Episode 2

Dalam dunia ini semua mahluk hidup berdampingan, merekasaling menguntungkan satu sama lain namun tak jarang mereka saling merugikan karena sejatinya manusia tak jauh dari kata serakah.

Keserakahan manusia membuat mereka tersiksa satu samalain hingga akhirnya salah satu harus menyerah dan meninggalkan dunia denganrasa sakit yang amat dalam. Aku sering berpikir bagaimana jika manusia hidup berdampingan dengan dewa, dengan begitu dewa pasti tidak akan membiarkan manusia dipenuhi dengan keserakahan.

“Hallo Alea bagaimana naskah mu?”

“Ah hampir selesai aku sedang menulisnya”

Namaku Alea berusia 22 tahun dan aku seorang penulis Novel fantasi, terkadang aku sering berpikir novel fantasi yang ku terbitakan akan menjadi kenyataan hanya saja aku sendiri tidak yakin karena sejatinya tidak ada keajaiban di dunia ini, kita hanya di bodohi oleh pikiran sendiri.

“Alea!!”

Itu teriakan mencekik dari presdir dia salah satu manusia berdosa yang sering membuat kepala ku hampir pecah hahh naskah ku tidak pernah selesai hanya dengan merenung dan menunggu mendengar teriakan presdir.

“kenapa ponselnya tidak bisa dihubungi”

Itu Lily dia adalah teman satu penyewa rumah dengan ku hanya saja dia sering terkena masalah dengan orang tuanya yang selalu meminta uang padahal Lily saja harus menghemat untuk kehidupan satu bulan kedepan.

“Hahh baiklah sepertinya hanya aku yang tidak sibuk disini sekarang mari pergi membeli makan siang”

Inilah kehidupan sehari hari ku berjalan monoton dan tidak ada tujuan hanya menjalankan tugas untuk hidup tanpa berpikir kedepannya harus melakukan apa.

“Yaa!!!”

Perlahan Willy menjauh dari tempat ia berdiri semula setelah mendengar jeritan frustasi dari Leander, sudah tiga jam pria itu mengamuk karena dekat langit yang dimaksud Willy adalah apartmen lantai teratas.

“Ayo cepat kembali ke ketua dewa aku tidak menerima hadiah sialan ini aku ingin menajga planet lain saja!!”

“Maaf tuan Lee aku harus memberitahu mu sekarang sebenarnya saat berada di bumi kita tidak bisa kembali ke galaksi karena ketua dewa mencabut kekuatan kita untuk hal itu”

“Apa!”

Leander memejamkan mata dan mencoba terhubung dengan ketua dewa namun penglihatannya gelap sama sekali tidak terlihat apapun.

“Ashh!!”

Pria itu menghilang dari hadapan Willy entah kemana iapergi namun Willy sudah mengenal Leander dia pasti akan kembali nanti mungkin saat ini pikirannya belum jernih karena frustasi dengan kehidupan bumi.

Willy mulai bersiap menjalani kehidupannya di bumi seperti manusia biasa sebab dewa mencabut rasa anti lapar keduanya jadi Leander dan Willy memiliki rasa lapar mulai sekarang dan itu tugas Willy untuk memenuhi kebutuhan tuannya.

Disisi lain Leander kembali duduk di taman tempat ia duduk untuk pertama kali di bumi, ia akan menjernihkan pikirannya terlebih dari dahulu agar bisa bekerja sesuai pembagian tugas dewa.

“Kau akan bekerja sesuai porsi mu dan ketua dewa memberi peringatan agar kau tidak terlalu berurusan dengan manusia”

Leander melihat anak laki laki berusia sekitar 7 tahun sedang berbicara dengannya.

“Siapa kau dan kenapa kau tahu urusan dewa”

“Tangan kanan ketua dewa”

“Cihh kenapa kau harus menjadi anak kecil apa tidak ada pilihan lain”

“Yaa tidak ada salahnya lagipula aku ingin berubah jadi apa dan siapa bukan urusan mu kau lakukan saja tugas mu dengar?”

“Kau...”

“Aku mendengar tugas mu akan sedikit sulit disini dan bisa jadi kau tidak bisa kembali”

Leander menatap anak laki laki yang sudah pergi melarikan diri itu, tatapannya sedikit sayu seolah anak itu berhasil membuatnya takut.

“Apa yang ku pikirkan dia hanya anak kecil yang pandai berbohong”

Meskipun ia mengatakan hal itu Leander tetap merasa cemas dan kalimatnya tidak berhasil menghibur dirinya.

“Baiklah aku hanya harus menjaga Bumi dari manusia manusia sampah dan membantai iblis”

“Waaw!!”

Prok Prok prok

“Imajinasi mu sangat bagus tuan apa kau seorang penulis novel fantasi?”

Tatapan berbinar itu membuat Leander menjauh dengan cepat.

“Kau siapa mengagetkan saja!”

“Nama ku Alea dan aku tertarik mendengar cerita mu tadi apa kau seorang penulis?”

“Tidak dan...”

“Kau pasti produser benar kan?”

“tidak juga”

“Sutradara”

“Haiss aku adalah Dewa kau puas?”

Leander menatap mata gadis itu dan seketika manik hitamnya berubah menjadi biru.

“Lupakan perkataan ku tadi dan hidup kembali seolah kau tidak mengenalku”

Beberapa detik kemudian Leander selesai melakukan hipnotis untuk menghilangkan ingatan Alea.

“Kenapa melakukan hal bodoh seperti itu jika tidak ingin memberi tahu katakan saja cihh!!”

“Heuh?”

Leander membulatkan mata saat mendengar Alea menggerutu, ia sangat amat yakin sudah melakukan hipnoyis dengan benar.

“Soflen mu bagus bisa berubah warna tapi jangan coba coba menipu orang dengan itu”

Alea berdiri sembari menyedot susu lalu meninggalkan Leander begitu saja dengan ingatan yang sepertinya tidak berhasil hilang.

“Apa itu kenapa ingatannya belum menghilang”

Leander berpikir cukup lama untuk mencerna apa yang sedang terjadi tidak mungkin kekuatannya akan menghilang di bumi.

Pria itu mencoba menghentikan waktu dan berhasil, dia mengendalikan air dan berhasil, dia mengendalikan api dan hasilnya sama.

“Tidak ini tidak mungkin...”

Leander mencari anak laki laki yang sedang bermain tadi namun tidak ada hanya manusia manusia kecil yang sedang bermain pasir disana.

“Hei kau melihat anak kecil menggunakan topi hitam kemari?”

“Tidak om kami hanya bermain bertiga”

“Panggil aku yang mulia kenapa kalian memanggil ku tidak sopan!” gerutunya

Leander terus berpikir kenapa hipnotisnya tidak berlaku pada gadis yang baru saja ia temui.

Apa jangan jangan dia adalah dewa yang menyamar tapi darahnya tercium seperti manusia

Karena tidak menemukan jawaban Leander memilih kembali ke apartmen dengan pikiran yang cukup memusingkan.

“Tuan Lee kemari apa tubuhmu baik baik saja?”

“Ketua dewa mencabut rasa kenyang?”

Willy mengangguk dengan wajah lesu, ia pun sebenarnya tidak sanggup namun mau tidak mau ia harus mengikuti tuannya kemana pun ia pergi.

“Ketua dewa itu memang sialan kenapa tidak sekalian menugaskan ku di pluto”

“Sudahlah tuan ayo kita makan terlebih dahulu”

“Apa kita akan memakan angsa? Aku melihatnya di taman tadi?”

“Ahh tidak perlu tuan di bumi manusia memakan makanan seperti ini sebaiknya kita mencobanya sekarang”

Keduanya berjalan menuju meja makan dan melihat menu makan siang yang berstandar mewah. Keduanya baru pertama kali bisa mencium aroma yang membuat perutnya bergairah.

“Silahkan makan tuan Lee”

“Apa ini?”

“Ini ikan salmon dan mereka mengatakan ini makanan laut yang cukup enak”

“Aishh Manusia tidak tahu diri ini kenapa mereka membunuh hewan laut aku akan memberi mereka pelajaran sekarang”

“Tuan Lee manusia bisa memakan hewan laut dan beberapa hewan di darat, itu sudah peraturan bukan pelanggaran jadi mereka tidak salah sama sekali”

Leander hampir bergegas ke laut untuk menemui manusia yang menangkap ikan.

“Dasar manusia memang tidak memiliki hati kenapa mereka memakan hewan sembarangan dan ini...”

Willy menyuapi satu potong salmon untuk Leander dan setelah mencobanya memang sangat lezat pantas saja manusia memakan hewan seperti itu.

“Lumayan” ucapnya.

Willy tersenyum sembari menggelengkan kepala, Leander memang harus mencoba terlebih dahulu baru dia bisa diam.

“Ahh ya tadi ada yang aneh dengan kekuatan ku”

“Apa itu tuan Lee?”

Leander pun tak bisa mengatakan bagaimana ia harus menjelaskan apa yang terjadi tadi karena tidak mungkin di bumi ada manusia yang tidak mempan dengan kekuatannya.

“Tuan Lee?”

“Ahh tidak lanjutkan makan mu ini tidak terlalu buruk”

Leander kembali memakan makanan di depannya sembari berpikir dan Willy tahu ada yang tidak beres saat Leander keluar tadi hanya saja ia menunggu Leander mau bercerita sendiri.

“Ku dengar dengar di dekat sini ada gunung dan pendaki sering hilang disana”

“Itu pasti iblis gunung dia sengaja membuat pendaki hilang jejak lalu mati disana”

“Apa yang akan kita lakukan?”

“Ini pekerjaan pertama kita untuk menjaga bumi kita harus membasmi iblis itu”

“Baik tuan Lee”

Keduanya melanjutkan makan dengan lahap mereka tampak menikmati makanan bumi buktinya leander menghabiskan beberapa menu makanan di meja.

****

Disisi lain terlihat seorang gadis dengan makanan masih menempel di bibirnya tampak sibuk dengan komputer di depannya, kaca mata yang menempel dihidung tersebut tampak menguap karena makanan yang ia kunyah.

“Alea kau sedang mengejar deadline?”

“Hah apalagi selain itu atasan ku meminta naskahnya dua hari lagi jika tidak aku akan membayar denda dua kali gaji”

“Yaa bos mu sangat kejam pada mu”

Alea mengangguk setuju dengan perkataan Lily namun pekerjaannya sebagai penulis cukup ia nikmati hanya saja atasannya sedikit kejam.

Tring!!

‘Lea tolong antarkan paman mu makanan di gunung’

“Aihh aku harus mengantar makanan paman di gunung bagaimana ini”

Pamannya bekerja sebagai tukang potong kayu dan sering

kali Alea sebagai tukang pengantar makanan pamannya dimanapun ia bekerja.

“Aku sedang cuti bekerja hari ini jadi aku akan menemanimu”

“Sungguh?”

Alea tersenyum manis akhirnya tidak berjalan sendirian ke gunung, lokasi gunung tersebut dekat dari perkotaan dan Alea sudah terbiasa kesana untuk mengantar makanan lagipula gunung itu memiliki akses jalan pintas.

Satu jam kemudian keduanya sampai di bawah kaki gunung dan mereka mulai melewati jalan pintas, lokasi pamannya tidak terlalu atas butuh waktu sekitar 30 menit untuk berjalan kaki.

“Kenapa aku merasa tempat ini angker lihat bulu kuduk ku sampai berdiri” ucap Lily

“Biasa saja aku sering melewati tempat ini dan tidak ada apapun saat sampai di atas nanti kau akan melihat pemandangan kota”

“Tetap saja terasa angker”

“Kau tahu cerita pendaki yang sering hilang? Kurasa gunung yang mereka maksud gunung ini Alea”

“Memang gunung ini tapi...”

“Apa! Ah kau gila Alea aku kembali saja aku tidak mau disini”

“Kau yakin akan kembali sendiri?”

Alea tersenyum licik menatap Lily sudah pasti gadis itu tidak berani melangkah sendiri dan tidak ada pilihan selain ikut Alea sampai atas.

“Hahh cerita itu hanya mitos dan mereka mengarang cerita agar tidak ada yang mendaki gunung sehingga beberapa oknum bisa berbuat seenaknya dengan gunung kau menegrti sekarang?”

“Aku harus percaya pada mu kali ini Alea”

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan hanya saja Lily terus melihat sekitar untuk memastikan keamanan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!