Episode 15

Pagi hari Aleaterlihat sangat cantik dengan dress selutut berwarna kuning telur dan rambutnya tergerai cantik dibaluti satu jepitan di sisi sebelah. Gadis itu terlihat sangat rapi dan berbeda dari sebelumnya, Alea tersenyum manis melihat dirinya yang telah rapi.

“Sudah siap”

Alea keluar dari kamar dan berjalan ke ruang tamu, Leander yang sedang duduk disana melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Matanya tidak berkedip sedikitpun melihat penampilan Alea yang tidak biasa dari hari biasanya.

“Kau mau kemana?” tanya Leander.

“Aku harus pergi ke suatu tempat”

“Aku akan mengantar mu” Leander mengambil kunci mobil di meja.

“Tidak aku akan pergi sendiri aku akan menghubungi mu jika terjadi sesuatu” ucap Alea.

Leander merasa sedikit aneh namun ia mengangguk agar Alea tidak merasa terkekang tinggal bersamanya.

Alea meninggalkan tempat itu setelah memberitahu Leander, Alea akan menghadiri hari penting keluarganya hari ini jadi dia berusaha tampil lebih cantik.

Ceklek

Leander berjalan ke rumah Willy dan Aeryn untuk membicarakan beberapa hal agar ia tidak memikirkan Alea.

“Kau disini tuan Lee” ucap Willy sembari mendekati Leander yang duduk di sofa.

“Kemana Lily?” tanya Leander.

“Dia pergi bersama Alea katanya ada hal penting yang harus mereka lakukan” jawab Willy.

Leander menatap Willy dengan ekspresi mencurigakan apa yang sedang mereka kerjakan.

“Apa mereka kabur?” tanya Leander.

“Tidak mungkin tuan Lee tadi Lily hanya berpakaian rapi dan penampilannya cukup bagus untuk orang yang sedang kabur”

“Penampilannya juga rapi?”

Willy mengangguk sembari mengambil remote televisi dan menghidupkan layar.

“Alea juga berpenampilan rapi hmm kemana mereka pergi”gumam Leander.

“Kau mulai mengkhawatirkan manusia tuan Lee?” tanya willy dengan senyum tipis.

“Cihh untuk apa aku memikirkannya aku khawatir karena Alea reinkarnasi dewi Azalea kau paham?”

Willy mengangguk pelan seolah mengatakan sebaliknya bahwa Leander mulai tertaik dengan Alea bukan dewi Azalea.

“Aku sudah mendapat surat izin mengemudi tuan kau ingin ku antar ketempat Alea?”

“Wahh cepat sekali kau belajar teknologi manusia apa kau tertarik tinggal di bumi?”

“Aku akan mengantar mu menemui Alea jika kau memintanya”

“Sejak kapan aku ikut campur urusan manusia”

Leander merebahkan tubuhnya mengganti canel televisi begitu terus hingga Willy using melihat layar.

Hahh!

Aeryn datang dengan wajah lesu dan badannya lemas hingga spontan menindih tubuh Leander.

“Menjauhlah!” ucap Leander sembari mendorong tubuh Aeryn hinggga terjatuh ke lantai.

“Hari ini melelahkan sekali aishh aku harus ke akhirat lagi” keluhnya.

“Kau akan pulang?” tanya Leander dan Willy bersamaan.

Aeryn menatap keduanya dengan datar karena mereka terlihat antusias bahkan sangat senang Aeryn pergi.

“Hanya sebentar aku akan kembali nanti”

Leander dan Willy berganti dengan ekspresi datar lalu menghempaskan tubuh mereka.

“Cihh jahat sekali kenapa kalian senang aku pergi” gerutu Aeryn.

Leander memutuskan untuk pergi daripada melihat Aeryn disana dan Willy menyusulnya karena sama dengan Leander ia juga tidak terlalu

senang dengan waniat itu.

“Kita hanya perlu mengikuti mereka bukan bertemu secara langsung” ucap Leander.

Willy hanya membalas dengan senyum agar tidak menambah perdebatan padahal ia sangat ingin tahu dimana dan apa yang sedang dilakukan gadis itu sekarang dengan pakaian tadi.

*

Disisi lain Alea bersama dengan Lily memasuki area pemakaman namun ada seorang pria bersamanya dan pria itu terlihat mirip dengan

Alea.

Selesai berdoa ketiga menabur bunga dan air ke kedua makam tersebut, hari ini adalah hari kematian orang tuanya dan ini adalah acara

tahunan mereka untuk berkumpul di pemakanan.

“Dimana kita makan malam ini” ucap Leo.

“Makan...”

Alea menatap Lily seolah bertanya apa yang harus ia jawab mereka tidak bisa kembali ke apartmen sebelumnya karena Lily sudah menyewakan untuk orang lain.

“Kita makan malam di rumah?”

“Tidak!” jawab Alea dan Lily bersamaan dengan wajah

tegang mereka.

“Ada apa dengan kalian kenapa terlihat mencurigakan” ucap Leo dengan curiga.

“Ti-tidak begini di rumah ada penyewa baru mungkin dia tidak nyaman jika kau datang kesana sekarang” ucap Alea.

“Benar” saut Lily.

Leo menatap keduanya semakin curiga karena ini pertama kalinya mereka menolak acara tahunan diadakan di rumah biasanya mereka yang selalu memaksa Leo untuk datang kesana.

“Bagaimana jika kita ke restoran aku akan mentraktir kalian berdua” ucap Alea dengan tawa dibuat buat.

Lilly mengangguk dengan cepat sembari menatap Leo untuk meminta persetujuannya.

“Baiklah”

Ketiganya meninggalkan makam dan menuju ke restoran terdekat dari sana sedangkan Leander dan Willy baru saja tiba di makam alhasil

ia tidak menemui siapa siapa disana.

“Apa ini kau bilang mereka disini” ucap Leander.

“Kau terlihat sangat khawatir tuan Lee” ujar Willy.

Leander membuang muka karena tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya pada Alea yang pergi kemana mana.

Willy menggunakan kekuatannya untuk mencari kedua gadis itu dan setelah mengetahui lokasinya Willy mengendarai mobil menuju restoran.

Beberapa saat kemudia Willy memarkir mobil di depan restoran dan hanya memantau dari luar, Leander melihat Alea sedang duduk

bersama pria.

“Dia manusia?” tanya Leander meskipun ia tahu jawabannya.

Apa hubungan mereka kenapa mereka

terlihat sangat akrab.

“Mungkin kekasihnya” celetuk Willy.

“Ke-keka...haiishh apa dia tidak tahu seorang dewa menunggunya ribuan tahun kenapa seenaknya memiliki kekasih di bumi” gerutu

Leander.

Pria itu tak melepas pandangannya dari cara Alea memandang Leo bahkan Alea beberapa kali tampak menyuapinya yang membuat Leander

geram.

“Ini pengkhianatan aku sudah menunggunya ribuan tahun dia malah...ashh!!” Leander memukul kaca mobil setelah melihat Alea membersihkan bekas makanan di bibir Leo dengan senyum manis.

“Aku harus menegurnya” ucap Leander.

“Pasti Alea akan merasa terganggu tuan Lee bagaimana jika dia keluar dari rumah karena kau mengganggunya hari ini”

Ucapannya Willy berhasil membuat Leander menghentikan tangannya membuka pintu, ia mengurungkan niat dan hanya menatap tawa Alea dari jauh.

Dalam hatinya merasa sedikit iri karena Alea belum pernah tertawa seperti itu saat bersamanya, Alea memang tidak takut padanya namun gadis itu juga membuat jarak antara dirinya dengan Leander.

“Kita pulang saja” ucapnya.

Kali ini nada bicara Leander cukup dingin dan sepanjang perjalanan ia tidak mengatakan apapun selain menatap jalanan.

Malam hari tiba Alea berpisah dengan Lily di depan pintu dan keduanya masuk ke rumah masing masing.

Ceklek

Alea berjalan menuju ruang tamu dan melihat Leander sedang membaca buku, langkah kakinya terhenti karena pesona dewa tidak main

main bahkan kakinya tidak ingin bergerak meninggalkan tempat itu.

“Ehem!!”

Leander tetap fokus membaca buku tanpa menghiraukan Alea.

Sifatnya aneh sekali kadang banyak bicara kadang kadang seperti orang bisu.

“Kau sudah makan? Aku membelikan makanan untukmu kau pasti menyukainya” ucap Alea sembari meletakkan plastik di atas meja lalu

berjalan mendekati Leander.

Cihh dia sempat membeli makanan

dengan prai itu.

“Kenapa kau diam kau sudah makan?” tanya Alea sekali lagi.

“Kenapa kau peduli aku sdah makan atau tidak aku bisa mengurus diriku jadi sebaiknya kau urus dirimu saja” jawab Leander datar.

Pria itu melepas bukunya dengan sedikit keras sehingga menimbulkan suara lalu meninggalkan Alea ke kamarnya.

“Aneh sekali tadi pagi dia baik baik saja kenapa dia sangat ketus sekarang” gumam Alea.

Gadis itu beranjak ke kamarnya untuk mengganti pakaian dengan baju tidur dan beristirahat sembari bermain ponsel sementara terlelap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!