Menginap

Saat ini Julius dan Alexa sedang sarapan di kantin. Reno dan Ceri yg tadi kehilangan jejak mereka, akhirnya bertemu.

Reno yang hatinya sudah panas terbakar api cemburu pun berjalan kearah pacarnya.

"Eh, lagi sarapan babe? Kenapa gak ajak aku sih" gerutu Reno yg langsung saja duduk disamping Alexa tanpa izin dan memeluk dari samping. Ceri pun kesal dengan sikap kekasih gelapnya itu dan membalas kecemburuannya dengan duduk disamping Julius.

"Maaf, babe. Aku kira kamu belum di kampus tadi" alasan Alexa padahal dia pun memang tidak kepikiran mengajak Reno sarapan.

"Hello, Jul. Apa kabar? Sejak kalian berdua melakukan penelitian bersama, kalian jarang masuk kelas" ucap Ceri.

Wajah dingin Julius langsung tergambar jelas sejak kedatangan 2 orang yg mengganggu sarapannya bersama Alexa. Tapi Julius kembali tersenyum karena karakter identitas sembunyinya adalah mahasiswa sederhana yang baik hati.

"Iya. Tinggal 2 bulan lagi proyeknya. Hari ini hari terakhir kunjungan" jawab Julius mencoba ramah tapi hatinya berkata "munafik banget kedua orang ini".

Karena makanan Julius dan Alexa udah habis, mereka berdua pun izin untuk meninggalkan kantin menuju lokasi terakhir penelitian yang berada cukup jauh karena ada di pesisir pantai.

"Sorry ya babe, aku harus segera berangkat karena lokasinya sekitar 3 jam dari sini. Nanti kalau ada tugas atau materi kelas yg gak ngerti, tanya aja ya ke aku. Aku pasti bantu" pamit Alexa lalu mendaratkan ciuman di pipi Reno.

"Kok cium pipi sih, bibir dong" protes Alexa.

"Ih, ini kantin babe. Nanti aja kalau berdua" bujuk Reno.

"Hmm, kamu tuh sekarang sibuk sampek lupain aku" protes Reno lagi.

"Maaf maaf, kalau ada waktu aku bakal ngajak kamu dinner deh. Sabar ya, babe" ucap Alexa mengelus pipi Reno.

Julius entah kenapa merasa hatinya tidak terima Alexa berbuat manis kepada Reno, lelaki yang ternyata bermain gelap dengan sahabat kekasihnya sendiri.

Ceri pun sama, wajahnya tidak suka melihat Alexa begitu lembut pada Reno.

"Ayo, Lex. Udah jam 8 pagi, nanti keburu kesiangan sampek sana" ajak Julius yang sudah berdiri dan siap berjalan meninggalkan kantin.

"Oke" sahut Alexa yang juga sudah berdiri dan mengikuti langkah kaki Julius.

Reno dan Ceri berduaan di kantin. Mereka saling pandang. Raut muka yang sama sama kesal dengan rasa cemburu di hati mereka.

"Aku gak suka dia bersama Julius terus" ucap Reno pada kekasih gelapnya itu.

"Aku juga gak suka kalau kamu mancing Alexa buat nyium kamu" balas Ceri dengan wajah kesalnya.

"Hmm, dia pacarku, sayang. Kalau aku gak manis dan lembut sama dia , nanti dikira aku udah gak cinta" sahut Reno makin membuat Ceri kesal.

"Pacar pura pura. Aku yg pacarmu beneran, kamu harus hilangin cinta sama dia, Ren. Atau aku minta putus dan gak bisa melayani gairahmu lagi" ancam Ceri yang membuat Reno bingung.

"Aduh, cewek ini makin gak tau diri" batin Reno yang memanfaatkan tubuh Ceri untuk pelampiasan hasratnya yg tidak bisa tersalurkan kepada Alexa yang masih belum siap berhubungan intim karena alasan prinsip.

"Jangan gitu dong sayang. Kamu kan tau aku ke dia itu palsu. Aku butuh kamu. Please, ngertiin aku" rayu Reno.

"Nanti aku ngajak kamu dinner di hotel mewah mau? Sebagai permintaan maafku ke kamu?" ajakan Reno.

Ceri langsung tersenyum dengan ajakan dari kekasih gelapnya itu karena dia sangat suka jika mendapatkan permintaan maaf dari Reno yang selalu romantis baginya. Serasa dialah kekasih yang sebenarnya.

.

Didalam mobil, Julius masih merasa cemburu tanpa alasan kepada Reno, padahal Alexa bukan pacarnya kenapa harus cemburu pikirnya. Ia hanya diam dan memasang wajah serius nenyetir mobil minicooper milik Alexa.

Si penumpang merasa heran karena sudah beberapa minggu bersama hubungan pertemanan sebagai partner penelitian sudah baik, sudah sering mengobrol dan berdiskusi. Eh di hari terakhir kunjungan malah jadi canggung lagi.

Alexa pun memulai percakapan.

"Hei, Jul. Kamu lagi ada masalah kah? Kok diem aja?" tanya Alexa yg penasaran.

Julius tak menjawab dan hanya menatap lurus ke jalan. Merasa terabaikan, Alexa pun kembali mengeluarkan suaranya.

"Kamu lagi capek? Perlu aku yg nyetir?" tawar Alexa.

"Aku gak capek. Kamu tidur aja, biar aku nyetir dengan tenang" sahut Julius tanpa menoleh ke Alexa.

"Nih orang kenapa sih kayak gini lagi" batin Alexa heran dan langsung diam dan menatap kedepan juga.

Suara radio yg lagi lagi meramaikan isi mobil minicooper itu yang jika tidak ada musik, maka suasananya akan hening.

Alexa memilih memainkan handphonenya daripada kesal dengan sikap dingin Julius.

"Kenapa sama aku? Kenapa aku cemburu sama Reno, pria tukang selingkuh itu? Apa aku tidak rela Alexa diselingkuhi?" batin Julius heran juga dengan perasaan anehnya saat ini.

"Apa aku buka aja rahasia Reno sama Ceri itu agar Alexa bisa segera sadar jika sedang dipermainkan?" lanjutnya dalam hati.

"Hmmm, kenapa aku terlalu peduli dengan perasaan nih cewek?" batin Julius sedang ramai dengan pergolakan hatinya.

Hingga sampai tujuan pun, Julius dan Alexa tidak mengobrol lagi.

Sesampainya di suatu pabrik ulat sutra untuk menghasilkan kain sutra, kedua anak mahasiswa yang sedang melakukan penelitian itu turun dari mobil dan bertemu dengan ownernya.

Kedatangan Julius dan Alexa disambut baik karena pemiliknya itu adalah kenalan dari Pak Lewis. Mereka pun mulai melakukan survey dan wawancara untuk mendapatkan data.

Kali ini membutuhkan waktu 6 jam untuk penelitian karena mereka diajak untuk berkunjung di beberapa tempat peternakan ulat sutra yg berbeda beda. Pada awalnya Alexa begitu ketakutan dengan hewan penghasil kain sutra itu, namun Julius membujuk rekannya itu agar tidak takut lagi karena memang belajar tentang kain sutra itu bukan kesempatan yang mudah.

"Gapapaa, mereka gak gigit kamu" ucap Julius ketika dia masuk ke peternakan ulat sutra dan Alexa masih di ambang pintu.

"Iya gapapa kok mbak Alexa, ulatnya gak bakal bisa gigit mbak, kan udah pake baju pelindung" ucap pemilik usaha.

Julius pun akhirnya kembali ke ambang pintu dan menggandeng tangan Alexa lalu ia tarik masuk ke peternakan.

"Gapapa kan? Kita disini bisa belajar dan bisa cari value buat pengetahuan marketing" ucap Julius.

Alexa terdiam dan mengikuti saja langkah kaki pria yg menggenggam tangannya.

Akhirnya mereka berdua berkeliling dan mendengarkan penjelasan dari pemilik terkait peternakan ulat sutra. Mungkin hampir dua jam mereka berkeliling ke beberapa peternakan ulat yg ada.

Hari sudah mulai gelap, Julius dan Alexa pun izin untuk pulang. Pemiliknya merasa keberatan karena ia merasa belum menjamu makan malam untuk tamunya itu.

"Eh jangan pulang dulu, Mas Julius dan Mbak Alexa, dirumah saya sudah disiapkan makan malam untuk kalian. Ayo kita makan malam dulu" ajak pemilik rumah produksi kain sutra itu.

Alexa dan Julius saling pandang. Kalau benar sudah disiapkan , mereka akan sungkan menolak.

"Jangan sungkan, mari ikut saya kerumah" ajak bapak pengusaha itu lagi dan berjalan duluan didepan tamunya.

Akhirnya ya Alexa dan Julius tudak bisa menolak lalu mengikuti langkah kaki bapak bapak didepan mereka.

Benar jika memang dirumah sederhana itu sudah tersaji berbagai menu untuk makan malam. Bapak dan Ibu pemilik usaha kain sutra, mempersilahkan tamunya untuk duduk di kursi meja makan.

"Silahkan dinikmati, ini adalah masakan istri saya yang paling enak di desa ini" puji pak pemilik usaha.

"Ah, mas bisa aja" sahut sang istri malu malu.

"Terima kasih banyak atas makan malamnya dan semua kesempatan yang telah diberikan ke kami hari ini , bapak dan ibu" ucap Julius lembut.

"Terima kasih bapak dan ibu mengizinkan kamu untuk meneliti usaha ini" lanjut Alexa menambahkan.

"Tidak perlu sungkan. Saya sangat senang jika ada anak muda yang ingin mengenal dan belajar usaha ulat sutra ini. Saya dan istri pun senang bisa dikunjungi oleh mahasiswa yang pintar. Kami berdua saja di sini, anak tunggal kami sedang melakukan pekerjaan bisnis di China untuk 3 bulan kedepan. Jadi ya beginilah orang tua hanya berdua haha" canda Pak pengusaha.

Alexa dan Julius pun tersenyum mendengar penjelasan bapak bapak itu.

Mereka pun mulai makan malam bersama serta mengobrol ringan.

Eh karena keasyikan mengobrol diantara 4 orang itu, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Pak pengusaha dan istri tidak tega membiarkan Julius dan Alexa untuk pulang malam malam apalagi menuju kota Paris membutuhkan waktu 3 jam.

"Mbak Alexa dan Mas Julius, nginep sini dulu saja. Besok pagi baru pulang. Kami tidak tega membiarkan kalian pulang malam malam begini" ucap ibu pengusaha.

"Ah terima kasih atas tawarannya bu, namun sepertinya kami pulang saja karena besok kami ada laporan dengan Pak Lewis" ucap Julius.

"Ah Lewis ya, biar aku teleponnya saja agar besok diundur laporannya agak siangan. Kami beneran tidak bisa membiarkan kalian pulang malam begini" sahut pak pengusaha lalu mengambil handphonenya untuk menelepon Pak Lewis yang merupakan temannya sendiri.

Pak pengusaha itu pun tersenyum ketika panggilan diterima oleh temannya itu.

"Hey, Wis. Mahasiwa mu ini biarkan menginap disini semalam ya. Sudah terlalu malam kalau mereka akan pulang sekarang. Kata Julius besok ada laporan denganmu ya? Undur saja" ucap pak pengusaha.

"Hello, Jar. Oh begitu yaa, okee aku akan mengirimkan pesan pada mereka untuk menginap saja dirumahmu dan besok laporannya akan diundur" sahut Pak Lewis.

"Oke, thank you yaa" ujar Pak Jarwe, nama pengusaha ulat sutra.

"Aku yang terima kasih sudah dibolehkan melakukan penelitian diusaha milikmu. Kalau ada waktu, aku akan mampir ke rumahmu" ucap Pak Lewis.

Panggilan pun tertutup dan tidak lama kemudian Alexa serta Julius menerima pesan dari Pak Lewis.

"Kalian menginap saja di rumah Pak Jarwe. Agenda laporan besok kita undur" isi pesan yang diterima.

Ya gimana lagi, akhirnya kedua mahasiswa itu menginap dirumah Pak Jarwe dan istri.

"Kalian ini bukan sepasang kekasih kan?" tanya Bu Jarwe menggoda dan memastikan sesuatu agar dia tidak salah memberikan kamar.

"Bukan bukan, bu. Kami hanya rekan penelitian" jawab Alexa gugup.

"Baiklah. Ibu hanya memastikan saja untuk pembagian kamar kalian, kalau kekasih kan mungkin bisa ibu kasih satu kamar yang ada tempat tidur susunnya yang memang biasanya kami siapkan untuk sepasang kekasih yang menjadi tamu menginap. Jika tidak ya, kamar kalian dipisah" jelas Bu Jarwe dengan senyuman menggoda pada kedua anak muda didepannya yg terlihat salah tingkah.

"Hmm, betul kata Alexa bu. Kami bukan sepasang kekasih. Mungkin lebih baik kamar terpisah saja" sahut Julius yang entah kenapa agak sakit mengiyakan ucapan Alexa jika mereka hanya rekan penelitian.

"Oke, Mas Julius kamu tidur di kamar putra saya ya dan Mbak Alexa tidur di kamar tamu" ujar Bu Jarwe.

"Baik bu" sahut Julius dan Alexa bersamaan.

Mereka pun diarahkan Bu Jarwe ke kamar masing masing.

Episodes
1 Skandal Keluarga Agustus
2 Sudah bebas
3 Main Course
4 Kekasih sebenarnya
5 Keangkuhan
6 Tersungkur
7 Sakitnya diselingkuhi
8 Bertopeng Kayu
9 Awalan
10 Hampir sebulan berlalu
11 Menginap
12 Berduaan
13 Kepergok
14 Selingkuh dibalas Selingkuh
15 Warna kulit punggung
16 Serasi
17 Tamu Rival
18 Berbeda kasta
19 Kerjasama berakhir
20 Kontainer berdarah
21 Jemputan
22 Bogeman
23 Kotak hitam
24 Status palsu
25 Keturunan asli
26 Keras kepala (AC's Story)
27 Dokternya ibuku (AC's Story)
28 Ujian Skripsi
29 Babak belur
30 Salah paham
31 Mengabaikan
32 Wanita mabuk
33 Our first time
34 Perusak suasana
35 Mengejutkan
36 Bagaimana ini?
37 Perdebatan
38 Penyusup
39 Hilangnya pewaris
40 Dugaan salah
41 Terselamatkan
42 Rencana licik
43 Kedatangan Pewaris
44 Tamu tak diundang
45 Pingsan
46 Kandungan kuat
47 Acting
48 Keputusan
49 Aku adalah Mafia
50 Bimbang
51 Pewaris tak punya duit
52 Ruang kerja ayah
53 Besan atau Musuh
54 Kembali ke Apartemen
55 Pertengkaran di pagi hari
56 High Heels
57 Perang Hacker
58 Adik tak sedarah
59 Saling Mengancam
60 Kakek meninggal
61 Kemarahan kakak ipar
62 Pemakaman
63 Misi masing masing
64 Dokter kandungan
65 Makan malam
66 Mual Muntah bergilir
67 Berbelanja
68 Pos Security
69 Dugaan Pihak Ketiga
70 Sindrom Ayah
71 Seperti kutukan istri
72 Ungkapan isi hati
73 Melunak
74 Berbaikan
75 Kedatangan Ibu Mertua
76 Awas kepanasan
77 Dinner pertama pasutri
78 Semudah itu
79 Maaf dan terima kasih
80 Sedarah tak Terpisah
81 Kekhawatiran
82 Pengawal Wanita
83 Rencana pembunuhan
84 Hp lowbat
85 Dalang sesungguhnya
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Skandal Keluarga Agustus
2
Sudah bebas
3
Main Course
4
Kekasih sebenarnya
5
Keangkuhan
6
Tersungkur
7
Sakitnya diselingkuhi
8
Bertopeng Kayu
9
Awalan
10
Hampir sebulan berlalu
11
Menginap
12
Berduaan
13
Kepergok
14
Selingkuh dibalas Selingkuh
15
Warna kulit punggung
16
Serasi
17
Tamu Rival
18
Berbeda kasta
19
Kerjasama berakhir
20
Kontainer berdarah
21
Jemputan
22
Bogeman
23
Kotak hitam
24
Status palsu
25
Keturunan asli
26
Keras kepala (AC's Story)
27
Dokternya ibuku (AC's Story)
28
Ujian Skripsi
29
Babak belur
30
Salah paham
31
Mengabaikan
32
Wanita mabuk
33
Our first time
34
Perusak suasana
35
Mengejutkan
36
Bagaimana ini?
37
Perdebatan
38
Penyusup
39
Hilangnya pewaris
40
Dugaan salah
41
Terselamatkan
42
Rencana licik
43
Kedatangan Pewaris
44
Tamu tak diundang
45
Pingsan
46
Kandungan kuat
47
Acting
48
Keputusan
49
Aku adalah Mafia
50
Bimbang
51
Pewaris tak punya duit
52
Ruang kerja ayah
53
Besan atau Musuh
54
Kembali ke Apartemen
55
Pertengkaran di pagi hari
56
High Heels
57
Perang Hacker
58
Adik tak sedarah
59
Saling Mengancam
60
Kakek meninggal
61
Kemarahan kakak ipar
62
Pemakaman
63
Misi masing masing
64
Dokter kandungan
65
Makan malam
66
Mual Muntah bergilir
67
Berbelanja
68
Pos Security
69
Dugaan Pihak Ketiga
70
Sindrom Ayah
71
Seperti kutukan istri
72
Ungkapan isi hati
73
Melunak
74
Berbaikan
75
Kedatangan Ibu Mertua
76
Awas kepanasan
77
Dinner pertama pasutri
78
Semudah itu
79
Maaf dan terima kasih
80
Sedarah tak Terpisah
81
Kekhawatiran
82
Pengawal Wanita
83
Rencana pembunuhan
84
Hp lowbat
85
Dalang sesungguhnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!