Episode 14

Selesai berbelanja keduanya kembali dan mulai memasak bersama, ini pertama kalinya Alea akan memasak untuk orang lain selain Lily.

Leander menyusun bahan bahan makanan di dalam lemari pendingin sehingga terlihat hidup normal manusia tidak seperti sebelumnya.

“Ah”

Leander membuang barang yang sedang ia pegang lalu mendekati Alea “Kau baik baik saja?”

“Ini sudah biasa aku sedang mengiris bawang”

“Aku saja kau kerjakan yang lain” ucap Leander.

Alea mengangguk dan memberikan leander pisau lalu mengerjakan yang lain meskipun matanya masih sedikit perih.

“Ahh”

Beberapa saat berlalu Leander bercucuran air mata karena terasa sangat perih, ia tidak bisa menggunakan kekuatannya untuk memotong bawang itu akan mempertaruhkan harga dirinya di depan Alea.

“Hahaha kau sedang apa heum?”

Alea tertawa terbahak bahak melihat air mata Leander turun seperti hujan namun ia tidak ingin berhenti.

“Sudah sudah ini sudah cukup” ucap Alea dengan tawa yang

masih tersisa.

“Sudah? Aku masih mampu memotongnya” ucap Leander.

“Tidak ini sudah cukup terimakasih”

“Tega sekali kau tertawa saat aku seperti ini aku tidak bisa melihat apa benda itu mengandung racun?” tanya Leander sembari menggosok matanya.

Alea hanya bisa menggelengkan kepala dan merasa yakin dia memang bukan manusia yang tinggal di bumi.

“Kemari”

Alea membawa Leander menuju wastafel dan membantunya membasuh wajah agar rasa perih dimatanya hilang.

“Masih perih?” tanya Alea sembari memegang wajah Leander dengan kedua tangannya.

“Belum”

Leander masih merasa sedikit perih namun ia bisa melihat dengan normal hanya saja ia ingin Alea memegangnya sedikit lebih lama lagi.

Alea terlihat khawatir dan menatap mata Leander untuk memeriksa apa yang salah namun tatapan keduanya tidak sengaja bertemu.

Beberapa detik tatapan itu terlihat dalam bahkan jantung Alea berdetak lebih kencang dari biasanya namun ia tetap berusaha terlihat biasa.

“Perihnya akan hilang sebentar lagi kau duduk saja akuakan menyiapkan makanannya untukmu” ucap Alea yang dengan cepat kembali ke meja dapur.

Leander pun tak bisa mengatakan apa apa rasanya sifat dewi Azalea tidak terlihat pada Alea namun anehnya Leander menyukai gadis itu dengan tingkah tingkahnya.

***

Tring tring tring

“Dimana kau apa kau ingin kabur dari ayahmu hahh!!”

Lily langsung mengumpulkan nyawa saat mendnegar ayahnya menelpon padahal ia berniat untuk kabur dengan pergi dari rumah itu.

“A-ayah...”

“Sepertinya kau lupa aku memegang rahasia mu anakku, kau masih ingat foto foto dengan tubuh indah mu?”

“Ayah dimana aku tidak kabur aku hanya sedang di rumah teman” ucap Lily sembari menggigit bibir.

“Temui aku di taman aku tidak punya banyak waktu untuk

mu”

“Baik ayah”

Lily memutuskan sambungan dan bergegas mengambil sweater lalu mengambil sisa uang di kopernya.

“Hei kau sedang apa?” tanya Aeryn pada Lily.

Kebetulan mereka satu kamar karena Willy tidak memberikan izin Aeryn menggunakan kamar lain dan ia bisa sekalian menjaga Lily.

“Heuh? Aku harus menemui ayah ku”

Aeryn mengangguk dan kembali tidur sedangkan Lily keluar dari kamar beruntung belum bangun dan ruang tamu masih sepi disana jadi ia akan keluar sebentar untuk memberikan uang pada ayahnya.

Sampai di taman Lily mencari sosok ayahnya dan pria itu berada di ujung, Lily berlari menemui pria paruh baya itu dan mengulurkan tangan dengan beberapa lembar uang.

“Sisa uang ku hanya ini ayah aku tidak memiliki uang lagi” ucap Lily.

Pria itu mengambil uang ditangan Lily dengan kasar lalu menghitungnya satu persatu.

“Jangan pernah berani kabur dari ku atau kau akan mendapat ganjaran kau dengar aku!!”

Lily hanya bisa tunduk mengiyakan ucapan ayahnya.

“Ingat baik baik foto tubuh indah mu masih tersimpan dengan baik di ponsel ku”

Lily mengepalkan tangannya yang tak bisa berbuat apa apa, dia ingin sekali keluar dari ancaman ayahnya namun ia selalu tertangkap kembali dengan ancaman foto itu.

“Foto siapa yang kau bicarakan?”

Willy mengambil ponsel tersebut dengan mudahnya dari tangan pria tua itu. Willy memeriksa beberapa foto yang memang tidak pantas.

Beberapa saat Willy menatap Lily dengan tatapan aneh dan gadis itu menunduk tidak seperti biasanya yang terus mengangkat kepala dengan siapapun.

“Haihh kau ingin menggunakan foto ini untuk memeras putri mu?” tanya Willy.

“Siapa kau jangan ikut campur atau aku akan....”

“Atau apa kau akan memukul ku? Hei tua bangka lihat kau sedang bicara dengan siapa!!” ucap Willy dengan sedikit berteriak.

“Kembalikan ponsel ku sebelum kau menyesal”

Pria itu menyerang Willy dengan tangannya namun Willy menangkis dengan mudah lalu memutar tangan pria itu ke belakang.

“Argh!!”

“Kau ingin menyebarkan foto seperti ini ke media kau pikir tidak akan ditangkap karena menyebarkan foto tidak senonoh!!”

“Ini bukan urusan mu sialan!!”

“Ini urusan ku karena kau menyakiti istri ku jika kau ada urusan dengan ku maka kau akan berurusan dengan ku terlebih dahulu!!”

“I-istri? Hei anak sialan kenapa kau tidak pernah memberitahu ku kau sudah menikah hahh!!”

Lily hanya bisa mengepalkan tangan sambil berkaca kaca namun perlahan ia berani mengangkat wajahnya dan mendekati pria itu.

“Kenapa aku harus memberitahu orang tidak dikenal atas pernikahan ku” ucap Lily dengan nada bergetar.

“Kau hanya menganggap ku sebagai mesin pencari uang selama bertahun tahun”

“Hei putri sialan aku membesarkan mu...”

“Kau tidak pernah membesarkan ku, aku hidup dari kerja keras ku sendiri!!” ucap Lily yang akhirnya tak mampu menahan air mata dan tumpah di wajahnya.

Willy melempar pria itu menjauh dari hadapannya dan memegang tangan Lily pergi dari tempat itu.

“Kau baik baik saja?” tanya Willy.

Lily menggelengkan kepala ia baru pertama kali menangis setelah 10 tahun terakhir, Lily sempat menatap ke belakang namun ia tidak ingin memperdulikan orang yang telah menyakitinya selama ia hidup.

“Ponselnya” ucap Lily.

Willy memberikan ponsel yang ia ambil dari ayah tiri Lily lalu gadis itu melihat foto fotonya dan menghentikan langkah setelah itu berputar melihat ayahnya di belakang.

Lily membuang ponsel tersebut di api yang sedang menyala di sampingnya sembari tersenyum melihat pria itu seolah ingin mengatakan semuanya sudah selesai sekarang.

“Ayo pergi”

Lily mengangguk dan keduanya pergi dengan bergadengan tanpa mereka sadari, pria itu terlihat kesal dan mengepalkan tangan baru kali ini ia gagal menggertak Lily yang polos.

“Darimana kau tahu aku disini?” tanya Lily.

FLASHBACK ON

“Kau sedang memasak?” tanya Aeryn yang sedang mengambil air minum.

Willy mengangguk sembari menuangkan beberapa bumbu kedalam masakannya kedalam panci.

“Mana Lily suruh dia keluar untuk sarapan”

“Gadis itu? Heum dia mengatakan akan keluar sebentar menemui ayahnya” ucap Aeryn.

Willy berpikir sepertinya ada yang salah dengan keluarga Lily ia memutuskan untuk mencari gadis itu dan kebetulan saat bertemu Alea di depan pintu gadis itu meminta tolong untuk membantu Lily keluar dari masalahnya

yang sudah bertahun tahun.

FLASHBACK OFF

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!