Disisi lain Alea mengajak para penulis Fantasi berkumpul untuk membantu editor baru yang datang namun sayangnya semua sakit dan tidak bisa bertemu alhasil hanya Alea dan Luis disana.
“Kantor terasa sedikit sepi ya” ucap Alea dengan senyum canggung.
“Mereka izin karena sakit semoga mereka cepat sembuh” ucap Luis.
Alea mengangguk dan duduk di kursi kerjanya sembari melihat beberapa karyawan yang masuk namun wajah mereka tampak lesu.
“Bagaimana dengan mu Alea kau merasa baik baik saja?” tanya Luis dengan senyum manis.
“Ya semuanya baik baik saja” jawab Alea dengan anggukan pelan.
“Syukurlah ah ya kita diberikan izin untuk keluar mencari ide kau mau kemana?” tanya Luis.
“Heuh? Aku tidak berniat kemana mana sebaiknya kita selesaikan disini saja” tolak Alea dengan halus.
“Baiklah”
Tampaknya Luis memiliki rencana dari ekspresi wajahnya yang terus menatap Alea, tatapannya tak lepas dari gadis itu meskipun mereka tidak sedang berbicara.
Lima jam kemudian Alea tampak pusing dan tidak bisa melihat dengan benar karena energinya sudah habis bahkan jiwanya hampir terlepas sedikit lagi.
Brukk!!
Alea terjatuh dari kursi dan pingsan setelah merasa sangat kelelahan dan tenaganya habis, Luis hanya tersenyum manis mendekati gadis itu sembari memegang kepalanya dan bersiap menarik jiwa Alea keluar.
*
“Leander!!” teriak Aeryn sembari masuk kedalam rumah.
Pria itu sedang meminum jus bersama Willy, keduanya acuh pada suara teriakan Aeryn yang melengking di telinga mereka.
“Malaikat kematian baru saja menginformasikan ada calon jiwa jiwa baru yang harus diantar dan salah satunya dewi Azalea” ucap Aeryn dengan panik.
Prakk!!
Gelas yang sedang dipegang Leander pecah seketika mendnegar kabar dari gadis itu tanpa basa basi ketiganya berteleportasi menuju kantor Alea.
Saat sampai Leander melihat Alea tergeletak di lantai dengan wajah pucat, jantungnya bergetar melihat wanita itu menutup mata.
“Alea bangun Alea”
Aeryn memeriksa denyut nadi Alea dan ia tidak mersakan apapun.
“Dia sudah mati” ucap Aeryn.
Leander menggelengkan kepala tidak ingin percaya ucapan Aeryn namun mengingat tangannya sudah dingin membuat Leander tidak bisa berpikir jernih.
“Sebaiknya kita membawa dewi Azalea ke rumah terlebih dahulu” ujar Willy.
Aeryn pun setuju agar tidak ada yang melihat mereka berkeliaran disana mereka harus membawa Alea pergi.
Ketiganya kembali ke apartmen sembari membawa Alea yang sudah lemas, Leander menidurkan Alea dikasur kamarnya.
“Biasanya jiwa manusia bisa kembali dalam satu jam kedalam tubuh mereka itu disebut mati suri kau harus segera menemukan jiwanya jangan lebih dari satu jam” tutur Aeryn.
“Jaga dia aku akan mencari jiwanya sekarang”
“Aku akan menemani mu tuan Lee”
“Tidak kau dan Aeryn jaga tubuh Alea jangan tinggalkan dia sedikitpun”
Willy dan Aeryn mengangguk lalu Leander keluar dari kamar hingga menghilang tak terlihat, pria itu berpindah ke gedung tertinggi di kota tersebut untuk melacak keberadaan Alea.
Jika melacak manusia akan mudah mendapatkannya namun ia tidak bisa melacak jiwa yang sudah terpisah dengan tubuh.
Leander memejamkan mata dan mengulang kejadian beberapa jam yang lalu dalam penglihatannya, ia melihat beberapa karyawan dan salah satunya adalah Luis yang terus menatap Alea hingga pingsan dan mengambil
jiwanya.
“Sial aku membiarkan mu tapi kau menginginkan lebih dari itu!” ucap Leander.
Pria itu kembali menghilang dan ia berada di hutan belantara yang gelap bahkan matahari tidak bisa menembus tempat itu.
“Alea!”
Hanya suara burung yang ia dapatkan, Leander terus mencari Alea meskipun semak semak di hutan tersebut hampir tidak bisa ia lewati.
Aku tidak akan bisa menemukannya jika begini terus. batinnya
Leander memutuskan kembali ke apartmen dan muncul di depan Willy serta Aeryn.
“Kau sudah menemukannya?” tanya Aeryn.
Leander menggelengkan kepala sembari emnatap wajah pucat Alea.
“Waktunya 30 menit lagi” ucap Aeryn.
“Aku akan mencarinya dengan jiwa ku karena tubuh ku masih berwujud manusia aku tidak bisa melacak Alea”
Keduanya setuju dan Leander tidur di samping Alea sembari memegang tangan gadis itu lalu menutup mata hingga jiwanya terpisah dengan tubuhnya.
Leander segera mencari keberadaan Alea dan ia kembali ke hutan tadi namun bekum melihat sedikitpun keberadaan gadis itu.
“Tolong!”
Teriakan itu menggelegar disekitar area hutan dan Leander tahu itu suara Alea.
“Argh!!”
Sekali jeritan ketakutan itu terdengar di telinga Leander dan ia merasakan perih di dadanya karena belum bisa menemukan Alea.
“Argh!!!’
Kali ini teriakan itu jauh lebih keras dan sepertinya Alea benar benar ketakutan saat melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Leander baru mengingat roh penghisap energi ini sebenarnya adalah iblis dan iblis pintar membuat seseorang masuk kedalam ilusinya.
“Alea disini hanya saja aku tidak bisa melihatnya karena pikiran ku belum fokus” gumam Leander.
Pria itu memejamkan matanya agar fokus mengendalikan pikirannya setelah cukup lama ia membuka mata dan area hutan berubah ke tempat yang lebih gelap namun ia bisa melihat Alea.
“Leander tolong aku!” teriak Alea dengan histeris.
Leander berlari dan membuka ikatan di tubuh Alea dengan kekuatannya, beruntung tempat itu sepi karena jiwa Alea belum bisa dibunuh sebelum 24 jam terpisah dari tubuhnya.
“Kau baik baik saja jangan khawatir” ucap Leander.
Alea memeluk pria itu dengan sangat erat bahkan tubuhnya gemetar karena ia melihat iblis denga wujud yang sangat menakutkan.
“A-aku sangat takut a-aku...”
“Hust hust jangan katakan apapun aku disini tidak ada yang bisa mengganggu mu lagi”
Leander mengelus puncak kepala Alea untuk menenangkannya namun gadis itu belum bisa menghilangkan getaran di tubuhnya.
Pria itu berteleportasi ke apartmennya sembari memeluk Alea, Willy dan Aeryn melihat jelas kedua jiwa tersebut telah kembali.
“Kalian baik baik saja?” tanya Aeryn.
Leander hanya mengangguk sedangkan Alea tidak ingin membuka matanya dan masih tetap dipelukan pria itu.
“Kau sudah aman semuanya baik baik saja” ucap Leander dengan perlahan melepas tangan Alea dari pelukannya.
Alea membuka matanya perlahan dan ia terkejut melihat dirinya sedang tertidur di ujung sana bersama dengan Leander.
“A-aku...”
“Ini adalah jiwa mu Alea kau harus kembali pada tubuh mu”
“Kita tidak punya waktu lagi cepat masuk ke dalam tubuh mu sebelum malaikat datang menjemput mu” ucap Aeryn.
Alea menatap Leander dan pria itu mengangguk membenarkan ucapan Aeryn. Alea berjalan menuju tubuhnya bersamaan dengan Leander dan kembali menyatu.
Setelah terbangun Leander langsung melihat kondisi Alea, mungkin Leander akan baik baik saja namun Alea sangatlah lemah bahkan untuk membuka mata pun ia harus berusaha.
“Bagaimana keadaan mu kau baik baik saja?” tanya Leander.
Alea hanya mengangguk dan kembali memejamkan mata karena merasa sangat lelah rasanya ia telah melakukan perjalanan jauh.
“Sebaiknya biarkan dewi...ahh sebaiknya biarkan Alea beristirahat” ujar Aeryn.
Wanita itu memperbaiki kalimatnya setelah melihat tatapan tajam Leander, ketiganya keluar dari kamar dan duduk di ruang tamu.
“Dimana kau menemukannya?” tanya Aeryn.
“Entahlah iblis itu membuat ilusi aku hampir terlambat menyelamatkan Alea”
“Sepertinya kau harus membujuk dewi Azalea...”
“Panggil dia Alea namanya Alea” tegur Leander.
Aeryn menghela nafas namun ia mengerti maksud Leander
“Sepertinya kau harus membujuk Alea untuk tinggal bersama mu agar kau bisa melindunginya jangan sampai kejadian tadi terulang jika kau terlambat kau tidak bisa melihat reinkarnasi dewi Azalea lagi untuk selamanya” tutur Aeryn.
Leander pun berpikir begitu hanya saja ia tidak menemukan alasan yang tepat untuk membuat Alea tinggal bersamanya.
“Temannya yang bernama Lily juga tidak akan membiarkan Alea tinggal bersama orang asing tuan Lee” saut Willy.
Leander juga memikirkan keselamatan gadis itu walau bagaimanapun Alea dan Lily terlihat seperti saudara.
“Baiklah aku punya ide yang bagus kau bawa Lily kemari dan ingat jangan biarkan dia melihatmu menggunakan kekuatan” ucap Leander pada Willy.
“Bagaimana dengan ku?” tanya Aeryn.
“Kau...” Leander perlu berpikir kemana ia harus membawa Aeryn “Kau pergi saja tidak ada tempat untuk mu disini” ucapnya.
“Aku akan mengadu ke kepala petugas akhirat agar ia memberitahu ketua dewa” ancam Aeryn.
“Haishh!!”
Leander menyandarkan kepala sembari memikirkan Alea yang sedang beristirahat apakah dia baik baik saja setelah bangun nanti.
Beberapa saat kemudian Leander pergi ke kamarnya untuk melihat Alea ternyata gadis itu masih tertidur lelap, Leander berjalan pelan dan duduk disamping tempat tidurnya.
Perlahan pria itu menyingkirkan anak anak rambut yang menghalangi wajah Alea sembari menatapnya dengan lembut.
Kenapa para dewa sepakat melempar mu ke bumi. batinnya
Leander terus bertanya tanya alasan dewa membuat dewi Azalea bereinkarnasi menjadi manusia namun ia tidak pernah mendapatkan jawaban. Tiba tiba jari tangan Alea bergerak dan ia terus bergerak
seolah ketakutan.
“Argh!!”
Saat membuka mata Alea berkeringat deras namun ia sedikit lebih tenang saat melihat Leander berada di dekatnya.
“Semuanya baik baik saja jangan khawatir” ucap Leander.
“Di-dimana aku?” tanya Alea.
“Di rumahku”
Alea kembali bernafas lega karena ia sudah aman dari bayangan mahluk menyeramkan yang datang menculiknya tadi.
“Terima kasih sudah datang menolong ku” ucap Alea.
“Aku akan melindungi mu kemanapun kau pergi jadi jangan khawatir”
Alea mengangguk meskipun tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.
“Siapa mereka kenapa mereka menculikku dan anehnya mereka tidak menculik tubuh ku” ucap Alea.
“Ada yang ingin ku katakan Alea”
“Apa?” tanya Alea sembari menatap pria itu.
“Kau dalam bahaya dan hal hal tadi akan sering terjadi jika kau jauh dariku jadi kau harus tinggal dengan ku untuk sementara”
Alea dengan cepat menggelengkan kepala ia tidak tahu jawabannya akan sangat berpengaruh dengan nyawanya sendiri.
“Kau bisa jelaskan alasannya?”
“Aku akan menjelaskannya nanti aku janji tapi kau harus tinggal bersama ku terlebih dahulu”
“Tidak aku tidak bisa meninggalkan Lily sendiri ayahnya akan datang meminta uang setiap minggu lalu memukulnya habis habisan” ucap Alea.
“Willy sudah mengurus semuanya dan aku memutuskan untuk membawa teman mu kemari”
“Kami akan merepotkan kalian jika tinggal disini aku baik baik saja di rumah tidak apa apa” tolak Alea dengan halus.
Leander hanya bisa menghela nafas pelan karena tidak bisa memaksa Alea harus tinggal bersamanya mungkin ia sendiri yang akan tinggal di apartmen kecil sebelah rumah Alea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments