Diana menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur miliknya. Serasa mendapatkan kenyamanan ia pun memejamkan matanya.
Namun tiba-tiba ponselnya berdering menandakan adanya panggilan masuk. Dengan malas Diana melihat layar handphone yang retak tersebut. Matanya membulat saat melihat nama “DADDY” di layar handphone nya.
Dengan ragu dia menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan benda pipih tersebut di telinganya.
“Da…Daddy”
“Diana, syukurlah Kamu mengangkat telpon Daddy. Kamu dimana nak?” Suara barinton di seberang ponsel terdengar cemas.
“Diana… Diana masih belum mau pulang Daddy." Diana menggelengkan kepalanya.
“Tidak apa, tapi biarkan Kami menemuimu nak. Mommy mu sangat
merindukanmu." Seseorang yang merupakan Ayah Diana itu terdengar memelas.
“Tapi Diana tidak mau dijodohkan." Diana tampak keukeuh.
“Apa Kamu tidak merindukan Kami?”
Seketika air mata Diana membasahi pipinya. Diana sangat merindukan mereka, namun dia benar-benar tidak ingin dijodohkan.
“Diana ingin berbicara dengan Mommy." Diana memelankan suaranya.
“Sayang, pulanglah nak. Jangan meninggalkan Mommy seperti ini." Terdengar suara seorang perempuan paruh baya tersebut tengah bersedih.
“Mommy… Maafkan Diana. Setelah Diana lulus kuliah, Diana janji akan kembali ke Jerman bersama kalian." Diana tampak sedih.
Saat ini keluarga Diana menetap di Jerman untuk mengurus perusahaan mereka. Diana memutuskan untuk meninggalkan Jerman dua tahun lalu setelah tidak sengaja mendengar rencana pernikahan yang akan digelar oleh Diana dan salah satu kolega Ayahnya. Diana menolak keras ketika membayangkan kolega Ayahnya yang sudah tidak muda lagi.
Tuan Alexander memang masih terlihat muda dan tampan di usianya yang sudah berkepala empat. Namun mungkin saja itu tidak berlaku bagi rekannya. Mengingat hal itu membuat Diana nekad dengan meninggalkan orangtuanya dan kembali ke Indonesia, kampung halaman Ibunya. Diana menghampiri sang Nenek dan tentu saja
neneknya menyambut Diana dengan sangat gembira.
Sebetulnya Tuan dan Nyonya alexander sudah mengetahui keberadaan Diana, namun mereka hanya memperhatikan dari jauh karena tidak ingin membuat Diana kembali menginggalkan tempat persembunyiannya.
“Baiklah jika itu keinginanmu. Jaga dirimu baik-baik. Kami akan sangat bahagia jika Kamu memutuskan untuk kembali bersama Kami” Suara tersebut terdengar sangat lembut dan menenangkan hati Diana.
"Iya Mommy." Diana mengakhiri panggilannya dengan air mata yang masih membasahi pipinya.
“Aku juga merindukan Kalian, bahkan sangat rindu.” Diana menatap
beberapa gambar Ayah dan Ibunya yang dia simpan di galeri ponsel miliknya.
Pagi hari Diana sudah bersiap dengan menggunakan pakaian formal
milkinya. Rara dan Via menghampirinya seperti biasa.
“Are you ready guys?” Diana menghampiri kedua sahabatnya.
“Ayolah Di, gue nggak mau diajak kebut-kebutan kaya hari kemarin” Rara menarik lengan Diana.
“Tenanglah Ra, baru jam 06.30, Kita masih mempunyai waktu satu
setengah jam lagi” Diana memeluk sahabatnya itu.
Sesampainya di perusahaan QJ mereka memasuki ruangan masing-masing. Kali ini Tomi sudah sampai di ruangannya lebih dulu.
“Selamat pagi Kak Shella” Diana menyapa seniornya itu.
“Iya selamat pagi Diana” Shella menyambut hangat Diana namun tidak dengan Via.
Diana menyenggol lengan Via namun Via hanya menganggukkan kepalanya.
“Hari ini Kita mempunyai tugas khusus yaitu membuatkan desain cincin pertunangan.” Shella menjelaskan.
“Apakah Pak Clovis akan bertunangan?” Rara langsung menutup mulutnya.
“Tidak, ini cincin untuk pertunangan sahabatnya. Jadi kita harus
membuatkan desain khusus, desain yang tidak pernah ada di dunia ini. Ayo tim, Kita kerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat”
Tim yang terdiri dari sembilang orang itu menganggukkan kepalanya. Mereka mulai membagi tugas dan mengerjakan bagiannya masing-masing.
Jam istirahat tiba, Diana, Via, Rara dan Tio mendatangi kantin.
“Apa seperti ini bekerja? Kenapa melelahkan sekali.” Rara meregangkan ototnya.
“Tapi ini menyenangkan Ra. Aku suka ketika melihat desain setengah jadi milik Kita. Sepertinya itu akan menjadi cincin pertunangan yang paling indah. Beruntung sekali perempuan itu mendapatkan calon
suami yang sangat perhatian seperti ini.” Diana menerawang mengingat kembali desain yang ia buat. Dia menuangkan semua idenya dalam desain tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
🎯™SuhaedahE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
enak jadi orang kaya mau beli cincin tunangan aja harus pesennya yang lain daripada yang lain...🤭🤭😄😄
2021-02-03
1
eskrim❤️
nama yg kau pilih bagus thorr... jarang d pake ama author.lain ... CLoVIs
2020-12-24
3
eskrim❤️
nama yg kau pilih bagus thorr... jarang d pake ama author.lain ... CLoVIs
2020-12-24
13