Episode 18

Keduanya berjalan jalan disekitar taman sembari melihat

lihat banyak wahana, Leander terlihat bingung namun ia tidak ingin

memperhatikan itu.

“Bagaimana rasanya menjadi manusia apakah menyenangkan?” tanya Leander.

“Heum jika kau menikmatinya akan terasa menyenangkan tapi ada banyak hal tetang kehidupan yang menghalangi mu untuk menikmatinya” jawab Alea sembari memakan gulali.

“Kau sendiri bagaimana rasanya menjadi dewa dan bisa hidup ribuan tahun?” tanya Alea balik.

Leander pun bingung bagaimana ia menjawabnya karena ia tidak pernah benar benar menikmati semual hal, ia hanya menghabiskan satu demi satu hari.

“Kau mengatakan kita akan menikmatinya jika itu menyenangkan dan kurasa aku tidak tahu rasanya menjadi dewa yang hidup ribuan tahun karena aku hanya bekerja untuk menjaga planet setiap hari jadi seribu atau dua ribu tahun tidak ada yang bisa ku ceritakan rasanya seperti apa” Jawab Leander.

Alea hanya mengangguk kecil menanggapi jawaban Leander.

“Lalu bagaimana rasanya menjaga bumi?” tanya Alea lagi.

Aku mulai menikmatinya karena di bumi ada manusia bernama Alea yang memiliki kehidupan istimewa.

“Bumi sangat berisik” jawab Leander singkat.

“Cihh!”

Alea menanggapi dengan tawa kecil lalu memberikan gulali pada Leander.

“Cobalah”

“Aku tidak suka makanan....”

Alea memasukkan gulali kedalam mulut pria itu dan Leander terpaksa mengunyahnya.

“Wahh”

Leander tusukan gulali tersebut dari tangan Alea dan memakannya dengan cepat.

“Sisakan untukku juga kenapa kau mengambil semuanya” ucap Alea sembari merebut tusukan gulalinya.

Leander mengangkat tusukan gulali tersebut keatas sehingga Alea tidak bisa meraihnya namun gadis itu tidak menyerah untuk merebutnya dari Leander.

“Kembalikan milikku!!”

Leander tertawa dan kabur membawa gulali tersebut, Alea mengejarnya karena tiak ingin kehilangan makanan berharga tersebut. Keduanya berlari mengelilingi taman dengan tawa, Leander memberikan waktu untuk Alea mendekatinya dan kabur kembali setelah berada dekat dengannya.

Namun pada akhirnya Leander menyerah dan memberikan gulali tersebut pada Alea lalu mereka duduk untuk menikmatinya bersama, senyum di wajah mereka sama mekarnya ditambah gelembung yang ditiup anak anak ditempat itu membuat suasana menjadi romantis.

“Kau terlihat bahagia” ucap Leander.

“Benarkah?”

“Heum aku baru melihat mu tertawa seperti ini saat bersama ku”

“Kau teliti sekali” ucap Alea sembari bersandar di kursi taman.

“Sebenarnya aku melihatmu bersama pria itu di restoran, kau tersenyum dan tertawa bersamanya lalu aku berpikir kau tidak pernah melakukan itu saat bersama ku, aku mengira kau takut bersama ku karena aku bukan manusia” tutur Leander.

“Kau berpikir seperti itu?”

Leander mengangguk sembari memakan gulali terakhir di tangannya.

“Sebenarnya kau tidak salah aku memang takut bersama mu jadi terasa sulit untuk tertawa puas di depan mu awalnya memang begitu namun setelah kau pergi tanpa kabar tiga hari ini membuat ku merasa gelisah, aku tidak lagi takut padamu tapi aku lebih takut kau tidak ada” tutur Alea sembari menatap pria itu.

Leander tersenyum manis dengan ucapan Alea yang begitu menyentuh hatinya dengan halus, saat ini dia tidak jatuh hati pada dewi Azalea melainkan Alea sang manusia biasa.

Bahkan dewi Azalea mampu membuatnya jatuh cinta pada wujud berbeda dengan sifat berbeda bahkan dengan wajah berbeda.

“Jangan hilang lagi kau berjanji akan menjaga ku” ucap Alea.

Leander membalas dengan senyum lalu mengangguk “Aku berjaji tidak akan hilang dan selalu bersama mu apapun yang terjadi” ucap Leander.

Alea pun membalas dengan senyum dan anggukan mendengar ucapan pria itu. Keduanya menikmati suasana taman yang begitu menyegarkan hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Keduanya kembali dari taman bermain terpisah dengan Lily dan Willy namun gadis itu sudah memberi kabar bahwa mereka sudah kembali

beberapa jam yang lalu.

“Masuklah ke kamar mu istirahat” ucap Leander.

Alea mengangguk dengan senyum pelan “Baiklah kau juga masuk ke kamar mu” ucap Alea.

Leander mengangguk lalu keduanya berpisah menuju kamar masing masing, Alea menutup pintunya dan melompat lompat di dalam kamar.

“Huuhh dia tampan sekali aku tidak sanggup melihat wajahnya” ucap Alea dengan gemas.

Gadis itu membuang tasnya sembarangan lalu membuang tubuhnya ke kasur sembari membayangkan betapa tampannya seorang pria bernama Leander sang dewa penjaga bumi.

Disisi lain Leander pun sama halnya dengan Alea dia merasa bahagia hingga tidak sadar bibir itu terus bersinar dengan senyuman sepanjang hari.

Pria itu membuka pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, gemercik air dari kamar mandi terdengar jelas dari luar.

Beberapa saat kemudian Leander selesai dan keluar dari kamar mandi.

“Kau...”

Alea sedang duduk di kasur menggunakan piyama lebih tepatnya lingerie putih yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan kain transparan tersebut.

“Kau baru selesai mandi?” tanya Alea.

Nada bicara gadis itu sangat lembut hingga membuat Leander terbius untuk sejenak.

“Y-yah kau butuh sesuatu?” tanya Leander.

Alea menatap Leander dengan penuh gairah dan perlahan ia melangkah mendekati Leander.

“Aku membutuhkan mu” ucapnya dengan berbisik di telinga  Leander.

Pria itu menjauhkan telinganya dari bibir Alea sebab ia juga masih memiliki nafsu seperti manusia.

“A-apa maksudmu”

“Kau tidak mengingikan ku?” tanya Alea sembari memegang lilitan handuk di pinggang Leander.

Pria itu memegang tangan Alea lalu mendekati telinga Alea.

“Kau pikir aku tertipu? Keluar dari tubuh ini atau aku akan menghancurkan mu” ucap Leander dengan penuh penekanan.

Alea membulatkan mata lalu menarik handuk dipinggang Leander beruntung ia cepat menangkis tangan Alea.

“Hahh berani beraninya kau merasuki tubuh gadis suci ini kau berharap bercinta dengan ku dengan tubuh ini?” ucap Leander dengan ejekan.

“Kau tidak tertarik bercinta dengan tubuh ini? Kau sangat tertarik padanya”

Alea tersenyum menyeringai sembari menyobek lingerie di bahunya sehingga tubuh asli gadis itu terekspos.

“Hei aishh!!”

Leander berlari mengambil selimut lalu melilit tubuh Alea sepenuhnya sembari memukul tengkuk gadis itu hingga ia pingsan.

“Kau berharap aku pingsan?”

Alea berputar ke arah berlawanan hingga selimut itu terbuka lalu berlari keluar dengan tawa cengingikan, Leander dengan cepat memakai pakaiannya dan mengejar Alea.

Gadis itu berlari ke arah rooftop dan saat Leander menemukannya jantung pria itu hampir terhenti berdetak karena Alea sedang berdiri di ujung pagar pembatas.

“Hei sadarlah kau tidak bisa membunuh orang dengan tubuh itu!!” teriak Leander.

“Tubuh ini akan hancur sebentar lagi”

“Apa yang kau ucapkan cepat turun!!”

“Apa kita bisa bercinta setelah aku turun?”

Aishh sialan kenapa roh ini ingin bercinta bagaimana jika Alea sadar.

“Ya ya baiklah cepat turun sekarang”

Leander berjalan sangat pelan agar tubuh Alea bisa ia raih dengan selamat dan tentu saja itu berhasil.

“Ayo” ajaknya.

Leander menepuk keningnya dan terpaksa mencium bibir gadis itu, ia melum*tnya dengan cukup lembut sembari mengeluarkan kekuatan dari tangannya untuk mengusir roh itu dari tubuh Alea.

Roh itu berhasil keluar dan Alea kembali sadar namun matanya benar benar terbelalak melihat Leander berada sangat dekat dengan matanya bahkan bibir mereka sedang menyatu.

Leander sudah tahu roh itu tidak ada ditubuh Alea namun ia memperdalam ciumnnya hingga beberapa detik karena Alea sepertinya merespon ciumn tersebut.

“Kau baik baik saja?” tanya Leander.

“A-apa yang terjadi” tanya Alea sembari menggigit bibirnya.

“Kau dirasuki roh tapi dia sedikit centil jadi...”

Leander membuang wajahnya setelah menatap tubuh Alea satu detik, gadis itu menyadari ada yang salah dengan pakaiannya dan benar saja tubuhnya sedang terbungkus lingerie haram.

“Astaga ini....”

Leander langsung menutupi tubuh gadis itu dengan kain yang ia bawa, Leander paham betul Alea tidak akan pernah memakai pakaian seperti itu karena keinginan sendiri.

“Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh?” tanya Alea.

“Heum itu bukan kau jadi jangan terlalu dipikirkan” jawab Leander.

“Apa yang ku katakan?”

Tampaknya Alea begitu penasaran namun Leander tidak bisa memberitahunya.

“Sudahlah jangan pikirkan itu...”

“Aku ingin tahu” ucap Alea yang bersikeras.

“Kau mengatakan ingin bercinta dengan ku dan kau membuka lilitan handuk di pinggang ku” ujar Leander.

Wajahnya memerah mendengar kata kata itu muncul dari mulutnya sendiri begitu juga dengan Alea yang menyesal bertanya.

“Sudahlah jangan pikirkan itu lagipula bukan kau yang mengatakannya” ujar Leander sembari memegang kedua pundak Alea.

Leander membawa Alea dengan teleportasi karena akan banyak yang melihatnya dengan pakaian seperti itu jika berjalan normal.

“Istirahatlah ini sudah malam” ucap Leander.

Pria itu berlari masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu, Alea juga menepuk kening karena membiarkan roh centil itu masuk kedalam tubuhnya dan membuat malu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!