Pemuda Baik Hati

"Sudah berapa lama paman bekerja?" Tanya anak muda itu sembari menarik gerobak sampah.

"Semenjak putriku lahir, dan sekarang umurnya sudah 17 tahun." Berto tersenyum membicarakan putri tersayangnya.

"Oh ya? Berarti putri paman sekarang kelas XI tahun ini?" Tanya pemuda itu.

"Tidak, dia sekarang kelas XII karena dia anak yang cerdas jadi dia mendapatkan kesempatan lebih dulu satu tahun kelas dari teman sepantaran nya." Jawab Berto tersenyum senang setiap kali membicarakan putrinya kepada orang lain, karena dia benar-benar sangat menyayangi anak tunggalnya itu.

"Wow, paman pasti bangga sekali padanya." Seru pria itu.

"Dia merupakan harta paman yang paling berharga, terkadang paman merasa sangat bersalah karena tidak bisa memenuhi kebutuhannya seperti anak lainnya." Ucap Berto sendu.

"Aku yakin pasti putrimu sangat bangga memiliki ayah yang hebat seperti paman ini." Seru pria itu memberikan pujian kepada pria tua disampingnya.

Berto tersenyum mendengarnya. Tidak lama mereka pun sampai. "Terimakasih nak, maafkan paman karena bajumu jadi kotor dan bau." Ucap Berto merasa bersalah.

Anak muda itu tersenyum. "Sudah, tidak apa-apa paman," jawabnya.

Lalu anak muda itu berpamitan kepada Berto, setelah itu ia pun pergi menuju motornya tadi dan kembali melanjutkan perjalanannya.

"Tidak ku sangka ternyata masih ada anak muda yang baik hati seperti dia." Gumam Berto melihat kepergian anak muda tadi.

***

Matahari pagi masuk melalui sela-sela jendela kamar hingga membuat seorang gadis cantik berambut panjang mengerjapkan matanya lantaran silaunya sinar itu.

Hazel bangun dari tempat tidurnya, lalu kemudian ia mencuci mukanya, setelah itu ia pergi keluar dari dalam kamarnya. "Selamat pagi ayah," seru Hazel menghampiri ayahnya yang sedang menyajikan sarapan pagi untuk mereka berdua.

"Pagi tuan putri, selamat weekend." balas Berto.

"Ayah nanti Hazel mau pergi ke toko buku uncle Ed ya, soalnya tes masuk ke universitas MI akan dibuka sebentar lagi." Ucap Hazel.

"Iya sayang, belajar yang rajin agar mimpi kamu menjadi seorang arsitek terkenal bisa terwujud," ucap Berto.

"Siap ayah, suatu saat nanti Hazel akan membuatkan gedung yang sangat besar dan tinggi untuk ayah dan momi." Serunya.

Berto hanya tersenyum mendengar impian putrinya itu, dia berharap impian putrinya itu bisa terwujud suatu saat nanti.

Pukul sepuluh pagi setelah selesai bersiap, Hazel pergi menuju toko buku favoritnya karena disana ia bisa meminjam buku sepuasnya dan membawanya pulang tanpa harus membelinya terlebih dahulu.

Walaupun toko buku itu tidak terlalu besar seperti toko buku lainnya, namun buku-buku disana tidak kalah lengkapnya dengan toko buku lainnya.

Karena pemilik toko buku itu merupakan teman akrab ayahnya, maka dari itu pemilik toko itu mengizinkan Hazel membaca buku sepuasnya disana.

Ed juga mempunyai putra yang bernama Richard seumuran dengan Hazel, Hazel dan Richard berteman dekat apalagi mereka selalu satu sekolah dulu, namun semenjak Hazel pindah ke sekolah elit membuat mereka jadi jarang ketemu kalau bukan hari weekend di toko.

"Haii uncle!" Sapa Hazel dengan ceria seperti biasanya.

"Haii gadis cantik! Kau akan menghabiskan waktu weekend mu disini seperti biasanya lagi?" Ucap Ed.

"Exactly uncle! Tidak ada yang lebih menarik diluar sana dibandingkan dengan buku-buku disini." Jawab Hazel tersenyum.

"Oh ya uncle, dimana Ricard? Apa dia tidak membantu uncle di toko hari ini?" Tanya Hazel yang tak melihat keberadaan Richard karena pria itu selalu membantu di toko jika hari weekend.

"Dia uncle perintahkan mengambil pesanan di pasar." Jawab Ed.

"Carilah buku yang kau mau nak." Lanjutnya.

"Apakah buku bimbingan untuk masuk ke universitas MI sudah ada uncle?" Tanya Hazel.

"Oh ya uncle hampir lupa, kau tenang saja uncle sudah menyimpan nya satu untukmu nak," jawab Ed mengambil sebuah buku di dalam lacinya.

"Oh my god, thank you so much uncle." Seru Hazel excited mengambil buku yang diberikan Ed kepadanya.

"Belajar yang rajin agar kau bisa lolos seleksi nanti." Seru Ed.

"Siap uncle, uncle tenang saja, Hazel sang perkasa ini pasti akan lolos." Jawab Hazel menegakkan badannya seolah seperti seorang yang sangat gagah.

Ed tertawa melihat tingkah lucu Hazel itu.

Lalu Hazel pun duduk di salah satu meja yang sudah disiapkan disana untuk para pengunjung membaca.

Hazel tampak serius membaca dan mencermati buku panduan itu. Lembar demi lembar ia buka dengan saksama seolah tidak ingin jika sampai ada yang terlewatkan.

Dorrr

Tiba-tiba seseorang datang mengejutkannya dari belakang. "Richard, kau mau membuatku terkena serangan jantung di usia dini." Gerutu Hazel kepada Richard.

"Heii mata empat, tidak mungkin wanita perkasa sepertimu diserang penyakit." Ejek Richard duduk didepan Hazel.

"Diam kau anak mami!" Seru Hazel sembari menunjuk kearah Richard namun pria itu melihat sebuah lebam ditangan Hazel yang sedikit tersingkap.

Richard mengerutkan keningnya dan langsung memegang tangan Hazel dan melihat lebam itu. Hazel pun langsung menarik kembali tangannya karena takut Richard mengetahui lukanya yang lain.

Richard sudah mengetahui jika Hazel mendapat perlakuan buruk di sekolah barunya itu namun Richard tidak mengetahui seburuk apa perlakuan yang didapatkan Hazel disana.

Ia berpikir jika Hazel hanya mendapatkan ejekan saja dan tidak tau jika Hazel juga mendapatkan siksaan fisik dari orang-orang di sekolahnya. "Siapa yang melakukan itu padamu?" Tanya Richard dengan wajah serius.

"Bukan siapa-siapa, tadi malam aku memasak mie dan tidak sengaja terkena pancinya." Jawab Hazel Berbohong.

"Kau ini selalu saja ceroboh, hanya memasak mie saja kau sudah lebam seperti itu." Seru Richard.

"Sepertinya dapur memang bukan tempat yang cocok untukku," balas Hazel terkekeh kecil.

"Satu-satunya tempat yang cocok untukmu ya hanya toko ini," timpal Richard.

"Sudah sana, jangan mengangguku." Ucap Hazel.

"Baiklah, aku akan membantu ayah di kasir, semangat wanita perkasa." Seru Richard mengacak rambut Hazel lalu pergi.

Hazel kembali melanjutkan membaca bukunya, dia menghabiskan waktu seharian itu disana tanpa rasa bosan sama sekali, karena hobi yang sangat dia suka yaitu membaca dan belajar.

Berapa menit kemudian Richard kembali mendatangi meja tempat duduk Hazel dengan membawakan minuman beserta cemilan untuk sahabatnya itu. "Wow, terimakasih sang dermawan." Seru Hazel ketika Richard meletakkan cemilan tersebut diatas meja.

"Kau memang merepotkan Zel," ucap Richard mengambil satu cemilan itu.

"Hei, kau jangan memakan cemilanku Richard." Gerutu Hazel mengambil piring berisi cemilan itu.

"Dasar peliit, seharusnya aku tidak mengantarkan makanan ini kepadamu." Balas Richard.

"Lakukan saja jika kau ingin mendapatkan bogeman mentah dari uncle Ed dan aunty Ena," ucap Hazel mengulurkan lidahnya.

"Ck, memang aku tidak bisa berbuat apa-apa terhadap gadis perkasa sepertimu." Seru Richard kembali membantu ayahnya di kasir.

Hazel terkekeh kecil melihat kepasrahan Richard, karena uncle ed dan istrinya memang sangat menyayangi Hazel layaknya putri mereka sendiri.

Tidak terasa hari sudah sore dan toko milik Ed pun akan segera tutup, Richard kembali lagi mendatangi wanita yang tampak sangat fokus dengan buku yang dibacanya sampai-sampai lupa akan waktu. "Hei nona, kau ingin tidur disini?" Ucap Richard mengetuk meja Hazel dengan jarinya.

Hazel mendongakkan kepalanya. "Apakah sudah sore?" Tanya Hazel dengan polosnya.

Richard mengarahkan tunjuk nya kearah kaca yang berada disana samping Hazel. "Kau lihat sendiri?" Tunjuk Richard.

Hazel melihat kaca yang berada disampingnya sembari membenarkan letak kacamata besarnya. Lalu ia pun akhirnya berpamitan kepada Ed dan Richard untuk segera pulang kerumah.

Ed memberikan bingkisan makanan dari istrinya kepada Hazel sebelum dia pulang, Hazel berjalan dengan perasaan senang sembari memegang kantong plastik yang berisi makanan tersebut.

Dia terlihat sangat menikmati waktu weekend nya. Hazel bersenandung mengisi langkah demi langkah jalan yang ia lewati. Namun diperjalanan dia tiba-tiba melihat anak kucing yang terjebak diatas pohon.

Rasa kemanusiaan Hazel yang tinggi pun dengan segera menolong anak kucing tersebut. Hazel mencari-cari tangga atau sesuatu yang bisa membantu dia untuk naik ke atas pohon yang tidak terlalu tinggi itu.

Bersambung

Untuk Visualnya Nanti ya Ges🤗

Terpopuler

Comments

Ririn Santi

Ririn Santi

gadis ceria yg malang

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Hazel Gabriella Ryder
2 Hanya Diam
3 Pemuda Baik Hati
4 Bertemu Pria itu Lagi!
5 New Dress
6 Pergi ke perayaan yang berakhir memilukan!
7 Ikut Bersamanya
8 Festival Malam
9 Memiliki Senyuman yang Manis
10 Nasib yang Malang
11 GAGAL!
12 Sebuah Insiden Tak Terduga!
13 Hari TERSIAL!
14 Kantor Polisi
15 Mimpi Buruk!
16 Putus Asa!
17 Delapan tahun kemudian
18 Bertemu kembali setelah sekian lama
19 Kenric Geraldo Grey
20 Penjara bawah Tanah
21 Hamil?
22 Latar Belakang Most
23 Mencapai Kesepakatan
24 Pergi ke Club
25 Keributan di Club
26 Mulai Tertarik
27 Siapa wanita itu?
28 Trauma!
29 Merindukannya
30 Markas the devil's
31 Serangan Dadakan
32 Pertengkaran di Toilet
33 Cemburu?
34 Identitas asli terungkap!
35 Menahan hasrat
36 Menyelamatkan Hazel
37 Mengantarkan pulang
38 Datang ke perusahaannya
39 Pesta Amal
40 Robbie Menghilang!
41 Kemarahan Kenric
42 Menahan Hazel
43 Hati yang sedingin kutub
44 Pergi Menemui Josephine
45 Malam yang Hangat
46 Ketulusan Kenric
47 Perubahan sikap Hazel
48 Informasi tentang Robbie
49 Dendam yang Begitu Dalam
50 Asisten yang Setia
51 Obrolan malam
52 Ketakutan Hailey
53 Cinta yang membara
54 Mempunyai Tujuan Khusus
55 Serangan Mendadak
56 Kau Milikku!
57 Akhirnya Terungkap
58 Kepanikan Most dan Lili
59 Kepanikan Kenric
60 Jiwa yang Hancur
61 Pingsan
62 Bertemu Kembali
63 Secercah Harapan
64 Hukuman Untuk Beck!
65 Kedatangan Arabella
66 Rasa Nyaman
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Hazel Gabriella Ryder
2
Hanya Diam
3
Pemuda Baik Hati
4
Bertemu Pria itu Lagi!
5
New Dress
6
Pergi ke perayaan yang berakhir memilukan!
7
Ikut Bersamanya
8
Festival Malam
9
Memiliki Senyuman yang Manis
10
Nasib yang Malang
11
GAGAL!
12
Sebuah Insiden Tak Terduga!
13
Hari TERSIAL!
14
Kantor Polisi
15
Mimpi Buruk!
16
Putus Asa!
17
Delapan tahun kemudian
18
Bertemu kembali setelah sekian lama
19
Kenric Geraldo Grey
20
Penjara bawah Tanah
21
Hamil?
22
Latar Belakang Most
23
Mencapai Kesepakatan
24
Pergi ke Club
25
Keributan di Club
26
Mulai Tertarik
27
Siapa wanita itu?
28
Trauma!
29
Merindukannya
30
Markas the devil's
31
Serangan Dadakan
32
Pertengkaran di Toilet
33
Cemburu?
34
Identitas asli terungkap!
35
Menahan hasrat
36
Menyelamatkan Hazel
37
Mengantarkan pulang
38
Datang ke perusahaannya
39
Pesta Amal
40
Robbie Menghilang!
41
Kemarahan Kenric
42
Menahan Hazel
43
Hati yang sedingin kutub
44
Pergi Menemui Josephine
45
Malam yang Hangat
46
Ketulusan Kenric
47
Perubahan sikap Hazel
48
Informasi tentang Robbie
49
Dendam yang Begitu Dalam
50
Asisten yang Setia
51
Obrolan malam
52
Ketakutan Hailey
53
Cinta yang membara
54
Mempunyai Tujuan Khusus
55
Serangan Mendadak
56
Kau Milikku!
57
Akhirnya Terungkap
58
Kepanikan Most dan Lili
59
Kepanikan Kenric
60
Jiwa yang Hancur
61
Pingsan
62
Bertemu Kembali
63
Secercah Harapan
64
Hukuman Untuk Beck!
65
Kedatangan Arabella
66
Rasa Nyaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!