"Bos, benda apa itu?" Ucap seorang pria yang melihat sesuatu dibalik teropongnya.
"Apa? Jangan-jangan harta karun." Ucap seorang yang disebut bos mengambil teropong tersebut dari anak buahnya.
"Cepat arahkan kapalnya kesana!" Perintah pria itu.
"Hahahaha akhirnya kita menemukan harta karun sungguhan bos." Seru anak buahnya tertawa senang.
"Apa-apaan ini! Harta Karun darimana mayat manusia seperti ini!" Kesal bos tersebut setelah melihat seorang wanita mengambang di lautan yang mereka pikir adalah sebuah harta karun.
"Tapi bos sepertinya dia masih hidup." Timpal anak buahnya menarik wanita tersebut keatas kapal yang mereka naiki.
"Hei, siapa yang menyuruhmu menolongnya!" Ucap sang bos.
"Bagaimana kalau kita jadikan dia sebagai salah satu anak buah kita saja bos," jawab pria tersebut.
"Apa yang bisa dilakukan oleh seorang mayat sepertinya." Kesal sang bos.
"Maka dari itu kita harus mengobatinya terlebih dahulu bos," kekeh sang anak buah yang ingin menolong wanita tersebut.
"Ahh terserah kau saja." Ucap sang bos akhirnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lima bulan kemudian.....
"Lama sekali bocah itu sadar! Ayo cepatlah sadarlah jika tidak bos pasti akan membuangmu." Ucap seorang pria.
Tidak lama kemudian jari tangan wanita itu bergerak dan perlahan membuka matanya.
"Akhirnya kau sadar juga!" Seru pria tadi segera memanggil dokter.
Seorang dokter pribadi pun memeriksa keadaan Hazel. "Syukurlah anda akhirnya sadar dari koma nona," ucap seorang dokter itu.
"Koma? Dimana aku sekarang?" Tanya Hazel pelan.
"Iya anda sudah koma selama lima bulan dan tuan Josephine yang menyelamatkan anda." Jawab sang dokter.
Seseorang langsung memukul lengan sang dokter. "Hei brengsek kenapa kau tidak menyebutkan namaku juga, akulah sang penyelamat sesungguhnya," Seru pria tadi sedikit kesal.
"Ck, kalau bukan persetujuan tuan Josephine kau juga tidak bisa membawanya." Jawab sang dokter.
"Josephine? Siapa dia?" Tanya Hazel yang masih bingung dengan keadaan sekitarnya.
"Tuan Josephine dia seorang tambang minyak terkaya di dunia, semua negara di dunia berada di tangannya." Jawab pria tersebut.
"Berhenti bicara omong kosong Laron," Seru seorang pria berbadan tinggi kekar memasuki ruangan tempat Hazel berada.
"Dan kau cepat sembuhkan dirimu lalu bekerja denganku untuk membayar semua biaya perawatan yang telah banyak aku keluarkan untukmu." Lanjutnya melihat kearah Hazel.
*Sepertinya dia bukan orang sembarangan,* batin Hazel melihat pria itu.
"Kau mendengar apa yang aku katakan tadi," tegas pria tersebut.
Hazel menganggukkan kepalanya, wajahnya datar tanpa ekspresi sama sekali.
*Sepertinya semesta tidak mengizinkan ku untuk mati sebelum membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menindas ku di masa lalu dan bajingan yang telah membunuh ayahku,* batinnya seraya mengepalkan tangannya.
...----------------...
......................
...****************...
Delapan tahun kemudian...
Belgia,
Disebuah bangunan tua terdengar suara tembakan yang saling bersahutan memenuhi seisi tempat itu. Tampak juga seorang wanita yang dengan lincah dan cekatannya menghindari setiap butiran peluru yang mengarah padanya.
Ya wanita itu adalah Hazel yang sekarang namanya dipanggil Zizi, karena baginya sosok Hazel sudah mati dari hidupnya. Dan Hazel yang dulu bukanlah Hazel yang sekarang dimana waktu dan rasa dendam nya lah yang telah mengubahnya menjadi sosok wanita tangguh dan lincah seperti sekarang ini.
"Uncle Laron! Cepat bawa koper itu. Biarkan aku yang menyelesaikan kekacauan ini." Teriak Hazel melemparkan sebuah koper pada pria paruh baya yang masih tampak gagah itu.
"Baiklah, uncle serahkan mereka padamu." Jawab pria tersebut membawa pergi koper itu.
"Cepat kejar pria itu! Benda itu ada ditangannya." Teriak seorang musuh.
Hazel dengan sigapnya langsung menghadang seorang pria yang hendak mengejar Laron keluar.
"Eiits, kau pikir semudah itu." Seringai Hazel.
Dor!Dor!
Tembakan peluru Hazel tepat mengenai jantung musuh tersebut. Di arah belakangnya ada sekitar lima orang mendekatinya dan mengepung Hazel dari berbagai arah.
Mereka semua mulai mengarahkan senjata mereka kearah Hazel yang berada ditengah-tengah mereka. Hazel menunduk dan memutar tubuhnya untuk menghindari serangan tersebut, kemudian Hazel menangkap salah satu kaki musuh itu dan kemudian ia segera memelintir tangan pria itu ke belakang dengan kuat dan menjadikan pria itu sebagai tamengnya.
Dor!Dor!Dor!
Hazel mengarahkan tembakannya dengan brutal kearah para musuh itu sembari ia melangkah mundur dimana satu persatu para musuh tersebut mulai tumbang semuanya.
Setelah semuanya terbunuh, Hazel meloncat ke sebuah tong besar dimana ia bisa melihat para anak buah dan musuhnya dari atas sana.
"Semuanya sudah beres nona," ucap salah satu anak buahnya.
"Bersihkan tempat ini!" Seru Hazel dengan tatapan dinginnya.
Lalu ia mengambil sebuah rokok di dalam jaketnya dan menyalakan pemantik lalu menghisap rokok tersebut.
Kemudian Hazel melompat dari tong besar itu dan berjalan dengan santai keluar dari gedung tua tersebut sembari menghisap rokok ditangannya.
Diseberang jalanan sepi itu tampak sebuah mobil terparkir disana, dimana terdapat dua orang pria yang mengawasi Hazel dari dalam mobil tersebut.
"Dia benar-benar sangat bisa diandalkan Bos, berkat dia bisnis ilegal kita semakin maju dan berkembang. Untung kita menemukannya waktu itu." Seru Laron yang sangat puas dengan kinerja Hazel yang bukan kaleng-kaleng.
"Hemmm, dia memang menguntungkan." Jawab Josephine.
Hazel membuang puntung rokoknya ketika ia berada di dekat mobil itu, kemudian ia membuka pintu mobil tersebut dan masuk kedalamnya.
Hazel menyandarkan kepalanya ke kursi mobil dimana ia duduk berhadapan dengan Josephine dan Laron yang duduk di kursi sebelahnya.
"Kurangi merokokmu Zizi!" Ucap Josephine.
"Jangan mengaturku, kau cukup memerintahkan ku saja!" Timpal Hazel.
"Kau satu-satunya anak buah ku yang paling keras kepala." Ucap Josephine.
Hazel hanya diam karena dia tidak suka banyak bicara. Dia benar-benar sangat berubah seratus derajat, mulai dari penampilan dan sikap nya yang sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang dulu.
Tidak ada lagi kacamata bulatnya dan rambut kepang duanya karena sekarang Hazel sering mengerai rambutnya dan terkadang mengikatnya ekor kuda seperti saat ini. Dan tak ada lagi juga sikap lemah lembut nya karena sekarang Hazel menjadi seorang yang dingin dan tegas.
Dengan sikapnya yang sekarang tak ada lagi orang yang berani menganggu atau mengusiknya, karena Hazel tidak segan-segan akan menghabisi siapapun yang berani menganggunya.
Hazel melihat kearah luar jendela mobil, tatapannya yang dulu penuh dengan rasa putus asa dan penderitaan sekarang menjadi tatapan dingin dan penuh dengan balas dendam pada orang-orang di masa lalunya.
"Zizi, mana pistolmu! Uncle akan menggantinya sekarang!" Ucap Laron yang duduk di sebelahnya.
Hazel mengeluarkan pistol tersebut dari balik jaketnya dan memberikannya pada Laron tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela mobil.
"Aku tidak tau siapa bos yang sebenarnya disini." Gerutu Josephine melihat sikap dingin Hazel itu.
"Tentu saja dia," timpal Laron melirik kearah Hazel sambil terkekeh kecil.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Ririn Santi
anak buah rasa bos
2024-04-30
0