"Syung... syung.." terlihat beberapa orang Vermittler di udara yang terbang ke sana kemari tanpa mengetahui apa yang telah mereka lewatkan. Mau bagaimanapun yang terlihat di hadapan mereka hanyalah langit yang cerah dan beberapa helai daun yang ikut terbang terbawa angin, sungguh sebuah pemandangan yang sangat damai terlihat dari atas.
Berlawanan dengan suasana di atas yang damai, pasar Dorfmarkt di mana Karl sedang berusaha menjual beberapa dari tumbuhan herbalnya selalu saja terlihat sibuk, tidak hanya terdapat orang-orang dewasa yang bermondar mandir melakukan aktivitas jual-beli mereka, tidak tertinggal juga suara anak-anak kecil yang berlarian ke sana kemari di tengah-tengah pasar Dorfmarkt yang ikut membuat suasana lebih semarak.
Pasar Dorfmarkt tidak hanya sibuk tetapi juga berisik, karena bukan hanya suara dari para pedagang dan pembeli yang dapat didengar di pasar Dorfmarkt tetapi juga banyak suara-suara dari hewan lainnya seperti burung-burung yang berkicauan dengan riang, kucing yang asik mengeong dengan manjanya, anjing yang menggonggong dan juga beberapa suara dari hewan-hewan lain karena memang di pasar Dorfmarkt diperbolehkan menjual berbagai jenis hewan.
Selagi Karl menjual tumbuhan herbalnya di pasar Dorfmarkt, Alviria akan tetap berada di rumah dan mengerjakan pekerjaannya membersih-bersih rumah sembari menyiapkan makan siang selagi Darelano kecil bermain dengan mainan mobil-mobilan kesukaannya, meskipun sedang bermain tidak jarang Darelano kecil terlihat membantu Ibunya membersihkan rumah semampunya.
Tanpa terasa sang mentari telah sampai di puncaknya yang menandakan sudah waktunya makan siang, Alviria dan Darelano pun segera menyantap makanan siang mereka. Tepat di atas meja dekat Darelano yang sedang menikmati makanannya, hadir beberapa wadah penyimpanan berwarna ungu yang telah tersusun rapi, wadah yang sangat berharga bagi Darelano kecil karena berisikan bekal makan siang yang akan segera dia antarkan kepada Ayahnya yang sedang berdagang di pasar.
Waktu terus berlalu, angin sejuk pertanda musim dingin akan segera datang pun mulai menyebar di seluruh wilayah kerajaan Grünes Land. Alviria dan Darelano segera bersiap-siap untuk meninggalkan rumah mereka dengan menggunakan pakaian yang sedikit lebih tebal dari biasanya, pakaian tebal yang dapat menjaga tubuh mereka agar tetap hangat karena mau bagaimanapun baik Darelano ataupun Ibunya, mereka sama-sama tidak ingin merasakan kedinginan.
"Darelano apakah Kau hendak mengantarkan bekal untuk Ayahmu Karl yang sedang berjualan dipasar?" Tanya seorang Vermittler pria yang tidak sengaja berpapasan dengan mereka dijalan, Ferd Jil adalah salah seseorang langganan Karl yang juga mengenal Alviria dan Darelano.
"Ya. Apakah Kau baru saja dari Dorfmarkt Tuan Ferd?" Tanya Darelano kecil.
"Ya Kau benar sekali." Jawab Tuan Ferd sembari mengelus lembut kepala Darelano kecil.
"Apakah Kau juga membeli tumbuhan herbal milik Ayahku?" Tanya Darelano sekali lagi dengan pemikiran polos yang masih dia miliki.
"Ya tentu saja, aku pasti membeli dagangan Ayahmu." Jawab Tuan Ferd dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.
"Terimakasih Tuan Ferd sudah membeli dagangan Ayahku, tapi sekarang aku harus pergi mengantarkan bekal siang ke pasar. Sampai jumpa lagi." Dengan kegirangan Darelano melambaikan tangannya pada Tuan Ferd tersebut.
"Baiklah sampai jumpa." Balas Tuan Ferd. "Dia sungguh anak yang pintar dan sopan." Tutur Tuan Ferd kepada Alviria yang sedari tadi tersenyum mendengar pembicaraan kecil mereka.
"Terimakasih Ferd." Jawab Alviria singkat. "Sampai jumpa."
Sepanjang perjalanan menuju pasar Dorfmarkt tak jarang Alviria bertegur sapa dengan beberapa Vermittler lain yang mereka temui, karena keramahan dan kebaikan hatinya Alviria memiliki banyak kenalan. Ditambah lagi pasar Dorfmarkt bukan lagi tempat yang asik bagi mereka, Karl dan Alviria sudah cukup lama berdagang di pasar tersebut, jadi bukan sesuatu yang asing lagi jika banyak pedagang lain ataupun beberapa pembeli yang mengenal mereka.
Langkah demi langkah terus mereka telusuri, seketika keliling mereka dipenuhi oleh orang-orang yang bermondar-mandir. Pasar Dorfmarkt sudah berada tepat di hadapan mereka. meskipun hari sudah siang pasar Dorfmarkt masih saja ramai dengan para pengunjung, dari kejauhan terlihat seorang pria berambut hitam sedang menunggu kedatangan mereka di pasar tersebut sembari berbincang-bincang dengan temannya Egon Buf yang juga seorang pedagang.
Egon Buf adalah seorang Vermittler yang memiliki energi kraft angin, dan dia bekerja sebagai pedagang pakaian disamping kios milik Karl. Egon Buf memiliki seorang istri bernama Farica Vin yang memiliki kraft manipulasi tempat, Kraft manipulasi tempat atau yang biasa dikenal dengan nama teleportasi yang memungkinkan pengguna untuk berpindah tempat secara instan dan cepat, dalam pernikahannya mereka telah dikaruniai dua orang anak yaitu Chaddrick Buf dan Calia Buf.
"Darelanooo." Teriak salah seorang anak laki-laki seumur dengan Darelano, teriak senang yang dia lepaskan sembari dia berlari menghampiri Darelano dan Alviria.
"Hai, Chaddrick. Apakah Kau sudah lama berada di sini?." Tanya Darelano ada temannya
"Ya, aku sudah menunggumu sejak tadi. Bahkan Ibuku sudah pulang dari tadi." Tutur Chaddrick yang sedari tadi memang sudah lama menunggu kedatangan temannya.
"Tunggulah sebentar lagi, aku akan mengantarkan bekal untuk Ayahku terlebih dahulu, setelah itu aku pasti akan bermain denganmu." Jelas Darelano.
"Eummm." Balas Chaddrick cepat dengan senyuman yang terlukis jelas pada wajahnya seraya dia pun berjalan mengikuti langkah kaki Darelano menuju tempat Ayah mereka berdagang.
"Tap tap tap." Suara langkah kaki yang berjalan dengan riang perlahan terdengar menghampiri Karl, suara langkah kaki yang berasal dari Alviria, Darelano, dan juga Chaddrick. Dengan sebuah senyuman yang menghiasi wajah tampanya, Darelano memberikan bekal yang sudah dibuatkan dengan tulus oleh Alviria Ibunya.
"Ayah, Ibu bolehkah aku akan bermain bersama Chaddrick di taman pasar Dorfmarkt?" Tanya Darelano kepada orang tuanya.
"Ya tentu, berhati-hatilah." Jawab Karl singkat. Tanpa berpikir panjang, kedua anak laki-laki itu segera berlari kesenangan menuju taman pasar Dorfmarkt meninggalkan orang tua mereka yang sedang berdagang tanpa sekali pun menoleh ke belakang. Alviria, Karl, dan Egon hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku anak mereka.
"Egon, apa Kau sudah makan siang? Bergabunglah dengan Karl jika Kau mau." Tawar Alviria.
"Ya mari kita menyantap makanan ini bersama." Timpa Karl tidak mau kalah dari Alviria.
"Tidak, terimakasih. Tadi Farica juga telah mengantar makan siang untukku." Jawab Egon dengan tersenyum. "Ada apa denganmu Karl, bukankah Kau tadi juga melihatnya sendiri. Mengapa sangat cepat Kau menjadi pelupa?" Canda Egon kepada temannya.
"Kau benar Egon, hahahaha." Karl hanya bisa tertawa malu menyadari kebodohannya sendiri.
...---><---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments