“Kau sudah merasa baik baik saja?” tanya Lily pada Alea.
“Ya sepertinya begitu” jawab Alea.
Keduanya duduk di kursi meja makan sembari menyantap sarapan yang dibuat oleh Lily.
“Apa tuan Leander bukan manusia?” ucap Lily sembari mengunyah sarapan.
Uhuk uhuk
Lily mengambilkan minum lalu meberikannya pada Alea “Apa maksudmu” ujarnya.
“Dia sangat tampan dan kaya dia tidak terlihat seperti manusia sedikitpun hahh pria sempurna tanpa celah”
Alea membuang muka saat mendengar ucapan Lily dia mengira gadis itu mengetahui identitas asli Leander.
“Sudahlah aku harus berangkat bekerja”
“Bukankah kau hanya menulis kenapa perlu ke kantor?” tanya Lily.
“Editor baru datang kemarin jadi aku harus ke kantor beberapa hari untuk membantunya”
Lily mengangguk pelan sembari melihat Alea keluar dari pintu dan ia sendiri bersiap untuk pergi bekerja seperti biasa.
Tring tring tring
“Kenapa kau tidak mengangkat panggilan ku dari kemarin!”
“Ah ya maaf ayah kemarin ponsel ku mati dan tidak sempat ku angkat”
“Kirim uangnya sekarang para rentenir sudah mengintai ayah dari kemarin!”
“Baik ayah aku akan mengirim uangnya nanti setelah pekerjaan ku selesai”
Lily memutuskan sambungan dan menghempas ponselnya dengan cukup kasar, ia sudah melakukan itu bertahun tahun bahkan ia harus merelakan mimpinya untuk membayar hutang ayahnya.
Disisi lain saat Alea keluar dari rumah ia melihat Leander berdiri dengan gagahnya di samping mobil sembari menatap jam tangan yang ia kenakan.
“Astaga dia memang tampan seperti perkataan Lily” ucap Alea.
“Hai kau sedang menunggu seseorang?” tanya Alea.
“Aku akan mengantar mu pergi bekerja” jawabnya.
Alea tentu bingung dengan pria itu kenapa tiba tiba datang dengan mobil dan ingin mengantarnya pergi bekerja.
“Aku terbiasa naik bus...”
“Aku akan mengantar mu jadi naik saja”
Alea menghela nafas lalu mengangguk dan berjalan ke pintu mobil.
“Apa yang kau lakukan?” tanyanya.
“Bukankah kau ingin mengantar ku?” tanya Alea balik saat hendak membuka pintu mobil.
“A-aku tidak bisa mengendarainya jadi kau yang menyetir” ucap Leander dengan ekspresi bodohnya.
Alea mengerutkan kening dengan ucapan pria itu bahkan alisnya hampir menyatu karena keheranan.
“Lalu bagaimana mobil ini kemari kau menggunakan teleportasi?”
“Baru datang beberapa menit yang lalu dari showroom”
Astaga dia memang benar benar kaya raya bagimana bisa membeli mobil semewah ini seperti membeli kacang rebus di jalanan.
“Aihh naiklah” Alea berganti ke tempat menyetir sembari menggelengka kepala dengan kelakuan pria itu.
Keduanya berangkat menuju kantor dengan mobil yang baru launcing beberapa menit lalu, Alea merasa sepert di surga pertama kali merasakan mengendarai mobil baru.
“Bumi tidak terlalu buruk untuk ditinggali hanya saja banyak manusia busuk disini” ucap Leander sembari menatap jalanan yang ia lewati.
“Kau sedang memikirkan sesuatu?” tanya Alea sembari menatap Leander sekilas.
“Tidak kenapa aku harus memikirkan sesuatu” jawabnya.
“Benarkah? Ah ya kenapa kau menghilang saat aku selesai menunjukkan rahasia ku pada mu tadi malam?” tanya Alea lagi.
“Heuh? Aku hanya bosan disana”
Alea kembali menatap Leander lalu melihat jalanan mungkin masuk akal jika Leander bosan ditempat seperti itu karena tidak ada yang bagus menurutnya.
“Kau ada waktu nanti malam?” tanya Alea.
“Aku harus ke negara bernama Jepang setelah mengantar mu”
“Untuk apa kesana kau punya paspor?”
“Aku hanya pergi sebentar untuk menghabisi beberapa bedebah sialan”
Alea kembali mengangguk dan ia yakin Leander tidak membutuhkan benda yang bernama paspor karena ia bisa pergi hanya dengan menjentikkan jari.
“Hahh seperti apa rasanya pergi menjelajahi bumi hanya dalam satu detik” ucap Alea.
Kali ini Leander yang menatap Alea dengan penuh pertanyaan, kenapa dia perduli tentang keliling dunia sedangkan ia sendiri reinkarnasi dewi.
“Kantor mu menoleransi bolos kerja?” tanya Leander.
“Yahh sesekali mereka hanya memberi peringatan” Jawab Alea.
“Putar balik mobilnya”
“Kemana? Aku harus berangkat bekerja...”
“Parkir disana” ucap Leander sembari menunjuk tempat parkir di ujung jalan.
Alea mengangguk meskipun ia tidak menegrti apa yang akan dilakukan Leander tiba tiba menyruhnya berhenti kemungkinan besar ia akan turun dan pergi bekerja dengan jalan kaki.
“Ada apa?” tanya Alea selesai memarkir mobil.
“Kau hanya perlu memejamkan mata”
Alea menutup mata seperti perintah Leander dan ia merasakan tangannya sedang diganggam oleh pria itu dan kenapa tiba tiba cuacanya terasa berbeda pikir Alea.
“Kau bisa membuka mata sekarang”
Alea mengikuti intruksi pria itu untuk membuka mata dan wajahnya terlihat sangat bahagia saat manik hitamnya pertama kali melihat bunga sakura sedang bermekaran dan gugur satu persatu.
“Sepertinya kau menyukai bunga” ucap Leander sembari berjalan pelan di tengah tengah taman.
“Mereka seperti kekuatan ku saat melihat bunga bermekaran seperti ini entah kenapa hati ku sangat tenang”
Tentu saja dewi bunga akan memiliki perasaan seperti itu karena kau pemilik seluruh bunga di alam semesta
ini. Keduanya berjalan jalan mengelilingi sekitar taman dan Leander melihat senyum secerah matahari terbit dari bibir Alea.
Rasanya senyum itu lebih indah dari ribuang bunga yang bermekaran bahkan Leander tak bisa berpaling dari senyum indah itu. Dewi Azalea memang dikenal dengan kecantikannya dan saat bereinkarnasi pun ia masih terlihat sangat cantik di mata Leander.
“Kau mengatakan ada urusan kemari” ucap Alea.
“Aku akan mengantar mu ke hotel terlebih dahulu”
“Ahh tidak perlu jika kau hanya sebentar aku disini saja”
Leander memutar tubuh Alea menuju hotel yang kebetulan tidak jauh dari taman bunga sakura dan setelah sampai Leander memberikan kunci kamar untuk gadis itu.
“Aku akan kembali malam jadi jangan keluar terlalu jauh dari taman oke?”
Alea mengangguk dengan senyum manis menatap Leander namun pria itu segera membuang wajah sebelum mati dengan tembakan senyum dari Alea.
“Kau tahu kamarnya kan aku akan pergi sekarang” ucapnya.
Leander segera keluar dari lobi dan menghilang tanpa disadari siapapun kecuali Alea, gadis itu hanya tersenyum dan berjalan menuju kamarnya.
Bruk!!
“Maafkan aku kau tidak apa apa?”
“Ya aku baik baik saja seharusnya aku yang minta maaf” ucap Alea sembari membantu seorang gadis mengumpulkan berkas berkas di tangannya.
“Ah tidak ini kesalahan ku karena tidak melihat jalan, apa kau ada waktu? Aku akan membelikan minuman untuk menebus kesalahan ku”
Alea sungkan untuk menolak dengan halus karena gadis itu sangat ramah dan lembut dari tutur katanya ditambah kecantikannya yang terlihat luar biasa.
“Tapi...”
“Ayolah nona aku tidak ingin membuat citra buruk terhadap seseorang anggap saja ini hadiah untuk pertemuan pertama kita bagaimana?”
“Baiklah”
Alea hanya menyanggupi dengan senyum tipis lalu mengikuti wanita itu dan saat sampai di cafe terlihat tempat itu cukup sepi bahkan hampir tidak ada pengunjung.
“Sepertinya orang orang sibuk bekerja” ucap Alea sembari menyeruput teh.
“Yahh begitulah kehidupan disini ah ya sepertinya kau tidak berasal dari sini nona”
Alea mengangguk dengan cepat “Aku hanya datang berlibur sebentar” ucap Alea.
“Benarkah”
Wanita itu mengambil cangkir dan meminum tehnya dengan sangat anggun dan Alea mengakui levelnya tidak akan setara.
“Bagaimana dengan mu apa kau dari sini?” tanya Alea.
“Ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita jadi aku rasa tidak perlu menjawab pertanyaan mu” ucapnya.
“Heuh?”
Aku hanya bertanya pertanyaan dasar kenapa rasanya dia tidak menyukai ku bertanya seperti itu.
Alea tertegun dengan ucapan wanita itu namun ia hanya mengangguk pelan sembari menghabiskan tehnya dengan cepat agar ia bisa pergi.
“Aku sudah selesai sekarang aku harus pergi....”
Semuanya terasa gelap dimata Alea dan dalam pandangannya ia melihat wanita itu menyeringai sembari meminum tehnya.
Brukk!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments