu sama ayah mau langsung ke toko." Bulan hanya menganggukkan kepalanya.

Disisi lain, Chika kebingungan membawa barang yang akan dia bawa, dia ingin meminta bapak tirinya untuk mengantar namun ia sungkan.

"Chika, barangnya banyak ini kamu gak bisa bawa sendiri, bapak antar ya?" Tanya bapaknya tiba-tiba.

"Aaah gak ko pak, ntar bawa sendiri aja," Chika masih sungkan.

"Gak apa-apa sekalian bapak berangkat kerja, kan ngelewatin sekolah kamu Chik," mamanya tiba-tiba menimpali omongan Chika.

"Yaudah deh," dalam hati ia senang karena gak akan kerepotan jalan kaki membawa semua ini.

Bulan mengirimkan pesan ke Chika untuk menanyakan dia berangkat bersama siapa, kalau tidak ada dia akan menjemputnya. Namun Chika sudah berangkat bersama bapak tirinya.

Sesampainya di sekolah mereka langsung masuk ke kelasnya, Bulan melihat sudah banyak temannya yang datang, Delis sang ketua regu mengecek siapa yang belum datang.

"Siapa nih yang belum datang?" Tanyanya kebingungan karena dia hanya menghitung sembilan orang yang hadir, sisa satu tapi dia tidak tau siapa.

Dia menghitung berkali-kali tapi tetap saja kurang satu orang.

"Heh bantu cari siapa yang belum datang jangan ngobrol aja," suruh Deli ke teman-temannya.

"Siapa sih yang belum, udah hadir semua ko Lis," ucap Chika.

"Lu hitung diri lu gak ntar lu gak itung lagi," ucap Adel.

Setelah menghitung lagi, ternyata pas sepuluh orang, itu membuat teman-temannya tertawa.

Mereka berjalan ke lapangan, sebenarnya belum ada pengumuman untuk berkumpul tapi melihat jam, sekitar sepuluh menit lagi menunjukkan jam 7, mereka lebih baik berkumpul duluan.

Kakak pendamping mereka juga mulai berbaris di samping regu mereka.

Setelah mereka upacara pembukaan mereka berkumpul kembali dan bersiap membawanya ke lokasi perkemahan.

"Teman-teman ayo ambil barang, setelah itu kita kumpul di disini lagi," ucap sang kakak pendamping.

Mereka semua bergegas mengambil barang, mereka memutuskan untuk membagi tugas, ada yang membawa ransel dan peralatan teman-temannya, karena peralatan untuk tenda sangat berat.

Setelah semua berkumpul kembali, mereka diarahkan untuk mengikuti kakak panitia, Delis cukup panik karena mengingat jalan yang mereka tempuh kemarin mengkhawatirkan untuk dilalui dengan membawa barang sebanyak ini.

Namun ternyata jalan yang mereka lalui berbeda, walaupun cukup jauh mereka berjalan.

Sesampainya di lokasi, "Wah rame banget ternyata," ucap Delis tiba-tiba.

"Ya rame atuh Lis, namanya juga kemah satu angkatan," ucap Bulan.

"Iya Lis rame banget," Chika juga mengatakan hal ini, itu membuat seketika Bulan dia tau arah pembicaraan itu.

Mereka mulai membangun tenda, mereka semua kompak membangun tenda. Tanpa bantuan panitia lain mereka sudah membangun tenda dengan baik.

Regu perempuan totalnya ada 10 regu tapi regu 2B yang mendirikan tendanya duluan, bahkan jika di bandingkan dengan regu laki-laki mereka pun cukup lebih baik.

Mereka merapikan perlengkapan mereka di dalam tenda, dan beristirahat sejenak. 

Dan mereka memutuskan berjalan ke tenda regu laki-laki satu kelas mereka.

"Kak kami boleh tidak ke regu laki-laki?" Tanya Delis ke kakak keamanan yang lewat, karena dia tidak melihat keberadaan kakak pendamping mereka.

"Boleh, kesana aja tapi jangan ribut,"

"Siap kak, terima kasih." Ucap mereka.

Sesampainya di tenda laki-laki, mereka berdecak kagum.

"Rapi juga tenda kalian ya," ucap Mora.

"Iyalah, soalnya kami belum tidur, coba liat besok udah gak karuan pasti." Zia tiba-tiba menimpali ucapan Mora.

"Enggak ya, liat aja besok." Itu mengundang gelas tawa teman-temannya.

Setelah melihat tenda temannya dan mengobrol, mereka bergegas kembali ke tendanya.

Ternyata masih banyak yang belum selesai membangun tenda sampai ada yang harus di bantu sama panitia.

Regu 3C perempuan juga belum selesai, dan mereka meminta untuk dibantu membangun tenda.

Delis dan kawan-kawan pun membantu mereka, tapi setelah regu Delis membantu mereka justru santai dan leha-leha.

"Kalian ko santai, kami disini bantu bukan justru kami yang ngerjain semua. Cepat bangun" Ucap Tara tegas.

"Kalau gak ikhlas gak usah bantu kali, kami juga capek," ucap salah satu diantara mereka.

"Kami juga capek, bangun atau kami turunkan tendanya kembali." Ucap Delis.

Mereka semua segera berdiri untuk melanjutkan membangun tenda.

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒈𝒐𝒐𝒅 𝑻𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒍𝒊𝒔 👍👍👍

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!