POSESIF

Belum satu jam menjadi kekasihnya, Dion sudah sangat posesif pada Jasmine. Gadis itu sampai mengancam ingin meminta putus jika Dion terus menerus mengikutinya. Dion seperti anak kecil yang terus mengikuti langkah ibunya, ngintil kemana pun Jasmine melangkah.

“Lanjutin kerja kamu atau kita putus? Pilih yang mana? Kamu gak takut di marahi Pak Han?” Jasmine bertanya dengan ketus, ia yang biasanya bebas melangkah kini terus di buntuti Dion.

“Jangan putus, kok ancamannya ngeri. Aku ngikutin kamu karena takut kamu di deketin laki-laki lain, aku juga takut kamu pulang sendiri, sebagai pacar kamu, aku berkewajiban mengantar kamu pulang dan menjamin keselamatan kamu sampai ke rumah,” Dion beralibi.

Jasmine berdecak, lama-lama ia tak waras menghadapi Dion, “Dion, aku gak nyaman kamu kaya gini. Aku tuh harus beresin kerjaan aku sebelum aku ke Jakarta. Kalau kamu terus buntutin aku, aku gak bisa bebas bergerak. Kamu ngerti kan? Aku gak mau pergi ninggalin kerjaan, tolong ngertiin aku,” Jasmine menangkupkan kedua tangannya, memohon agar pria itu bisa melepaskannya. “Aku juga gak mau punya pacar posesif, kalau kamu terus kaya gini, mending aku kabur aja sekalian. Aku gak bakalan bilang ke kamu kalau aku pulang nanti.”

“Hah? Jangan jangan jangan, ok ok sayang. Aku balik kerja yah, kalau kamu mau pulang, telpon aku,” Dion maju, mendekatkan wajahnya namun Jasmine otomatis mundur untuk menghindar.

“Mau ngapain?” Tanya Jasmine penuh selidik.

“Sun kening gak boleh?”

“Gak! Sana kerja!”

Dion menghela nafas panjang, kemudian pergi dengan wajah bermuram durja. Ia lupa, Jasmine menerimanya karena terpaksa, mana mau gadis itu ia sosor. Jasmine itu seperti belut, licin dan sulit untuk di genggam. Atau selayaknya burung merpati, seperti jinak tapi sulit untuk di tangkap.

Jasmine memang di ajarkan seperti itu oleh Dahlia, sebagai perempuan, jangan sekali-sekali menyakiti hati laki-laki. Karena selain makhluk yang kuat, laki-laki juga bisa melakukan apapun jika hatinya tersakiti. Seperti perumpamaan, cinta di tolak dukun bertindak, kalau pun mau menolak, harus dengan bahasa yang baik agar tak menyakiti.

Tapi menghadapi Dion, sepertinya pengecualian. Baru beberapa saat menjadi kekasihnya, ia sudah di buat kesal dan pusing. Jasmine nyaris tak bisa menahan diri untuk mengamuk.

“Bikin pusing aja Ya Tuhan,” gerutu Jasmine. Ia lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia tak mau meninggalkan hutang pekerjaan di kantor, juga tak mau menyulitkan teman-temannya untuk melanjutkan pekerjaan yang belum ia selesaikan.

***

Pukul enam sore Jasmine baru menyelesaikan pekerjannya, kantor bahkan sudah sepi. Sebagian karyawan sudah pulang, hanya tinggal beberapa yang kerja lembur seperti dirinya. Ia segera membereskan meja, memasukkan beberapa barang-barang miliknya ke dalam dus yang beberapa saat lalu ia minta dari Sukri.

Ia akan berpamitan pada Pak Han yang masih ada di kantor, juga pada teman-temannya yang juga masih belum pulang. Sebenarnya berat meninggalkan tempat ini, rumah pertama yang memberinya banyak kesempatan, ilmu dan pelajaran berharga di dunia pekerjaan. Tapi ia juga ingin berkembang, ingin mempunyai karier yang lebih baik juga kehidupan yang lebih layak, karena itu Jasmine harus berani mengambil keputusan ini.

Tok tok tok

Jasmine menghela nafas panjang, menunggu Pak Han menyahut dan mengizinkannya masuk.

“Masuk …”

Perlahan Jasmine membuka pintu, sepertinya Pak Han juga sudah bersiap untuk pulang.

“Pak Han, saya, saya ingin berpamitan. Saya …”

Jasmine tak bisa melanjutkan kalimatnya, bibirnya bergetar menahan tangis, apalagi saat Pak Han merentangkan tangannya, membuat Jasmine sontak berlari dan memeluk pria tua itu. Pak Manager rasa ayah, begitu lah kata Jasmine pada Pak Han.

“Jangan nangis, kamu membuat saya sedih. Saya tuh orangnya gampang tertular, kalau melihat orang nangis bawaannya suka mau ikut nangis. Kamu menguap saja saya ikutan,” kata Pak Han seraya terkekeh, padahal matanya juga mulai berair. Kenapa ia juga berat melepaskan jasmine? Bukankah sejak awal menerima gadis itu inilah tujuannya? Membuat Jasmine berubah dan bisa membuktikan pada semua orang bahwa Jasmine akan berhasil. Tapi setelah itu mulai terbukti, ia jadi tak rela.

Mendengar ucapan Pak Han, Jasmine justru semakin menangis. Banyak hal yang ia dapat dari Pak Han, termasuk kasih sayang seorang ayah yang sedari kecil tak ia dapatkan. Entah mengapa pelukan Pak Han begitu menenangkan, Jasmine nyaman dan merasa menemukan sosok sang ayah pada diri Pak Han.

“Apa saya batalin saja ya Pak?” ucap Jasmine di sela-sela isak tangisnya.

Pak Han sontak menarik diri, merengkuh kedua bahu Jasmine dan menatapnya dengan tatapan tajam, “Jangan memikirkan hal lain selain karier kamu, Jasmine. Ini kesempatan untuk kamu membuktikan pada semua orang kalau kamu itu bisa, kamu mampu, kamu hebat dan kamu berhasil. Lakukan itu demi saya, saya yang sudah memberi kamu kepercayaan juga kesempatan. Mengerti?”

Jasmine semakin terisak, namun ia mengangguk. Pak Han benar, setidaknya lakukan itu demi Pak Han dan Mamanya.

“Bagus, jangan nangis lagi, pergilah, doa saya selalu menyertai kamu. Sesekali saya pasti berkunjung, kita akan bertemu lagi nanti, jaga diri kamu baik-baik. Kata orang, Jakarta itu keras. Kamu harus bisa menjaga diri.”

Jasmine mengangguk, tatapan teduh Pak Han membuatnya tak kuat untuk pergi. Ia justru kembali memeluk pria itu. Apa di perusahaan baru nanti ia akan bisa menemukan orang sebaik Pak Han?

***

“Jasmine …”

Mendengar seseorang memanggil namanya, Jasmine menoleh. Ia berdecak malas saat ternyata Dion masih menunggunya. Ia kira pria itu sudah pulang, tapi ternyata masih ada di sana.

“Kamu belum pulang?” Tanya Jasmine.

Dion tersenyum manis, lalu menggelengkan kepalanya, “Belum lah. Kan nunggu kamu, aku mau antar kamu pulang …”

“Tapi aku bawa motor sendiri, Dion. Aku gak bisa ikut kamu,” kata Jasmine. Ia meletakkan dus berisi barang-barangnya di atas jok, lumayan berat juga.

“Yaah, padahal aku udah nungguin kamu. Aku juga mau sama-sama kamu sebelum kamu ke Jakarta besok. Setelah ini, kita akan pisah Jasmine, apa kamu gak bisa ngasih aku kesempatan untuk menghabiskan waktu sama kamu?”

Jasmine diam, ia tampak berpikir. Kasihan juga melihat Dion, tapi bagaimana dengan motornya? Ia tak bisa meninggalkannya di sana.

“Jasmine, tapi aku gak mau maksa kamu. Aku takut kamu gak nyaman sama aku. Kalau kamu keberatan, gak papa kok, kamu pulang sendiri saja.” Dion kembali tersenyum, terlihat jelas senyumnya di paksakan. Ia takut dengan ancaman Jasmine, karena itu ia tak mau lagi terlalu posesif pada gadis itu.

Duh, Jasmine justru semakin tak enak hati melihat Dion pasrah. Ternyata Dion benar-benar takut dengan ancaman putus darinya.

“Gini aja, apa kamu punya teman yang bisa nganterin motor aku ke rumah? Biar aku bisa pulang sama kamu, gimana?” putus Jasmine, meski tak cinta, tak tega juga melihat wajah memelas pria itu.

Dengan mata berbinar-binar Dion mengangguk. Senyum di bibirnya seketika merekah, “Ada, itu masalah gampang. Yang penting aku bisa nganter kamu pulang dan motor kamu aman sampai ke rumah.”

Dan senyum pria itu ternyata menular, Jasmine ikut tersenyum melihat pancaran kebahagiaan dari pria itu. Ia menyerahkan dus berisi barang-barangnya pada Dion, pria itu tentu menerimanya dengan senang hati.

Terpopuler

Comments

aca

aca

kasian dion klo nanti CLBK ma helder anjing itu

2024-05-13

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kasian dion nya klo nti di jakarta si jasmine nya CLBK sm alder 😔😔

2024-02-25

2

Keysha Aurelie

Keysha Aurelie

baik sekali si Dion , semoga benar benar tulus

2024-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 KENAPA AKU JELEK?
2 HINAAN
3 PERUBAHAN
4 KEPUTUSAN
5 POSESIF
6 JAKARTA
7 DIA...
8 FASILITAS MEWAH
9 BERDEBAT
10 KERIPIK S*TAN
11 SAHABAT LAMA
12 KETAHUAN
13 MENATAPNYA
14 LEBIH INDAH KAMU
15 CALON ISTRI
16 BUTUH PELUKAN
17 TUGAS BARU
18 HOBI BERSIN
19 SUAPI AKU!
20 INGIN SEMBUH!
21 BERHENTI BERSANDIWARA!
22 APA INI MIMPI?
23 SAYANG ATAU BEBEB?
24 MODUS SAAT MEETING
25 PAJAK JADIAN
26 ORANG KE TIGA
27 KABUR
28 DIAM BUKAN BERARTI TAK TAHU
29 MERAJUK
30 DI TINGGAL
31 MATAKU TERNODA!
32 MEMINTA RESTU
33 RESTU PAPA
34 KENCAN
35 NONTON
36 NOSTALGIA
37 DI SEKOLAH
38 BERPISAH
39 PERTENGKARAN
40 PERIH
41 KEPUTUSAN JASMINE
42 DANDELION
43 TERLAMBAT
44 MEMPERJUANGKAN
45 ALDER vs DION
46 BERTEMU
47 MEMAAFKAN TAPI TAK UNTUK KEMBALI!
48 DIA DATANG
49 MEMANGNYA KAMU SIAPA?
50 KEHILANGAN
51 RENCANA ALDER
52 ANCAMAN LILY
53 PENYELIDIKAN ALDER
54 BA BARU
55 SIKAP DINGIN JASMINE
56 MALAS BERDUAAN
57 BINTANGNYA
58 KISAH JASMINE
59 MENITIPKAN HATI
60 DUA PRIA PEMAKSA
61 HASIL PENYELIDIKAN
62 TENTANG MASA LALU
63 JASMINE & LILY
64 KEMANA JASMINE?
65 MENCARI JASMINE
66 JASMINE...
67 AKU GAK BISA!
68 PERMAINAN DI MULAI
69 MULAI BERTINDAK
70 MENUJU EKSEKUSI
71 EKSEKUSI DI MULAI
72 SELEB DADAKAN
73 MENCARI TERSANGKA LAGI!
74 YANG SEBENARNYA
75 TIDAK ADA YANG BAIK-BAIK SAJA
76 BINGUNG
77 KEMBALI KE JAKARTA
78 PERASAAN ORYZA
79 CEMBURU
80 MENEMUI LILY
81 KEPUTUSAN PINDAH
82 APARTEMEN
83 BELANJA
84 DILEMA
85 MALAM INI
86 SESAK
87 MAAFKAN AKU...
88 PENGORBANAN
89 TALAQ
90 KEHILANGAN LAGI
91 MASIH FLASHBACK
92 PAPA
93 PERTEMUAN
94 KEMARAHAN
95 PAPA MAU KEMANA LAGI?
96 JATUH SAKIT
97 PAPA DIMANA?
98 MENGALAH
99 LAKUKAN DEMI RAGA
100 KU TUNGGU JANDAMU!
Episodes

Updated 100 Episodes

1
KENAPA AKU JELEK?
2
HINAAN
3
PERUBAHAN
4
KEPUTUSAN
5
POSESIF
6
JAKARTA
7
DIA...
8
FASILITAS MEWAH
9
BERDEBAT
10
KERIPIK S*TAN
11
SAHABAT LAMA
12
KETAHUAN
13
MENATAPNYA
14
LEBIH INDAH KAMU
15
CALON ISTRI
16
BUTUH PELUKAN
17
TUGAS BARU
18
HOBI BERSIN
19
SUAPI AKU!
20
INGIN SEMBUH!
21
BERHENTI BERSANDIWARA!
22
APA INI MIMPI?
23
SAYANG ATAU BEBEB?
24
MODUS SAAT MEETING
25
PAJAK JADIAN
26
ORANG KE TIGA
27
KABUR
28
DIAM BUKAN BERARTI TAK TAHU
29
MERAJUK
30
DI TINGGAL
31
MATAKU TERNODA!
32
MEMINTA RESTU
33
RESTU PAPA
34
KENCAN
35
NONTON
36
NOSTALGIA
37
DI SEKOLAH
38
BERPISAH
39
PERTENGKARAN
40
PERIH
41
KEPUTUSAN JASMINE
42
DANDELION
43
TERLAMBAT
44
MEMPERJUANGKAN
45
ALDER vs DION
46
BERTEMU
47
MEMAAFKAN TAPI TAK UNTUK KEMBALI!
48
DIA DATANG
49
MEMANGNYA KAMU SIAPA?
50
KEHILANGAN
51
RENCANA ALDER
52
ANCAMAN LILY
53
PENYELIDIKAN ALDER
54
BA BARU
55
SIKAP DINGIN JASMINE
56
MALAS BERDUAAN
57
BINTANGNYA
58
KISAH JASMINE
59
MENITIPKAN HATI
60
DUA PRIA PEMAKSA
61
HASIL PENYELIDIKAN
62
TENTANG MASA LALU
63
JASMINE & LILY
64
KEMANA JASMINE?
65
MENCARI JASMINE
66
JASMINE...
67
AKU GAK BISA!
68
PERMAINAN DI MULAI
69
MULAI BERTINDAK
70
MENUJU EKSEKUSI
71
EKSEKUSI DI MULAI
72
SELEB DADAKAN
73
MENCARI TERSANGKA LAGI!
74
YANG SEBENARNYA
75
TIDAK ADA YANG BAIK-BAIK SAJA
76
BINGUNG
77
KEMBALI KE JAKARTA
78
PERASAAN ORYZA
79
CEMBURU
80
MENEMUI LILY
81
KEPUTUSAN PINDAH
82
APARTEMEN
83
BELANJA
84
DILEMA
85
MALAM INI
86
SESAK
87
MAAFKAN AKU...
88
PENGORBANAN
89
TALAQ
90
KEHILANGAN LAGI
91
MASIH FLASHBACK
92
PAPA
93
PERTEMUAN
94
KEMARAHAN
95
PAPA MAU KEMANA LAGI?
96
JATUH SAKIT
97
PAPA DIMANA?
98
MENGALAH
99
LAKUKAN DEMI RAGA
100
KU TUNGGU JANDAMU!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!