Episode 11

Beberapa menit kemudian Leander selesai mandi dan tubuhnya hanya terlilit sehelah handuk dipinggang, Alea menelan ludah melihat tubuh kekar dan seksi itu termpampang nyata di depannya.

Tatapan Leander mengarah pada Alea yang terlihat cantik mengenakan piyama berwarna merah muda, beruntung ia memesan itu saat memesan kamar tadi.

“Ka-kau tidak mengenakan pakaian mu” ucap Alea dengan canggung.

“Ah ya”

Leander mengambil piyamanya dan mengenakannya dengan cepat lalu duduk di sofa.

“Kau tidak mengeringkan rambut?” tanya Alea.

“Mengeringkan rambut?”

“Kemari”

Alea menyuruh Leander duduk di kursi depan meja rias lalu mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambut pria itu.

“Sepertinya ada banyak alat yang digunakan manusia tidak kau ketahui” ucap Alea.

“Aku memang tidak tahu banyak”

“Saat kembali nanti aku akan menunjukkan beberapa hal yang mempermudah hidup mu selama tinggal di bumi”

Alea kembali tersenyum persis saat Leander membawanya ke taman tadi, ia pun ikut tersenyum meskipun Leander melihatnya dari cermin. Alea mulai menyalakan hair dryer dan mengeringkan rambut Leander sedikit demi sedikit dengan senyum yang tidak berubah sedikit pun.

“Aku tidak percaya akan membantu pria seperti mu menggunakan alat ini” ucap Alea.

“Apa terlihat aneh?”

Alea mengangguk “Tentu saja karena manusia sudah tidak awam dengan hal hal seperti ini jadi akan terlihat aneh jika kau tidak tahu cara mengenakannya”

“Aku akan belajar nanti”

“Tidak perlu aku akan membantumu melakukannya”

Leander mengangguk pelan dengan senyum tipis rasanya ia harus bersyukur mendapat tugas di bumi karena ia bisa bertemu dewi Azalea. Beberapa saat kemudian Alea selesai mengeringkan rambut

pria itu.

“Kau bisa tidur disana aku akan tidur di sofa” ucap Alea.

Leander menarik pergelangan tangan gadis itu hingga Alea berhenti melangkah.

“Kau tidur di kasur aku akan tidur di sofa”

“Tapi...”

“Jangan berdebat ini sudah malam”

Leander memabntu Alea sampai ke kasur dan tidur lalu memperbaiki selimutnya.

“Tidurlah lupakan hal buruk yang terjadi hari ini”

Alea menatap Leander perlahan namun ia tidak menemukan maksud perlakuannya pada Alea.

“Beberapa hari ini kau sangat baik padaku ada apa dengan mu?” tanya Alea.

“Aku dewa tidak ada alasan ku bertengkar terus menerus dengan mahluk kecil seperti mu” jawab Leander lalu pergi ke sofa.

Alea menatap kepergian pria itu namun ia hanya mengangkat bahu tapi ia ingin tahu alasan Leander sedikit lembut bukan sedikit tapi sangat lembut padanya.

**

Disisi lain Willy pergi kesana kemari mencari Leander karena dari pagi pria itu menghilang tanpa kabar bahkan ia pergi mencari ke cafe tempat ia sering memesan minuman namun Lily mengatakan Leander belum datang hari ini.

Hahh

Willy duduk di kursi taman sembari memperhatikan sekitar, ia tidak bisa melacak keberadaan Leamder jika lokasinya terlalu jauh karena ia bukan dewa melainkan tangan kanan dewa.

“Alea!!”

Teriakan itu berasal dari depannya dimana Lily sedang berjalan sembari melihat kesana kemari.

“Sedang apa kau disini?” tanya Willy.

“Alea belum pulang tadi aku menghubungi teman kantornya dan mereka mengatakan Alea tidak datang bekerja hari ini”

“Hahh kenapa mereka menghilang bersamaan” ucap Willy.

“Tuan Leander juga tidak ada?” tanya Lily.

“Dia juga menghilang sejakpagi”

Lily duduk di samping pria itu dan menghilangkan rasa khawatirnya.

“Aku yakin mereka pergi bersama jangan khawatir” ucap

Lily.

Willy mengerutkan kening mencoba menolak fakat hanya saja setelah mengingat siapa Alea ia akhirnya sadar Leander tidak akan menyia nyiakan satu hari pun tanpa gadis itu.

“Mereka pasti di suatu tempat” ucap Willy.

Tring tring tring

“Iya ayah akan ku transfer sekarang”

“Kau tidak mendengar ku? Apa perlu aku bersujud terlebih dahulu padamu hahh!!”

“Aku baru saja selesai bekerja aya aku akan transfer uangnya sekarang dan tolong berhenti berjudi aku tidak bisa melunasi hutang sebanyak itu” keluh Lily dengan frustasi.

“Kau sudah berani memberikan ceramah pada ku sekarang!”

“Aish baiklah ayah baik aku akan mengirim uangnya sekarang”

Lily memutuskan sambungan dan membuang ponselnya di kursi tempat ia duduk lalu memegang kepalanya karena terasa pusing.

“Kenapa ayah mu membiarkan putrinya melunasi hutang demi kesenangan pribadi” ucap Willy.

“Dia hanya ayah tiri dan ibuku sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu”

“Apa dia memanfaatkan mu?”

“Entahlah yang jelas setelah ibuku meninggal aku tidak ingin tinggal dengan ayah tiri ku karena dia ingin menjual ku pada bandar jadi aku pergi dengan janji akan menghasilkan uang”

Lily mengambil ponselnya dan pergi dengan putus asa tapi ia terlihat tetap kuat meskipun latar belakang keluarganya hancur.

“Ash manusia manusia sialan masih ada saja manusia modelan begitu” gerutu Willy dengan kesal.

**

Tring tring tring

“Alea kau dimana?”

“Ada apa?”

Terdengar suara serak dibalik telepon bahkan matanya belum sempat terbuka karena masih terlalu mengantuk.

“Kau harus menyerahkan naskah mu hari ini”

Alea langsung mengumpulkan nyawa dan duduk dikasur “Ahh ya maaf kemarin aku tidak datang karena ada urusan aku akan datang sekarang”

“Baiklah”

Alea menggosok wajah saat menyadari dirinya sudah berada dikamarnya padahal tadi malam iya ingat masih tidur disalah satu hotel Jepang.

Gadis itu bersiap siap sekitar 30 menit lalu keluar setelah rapi.

“Kau disini? Kapan kau kembali tadi malam aku tidak mengingat mu datang” ucap Lily.

Alea pun tidak bisa menjawab karena ia sendiri tidak tahu kapan kembali dari hotel, ia hanya mengangguk lalu pergi setelah memasang sepatu.

Disisi lain Leander kembali dari perjalanannya dan merebahkan tubuh sembari membaca berita utama dan perbincangan hangat masih satu tema yakni penyakit yang diderita secara tiba tiba oleh manusia.

“Berandal sialan ini mau mengambil seluruh energi manusia” gumam Leander.

“Benar dan kenapa kau disini tanpa bergerak?”

Itu bukan suara Willy dan Leander baru mendengarnya setelah ratusan tahun terakhir mereka bertemu di mars.

“Kenapa kau kemari” ucap Leander.

“Memangnya apalagi manusia banyak yang mati meskipun catatan kematian mereka masih jauh”

“Kepala akhirat mengutus ku untuk memeriksa apa yang sedang terjadi di bumi jadi aku akan tinggal disini”

“Apa? Tidak akan pergi sana aku tidak menerima tamu” ucap Leander dengan enggan dan kembali menonton televisi.

“Jangan kejam seperti itu aku tidak akan menggoda mu”

Leander tetap tidak merespon wanita itu sebab Leander tidak memiliki kepentingan dengannya.

“Aishh kepala akhirat tidak memberikan uang saku untuk tinggal di bumi jadi berbaik hati lah padaku” ucapnya dengan putus asa.

Leander tetap saja tidak menggubris karena itu bukan masalahnya, ia juga tidak menyukai petugas akhirat karena mereka yang turut mengambil dewi Azalea saat kematiannya bahkan Leander bersujud agar ada pengampunan.

“Baiklah aku akan pergi ke rumah dewi Azalea”

“Haishh!!”

Leander langsung duduk sembari menatap wanita itu dengan sinis, ia tidak ingin siapapun mengganggu Alea termasuk petugas akhirat.

Wanita itu tampak senang akhirnya Leander menggubris ucapnnya dan itu respon yang baik.

“Mulai hari ini panggil aku Aeryn”

“Cihh!!” Leander memutar bola mata dan kembali merebahkan

tubuhnya.

“Baiklah dimana kamar ku”

Aeryn berjalan jalan mengitari apartmen dan mencari kamar yang pas untuknya beruntung apartmen yang diberikan oleh ketua dewa tak terkira luasnya.

“Tuan Lee dia....”

Willy mendekati Leander sembari menatap Aeryn yang sedang mencari kamar seperti memilih baju di pasar.

“Biarkan saja selama tidak mengganggu pekerjaan lagipula ketua dewa menitipnya disini” ucap Leander.

“Kau sudah bicara dengan ketua dewa?”

“Laki laki tua licik itu hanya mengirim pesan melalui mimpi”

Willy hanya menggelengkan kepala mendengar Leander sebab pria itu tidak pernah ada takut takutnya untuk mengumpati ketua mereka.

“Hei Willy sudah lama tidak bertemu” sapa Aeryn.

Willy mengangguk dengan senyum setipis mungkin namun Aeryn tidak pernah peduli apakah ia akan diabaikan toh tugasnya hanya mengembalikan jiwa manusia jika catatan kematian mereka belum tiba.

“Tuan Lee tadi malam kau kemana aku tidak bisa menemukan mu walaupun menggunakan kekuatan” ucap Willy.

“Energi roh jahat disana sangat kuat jadi mereka menutupi jejak ku agar tidak terdeteksi hanya saja ada satu hal yang tidak ku mengerti” ucap Leander.

“Apa itu tuan Lee?” tanya Willy.

“roh terakhir yang ku lenyapkan mengatakan mereka memang mengincar Alea karena dewi yang bereinkarnasi menjadi manusia akan membuat roh mereka abadi”

“Aku pernah membaca beberapa buku akhirat tentang reinkarnasi dan memang benar dewi yang bereinkarnasi menjadi manusia memiliki kekuatan tak terhingga”

Leander mengerutkan kening saat mendengar Aeryn ikut bergabung dengan percakapan mereka.

“Alea hanya bisa membangkitkan bunga yang layu tidak lebih dari itu” ucap Leander dengan penuh pikiran.

“Kau akan mengetahuinya seiring waktu dan asal kau tahu dewi Azalea tidak akan pernah aman dari bahaya dunia sebab banyak roh yang menginginkan jiwanya agar mereka bisa abadi”

“Aku akan meminta Alea tinggal disini agar bisa melindunginya”

Keduanya setuju karena hanya itu yang bisa dilakukan mereka, Leander tidak bisa ke rumah Alea setiap waktu sebab banyak pekerjaan lain yang menunggu.

“Aku akan menemuinya sekarang”

“Aku yakin dia akan marah karena ini masih jam kerja manusia” ucap Aeryn.

“Haishh!!”

Leander melempar tubuhnya ke sofa dan tidur ia begadang semalaman untuk menjaga Alea karena beberapa kali roh ingin masuk kedalam kamar mereka untuk mengambil jiwa Alea.

“Baiklah aku harus pergi memeriksa kondisi bumi” ucap

Aeryn.

Willy mengangguk dan membiarkan Aeryn menghilang entah kemana, pria itu mengambilkan selimut untuk Leander dan memakaikannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!