Matahari terbit, pagi pun datang. Bu Jarwe menyiapkan sarapan dibantu sama Alexa , sedangkan Julius diajak Pak Jarwe ke kebun sayuran dibelakang rumahnya.
"Mas Julius ini asli mana? Kok saya lihat lihat dari kemarin kayaknya bukan dari Paris ya?" tanya Pak Jarwe.
"Saya dari Inggris, Pak. London tepatnya. Saya disini karena ada program studi saya yg harus saya selesaikan" jawab Julius.
"Oh mangkanya, british sekali logatnya hehe. Kalau mbak Alexa itu asli Paris ya? Saya tidak asing dengan wajahnya" tanya Pak Jarwe lagi penasaran.
"Iya betul. Alexa asli Paris dan mungkin Pak Jarwe pernah melihat wajahnya di TV waktu kecil" jawab Julius lagi.
"Hah? TV? Apa dia artis kota?" tanya Pak Jarwe lagi.
"Haha bukan, Pak. Dia adalah anak salah satu pengusaha tekstil di Paris. Bapak pasti tau kalau saya sebut nama keluarganya" jawab Julius.
"Holanda? Benar kan keluarga Holanda?" tebak Pak Jarwe antusias.
"Benar. Dia anak kedua keluarga Holanda pemilih perusahaan Tekstil Amore. Tapi dia tidak suka diungkit kalau dari keluarga pengusaha" ujar Julius.
"Wah hebat sekali. Bapak kira dia anak manja dan sombong, ternyata baik juga ya anak pengusaha besar itu" sahut Pak Jarwe.
"Hmm pencitraan aja, aslinya ya begitu. Tapi memang sih aslinya baik juga. Selama penelitian ini ada sisi menakjubkan dari wanita itu" batin Julius tapi tidak ingin menjelekkan Alexa didepan orang lain.
"Iya, Pak. Saya juga kaget ketika join penelitian bersamanya, dia cukup pintar dan bisa bekerja dengan baik" puji Julius yang tanpa sadar memberikan senyuman tipis hingga membuat Pak Jarwe tersenyum juga.
"Anak muda, sepertinya kamu udah punya rasa kepadanya" tebak Pak Jarwe membuat Julius salah tingkah.
"Ah Pak Jarwe, bisa saja. Saya hanya rekan penelitian saja dengannya. Lagi pula , keluarga saya bukan keluarga kaya raya, mana mungkin bisa masuk kedalam keluarga Holanda" ucap Julius merendah dan berbohong.
"Hahahaha, jika perasaanmu tulus padanya, cinta bisa menjadikan yg tidak mungkin menjadi mungkin. Tapi bisa saja membuat manusia bodoh hingga berbagai cara dilakukan. Saya kira kamu tidak akan terbujuk oleh cinta buta dan bisa berfikir bagaimana memperjuangan cinta dengan jalan yang benar" petuah Pak Jarwe.
Julius hanya tersenyum dan tidak membalas, lalu tiba tiba terdengar teriakan wanita dari dalam rumah.
"Pak Jarwe, Julius, sarapan sudah siap" seru Alexa yg berdiri di ambang pintu belakang rumah.
"Oh baik, kami kesana" sahut Pak Jarwe lalu ia berjalan ke arah sumber suara sambil membawa keranjang sayur. Julius pun mengikuti pria yang sudah berambut putih itu.
"Sayang, ini aku bawakan terong, sayur sawi , dan ketela hasil panen kami berdua, lelaki pejuang" ujar Pak Jarwe sambil menyerahkan keranjang sayurnya kepada sang istri di dapur.
"Wah, lumayan banget nih buat makan siang dan makan malam kita. Tapi sayang Mas Julius dan Mbak Alexa sudah mau balik ya habis sarapan ini" sahut Bu Jarwe.
"Hihi, iya bu. Kami terima kasih banyak sudah disambut dan diberikan kesempatan untuk menginap dirumah ini sekalian dengan hidangan makanannya" sahut Alexa lembut.
"Tidak perlu sungkan, nak. Kalian sudah kami anggap anak kami sendiri" ucap Bu Jarwe sambil menepuk pundak wanita muda yang berbicara dengannya.
"Ayo ayo, sarapan dulu. Baunya sudah semerbak" ajak Pak Jarwe karena merasakan suasana menjadi sedih kalau sudah membahas perpisahan.
Mereka pun akhirnya makan bersama lagi untuk sarapan, sebelum Alexa dan Julius kembali ke Kota Paris.
.
Setelah sarapan, Alexa dan Julius pun langsung kembali ke kota. Melakukan perjalanan 3 jam dan ditemani oleh suara musik radio. Tidak ada percakapan diantara mereka, entahlah mereka sama sama diam, mungkin bingung apa yang harus dibahas diantara mereka lagi.
Sampai sampai keheningan pun membuat Alexa tertidur di setengah perjalanan. Julius tidak masalah menyetir sendiri dan malah dia merasa senang karena bisa mencuri pandang ke arah wanita disampingnya yg sudah nyenyak dalam alam mimpi.
"Aku suka melihatmu tidur dalam kedamaian seperti ini. Cantik dan lembut" batin Julius karena dia tidak bisa memuji Alexa secara langsung, resiko jika dapat didengar wanita itu dan membuatnya malu.
Ketika hampir sampai, Julia terbangun dan hari sudah siang.
"Eh Jul, mampir ke restauran langgananku ya, aku laper" minta wanita itu ketika baru membuka mata.
"Bangun bangun, udah cari makan aja" sahut Julius sambil tersenyum smirk.
"Biarin, namanya habis tidur. Sarapanku habis buat terbang ke alam mimpi" canda Alexa.
"Hahaha, bisa bercanda juga kamu ternyata" ucap Julius sambil tertawa kecil.
"Kamu aja yang serius amat jadi orang" balas Alexa.
"Emang kalau orang miskin tuh gak boleh banyak bercanda, nanti dikira kayak orang gila, udah gak punya uang eh malah ketawa ketawa sendiri" kata Julius merendah membuat Alexa diam karena gara gara penilaiannya sejak awal bertemu Julius, pria itu selalu mengganggap dirinya miskin didepannya.
"Maafkan aku, jika perkataanku diawal kita bertemu menyakitimu, Julius. Aku memang angkuh sejak awal bertemu kamu, ya karena aku sangat marah dan kesal sama kamu waktu itu. Tapi aku sadar, meskipun kamu tidak berasal dari keluarga berada, aku merasa kamu sangat pintar, mungkin itu yang membuatmu terlihat spesial dan bisa ambil program double degree antar negara" ujar Alexa dengan nada penyesalan.
"Wanita ini bisa minta maaf juga ternyata" batin Julius dengan senyuman tipis menatap wajah Alexa yg sendu.
"Hahahahaha, it's okay. Bukan kamu aja yang bilang kalau aku miskin, banyak yg lebih kejam dari kamu. Tapi aku gak malu, karena semiskin miskinnya aku, aku masih punya otak. So, jangan merasa bersalah udah memberikan penilaianmu secara jujur" sahut Julius dengan ceria, ia berusaha membuat Alexa tidak terlalu merasa bersalah.
Wanita itu pun baru menyadari tawa Julius begitu enak didengar dan wajah pria itu terlihat bahagia, sesaat di mata Alexa, Julius berubah menjadi pria berkharisma dengan warna iris mata coklat terang.
"Aku suka melihatmu tertawa" ungkap Alexa dengan senyuman manis membuat Julius langsung memalingkan wajah kedepan dan serius menyetir.
"Kenapa denganku? Dia senyum, aku yang jadi salah tingkah" batin Julius.
Alexa pun ikut malu malu karena sadar telah memuji Julius secara langsung. Mereka pun terdiam dengan pikirannya masing masing, hingga kembali ke rencana wanita itu untuk makan di restauran langganannya.
"Eh, kita jadi makan siang ya. Ini lurus aja, nanti ada Depot Mie Rakusa" ucap Alexa memecah keheningan diantara penghuni mobil.
"Oh, iya" sahut Julius pelan sambil menyetir sesuai arahan pemilik mobil.
Ketika sampai, mereka berdua angsung turun dari mobil. Namun Alexa terkejut ketika melihat mobil seperti milik kekasihnya, Reno.
"Eh, itu kan mobil Reno? Dia makan disini?" tebak Alexa tak percaya, karena sesuai pesan yang dia terima kemarin jika kekasihnya itu sedang berlibur dengan keluarganya dan meminta Alexa tidak menelepon atau mengirim pesan.
"Hmmm, mungkin mobil orang lain" sahut Julius menutupi kecurigaan.
"Yaudah, ayo masuk" ajak Alexa yang sudah memasang wajah tidak enak.
Ketika pintu restauran dibuka, mata wanita itu langsung tertuju pada 1 meja di pojok ruangan yang memperlihatkan kekasihnya sedang mencium wanita lain.
"What the fu*k??!!!!" lirih Alexa tak percaya. Julius pun langsung memandang ke arah pandangan wanita yang mengumpat disebelahnya.
"Akhirnya, ketauan juga" batin Julius dengan senyuman smirk.
Alexa pun langsung berniat berjalan kearah Reno bersama wanita yang sudah terlihat jelas jika dia adalah sahabatnya Ceri. Namun langkah kakinya dihentikan oleh tangan kekar Julius di lengannya.
"Stop, jangan sekarang" ucap Julius dengan tatapan teduh menatap tatapan mematikan dari Alexa.
"Ikut aku" lanjut Julius langsung menarik tangan Alexa keluar restauran.
Ketika sudah keluar tempat makan itu, Alexa menghentakan tangannya agar terlepas dari genggaman Julius.
"Lepaskaan!!!" seru Alexa dengan marah. Julius pun melepaskan tangannya dari lengan wanita yang sedang marah itu.
"Tenang, Alexa. Jangan mempermalukan dirimu sendiri dengan menjadi wanita yang telah diselingkuhi" ucap Julius mencoba meredam emosi wanita itu.
"Kalau ingin balas dendam, balas dendamlah dengan cara elegant seperti orang kaya" lanjut Julius memberikan saran membuat Alexa melotot kepadanya.
"Maksudmu elegant seperti apa hah? Dimana mana wajar kalau orang marah karena melihat kekasihnya selingkuh!" marah Alexa.
"Iya aku tau, tapi dengarkan aku, Alexa. Mereka akan bangga karena telah berhasil selingkuh darimu jika kamu marah marah dan labrak mereka sekarang. Lebih baik kamu membalasnya dengan hal yang sama. Jadikan aku selingkuhanmu" ucap Julius sambil memegang kedua lengan Alexa.
"Nih orang masih waras nyuruh aku selingkuh sama dia?" batin Alexa.
Wanita itu terkejut dengan perkataan Julius dan membuatnya kehabisan kata kata.
"Gimana, kamu mau menerima tawaranku? Jarang jarang ada pria yg mau jadi selingkuhan" tantang Julius sambil tersenyum smrik.
Alexa terdiam dan menatap wajah Julius dengan serius.
"Dia miskin, bagaimana aku bisa selingkuh dengan pria miskin jika kekasihku saja pria kaya?" batin Alexa.
"Kamu sedang berfikir statusku sebagai pria miskin tidak pantas menjadi kekasih dari orang kaya kan?" tebak Julius yang sangat tepat dan membuat Alexa tak percaya lagi dengan ucapan pria dihadapannya ini.
"Dia bisa membaca pikiranku" batin Alexa.
"Tenang. Aku tidak berharap menjadi kekasihmu sungguhan. Aku tau diri, Alexa. Aku hanya menawarkan diri untuk bisa kamu gunakan sebagai alat balas dendam mu" ucap Julius lagi.
"Oke. Kita tidak boleh benar benar jatuh cinta, bisa bisa aku dibunuh oleh keluargaku jika memiliki pacar yang tidak selevel dengan kami" sahut Alexa yang akhirnya tidak terlalu marah namun beralih ke perasaan nervous dan takut jika pilihannya ini salah.
"Oke siap. Aku bisa menahan hatiku untuk tidak membiarkanmu, masuk kedalamnya" ujar Julius.
Mereka pun saling pandang dan berdiam beberapa saat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments