Tiga hari kemudian,
"APA! Kasusnya ditutup! Apa yang terjadi?" Ucap Ed yang kaget ketika mendapatkan telepon dari kantor polisi dan mengatakan jika kasus kecelakaan Berto telah dihentikan.
Ed yang sedang berada di toko buku miliknya pun segera menelpon istrinya dan meminta istrinya untuk menjaga toko karena dirinya ingin pergi ke kantor polisi.
Ena pun kaget dengan apa yang dikatakan suaminya di telepon. "Bagaimana bisa kasusnya tiba-tiba dihentikan?" Ucap Ena yang sedang berada di luar kamar Hazel.
"Entahlah aku juga tidak tau, bisakah kau menjaga toko sebentar karena masih banyak pelanggan di toko dan
Richard masih di sekolah." Seru Ed.
"Baiklah aku akan kesana sekarang, kebetulan kondisi Hazel juga sedang beristirahat." Jawab Ena.
Hazel yang kala itu berada di belakang pintu kamarnya mendengar semua percakapan antara Ed dan Ena. Hazel mengepalkan tangannya dan air matanya mulai menetes mendengar berita jika kasus yang membunuh ayahnya telah dihentikan.
Ena segera pergi menuju toko buku dan Hazel mengambil jaket kulit berwarna hitam yang tergantung dikamar nya lalu ia segera berlari keluar dari rumahnya.
Beberapa saat kemudian Ena pun tiba di toko. "Akhirnya kau tiba, aku akan segera ke kantor polisi." Ucap Ed.
Ena menganggukkan kepalanya.
Ed pergi ke kantor polisi dengan menggunakan mobil tuanya, satu jam kemudian ia tiba dikantor polisi. Ed segera turun dengan langkah cepatnya memasuki kantor tersebut.
"Bagaimana bisa kasusnya dihentikan? Apa yang terjadi?" Ucap Ed pada polisi yang menangani kasus sahabatnya.
"Maaf tuan kasusnya dihentikan karena kami tidak menemukan plat mobil yang menabrak saudara anda." Jawab polisi itu
"Alasan konyol apa itu? Kalian adalah seorang polisi pasti bisa menemukan pelakunya kecuali jika kalian semua sudah di suap oleh penjahat itu!" Ucap Ed marah mendengar alasan tak masuk akal itu.
"Tolong jaga bicaramu! Ini kantor kepolisian jangan menuduh sembarangan!" Timpal polisi itu yang terpancing emosi mendengar ucapan Ed.
"Justru karena ini kantor kepolisian kalian harus menegakkan keadilan pada masyarakat!" Jawab Ed marah.
Dan terjadilah perdebatan antara Ed dan polisi disana.
Hazel tiba di depan kantor polisi, tangannya terkepal dengan kuat ketika melihat mobil yang menabraknya ayahnya hingga tewas waktu itu. Hazel masuk kedalam kantor tersebut namun langkahnya tiba-tiba terhenti kala mendengar suara keributan di dalam.
Hazel begitu terkejut ketika melihat Ed dihajar oleh beberapa orang anggota polisi, Hazel ingin berlari menolong Ed namun seorang polisi pria menghadangnya dan mendorong tubuh Hazel keluar dari sana.
"UNCLE!!UNCLE!" Teriak Hazel memanggil-manggil Ed yang tampak sudah tersungkur dilantai.
"LEPASKAN AKU!" Hazel memberontak terhadap polisi itu.
"Pergilah nona ini bukan urusanmu!" Ucap polisi tersebut mendorong tubuh Hazel keluar dari kantor.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA PAMANKU?" Teriak Hazel menangis.
"Pamanmu terlalu membangkang jadi dia diberi sedikit pelajaran." Jawab polisi tersebut lalu pergi kembali kedalam.
Hazel menangis karena tidak bisa berbuat apa-apa lalu tidak lama kemudian seorang pria bertubuh tinggi dengan memakai kacamata hitam nya keluar dari kantor polisi bersama dengan beberapa pengawalnya.
Mata Hazel menatap pada pria tersebut karena pria itu berjalan menuju sebuah mobil mewah yang terparkir didepan kantor kepolisian,lalu kemudian pria itu masuk kedalam mobilnya.
Hazel berlari dengan kencang mengejar mobil itu karena mobil itulah yang telah menabrak ayahnya hingga tewas.Hazel terus berlari dan berlari sampai akhirnya dia kehilangan jejak dari mobil tersebut.
"AHH!!" Teriak Hazel marah.
Hazel tersimpuh di jalanan sepi itu dan menangis sejadi-jadinya. "Kenapa nasibku sungguh menderita tuhan! KENAPA!!" Teriaknya.
Derai hujan mulai turun membasahi tubuhnya, air mata dan air hujan menyatu di wajah mungilnya, teriakannya mengalahkan derasnya suara hujan kala itu. Ia sungguh merasa keberuntungan tak pernah berpihak padanya dan hanya kesialan yang ia dapatkan selama ini.
Hazel berpikir jika ia adalah sebuah pembawa kesialan bagi orang-orang disekitarnya, semua orang yang dekat dengannya pasti akan menderita dan sengsara. Kesalahan besar apa yang telah ia lakukan di kehidupan sebelumnya sehingga nasibnya bisa seburuk sekarang.
Hazel berjalan dengan langkah gontainya menyusuri jalanan sepi itu dengan tatapan sayu nya ditengah kegelapan malam dan deraian air hujan yang terus mengguyur tubuhnya. Hazel memeluk jaket tebal yang menutupi tubuhnya saat ini.
Langkah kakinya mulai gemetar menyusuri jalanan panjang itu, Hazel terus melangkah tanpa arah hingga akhirnya ia berhenti dipinggir tebing curam yang di bawahnya terhubung langsung ke lautan, dimana ia dulu pernah kesana bersama dengan seorang pria yang bernama Kenric.
Hazel mengepalkan tangannya ia pun berteriak sekencang-kencangnya mengeluarkan semua amarahnya, ia berpikir jika hidupnya sudah sangat kacau dan tak ada lagi gunanya jika ia hidup di dunia ini.
Bahkan sekarang keluarga Ed turut tertimpa kesialan karena dirinya, dimana ia menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang itu menghajarnya di kantor kepolisian.
Langkah kaki Hazel gemetar berjalan kearah ujung tebing curam itu, ia melihat kearah bawah tebing yang sangat tinggi itu dimana deburan ombak menabrak dinding tebing tersebut.
Hazel memejamkan matanya."Aku lelah ayah,ibu. Biarkan aku pergi bersama kalian dan kita berkumpul bersama di atas sana." Gumamnya.
BYURR
Hazel melompat kebawah lautan dalam itu, tubuhnya terbenam di dalam sana dan tak ada seorangpun disana sehingga tak ada yang menolongnya.
***
"Lain kali kau harus berhati-hati dengan sikapmu, jangan sampai merusak nama baik Daddy sebagai seorang Gubernur," ucap seorang pria paruh baya yang sedang berbicara dengan putranya via telepon.
"Iya dad, lagipula aku hanya menabrak seorang pemulung saja, tidak akan sampai tercium media." Jawab pria itu.
"Kau kembali ke Amerika malam ini juga, jika tidak semua kartumu akan Daddy blokir." Ucap pria paruh baya itu.
"Ck, Daddy selalu saja menggunakan kelemahan ku," ucapnya.
"Jika kau terus disana tidak tau berapa banyak masalah lagi yang akan kau lakukan," kata pria paruh baya itu.
Akhirnya pria paruh baya itu mematikan sambungan telponnya. seorang pria muda tadi tampak mengambil sebotol wine yang berada di lemari dapurnya lalu ia meneguknya dan kemudian pria tersebut tampak tersenyum lebar.
***
Sedangkan ditempat lain Ed tampak terbaring di salah satu bansal rumah sakit, wajahnya babak belur karena pukulan dari beberapa polisi tadi. Richard dan Ena berlari masuk kedalam ruangan dimana Ed berada saat ini.
"Sayang apa yang terjadi? kenapa kau bisa sampai seperti ini?" Tanya Ena yang tak bisa menyembunyikan raut kekhawatiran nya.
"Para polisi itu bekerjasama dengan pelaku untuk menutup kasus Berto." Jawab Ed pelan karena sudut bibirnya terluka.
"Mereka sungguh kejam sekali," Ucap Ena mulai meneteskan air matanya.
Richard memegang bahu ibunya mencoba menenangkannya. Mereka bertiga belum mengetahui perginya Hazel dari rumah karena mereka langsung menuju rumah sakit sebelumnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments