"T-tidak aku tidak mengenalmu," jawab Hazel melepaskan tangannya yang dipegang oleh Kenric.
Lalu ia membalikkan badannya berjalan kearah mobilnya.
"Aku ingin menantangmu malam ini!" Teriak Kenric menghentikan langkah Hazel yang sudah memegang pintu mobilnya.
"Wow! Sepertinya kita akan menantikan perlombaan lagi malam ini." Seru orang-orang disana.
"Aku tidak ingin berlomba lagi malam ini!" Jawab Hazel segera membuka pintu mobilnya dan melajukan mobilnya pergi dari sana.
(Kenric Geraldo Grey 30th)
Kenric menatap kepergian wanita itu hingga mobilnya tak nampak lagi dari sana.
"Siapa dia? Aku tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya, bagaimana dia bisa mengenali nama panggilanku." Gumam Kenric.
Kenric merupakan pengusaha mudah kaya yang berasal dari keluarga ternama dan terkaya, dia adalah keturunan dari keluarga Grey. Dimana dia biasanya dipanggil dengan sebutan Mr.Grey dan hanya keluarga dan sahabat dekatnya saja yang biasa memanggilnya dengan panggilan Kenric.
Oleh sebab itu Kenric cukup terkejut ketika Hazel memanggil namanya karena ia sama sekali belum pernah bertemu dengan wanita itu.
......................
Hazel melajukan mobilnya, ia masih terkejut bertemu kembali dengan Kenric pria yang pernah menyelamatkan nyawanya, walaupun sudah lama tidak bertemu, namun Hazel masih dapat mengingat pria itu dengan sangat jelas.
"Bagaimana dia bisa ada disini?" Gumam Hazel menggigit kukunya.
"Dia pasti tidak mengenali ku! Ya dia tidak akan mengenali ku lagi! Dia pasti juga sudah melupakan Hazel yang culun dan menjijikan itu." Gumamnya yang merasa sedikit gusar.
Handphone milik Hazel berdering dan itu panggilan telepon dari Josephine, ia pun mengangkatnya.
"Kau dimana sekarang?" Tanya Josephine.
"Diluar menuju bar." Jawab Hazel datar.
"Apa yang telah kau lakukan pada pria itu?" Tanya Josephine.
"Membunuhnya." Jawab Hazel singkat.
"Kau tau jika dia merupakan anak seorang jenderal kepolisian." Seru Josephine.
"Hmm, lalu?" Ucap Hazel dengan santainya.
"Kau benar-benar membuat masalah Zizi, cepat pulang sekarang!" Ucap Josephine sedikit kesal.
"Aku ingin ke bar dulu nanti aku akan pulang." Jawab Hazel mematikan sambungan telponnya.
"Gadis nakal ini membuat kepalaku pusing saja. Laron cepat perintahkan anak buah untuk membersihkan kejadian itu." Ucap Josephine memijit keningnya.
"Baik bos!" Jawab Laron keluar dari ruangan.
"Heh, katanya saja tidak perduli tapi dia yang terlihat paling khawatir." Gumam Laron menggelengkan kepalanya.
Sampainya di bar langganan nya, Hazel memarkirkan mobilnya di basemant lalu ia berjalan memasuki bar tersebut. Suasana di dalam bar itu berisik dengan suara musik yang keras dan terdapat banyak orang-orang yang menari di lantai dansa.
Hazel berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, ia berjalan menuju sebuah meja dimana para teman-temannya di bar itu sudah berkumpul disana.
"Hei nona cantik kita akhirnya tiba juga, kemana saja kau beberapa minggu ini tidak berkumpul dengan kami disini?" Tanya seorang pria yang merangkul dua orang wanita di sisi kanan dan kirinya.
Hazel duduk dan meminum segelas cocktail yang berada di atas meja dan kemudian meletakkannya kembali.
"Sibuk!" Jawab Hazel singkat dan dingin seperti biasanya.
Di meja itu terdapat tiga orang laki-laki dan mereka bertiga merupakan teman Hazel yang ia dapatkan di bar itu. Sedangkan tiga wanita disana hanya seorang penghibur saja.
Pria-pria itu bernama, Jackie,Gavvin dan Allen. Awalnya mereka bertiga sama-sama naksir atau tertarik pada Hazel yang kala itu hanya duduk sendirian di bar dan kemudian mereka pun mencoba mendekatinya berharap Hazel tertarik pada mereka namun lama kelamaan mereka pun menyerah dan akhirnya berteman saja.
Hazel sudah menghabiskan beberapa gelas cocktail dan dia sama sekali tidak mabuk karena ia cukup kuat minum alkohol.
"Kau lagi ada masalah?" Tanya Givven yang melihat Hazel banyak minum tidak seperti biasanya.
Hazel hanya diam dan meneguk minumannya sampai habis lalu meletakkan gelasnya ke atas meja. Terlihat dua orang pria tampan mendekati meja mereka. Seorang pria melihat kearah Hazel yang tampak asik meminum alkohol nya.
"Hei bro, kapan kalian ke kota ini?" Seru Jackie pada kedua pria itu.
"Kami baru tiba tiga hari yang lalu." Jawab seorang pria dengan suara beratnya.
Hazel yang tampak mengenali suara itu langsung mendongakkan kepalanya melihat pria tersebut. Seketika gelas yang dipegangnya jatuh dan pecah.
"Hei ada apa?" Ucap Allen mendekati Hazel.
"Tidak apa-apa," jawab Hazel kembali memalingkan wajahnya dari Kenric yang kini duduk di dekatnya.
"Zizi, kenalkan dia Kenric dan Liam teman bisnis kita bertiga," ucap Jackie.
Kenric mengulurkan tangannya pada Hazel namun wanita hanya diam dan sama sekali tidak menjabat tangan nya balik.
"Dia memang sedikit menyebalkan." Seru Givven.
Liam tertawa karena Hazel mengabaikan jabatan tangan sahabatnya itu karena baru pertama kalinya seorang Kenric diabaikan oleh seorang wanita.
"Nona Zizi memang berbeda ternyata," Ucap Kenric menyeringai.
Hazel kembali diam, karena dia mencoba untuk bersikap tenang walau di dalam hatinya ada perasaan sedikit gelisah bertemu kembali dengan pria yang delapan tahun lalu pernah beberapa kali menolongnya.
"Percuma saja kau bicara padanya karena dia sama sekali tidak perduli." Seru Givven.
Kenric tampak memperhatikan Hazel dengan sorot matanya yang tajam.
Para pria-pria itu tampak asik berbicara satu sama lain, kecuali Hazel dia hanya menyimak saja apa yang dibicarakan mereka, dan sekali-kali mereka bertanya pada Hazel dan Hazel hanya menjawabnya dengan singkat saja.
Tidak lama kemudian, seorang pria bertubuh besar tinggi dan memiliki raut wajah yang mengerikan ditambah sebelah bagian wajahnya yang bertato menambah kesan menyaramkan. Pria itu berjalan menghampiri Hazel dan membisikkan sesuatu padanya.
Kenric dan Liam tampak memperhatikan Hazel dan pria itu yang tengah membisikkan sesuatu. sedangkan ketiga pria tadi tidak terlalu menghiraukannya dan justru mereka memalingkan wajahnya agar tidak melihat sosok pria itu.
"Aku pergi!" Ucap Hazel berdiri dari kursinya lalu ia pun langsung meninggalkan tempat itu bersama dengan pria tadi.
"Siapa pria tadi? Dan mau pergi kemana mereka?" Tanya Liam yang sepertinya penasaran.
"Dia Bodyguardnya Zizi! Dia sangat menyeramkan." Jawab Allen.
Lalu Kenric bangun dari duduknya.
"Aku ke toilet sebentar." Ucap Kenric pergi.
Hazel dan pria besar tinggi tadi berdiri di dekat mobil Hazel yang terparkir di basemant bar, Hazel menyenderkan tubuhnya di mobilnya seraya memantikan korek dan menghisap rokoknya.
"Dimana kalian menemukannya?" Tanya Hazel pada pria bertubuh besar yang berdiri di depannya.
"Dia bergabung dengan salah satu geng mafia di Australia. Ketua mafia itu sendiri yang menyerahkannya saat mengetahui jika kita mencari pria itu." Jawabnya.
"Hmm, kirimkan sepuluh kotak senjata pada mereka!" Ucap Hazel lalu membuang puntung rokoknya sembari menghembuskan asap rokoknya.
"Baik nona!" Jawab pria itu.
Lalu kemudian Hazel masuk kedalam mobilnya dan pria tadi menaiki motor Harley nya, mereka berdua melajukan kendaraannya ke satu arah.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments