"Kenapa kau ada disini?dan ada apa dengan wajahmu?" Tanya pria itu.
Hazel diam tak menjawab pertanyaan pria itu dia memasang kembali kacamatanya lalu mengelap wajahnya dengan tangannya. Lalu pria itu mengeluarkan sebuah sapu tangan dari balik jaketnya dan memberikannya kepada Hazel.
"Terimakasih," ucap Hazel mengambil sapu tangan itu dan membersihkan mukanya.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku, apa yang terjadi pada wajahmu dan kenapa kau bisa sampai berada di jalan yang sepi ini." Ucap pria itu penasaran apa yang terjadi pada Hazel karena penampilan Hazel sangat berantakan ditambah dengan bajunya yang basah kuyup.
"A-aku ..." Ucap Hazel mengantung.
"Katakanlah jangan takut mungkin aku bisa membantumu," ucap pria itu meyakinkan Hazel.
"A-aku tidak apa-apa." Jawab Hazel akhirnya karena dia tidak mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Pria itu melepaskan jaketnya dan memasangkannya kepada Hazel ketika melihat wanita culun Itu tampak kedinginan memeluk tubuhnya yang basah kuyup itu. "T-tidak perlu kau akan kedinginan nanti" ucap Hazel karena pria itu hanya memakai tank top hitam saja dari balik jaket kulitnya tadi.
"Justru tubuhmu yang sudah mulai menggigil nona. Kau pulang kemana biar aku yang mengantarmu," ucap pria itu.
"Tidak, aku belum mau pulang," jawab Hazel.
Mata tajam pria itu tampak menyadari apa yang terjadi pada wanita didepannya sekarang, bajunya yang basah pasti wanita itu habis tercebur kedalam air yang cukup dalam pasalnya tubuh wanita itu benar-benar basah dari ujung rambut sampai kakinya dan juga coretan lipstik diwajahnya dapat langsung diketahui jika ia mendapatkan penindasan dari seseorang.
"Lalu kau akan pergi kemana malam-malam begini?" Tanya pria itu.
Hazel hanya menggelengkan kepalanya karena dia juga tidak tau akan kemana, jika dia pulang sekarang, ayahnya akan melihat penampilannya yang berantakan sekarang ini. Pria itu seakan memiliki insting yang tajam seperti mengerti alasan wanita culun itu belum mau pulang.
"Bagaimana jika kita berkeliling sajak dengan sepeda motorku." Tawar pria itu.
Hazel diam dan melihat kearah pria itu. "Tenang saja aku tidak akan menculik mu atau melakukan sesuatu yang buruk padamu, jika itu yang kau khawatirkan. Kebetulan aku juga baru tiba di kota ini dan ingin melihat apa saja yang ada disini." Jelas pria itu.
Hazel masih diam karena dia masih tampak ragu untuk menyetujui ajakan pria asing itu. "Kau tau jika jalanan disini sangat sepi, lihatlah bahkan sedari tadi belum ada kendaraan yang lewat, jika kau tetap disini maka ada dua kemungkinan. Pertama kau akan bertemu dengan penjahat dan yang kedua kau akan bertemu dengan binatang buas." Ujar pria tersebut yang tampak sengaja menakuti Hazel.
Raut wajah Hazel seketika berubah mendengar ucapan pria itu karena Hazel memang sedikit penakut, wanita itu tampak melihat ke kiri kanannya yang hanya ada semak-semak belukar dan Hazel juga baru menyadari jika dia berada ditempat yang sepi dan sunyi akan lalu lalang orang-orang yang berkendaraan.
"Silahkan tentukan pilihanmu nona, akan aku tunggu selama lima detik." Ucap pria itu.
"Lima detik?" Ucap Hazel bingung.
"Lima, empat, tiga, dua ,satu klook,"
"Aku ikut, a-aku akan ikut denganmu." Ucap Hazel akhirnya.
"Good choice!" Seru pria itu tersenyum lalu memasangkan helm yang selalu ia bawa di belakang motornya kepada Hazel.
Lalu setelah itu ia pun memakai helmnya. "Naiklah," serunya.
Hazel pun naik ke atas motor Harley-Davidson Fat Boy milik pria itu. Hazel melihat tengkuk leher pria itu yang memiliki tato bergambar tengkorak karena pria itu hanya menggunakan tanktop jadi Hazel dapat melihat dengan jelas tato tengkorak itu.
Pria itupun akhirnya melajukan motornya karena kaget membuat Hazel tanpa sengaja memeluk tubuh pria itu. "M-maafkan aku," ucap Hazel melepaskan pelukannya namun ia kembali terkejut lagi ketika pria itu menambah kecepatannya.
"Berpeganganlah jika kau tidak ingin jatuh karena aku tidak bisa membawa motor dengan lambat." Ucap pria itu sedikit keras.
Hazel menganggukkan kepalanya dan melingkarkan tangannya ke perut pria itu karena ia takut terjatuh. "Oh ya, kita belum berkenalan. Aku Kenric." Seru pria bernama Kenric itu.
"Aku Hazel!" Balas Hazel.
"Aku tidak mendengarnya." Ucap Kenric.
"Aku Hazel," ucap Hazel lagi sedikit keras.
"Bisakah lebih keras lagi karena tidak terlalu jelas." Ucap Kenric.
Hazek tampak mendengus kesal. "AKU HAZEL! H-A-Z-E-L!," Teriak Hazel dengan keras.
Kenric terkekeh karena berhasil mengerjai wanita itu. "Kau sengaja ya kan?" Ucap Hazel mencebik karena pria itu telah mengerjainya.
"Aku hanya membantumu mengeluarkan emosimu." Jawab Kenric.
Hazel diam mendengarnya, terpaan angin malam cukup mampu meredahkan suasana hatinya yang sedih dan buruk malam itu dan juga suara mesin motor Kenric yang lumayan kencang serta suara kendaraan dari transportasi lainnya mengisi keheningan dari keduanya.
Hingga tiga puluh menit kemudian Kenric menghentikan motornya di atas jurang yang cukup tinggi dimana di bawahnya langsung terhubung dengan air laut yang menghentakkan ombaknya ke dinding jurang tinggi tersebut.
"Dimana ini?" Tanya Hazel tanpa turun dari motor pria itu.
"Turunlah," ucap pria itu melepaskan helm yang terpasang di kepalanya.
"Kau tidak akan meninggalkan aku sendiri disini bukan?" Tanya Hazel karena dia takut pria itu akan meninggalkannya disana mengingat jika dia sering dikerjai oleh orang-orang di sekolahnya, membuat Hazel sering waspada kepada seseorang.
"Tenang saja aku hanya ingin kita menenangkan diri dan menikmati angin malam dengan deruan air laut disini, karena itu bisa sedikit membantu menyegarkan otak kita." Ucap Kenric turun dari motor.
Namun Hazel masih terdiam di atas motor melihat kearah pria tampan di depannya itu. "Ayo kemarilah!" Seru pria itu lalu berdiri di pinggir jurang dimana dia bisa melihat hamparan laut.
*Kenapa dia berdiri di pinggir sekali? Apakah dia ingin melompat bunuh diri?* Batin Hazel dengan pikiran random nya.
Lalu wanita itupun melepaskan helm nya dan turun menyusul Kenric, namun dia berdiri di belakang pria itu dengan jarak yang cukup jauh.
Kenric melihat Hazel yang berdiri di belakangnya dengan jarak sekitar sepuluh langkah. "Kemarilah!" Ucap Kenric mengerakkan tangannya.
Hazel menggelangkan kepalanya karena dia takut terjatuh jika berdiri disana. "Percayalah padaku Hazel! Tidak akan terjadi apa-apa." Seru Kenric supaya Hazel mendekat.
Hazel pun akhirnya menuruti ucapan Kenric dan berjalan kearah pria itu namun tiba-tiba dia memundurkan langkahnya kembali namun Kenric memegang tangannya dan meyakinkan Hazel lewat sorot matanya yang tajam.
"Jangan takut! Dan berteriaklah keluarkan semua emosi dan masalah yang kau simpan dalam hatimu selama ini." Ucap Kenric.
Hazel diam melihat kearah laut yang terasa sangat dekat dengan tubuhnya apalagi getaran ombak yang menabrakkan diri dengan keras ke dinding tebing itu dapat ia rasakan dengan sangat jelas.
"Lakukanlah Hazel!" Ucap Kenric meyakinkan Hazel untuk meluapkan emosinya sebab Hazel tampak tidak ingin menceritakan masalahnya kepada orang lain dan Kenric mencoba membantunya dengan cara seperti itu supaya Hazel bisa mengendorkan masalah yang telah di hadapinya selama ini.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments