300 tahun kemudian
Pada masa ini semua orang yang berada di muka bumi adalah ras Vermittler, ras yang memiliki kekuatan kraft dan hampir setiap orang memiliki kraft yang berbeda, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan setiap kraft memiliki elemen yang berbeda-beda dan kekuatan kraft diturunkan dari orang tua ke anak-anak mereka sebagaimana genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak-anak mereka. Berkat kekuatan kraft tersebut mereka juga mampu beregenerasi lebih cepat daripada manusia pada umumnya, meskipun begitu ras Vermittler masih membutuhkan berbagai macam obat-obatan dan herbal sebagai penangkal racun atau sebagai obat peningkat kekuatan kraft mereka.
Tidak jauh dari hutan the Hell tampak sebuah rumah milik keluarga Inx, yang dihuni oleh sepasang suami istri Karl Inx dan Alviria Aud beserta anak semata wayang mereka yang baru memasuki usia 7 tahun Darelano Inx. Meskipun rumah mereka bukanlah bangunan yang besar dan megah tetapi faktanya rumah itu cukup luas untuk bangunan yang hanya dihuni oleh tiga orang anggota keluarga saja.
Langit cerah dengan hembusan angin yang menerpa dedaunan di hutan menghasilkan bunyi yang indah seolah-olah para angin sedang berbisik riang di antara rimbunnya pepohonan di dalam hutan, sungguh hari yang damai. Hutan the Hell tidak lagi merupakan hutan yang gelap dan seram, tetapi juga merupakan berkah bagi para Vermittler karena hanya di the Hell tumbuhan herbal dengan sejuta khasiat tumbuh subur meskipun, hutan the Hell masih merupakan rumah dari berbagai makhluk hutan lainnya, namun hal tersebut tidak mencegah penduduk Nordost untuk terus mencari herbal di hutan.
Pada hari itu, jauh di dalam hutan terlihat seorang anak laki-laki ras Vermittler yang bernama Darelano sedang asik bermain lempar tangkap ranting dengan anjing peliharaannya. Hutan bukan lagi tempat yang asing bagi Darelano karena sejak kecil dia sudah sering mengikuti orang tuanya ke hutan, biasanya orang tua Darelano akan mencari berbagai macam herbal untuk diolah dan dijual dipasar.
"Grrrrr.... grrrrr..." terdengar suara aneh dari semak-semak belukar tidak jauh dari Darelano bermain, suara aneh yang berasal dari seekor hewan buas yang tiba-tiba saja melompat keluar dari semak-semak. Tanpa adanya peringatan apapun hewan tersebut segera melahap anjing peliharaan Darelano, setelah melahap anjing peliharaannya hewan tersebut segera melangkahkan keempat kakinya mendekati Darelano, sontak saja membuat Darelano sangat ketakutan hingga dia menjerit sekeras-kerasnya berharap kedua orang tuanya yang berada tidak terlalu jauh darinya dapat mendengar suara teriakannya.
Disisi lain orang tua Darelano yaitu Karl dan Alviria yang berada tidak jauh dari tempat Darelano, kedua Vermittler yang tadinya sedang mencari berbagai tumbuhan herbal segera menghentikan aktivitas mereka begitu saja ketika mereka mendengarkan teriakan dari Darelano, sontak dengan sekuat tenaga mereka berlari ke arah asal suara. Dengan perasaan sangat terkejut mereka melihat seekor hewan yang sangat besar berada tepat di hadapan Darelano yang sudah tidak sadarkan diri dengan tubuh yang sudah berlumuran darah, Karl yang memiliki Kraft tumbuhan dengan sigap menggunakan kekuatannya untuk menggerakkan beberapa dahan pepohonan demi melindungi Darelano.
Merasa terganggu hewan buas tersebut pun mengaum sangat keras karena kelakuan Karl, pertarungan antara Karl dan hewan itu tidak bisa dielakkan lagi, dengan sekuat tenaganya Karl mencoba untuk melindungi istri dan anak semata wayangnya. Sebanyak apapun Karl membuat pelindung menggunakan dahan-dahan pepohonan tidak ada satupun yang dapat melindungi mereka, pelindung-pelindung tersebut tetap saja hancur hanya dengan sekali hempasan kaki hewan buas itu ditambah lagi dengan kondisi Karl yang sangat kewalahan hingga dia tidak bisa bertahan lebih lama dan energinya yang sudah hampir mencapai batasnya.
Hewan buas yang awalnya hendak menyantap Darelano akhirnya berbalik ke arah Karl, tanpa ragu hewan tersebut melangkahkan mendekati Karl dengan mata yang terlihat penuh kemarahan seolah-olah ingin menyantapnya. Karl yang sudah tidak berdaya hampir saja menjadi santapan hewan buas tersebut sebelum akhirnya seorang anak kecil keluar dari hutan dan membantu mereka, seketika akar-akar pohon keluar dari dalam tanah dan melilit ke empat kaki hewan buas tersebut yang hingga hewan tersebut tidak dapat bergerak hanya dengan sekali gerakan tangan anak laki-laki tersebut.
"Pergilah tidak seharusnya Kau menganggu mereka."
Hewan buas tersebut tetap tidak mengindahkan perkataan anak laki-laki tersebut, akar-akar pohon pun semakin erat melilit diri pada kaki hewan buas tersebut, lilitan yang semakin erat hingga membuat hewan buas tersebut merasakan sakit yang teramat tak tertahankan hingga hewan tersebut merintih kesakitan seolah-olah sedang memelas meminta pengampunan dari anak laki-laki tersebut.
"Kembalilah ke asalmu dan jangan pernah lagi Kau mengganggu mereka para Vermittler."
Hewan buas tersebut pun hanya bisa menjawab dengan suara rintihan kesakitan, dan akhirnya anak laki-laki tersebut melepaskan akar-akar yang melilit keempat kaki hewan buas tersebut, mau bagaimanapun anak laki-laki tersebut tetap saja tidak tega kalau dia sampai harus mengakhiri hidup hewan tersebut, hewan yang akhirnya terbebas dari akar-akar yang melilit kakinya pun bergegas berlari kembali ke dalam semak-semak dan pergi menjauh ke dalam hutan yang dalam dan lebat.
Alviria yang masih sangat terkejut dan air mata yang mengalir deras membasahi pipinya dia segera berlari mendekati Darelano anak semata wayangnya, berulang-ulang kali Alviria memanggil dan menggoyangkan tubuh kecil yang berada dipangkuannya namun saja tidak ada respon apapun dari pemilik tubuh, Darelano anak semata wayangnya itu tetap saja tidak sadarkan diri. Darelano terluka sangat parah hingga kekuatan regenerasi yang dia miliki tidak dapat lagi membantunya sama seperti Karl yang sudah kehabisan energinya sehingga dia tidak dapat beregenerasi untuk menyembuhkan luka-lukanya.
Alviria yang sudah tenggelam dalam lembah keputusannya hanya bisa terduduk lemah tak berdaya memandangi suami dan anaknya yang terluka dan tidak berdaya. Menyaksikan kepedihan yang sedang Alviria alami anak laki-laki yang sebelumnya telah mengusir hewan bus pun tergerak untuk membantu, perlahan anak tersebut berjalan mendekati Karl yang sedang terluka dan dengan sengaja dia menaruh telapak tangannya tepat di atas luka-luka Karl, seketika telapak tangan anak tersebut terlihat bercahaya hijau dan menyembuhkan semua luka-luka Karl.
Anak laki-laki tersebut kemudian beralih memandangi Darelano yang terluka sangat parah hingga tidak akan dapat disembuhkan hanya dengan cahaya hijau sebagaimana Karl. Selama beberapa saat anak tersebut terdiam dan memperhatikan luka-luka Darelano dengan seksama. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun anak tersebut menggores tangannya hingga terluka dan mengeluarkan darah hijau miliknya dan dia segera meneteskan darahnya tepat pada salah satu lupa pada tubuh Darelano yang terbuka, seketika seluruh tubuh Darelano mengeluarkan sinar hijau dan semua luka yang terdapat pada tubuhnya secara ajaib telah pulih.
Selama beberapa saat Alviria dan Karl hanya terdiam memandangi anak kecil tersebut hingga mereka akhirnya tersadar bahwa anak tersebut bukanlah bagian dari ras Vermittler, anak laki-laki tersebut memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda dari mereka ditambah lagi dengan darahnya yang berwarna hijau. Meski begitu Alviria tidak terlalu memikirkannya perbedaan diantara mereka, bagi Alviria anak tersebut adalah malaikat kecil yang telah menyelamatkan keluarganya, berulang-ulang kali mengucapkan rasa terima kasihnya pada anak laki-laki tersebut.
"Apakah Kau sang Vorgänger?" Tanya Karl merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, dan anak laki-laki tersebut hanya tersenyum sambari menganggukkan kepalanya.
"Terimakasih, terimakasih atas semua kebaikanmu, aku tidak tahu bagaimana caranya agar aku dapat membalasmu? Aku siap memberikan hidupku jika Kau menginginkannya." Sambung Alviria.
"Tidak, aku melakukan kalian bukan untuk mengharapkan sebuah imbalan."
"Tetapi suatu saat jika kalian akan mencari tumbuhan herbal di hutan lagi, aku berharap agar kalian mengizinkan aku bermain dengan anak kalian, aku tidak memiliki seorang teman pun di sini."
"Aku akan melindunginya apapun yang terjadi, dan jika memang kalian menolaknya aku tidak akan memaksa."
"Ya tentu saja, aku akan bermain denganmu." sambung Darelano g akhirnya tersadar.
"Tentu saja Kau boleh bermain dengannya, dan aku yakin sang Vorgänger kecil ini pasti akan selalu melindungi Darelano putraku." Persetujuan Alviria yang membuat Karl sedikit merasa kebingungan.
"Tetapi siapa namamu, aku akan kesulitan memanggilmu kelak jika aku tidak tahu namamu?" Tanya Darelano dengan penuh rasa penasaran akan nama dari teman barunya itu.
"Entahlah, sampai hari ini aku tidak pernah berpikir akan membutuhkan sebuah nama."
"Bagaimana dengan Aaric? Aaric memiliki arti pelindung yang mempunyai kekuatan, sangat cocok untuk menjadi nama seorang sang Vorgänger kecil yang baik hati sepertimu." Jelas Alviria.
"Ya tentu saja aku suka nama Aaric."
"Baiklah aku akan memanggilmu Aaric. Aaric perkenalkan namaku Darelano dan mereka orang tuaku Karl dan Alviria." Ujar Darelano dengan senyuman manis yang terlukis indah di wajah tampannya.
Tidak disangka untuk pertama kalinya sang Vorgänger kecil itu tersenyum, dia merasa sangat bahagia memiliki seorang teman dan baru pertama kali ini ada orang yang menerimanya bahkan memberikan sebuah nama yang sangat indah untuknya.
"Sekarang ada baiknya kalian kembali pulang dan beristirahat, kalian pasti merasa sangat lelah karena hari ini."
"Aku akan mengantar kalian sampai ke penghujung hutan."
Hanya dengan sekali gerakan tangan sang Vorgänger kecil, pohon-pohon yang berada di dekat mereka bergerak dan membentuk jalanan setapak, sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya sang Vorgänger kecil Aaric mengantarkan keluarga Inx sampai ke penghujung hutan.
...---><---...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments