Diana, Rara dan Via sangat ketakutan. Bagaimana mungkin Clovis bisa mengikutinya.
"Ma...Maaf Tuan, Kami..." Rara menundukkan kepalanya.
"Pilihan kalian hanya dua. Pertama jangan menyebarkan gosip apapun atau yang kedua Aku sendiri yang akan mengembalikan kalian ke kampus kalian. Aku pastikan hukuman paling ringan bagi kalian adalah Drop Out" Suara Clovis terdengar lebih mengancam daripada memberi peringatan. Diana, Rara dan Via tidak berani menatapnya, badan mereka terlihat bergetar.
"Maafkan Kami Tuan, Kami pastikan tidak akan ada gosip apapun yang keluar dari mulut Kami" Diana memberanikan diri untuk meminta maaf kepada Clovis.
"Aku tidak akan mencari orang lain saat gosip itu menyebar. Kalian orang pertama yang akan Aku cari" Clovis melawati Diana, Rara dan Via. Mereka belum berani mengangkat kepalanya sampai suara sepatu itu lenyap dari pendengarannya.
"Kenapa Kita bisa bermasalah dengan orang seperti itu? Aku takut" Rara terlihat menahan air matanya.
"Bagaimana kalau dia memecat abang ku juga. Bagaimana nasib keluarga Kami?"
"Tenanglah, Kita harus menjaga rahasia ini dengan aman. Tidak akan ada yang mengetahui berita ini kalau Kita tutup mulut"
"Aku ingin pulang" Rara tidak kuasa menahan air matanya.
"Itu ide bagus, lebih baik Kita tidak bertemu dengan orang banyak daripada Kita membocorkan rahasia ini" Diana, Rara dan Via pergi menuju loby Mall.
Esok hari, mereka kembali melakukan aktivitas biasa. Mereka datang ke kantor pagi sekali. Mereka tidak ingin bertemu dengan Clovis.
"Tumben kalian datang sepagi ini?" Tomi menghampiri Diana, Via dan Rara yang sedang sarapan di kantin.
"Emm Kita sengaja karena belum sarapan, iya kan?" Via melihat ke arah Diana dan Rara.
Dari kejauh beberapa orang memberikan hormat dengan menundukkan kepalanya, "Ada siapa?" Rara mencari celah untuk mengetahui apa yang terjadi.
"Oh, itu ada Tuan Clovis" Tomi duduk di samping Diana.
"Tu...Tuan Clovis? Kenapa dia kemari? Ada apa?" Via nampak ketakutan.
"Loh ini kan perusahaan miliknya, bebas lah dia mau kemana" Tomi dengan santai meminum cappucino yang telah dipesan.
Setelah Clovis hilang dari pandangannya tiba-tiba Diana, Via dan Rara mendengar beberapa karyawan berbicara "Romantis sekali Tuan Clovis, dia membuatkan cincin khusus sahabatnya"
"Kamu benar, Aku seharusnya menjadi sahabatnya sejak dulu, mungkin saat ini Aku sudah menjadi istrinya"
"Gila lo, Tuan Clovis juga pilih-pilih kali. Masa dia mau sama lo"
"Beruntung sekali sahabat Tuan Clovis, malah Aku dengar sebentar lagi dia akan bertunangan"
Diana, Via dan Rara membelalakkan matanya, "Ke...Kenapa mereka tau?"
"Lo nggak memberitahu siapapun kan?" Rara melihat Via.
"Nggak lah, cari mati lo"
"Di, bukan lo kan?"
"Mana berani Gue. Jangan-jangan lo Ra?"
"Ih gila lo, Gue nggak seberani itu"
"Tunggu tunggu, apa yang kalian bicarakan? Memangnya kalian punya rahasia apa?"
"Hmm itu... Itu..."
"Udahlah, nggak penting juga lo tau. Kalo lo tau itu bukan rahasia lagi"
"Dan habislah rawayat Kita. Bagaimana ini?" Via nampak ketakutan.
"Mungkin mereka juga melihatnya sendiri, sama seperti Kita"
"Tapi lo ingat kan gimana dia mengancam Kita?"
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan, semua orang kembali ke ruangannya masing-masing. Diana dan Via sudah berada di ruangannya, tiba-tiba dia mendengar Shella membicarakan kabar Clovis yang romantis.
"Kak, dari mana kalian mengetahui kabar itu? Mungkin, mungkin saja kan kabar itu tidak benar" Diana menghampiri Shella.
"Tidak mungkin, kabar tersebut sudah menyebar ke seluruh karyawan kantor. Bahkan scurity pun mengetahuinya" Diana dan Via membelalakkan matanya.
"Tidak mungkin..."
Tiba-tiba telpon di ruangan tersebut berdering, Shella mengangkat telpon nya. "Hallo... Baiklah..."
"Kalian dipanggil ke ruangan Tuan Clovis"
"APAAA...???"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Onie Lestary
wkwkwkwkwk
2023-01-16
0
linahamix
mati, singa ngamuk brow🤣🤣🤣
2021-10-20
0
Ndhe Nii
ngakakkk. . beneran pingsan berjamaah dehhh 🤣😍😍
2021-10-10
0