Hazel pergi ke sebuah puncak gedung yang amat sangat tinggi di kota itu, gedung yang sempat ia ingin bunuh diri kemarin, tempat itulah yang menjadi tempat favoritnya Hazel. Karena dari atas gedung itu ia bisa melihat semua pemandangan kota dan gedung-gedung tinggi yang berjejer.
Hazel mengeluarkan buku gambarnya yang berukuran besar dan mulai menuangkan ide berliannya diatas kertas putih polos itu. Hazel menggambar sembari bersenandung kecil.
Jarinya yang tampak lentik saat menggambar terlihat sangat indah. Hazel tampak sangat fokus sembari sekali-kali melihat kearah gedung-gedung di depannya untuk mencari ide-ide dan menuangkannya ke buku gambar tersebut.
Sudah cukup banyak karya gambar yang Hazel hasilkan dan dia simpan untuk ia persembahkan di masa depannya nanti. "Aku pasti bisa dan berhasil suatu saat nanti!" Serunya memegang hasil gambarnya.
Lalu karena hari sudah sangat sore, Hazel membereskan kembali peralatannya kedalam ransel merah kesayangannya.
***
Dua hari lagi sekolah Hazel akan mengadakan perayaan ulang tahun berdirinya senior high school tersebut yang ke-30 tahun. Semua siswa-siswi wajib datang untuk memeriahkan pesta tersebut.
Dan termasuk dengan Hazel, dia juga akan pergi ke pesta tersebut walaupun dirinya sangat enggan untuk bergabung di perayaan itu. Apalagi ia tidak memiliki gaun yang akan ia kenakan kesana nanti.
Ayah Hazel tampak tengah mengumpulkan plastik-plastik sampah yang sudah berada di depan rumah-rumah, lalu setelah selesai terkumpul semuanya, Berto membawanya ke tempat pengumpulan sampah seperti biasanya.
Setelah selesai dari tempat pengumpulan sampah itu, Berto tidak langsung pulang melainkan ia melanjutkan pekerjaan sampingan nya yang sudah ia lakukan hampir satu Minggu ini, yaitu mengumpulkan barang-barang bekas lalu dijual di tempat rongsokan.
Berto sengaja melakukan pekerjaan sampingan tersebut guna bisa mengumpulkan uang untuk membelikan gaun untuk putrinya nanti pergi ke acara sekolahnya.
Hari sudah hampir gelap dan akhirnya Berto pun kembali ke rumahnya namun di perjalanan pulang dia melihat sebuah toko pakaian yang berada di pinggir jalan ia pun memandang sebuah gaun cantik dari balik kaca luar toko.
Ia menatap gaun berwarna merah panjang itu cukup lama, tampak senyuman terukir di bibir pria tua itu membayangkan betapa cantiknya putrinya kelak ketika memakai gaun tersebut.
Ia pun meletakkan gerobak sampahnya ke pinggir lalu ia masuk kedalam toko tersebut. Para karyawan toko itu tampak menatap kedatangan pria tua itu dengan tatapan sinis karena melihat penampilan dan bau tubuh dari pria tua itu yang menurut mereka sangat dekil.
"Permisi nona, saya mau bertanya berapa harga gaun merah yang dipajang disana?" Tanya Berto sembari menunjukkan gaun merah yang dilihatnya tadi.
"Itu gaun terbaru jadi harganya mahal," jawab karyawan wanita itu seolah menganggap jika pria tua di depannya itu tidak mampu untuk membelinya.
"Benarkah? Namun saya hanya mempunyai uang segini," ucap Berto berharap bisa mendapatkan gaun untuk putrinya dengan uang yang didapatkan nya selama satu Minggu ini.
Karyawan wanita itu melihat uang yang berada di tangan pria tua itu dengan tatapan sinis. "Dengan uang segitu mana cukup, sebaiknya anda cari ditempat lain saja." Ketus karyawan wanita itu pergi meninggalkan pria tua itu.
Berto tampak sedih karena uangnya masih belum cukup untuk membelikan putrinya gaun, ia menatap uangnya yang berada di genggaman lalu ia memasukkan nya kembali ke dalam kantong jaketnya.
Berto keluar dan mendorong gerobak sampahnya, namun di tengah perjalanan ia bertemu lagi dengan toko pakaian yang terlihat lebih kecil dibandingkan dengan toko pakaian sebelumnya.
Ia pun meminggirkan gerobaknya lalu masuk kedalam toko tersebut, sambutan saat ia tiba di toko itu sungguh jauh berbeda dengan toko sebelumnya. Di toko ini ia disambut dengan ramah oleh karyawan nya tampa memperdulikan penampilan nya yang terlihat seperti seorang gembel.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" Tanya karyawan wanita itu ramah.
"Saya ingin membelikan Putri saya gaun untuk ia pakai ke pesta di sekolahnya besok namun saya hanya mempunyai uang segini." Ucap Berto mengeluarkan uang recehannya.
"Boleh saya hitung terlebih dahulu uangnya pak?" Ucap karyawan wanita itu ramah.
"Boleh nona," jawab Berto memberikan uangnya untuk dihitung.
Wanita itu mengambil uang tersebut dan menghitungnya. "Baiklah saya akan merekomendasikan gaun yang cocok untuk Putri anda," ucap karyawan wanita itu ketika selesai menghitung jumlah uang itu.
"Terimakasih nona, terimakasih banyak." Ucap Berto berulang kali.
Wanita itu tersenyum menganggukkan kepalanya lalu ia mengambilkan gaun yang akan ia rekomendasikan kepada Berto. Beberapa menit wanita itu membawa tiga gaun dengan warna yang berbeda kepada Berto.
Gaun itu berwarna putih, merah dan biru. "Anda bisa memilih salah satu dari tiga gaun ini tuan," ucap wanita itu.
Mata Berto tertarik pada gaun berwarna merah yang lebih tertutup dibandingkan dengan gaun lainnya selain itu karena warnanya yang cantik dan merupakan warna kesukaan putrinya yaitu merah.
Akhirnya Berto memilih Gaun merah yang panjangnya selutut dan kembang bagian bawahnya serta tangan bajunya yang panjang sampai siku. "Saya pilih gaun yang ini nona," ucap Berto.
"Baiklah tuan tunggu sebentar saya akan membungkus kan untuk anda," ucap wanita itu segera pergi ke kasir dan membungkus kan gaun itu dan lalu menyerahkan nya ke Berto.
Berto tersenyum bahagia, dia kembali berulang kali mengucapkan rasa terimakasih kepada karyawan wanita itu karena telah membantunya mendapatkan gaun untuk putri tercintanya.
Hazel tampak tengah membaca buku tentang kisi-kisi agar bisa lolos dari tes masuk perguruan tinggi idamannya. Setiap hari Hazel pasti akan membaca buku tersebut berulang kali karena dia benar-benar bertekad untuk bisa lolos.
Tidak lama terdengar suara ketukan dari pintu kamar wanita itu. "Iya ayah," seru Hazel beranjak dari duduknya dan membuka pintunya.
"Ada apa ayah?" Tanya Hazel.
"Ayah punya hadiah untuk putri ayah tersayang," ucap Berto.
"Oh ya? Apa itu?" Seru Hazel tersenyum sumringah.
Berto mengeluarkan sebuah paper bag dari belakangnya dan memberikannya kepada Hazel. "Apa ini ayah?" Tanya Hazel.
"Bukalah," ucap ayahnya tersenyum.
Hazel pun membuka paper bag tersebut dan mengeluarkan isinya. Wajah wanita itu tampak sangat senang melihat hadiah dari ayahnya, ia bahkan meloncat-loncat kegirangan dan lalu memeluk ayahnya.
"Terimakasih ayah, Hazel senang sekali." Serunya gembira.
Ayahnya pun turut senang melihat putrinya itu, tidak sia-sia rasanya ia bekerja sampingan selama seminggu ini setelah melihat kebahagiaan putrinya.
"Ayah senang jika kau menyukainya," ucap Berto.
"Hazel sangat menyukainya yah," seru Hazel.
"Kau bisa memakainya untuk pergi ke acara sekolah mu besok," seru Berto.
"Jadi ayah sengaja membelikanku untuk acara sekolah?" Ucap Hazel terharu.
"Hmmm," Berto menganggukkan kepalanya.
"Tapi darimana ayah mendapatkan uang untuk membeli gaun cantik ini?" Tanya Hazel.
"Sudah kau tidak perlu tau, yang penting sekarang kamu mempunyai gaun untuk ke acara sekolah besok," jawab Berto.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments