Beberapa bulan kemudian, Hazel tidak bertemu lagi dengan pria bernama Kenric namun dia masih berharap bisa bertemu lagi dengan pria tampan yang telah menyelamatkan hidupnya itu.
Dan hari ini akhirnya tiba saatnya Hazel akan mengikuti tes tertulis untuk bisa masuk ke universitas idamannya, namun di perjalanan menuju sekolah untuk mengikuti tes tersebut tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kencang dan menyenggol tubuh Hazel dari samping.
Tubuh Hazel pun terjatuh dan dia memegang tangannya yang terasa sangat sakit. Hazel melihat kearah mobil tersebut dan dia tahu siapa pemilik mobil tersebut, ya siapa lagi jika bukan ulah Hailey yang selalu mengganggunya.
Hazel merintih kesakitan lantaran jalanan itu terdapat banyak batu sehingga tangan dan keningnya terluka karena terbentur dengan batu-batu yang cukup besar disana. Hazel memegang kepalanya dan ia melihat darah segar mengucur dari keningnya itu, ia pun meringis kesakitan. Hazel menangis karena dia harus mengikuti tes tertulis itu namun tangannya terluka cukup parah.
Hazel tetap akan pergi ke tes hari ini, ia berjalan terpincang karena kakinya juga mengalami keseleo, dengan air mata yang berlinang Hazel berusaha sekuat mungkin supaya bisa sampai.
***
Berto memegang dadanya yang terasa sakit, tidak lama kemudian ia pun terduduk dipinggir jalan sembari masih memegang dadanya. Keringat mulai turun bercucuran di wajahnya, sekali-kali ia juga terbatuk.
Karena jalan itu cukup kecil dan sedikit kumuh sehingga jarang sekali ada orang yang lewat sana sehingga tidak ada yang melihat dan membantunya saat ini.
Berto berusaha sekuat tenaga untuk bangun dan kembali mendorong gerobak sampahnya dengan menahan sakit di dadanya. Namun baru beberapa dorongan ia kembali terjatuh, lalu Berto kembali bangkit namun ia terus terjatuh.
Hazel tiba disekolah nya tepat saat tes baru akan dimulai, sekolah nya akan merekomendasikan langsung jika muridnya nanti ada yang lolos tes kepada universitas MI.
Siku baju dan lututnya sudah penuh dengan bercak darah, orang-orang tampak memandang aneh dengan penampilan Hazel yang sangat berantakan itu. Banyak yang berbisik-bisik membicarakannya.
Beberapa saat kemudian pengawas tes itu masuk keruangan dengan membawa satu map coklat yang hanya berisi kertas kosong karena tes hari itu adalah menggambar sketsa bangunan di atas kertas putih polos itu.
"Kau yakin dengan keadaanmu seperti ini bisa mengikuti tes Hazel?" Ucap seorang pengawas itu ketika melihat beberapa luka dan darah yang sudah mengering di tubuh Hazel.
Hazel menganggukkan kepalanya dan berusaha tersenyum untuk meyakinkan pengawas wanita itu. "Iya mrs, saat diperjalanan tadi aku tidak sengaja terjatuh.
ini hanya luka kecil saja kok," jawab Hazel.
"Baiklah, semoga kau baik-baik saja," ucap pengawas wanita itu lalu meletakkan kertas putih polos itu kemeja Hazel.
Hazel mengeluarkan pensilnya dan mulai menggambar di atas kertas itu, namun baru akan menggaris tiba-tiba tangan Hazel kembali terasa sakit. Hazel mengigit bibirnya menahan rasa sakit dan nyeri pada tangannya itu.
Garis yang seharusnya lurus menjadi bengkok dan gambar lingkaran yang harusnya bulat menjadi berkelok-kelok. Hazel merasa sangat kesal karena hal itu. "Hazel! Sebaiknya kau pergi ke klinik sekolah untuk segera mengobati lukamu." Ucap pengawas wanita itu yang sedari tadi memperhatikan Hazel yang terus menahan sakitnya.
"Nanti saja mrs." Jawab Hazel.
Setelah beberapa saat kemudian waktu untuk tes itu pun berakhir, Hazel meremas pensilnya karena ia belum menyelesaikan gambarnya dan pengawas itu telah mengambil kertasnya. "Mrs, apa aku bisa mengikuti tes susulan nya nanti?" Tanya Hazel.
"Maaf Hazel tapi tidak ada tes susulan, ini merupakan tes pertama dan terakhir " Jawabnya pergi meninggalkan ruangan itu.
Tampak raut kekesalan dan kekecewaan dari wajahnya, Hazel mengusap air matanya yang tampak mulai mengalir. "Ck ck ck, pasti tesmu sangat mengecewakan tadi ya gadis culun." Ejek Hailey yang berdiri di depan pintu bersama dengan ke-tiga temannya.
Hazel menatap tajam pada Hailey dan menggenggam erat tangannya karena ulah Hailey lah ia sampai-sampai gagal untuk bisa ikut tes dengan sempurna, ingin rasanya saat ini Hazel menghajar siluman di depannya itu, yang seakan sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang telah dilakukan padanya.
"Hei! Berani sekali kau menatapku seperti itu," seru Hailey mendorong tubuh Hazel hingga ia mundur beberapa langkah.
Hazel akhirnya melawan dengan menjambak rambut Hailey karena dirinya yang sudah sangat kesal dan marah atas perbuatan Hailey padanya, Hailey berteriak dan membalas menjambak rambut Hazel yang selalu terkepang dua itu.
Para eman-teman Hailey membantunya sehingga Hazel terjantuh dan keningnya yang terluka terbentur dengan meja hingga membuatnya kembali berdarah. Hazel pun meringis sakit memegang kepalanya.
"Dasar wanita culun, anak tukang sampah! Berani-beraninya kau menyentuhku jalang!" Teriak Hailey menendang-nendang tubuh Hazel karena merasa tidak terima Hazel telah menyentuh nya hingga Hazel meringkuk di atas lantai dingin.
Hailey terus menendangnya seakan tak ada puasnya menyiksa Hazel, hingga seorang guru laki-laki yang menyelamatkan Hazel di dalam kolam waktu itu tampak berlari menolong Hazel yang terkapar di atas lantai.
"Turunkan dia! Aku belum puas menghajarnya!" Teriak Hailey.
"Cukup! dia sudah tak sadarkan diri nona." Jawab guru lelaki itu menggendong Hazel.
"Aku tidak peduli!" Teriak Hailey.
Guru pria itu pun tak memperdulikan Hailey dan membawa Hazel ke ruangan klinik sekolah. "Bagaimana nasibmu bisa semalang ini Hazel." Gumam pria itu.
"Mereka benar-benar sudah keterlaluan!" Lanjutnya dan membaringkan tubuh Hazel di atas ranjang klinik sekolah.
Perawat pun segera memeriksa keadaan Hazel yang cukup memprihatinkan itu. "Bagaimana keadaannya bisa separah ini Rojer?" Tanya perawat wanita itu yang memeriksa keadaan Hazel.
"Ulah siapa lagi yang jika bukan ke empat wanita itu." Jawab pria yang bernama Rojer itu.
"Mereka benar-benar keterlaluan! Mereka sudah menyalah gunakan kekuasaan keluarga mereka." Ujar perawat wanita itu sembari memasangkan perban dikening dan tempat luka Hazel yang lain.
"Sekolah bahkan tidak bisa berbuat apa-apa karena orang tua Hailey merupakan salah satu donatur terbesar disini." Timpal Rojer.
Beberapa jam kemudian, Hazel pun sadar dari pingsannya. Ia merasakan sakit disekujur tubuhnya, ia melihat sekelilingnya dimana ia berada di klinik sekolah. Tampak seorang perawat wanita cantik mendatangi nya dan membawakan obat berserta air minumnya.
"Siapa yang membawaku kemari sus?" Tanya Hazel.
Perawat wanita itu meletakkan gelas dan obat ke atas nakas lalu ia membantu Hazel untuk duduk. "Mr. Rojer,,, minumlah obat terlebih dahulu biar lukamu tidan terlalu sakit lagi." Ujar perawat itu.
Hazel pun meminum obatnya, lalu ia meletakkan kembali gelasnya ke atas nakas. "Dimana Mr. Rojer nya sus?" Tanya Hazel.
"Dia sedang dipanggil oleh kepala sekolah." Jawab perawat itu.
"Jangan basahi lukamu sampai lukanya sudah mengering dan nanti aku akan mersepkan obatmu, kau harus rutin meminumnya jika ingin cepat sembuh." Ucap perawat itu
Hazel menganggukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ririn Santi
ih geram sekali aku PD 4 gadis arogan itu
2024-04-30
0